Total Tayangan Halaman

Translate

Sabtu, 25 Agustus 2012

Michael Schumacher Menuju Kemenangan Ke-92-nya di Spa Francorchamps

Sebulan lamanya deru hingar bingar Formula One sejenak terhenti walau berbagai kisah dari dunia balap paling spektakuler sedunia ini tetap berlangsung, tapi bagi penggemar F1 dan pelaku F1 sendiri tentunya yang paling berharga adalah pertarungan di sirkuit. Untungnya penantian itu akan segera berakhir. Seminggu lagi, tepatnya tanggal 2 September 2012, para pecinta dan pelaku F1 akan kembali berdenyut dan kali ini sirkuit Spa Francorchamps, Belgia yang mendapatkan kehormatan sebagai panggung utama bagi para bintang F1 memperlihatkan pesona mereka setelah sebulan lamanya mereka beristirahat, merevisi ulang kekuatan dan semangat tempur mereka. Hal yang benar-benar patut dinanti oleh para penggemar dunia balap jet darat.

Spa Francorchamps bukan hanya sirkuit kecintaan para pebalap F1 di mana kebanyakan pebalap F1 mengaku Spa Francorchamps merupakan salah satu sirkuit terbaik di dunia. Perpaduan antara keindahan pemandangan alam khas Eropa Barat dengan lay out sirkuit yang bukan hanya mampu memacu adrenalin tapi juga menguras seluruh skill individu para pebalap itu sendiri. Tapi bagi penggemar Michael Schumacher, Spa Francorchamps tentunya amat berkesan terlebih bagi sang juara dunia tujuh kali ini sendiri. 

Ada banyak kisah heroik dan manis bagi Michael Schumacher di sirkuit kebanggaan publik Belgia ini. Debut pertamanya, kemenangan pertamanya, gelar dunia dan berbagai kemenangan manis direngkuhnya di sirkuit ini. Tak heran bila Michael Schumacher mentahbiskan sirkuit Spa Francorchamps ini bagaikan "ruang tamu-nya" dan merupakan sirkuit nomor satu di dunia baginya.

Tahun ini Spa Francorchamps pun bersiap menjadi pelaku dan saksi sejarah baru bagi seorang Michael Schumacher. Tahun lalu di saat penampilannya tak terlalu mengesankan, Spa Francorchamps bagaikan titik balik bagi Schumi yang menandakan dua puluh tahun keikutsertaannya di balap F1. Sejak balapan di Belgia, perolehan poin Michael di paruh kedua musim balap tahun lalu melesat bahkan hampir mengungguli rekan setimnya. Tahun ini, Michael kembali berniat mengukir kembali kenangan manisnya bersama sirkuit Spa Francorchamps terlebih balapan di Belgia pekan depan akan menandai keikutsertaannya dalam balap F1 yang ke-300. Tak heran bila Michael berharap untuk tampil mengesankan di GP Belgia pekan depan.

Tahun lalu, Mercedes berhasil mengejewantahkan harapan Michael untuk tampil spektakuler di peringatan 20 tahun kiprahnya dalam dunia balap F1. Tahun ini Michael berharap Mercedes bisa kembali memenuhi harapannya itu dalam peringatan GP ke-300-nya. Bukan harapan kosong sebenarnnya, mengingat tipe high speed dari sirkuit Spa Francorchamps ini seharusnya amat cocok dengan mesin Mercedes.

"The fact that I will also take part in my 300th grand prix at Spa was somehow almost inevitable and we will have to celebrate it in the right way. I'm proud to be just the second driver in the history of the sport to reach this milestone and there's no question that we are looking to have a particularly nice weekend", ujar juara dunia tujuh kali ini seperti dilansir dari Autosport.

"We delivered a good performance in Spa last year; I'll be doing everything possible to drive a strong race," tegasnya.

Tahun ini meski penampilan Michael masih tak secemerlang seperti aksinya di babak pertama karir F1-nya, namun dengan finish ketiga yang diraihnya di GP Eropa, Valencia ditambah performa tim Mercedes yang sebenarnya jauh lebih baik dibanding dua tahun sebelumnya, meski di beberapa balapan terakhir performa Mercedes merosot jauh, semoga saja dengan masa cuti sebulan telah memberikan suntikan semangat baru bagi tim pabrikan asal Jerman yang bermarkas di Inggris ini sehingga mampu melakukan pengembangan dan terobosan baru di balapan GP Belgia nanti. 

Dua tahun terakhir ini kiprah Michael Schumacher memang tak terlalu cemerlang sehingga membuat pebalap-pebalap muda termasuk Sebastian Vettel mulai meremehkannya, tapi Michael Schumacher tetaplah Michael Schumacher. Sebagai seorang pejuang tulen, Michael Schumacher tak pernah berhenti kehilangan semangat juangnya. Asalkan timnya, Mercedes mampu memberikan senjata yang tepat maka dunia akan melihat kembali aksi memukau ayah dua orang anak ini.

Sebagai seorang penggemarnya, aku sendiri tak pernah berhenti berharap bahwa kilau bintang pujaan ini akan bersinar kembali seperti pertama kali ia memukauku dengan aksi spektakulernya. Dan kuharap Spa Francorchamps bersedia kembali menjadi panggung yang mampu memperlihatkan kilau bintang besar ini dan bila saja Mercedes mampu memberikan tunggangan sebaik saat di GP China (untuk Nico Rosberg, rekan setim Michael Schumacher), bukannya tak mungkin Spa Francorchamps akan kembali menorehkan sejarah baru bagi Michael Schumacher untuk meraih kemenangan ke-92-nya.

Jumat, 17 Agustus 2012

Merdeka ... atau ... mati?!

Tujuh belas Agustus, tanggal keramat bagi bangsa Indonesia. Rasanya aneh bila sebagai bagian dari rakyat Indonesia tak mengetahui tanggal bersejarah ini, terlebih biasanya jauh-jauh hari gema momen Agustus-an sudah berdengung sebelum tanggal Tujuh Belas itu sendiri, meski tahun ini gemanya tak seramai tahun-tahun sebelumnya mengingat tahun ini Tujuh Belas Agustus bertepatan dengan Ramadhan dan hanya berjarak beberapa hari saja menjelang Hari Raya Idul Fitri, sehingga kebanyakan anak bangsa lebih sibuk menyiapkan momen Idul Fitri.

Unik juga sebenarnya, mengingat bagi umat muslim, Idul Fitri berarti hari kemenangan, pas sekali dengan makna dari tanggal Tujuh Belas Agustus itu bagi bangsa Indonesia sebagai hari yang menandai kemerdekaan bangsa Indonesia yang artinya juga merupakan hari kemenangan. Kemenangan bangsa Indonesia dalam upaya panjangnya merebut kemerdekaan dari penjajahan bangsa asing. Kemenangan bangsa ini dalam memperjuangkan harkat martabat bangsa ini sebagai negeri baru yang berdaulat. Kemenangan bangsa ini dalam meraih entitas baru sebagai bangsa merdeka yang memiliki hak sama tinggi dengan bangsa-bangsa lain. Dengan status baru sebagai negara merdeka, maka Indonesia memiliki kebanggaan untuk berdiri sejajar sama tinggi dengan bangsa-bangsa merdeka lainnya.

Enam puluh tujuh tahun sudah berlalu sejak Indonesia mengumandangkan kemerdekaannya ke seluruh dunia. Enam puluh tujuh tahun lalu Indonesia sempat mengguncang dunia. Sebuah negeri kecil di belahan Khatulistiwa yang begitu berani menetapkan garis hidup mereka sendiri. Berani memperjuangkan legalitasnya untuk hidup setara dengan bangsa lain sebagai bangsa merdeka. Berani menjadi pionir bagi negeri-negeri jajahan lain dalam memperjuangkan hak mereka sebagai manusia merdeka. Indonesia kala itu memang merupakan negeri impian. Indonesia, sang jamrud Khatulistiwa menyebarkan aroma semerbak ke seluruh penjuru dunia. Negeri indah, kaya raya, yang selama ratusan tahun tak berdaya melawan raksasa imperialis namun  memiliki tekad baja seperti Daud melawan Goliath. Indonesia menjelma menjadi legenda kepahlawanan yang membuat bangsa-bangsa lain berani berjuang membebaskan diri dari cengkeraman imperialis.

Merdeka. Kata berjuta makna yang dipekikkan bangsa ini enam puluh tujuh tahun lalu dengan rasa penuh haru. Impian yang menjadi nyata. Sebagai negara merdeka, Indonesia memiliki nilai sama dengan bangsa lain. Memiliki hak yang sama dengan bangsa lain sebagai negara merdeka. Itulah impian dari bangsa ini saat memproklamirkan kemerdekaannya enam puluh tujuh tahun lampau. Ironisnya, kata 'merdeka' itu masih tetap menjadi impian bagi negeri ini sekalipun sudah enam puluh tujuh tahun lamanya menyatakan diri sebagai negara merdeka.

Lantas apakah itu merdeka? Menjelang usianya yang ke-enam puluh tujuh, Indonesia yang dulu merupakan negeri impian dengan keberaniannya dalam memperjuangkan haknya sebagai manusia merdeka seperti para penjajahnya, kini bagaikan macan ompong dengan sejuta problem nasional yang sepertinya kian hari kian menumpuk bahkan keutuhan negeri ini yang terkenal dengan jajaran pulaunya dari Sabang sampai Merauke terancam terkoyak. Merdeka yang dulu dengan penuh kebanggaan dipekikkan bangsa ini kini bagaikan kata tanpa arti bagi jutaan anak bangsa ini yang masih mengais asa di bumi merdeka ini? Nyatanya pula kemerdekaan kini hanya tinggal jargon kosong. Lagu Hari Merdeka yang merupakan lagu wajib setiap perayaan Tujuh Belas Agustus pun tak lagi terasa keindahan dan kedalaman makna syairnya. Merdeka rupanya hanyalah kalimat mantera yang sejak dulu senantiasa membuai bangsa ini karena nyatanya negeri ini masih saja terjajah. Diperbudak oleh kerakusan, kearoganan, kemunafikan, kepicikan yang sebenarnya merupakan sifat dasar dari manusia. Sayang memang, enam puluh tujuh tahun lalu, para pendiri bangsa ini dengan kebesaran hati mereka bersatu padu memperjuangkan kemerdekaan negeri ini dari cengkeraman imperialis, namun sedihnya ternyata musuh utama bukanlah raksasa imperialis itu tapi hati manusia bangsa ini sendiri. Raksasa imperialis berhasil dihancurkan, tapi malangnya musuh utama bangsa ini yakni setan kekuasaan tetap membelit negeri ini hingga makna kemerdekaan itu bagaikan setitik cahaya di ujung lorong panjang nan kelam. Merdeka... atau... mati?! Entah sampai kapan pekik ini harus terus dikumandangkan bangsa yang telah menghirup udara merdeka ini akan terus didengungkan. Merdeka... atau... mati?!, renungan yang senantiasa menghias negeri ini bahkan hingga di hari jadinya yang ke- enam puluh tujuh. Entah perlu berapa puluh tahun lagikah bagi bangsa ini untuk benar-benar merasakan makna hakiki dari merdeka?