Total Tayangan Halaman

Translate

Selasa, 27 November 2012

The Lucky Number Seven

Bagi kebanyakan orang angka tujuh mungkin bukanlah suatu hal yg istimewa. Tujuh hanyalah sebuah bilangan dari deretan angka. Tapi bagi seorang Michael Schumacher, tujuh bagaikan sebuah takdir. Sebentuk bilangan yang menjadi rentetan angka menakjubkan dalam catatan statistik karir balapnya.

Berikut adalah beberapa hal seputar angka tujuh dalam rangkaian prestasinya di ajang balap Formula One yang kini menjadi sebuah legenda.

- 7 gelar dunia Formula One. Di luar semua kontroversi, pro-kontra, bagaimanapun 7 gelar dunia pebalap merupakan catatan rekor spektakuler yang pastinya membutuhkan kerja keras, disiplin, kemampuan/skill individu, determinasi, dan semangat pantang menyerah khas seorang juara sejati.

- 77 fastest lap. Sebagai pebalap tersukses F1, sulit rasanya menisbikan bakat istimewa seorang Michael Schumacher. Sejarahlah yang telah membuktikan bahwa Michael Schumacher memang merupakan pebalap yang sangat kencang.

- 7UP, Jordan 191, Ford V8, Spa Francorchamps, Belgia 1991, race start: 7th
Rangkaian angka tujuh pertama dari sebuah legenda.

Seperti yang sudah menjadi rahasia umum, Michael Schumacher memulai debut F1-nya bersama tim Jordan di GP Belgia 1991.

Mengendarai Jordan 191 yang didukung mesin Ford V8, Michael berhasil memukau publik di sesi kualifikasi dengan meraih posisi start di p7. Sayangnya di balapan, Michael harus retire di lap pertama karena masalah dengan mobilnya.
Meski begitu Jordan 191 yang didominasi warna hijau dengan logo besar 7UP, sponsor utama Jordan bersama Fuji Film ini tetap memiliki tempat istimewa dalam hatinya.
"You never forget your first taste of F1," ujarnya mengenang mobil F1 pertamanya ini.

- Mild Seven, Benetton, Ford, Renault RS7, 1994 dan 1995.
Gelar dunia pertama dan keduanya (dari total 7 gelarnya) direbut bersama Benetton.

Tahun 1994 Benetton didukung mesin Ford Zetec V8, Michael sukses merebut gelar dunia pertamanya yang berhasil dipertahakannya di tahun 1995 masih bersama Benetton yang kali ini mempercayakan mesin Renault RS7 V10 sebagai dapur pacunya. Meski didukung dua pabrikan berbeda tapi baik B194 maupun B195 sama-sama didominasi warna biru dengan logo Mild Seven sebagai sponsor Benetton kala itu.

- 7 gelar dunia, 72 kemenangan bersama kuda jingkrak, Ferrari, 2000-2004
Masa keemasan Michael Schumacher dan Ferrari.

Setelah berkali-kali nyaris meraih gelar dunia ketiga (yang paling menyesakkan adalah pertarungan di musim 1997), dengan beragam momen-momen pahit juga manis, akhirnya Michael Schumacher mampu meraih lima gelar dunia beruntun sejak 2000-2004 bersama Ferrari yang menggenapkan total perolehan gelar dunianya menjadi 7 kali.

Selama sembilan tahun kebersamaan mereka, Michael Schumacher sukses melompat sebanyak tujuh puluh dua kali di atas podium utama bersama tim kuda jingkrak ini.

- Last Race: GP Brazil 2012, Interlagos, Sao Paolo, Mercedes, car no. 7.

Akhirnya setelah melalui 307 balapan sepanjang 21 tahun karirnya di F1, Michael tiba juga di titik perhentiannya di dunia olahraga yang dicintainya ini. Sirkuit Interlagos, Brazil menjadi sirkuit terakhir yang menyaksikan kepergian sang petarung tangguh ini menggenapkan jumlah startnya menjadi 308 balapan.

Masa tiga tahun comeback-nya ke F1 bersama Mercedes memang jauh dari harapan. Ia hanya mampu naik podium satu kali di Valencia usai finish ke-3 dan sempat meraih pole di Monaco 2012, sayangnya akibat insiden tabrakannya dengan Senna di Spanyol, maka Michael terkena penalti turun lima grid dari posisi pole saat start yang sekaligus juga mengandaskan harapannya meraih kemenangan bersama .Mercedes.

Walau Michael lebih banyak didera masalah dengan mobilnya, tapi aksi terakhirnya di Interlagos, Brazil hari Minggu kemarin memperlihatkan bahwa Michael Schumacher memang merupakan seorang petarung terbaik, jika bukan pebalap terbaik, seperti ucapan para pengkritiknya.

Start dari grid 13, selepas start Michael sempat melesat ke p11 tapi kemudian masuk pit mengganti ban yang membuat posisinya melorot ke urutan paling buncit. Belum lama berselang, Michael harus masuk pit lagi karena terkena puncture (hal yang persis sama terjadi di GP Brazil 2006 yang kala itu merupakan GP terakhirnya sebelum akhirnya ia memutuskan kembali ke F1 bersama Mercedes pada tahun 2010) dan membuatnya tetap berada di p20.

Tapi ia memperlihatkan semangat tempur khas seorang Michael Schumacher yang tak kenal menyerah. Perlahan tapi pasti posisinya terus merangsek naik. Sirkuit Interlagos yang terus menerus diguyur hujan merupakan, setting panggung terbaik bagi seorang bintang besar macam Michael Schumacher, Sang Rain Master, hingga akhirnya ia berhasil membawa mobil Mercedesnya dengan no. urut 7 ini menuju garis finish di urutan ke-7.

Entah apakah semua rentetan angka tujuh itu merupakan takdir atau tidak. Satu hal yang tak bisa dipungkiri, betapa ajaibnya semua rangkaian angka tujuh ini berperan dalam karir balap f1 seorang Michael Schumacher.

Berawal dari start ke-7 di atas mobil hijau dengan tulisan 7UP dan berakhir dengan finish di urutan ke-7 di atas mobil silver metalik dengan no. mobil 7.

Sabtu, 25 Agustus 2012

Michael Schumacher Menuju Kemenangan Ke-92-nya di Spa Francorchamps

Sebulan lamanya deru hingar bingar Formula One sejenak terhenti walau berbagai kisah dari dunia balap paling spektakuler sedunia ini tetap berlangsung, tapi bagi penggemar F1 dan pelaku F1 sendiri tentunya yang paling berharga adalah pertarungan di sirkuit. Untungnya penantian itu akan segera berakhir. Seminggu lagi, tepatnya tanggal 2 September 2012, para pecinta dan pelaku F1 akan kembali berdenyut dan kali ini sirkuit Spa Francorchamps, Belgia yang mendapatkan kehormatan sebagai panggung utama bagi para bintang F1 memperlihatkan pesona mereka setelah sebulan lamanya mereka beristirahat, merevisi ulang kekuatan dan semangat tempur mereka. Hal yang benar-benar patut dinanti oleh para penggemar dunia balap jet darat.

Spa Francorchamps bukan hanya sirkuit kecintaan para pebalap F1 di mana kebanyakan pebalap F1 mengaku Spa Francorchamps merupakan salah satu sirkuit terbaik di dunia. Perpaduan antara keindahan pemandangan alam khas Eropa Barat dengan lay out sirkuit yang bukan hanya mampu memacu adrenalin tapi juga menguras seluruh skill individu para pebalap itu sendiri. Tapi bagi penggemar Michael Schumacher, Spa Francorchamps tentunya amat berkesan terlebih bagi sang juara dunia tujuh kali ini sendiri. 

Ada banyak kisah heroik dan manis bagi Michael Schumacher di sirkuit kebanggaan publik Belgia ini. Debut pertamanya, kemenangan pertamanya, gelar dunia dan berbagai kemenangan manis direngkuhnya di sirkuit ini. Tak heran bila Michael Schumacher mentahbiskan sirkuit Spa Francorchamps ini bagaikan "ruang tamu-nya" dan merupakan sirkuit nomor satu di dunia baginya.

Tahun ini Spa Francorchamps pun bersiap menjadi pelaku dan saksi sejarah baru bagi seorang Michael Schumacher. Tahun lalu di saat penampilannya tak terlalu mengesankan, Spa Francorchamps bagaikan titik balik bagi Schumi yang menandakan dua puluh tahun keikutsertaannya di balap F1. Sejak balapan di Belgia, perolehan poin Michael di paruh kedua musim balap tahun lalu melesat bahkan hampir mengungguli rekan setimnya. Tahun ini, Michael kembali berniat mengukir kembali kenangan manisnya bersama sirkuit Spa Francorchamps terlebih balapan di Belgia pekan depan akan menandai keikutsertaannya dalam balap F1 yang ke-300. Tak heran bila Michael berharap untuk tampil mengesankan di GP Belgia pekan depan.

Tahun lalu, Mercedes berhasil mengejewantahkan harapan Michael untuk tampil spektakuler di peringatan 20 tahun kiprahnya dalam dunia balap F1. Tahun ini Michael berharap Mercedes bisa kembali memenuhi harapannya itu dalam peringatan GP ke-300-nya. Bukan harapan kosong sebenarnnya, mengingat tipe high speed dari sirkuit Spa Francorchamps ini seharusnya amat cocok dengan mesin Mercedes.

"The fact that I will also take part in my 300th grand prix at Spa was somehow almost inevitable and we will have to celebrate it in the right way. I'm proud to be just the second driver in the history of the sport to reach this milestone and there's no question that we are looking to have a particularly nice weekend", ujar juara dunia tujuh kali ini seperti dilansir dari Autosport.

"We delivered a good performance in Spa last year; I'll be doing everything possible to drive a strong race," tegasnya.

Tahun ini meski penampilan Michael masih tak secemerlang seperti aksinya di babak pertama karir F1-nya, namun dengan finish ketiga yang diraihnya di GP Eropa, Valencia ditambah performa tim Mercedes yang sebenarnya jauh lebih baik dibanding dua tahun sebelumnya, meski di beberapa balapan terakhir performa Mercedes merosot jauh, semoga saja dengan masa cuti sebulan telah memberikan suntikan semangat baru bagi tim pabrikan asal Jerman yang bermarkas di Inggris ini sehingga mampu melakukan pengembangan dan terobosan baru di balapan GP Belgia nanti. 

Dua tahun terakhir ini kiprah Michael Schumacher memang tak terlalu cemerlang sehingga membuat pebalap-pebalap muda termasuk Sebastian Vettel mulai meremehkannya, tapi Michael Schumacher tetaplah Michael Schumacher. Sebagai seorang pejuang tulen, Michael Schumacher tak pernah berhenti kehilangan semangat juangnya. Asalkan timnya, Mercedes mampu memberikan senjata yang tepat maka dunia akan melihat kembali aksi memukau ayah dua orang anak ini.

Sebagai seorang penggemarnya, aku sendiri tak pernah berhenti berharap bahwa kilau bintang pujaan ini akan bersinar kembali seperti pertama kali ia memukauku dengan aksi spektakulernya. Dan kuharap Spa Francorchamps bersedia kembali menjadi panggung yang mampu memperlihatkan kilau bintang besar ini dan bila saja Mercedes mampu memberikan tunggangan sebaik saat di GP China (untuk Nico Rosberg, rekan setim Michael Schumacher), bukannya tak mungkin Spa Francorchamps akan kembali menorehkan sejarah baru bagi Michael Schumacher untuk meraih kemenangan ke-92-nya.

Jumat, 17 Agustus 2012

Merdeka ... atau ... mati?!

Tujuh belas Agustus, tanggal keramat bagi bangsa Indonesia. Rasanya aneh bila sebagai bagian dari rakyat Indonesia tak mengetahui tanggal bersejarah ini, terlebih biasanya jauh-jauh hari gema momen Agustus-an sudah berdengung sebelum tanggal Tujuh Belas itu sendiri, meski tahun ini gemanya tak seramai tahun-tahun sebelumnya mengingat tahun ini Tujuh Belas Agustus bertepatan dengan Ramadhan dan hanya berjarak beberapa hari saja menjelang Hari Raya Idul Fitri, sehingga kebanyakan anak bangsa lebih sibuk menyiapkan momen Idul Fitri.

Unik juga sebenarnya, mengingat bagi umat muslim, Idul Fitri berarti hari kemenangan, pas sekali dengan makna dari tanggal Tujuh Belas Agustus itu bagi bangsa Indonesia sebagai hari yang menandai kemerdekaan bangsa Indonesia yang artinya juga merupakan hari kemenangan. Kemenangan bangsa Indonesia dalam upaya panjangnya merebut kemerdekaan dari penjajahan bangsa asing. Kemenangan bangsa ini dalam memperjuangkan harkat martabat bangsa ini sebagai negeri baru yang berdaulat. Kemenangan bangsa ini dalam meraih entitas baru sebagai bangsa merdeka yang memiliki hak sama tinggi dengan bangsa-bangsa lain. Dengan status baru sebagai negara merdeka, maka Indonesia memiliki kebanggaan untuk berdiri sejajar sama tinggi dengan bangsa-bangsa merdeka lainnya.

Enam puluh tujuh tahun sudah berlalu sejak Indonesia mengumandangkan kemerdekaannya ke seluruh dunia. Enam puluh tujuh tahun lalu Indonesia sempat mengguncang dunia. Sebuah negeri kecil di belahan Khatulistiwa yang begitu berani menetapkan garis hidup mereka sendiri. Berani memperjuangkan legalitasnya untuk hidup setara dengan bangsa lain sebagai bangsa merdeka. Berani menjadi pionir bagi negeri-negeri jajahan lain dalam memperjuangkan hak mereka sebagai manusia merdeka. Indonesia kala itu memang merupakan negeri impian. Indonesia, sang jamrud Khatulistiwa menyebarkan aroma semerbak ke seluruh penjuru dunia. Negeri indah, kaya raya, yang selama ratusan tahun tak berdaya melawan raksasa imperialis namun  memiliki tekad baja seperti Daud melawan Goliath. Indonesia menjelma menjadi legenda kepahlawanan yang membuat bangsa-bangsa lain berani berjuang membebaskan diri dari cengkeraman imperialis.

Merdeka. Kata berjuta makna yang dipekikkan bangsa ini enam puluh tujuh tahun lalu dengan rasa penuh haru. Impian yang menjadi nyata. Sebagai negara merdeka, Indonesia memiliki nilai sama dengan bangsa lain. Memiliki hak yang sama dengan bangsa lain sebagai negara merdeka. Itulah impian dari bangsa ini saat memproklamirkan kemerdekaannya enam puluh tujuh tahun lampau. Ironisnya, kata 'merdeka' itu masih tetap menjadi impian bagi negeri ini sekalipun sudah enam puluh tujuh tahun lamanya menyatakan diri sebagai negara merdeka.

Lantas apakah itu merdeka? Menjelang usianya yang ke-enam puluh tujuh, Indonesia yang dulu merupakan negeri impian dengan keberaniannya dalam memperjuangkan haknya sebagai manusia merdeka seperti para penjajahnya, kini bagaikan macan ompong dengan sejuta problem nasional yang sepertinya kian hari kian menumpuk bahkan keutuhan negeri ini yang terkenal dengan jajaran pulaunya dari Sabang sampai Merauke terancam terkoyak. Merdeka yang dulu dengan penuh kebanggaan dipekikkan bangsa ini kini bagaikan kata tanpa arti bagi jutaan anak bangsa ini yang masih mengais asa di bumi merdeka ini? Nyatanya pula kemerdekaan kini hanya tinggal jargon kosong. Lagu Hari Merdeka yang merupakan lagu wajib setiap perayaan Tujuh Belas Agustus pun tak lagi terasa keindahan dan kedalaman makna syairnya. Merdeka rupanya hanyalah kalimat mantera yang sejak dulu senantiasa membuai bangsa ini karena nyatanya negeri ini masih saja terjajah. Diperbudak oleh kerakusan, kearoganan, kemunafikan, kepicikan yang sebenarnya merupakan sifat dasar dari manusia. Sayang memang, enam puluh tujuh tahun lalu, para pendiri bangsa ini dengan kebesaran hati mereka bersatu padu memperjuangkan kemerdekaan negeri ini dari cengkeraman imperialis, namun sedihnya ternyata musuh utama bukanlah raksasa imperialis itu tapi hati manusia bangsa ini sendiri. Raksasa imperialis berhasil dihancurkan, tapi malangnya musuh utama bangsa ini yakni setan kekuasaan tetap membelit negeri ini hingga makna kemerdekaan itu bagaikan setitik cahaya di ujung lorong panjang nan kelam. Merdeka... atau... mati?! Entah sampai kapan pekik ini harus terus dikumandangkan bangsa yang telah menghirup udara merdeka ini akan terus didengungkan. Merdeka... atau... mati?!, renungan yang senantiasa menghias negeri ini bahkan hingga di hari jadinya yang ke- enam puluh tujuh. Entah perlu berapa puluh tahun lagikah bagi bangsa ini untuk benar-benar merasakan makna hakiki dari merdeka?

Sabtu, 28 Juli 2012

Resensi Cerpen All Over karya: Guy de Maupassant

Comte de Lormerin bagai diseret gelombang masa lalu saat melihat sepucuk surat dengan tulisan tangan yang amat dikenalnya. Seseorang yang dulu begitu dekat dengannya. Lise de Vance.

Dalam suratnya, Baronne de Vance atau yang semasa gadis dikenal bernama Lise namun Lormerin memiliki panggilan kesayangan untuknya yaitu Lison, mengatakan bahwa suaminya, di sini Lise mengingatkan Lormerin bahwa dulu, ia ia suka mengolok-olok suami Lise yang tua itu dengan sebutan "rumah sakitnya," sudah meninggal lima tahun yang lalu. Kini Lise kembali ke Paris untuk menikahkan putrinya yang sudah berusia delapan belas tahun.

Lise juga menyatakan keinginannya untuk bertemu kembali dengan Lormerin. Karenanya melalui surat itu, Lise mengundang Lormerin untuk makan malam bersamanya dan juga putrinya. Di akhir suratnya Lise menyapa Lormerin dengan panggilan kesayangannya, Jaquelet.

Jantung Lormerin berdegup kencang. Ia kembali terkenang pada wanita yang pernah menghiasi hatinya itu. Little Lise-nya yang juga suka dipanggilnya "Ashflower". Ia terkenang kembali dengan kecantikan Lise. Warna rambutnya juga matanya yang berwarna keabu-abuan. Tak dapat disangkal. Lormerin memang mencintai Lise. Ia suka saat Lise memanggilnya Jacquelet, nama kesayangan yang diberikan Lise untuknya.

Semua kenangan tentang Lise seolah menyerbu ingatan Lormerin. Ia pun teringat satu peristiwa ketika di suatu malam musim semi, Lise menemuinya, ia baru pulang dari pesta dansa. Lise masih mengenakan gaun malamnya, sementara Lormerin sendiri mengenakan jaket, dan mereka menyusuri Bois de Boulogne. Lormerin masih ingat aroma yang tercium dari parfum Lise atau mungkin itu aroma tubuh Lise. Tapi yang paling tak bisa dilupakannya adalah ketika Lise menangis saat melihat rembulan. Saat ia bertanya mengapa, Lise menjawab bahwa ia tak tahu mengapa, tapi sinar rembulan dan air danau yang memantulkan bayangan rembulan itu membuatnya terkesan dan setiap kali ia melihat hal-hal puitis macam itu, ia merasa hatinya tersentuh karenanya ia menangis.

Saat itu Lormerin tersenyum tapi hatinya pun telah terpikat pada Lise dan semua segi kelembutannya.

Sayangnya kisah cinta mereka berlangsung sangat singkat. Lise yang menikahi seorang baron yang sudah amat tua terpaksa meninggalkan Paris mengikuti suaminya.

Tapi kini Lise sudah kembali ke Paris. Lormerin merasa bersemangat membayangkan pertemuannya kembali dengan Lise. Seharian itu pikirannya hanya penuh dengan bayangan pertemuannya kembali dengan Lise. Namun alangkah terkejutnya ia saat bertemu dengan wanita itu yang sama sekali asing baginya.

Ia hanya terpaku menatap wanita tua yang tersenyum dan memanggilnya "Jaquelet". Ia tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi? Kemana perginya wanita yang dicintainya? Wanita dengan rambut pirang dan mata abu-abunya dan memanggilnya "Jaquelet" dengan indahnya?

"Aku akan memanggil Renee," ujar wanita tua itu. Lormerin masih diam terpaku.

Lormerin kembali berbinar saat menatap gadis muda yang baru muncul kemudian itu. Wajah itu amat dikenalnya. Wanita yang berhasil dipikatnya dua puluh lima tahun lalu. Hanya saja yang wajah gadis di depannya ini terlihat jauh lebih muda, lebih segar, dan lebih kekanak-kanakkan.

Ia merasa bingung dengan apa yang ada di depannya. Yang manakah Lise yang sebenarnya?

Wanita yang tua berkata, "Kau telah kehilangan semangat hidupmu yang lama, temanku yang malang."

"Aku telah kehilangan banyak hal lainnya," sahut Lormerin.

Lormerin pulang dengan kekecewaan dan kebingungan. Gadis yang muda itu benar-benar mirip dengan wanita yang dicintainya dua puluh lima tahun yang lalu, tapi ia merasakan sesuatu pada wanita yang lebih tua. Perasaan cinta seperti yang dirasakannya bertahun-tahun yang lalu. Ia mencintainya dengan semangat yang lebih membara bahkan setelah dua puluh lima tahun kemudian.

Lormerin menatap cermin besar seperti biasanya untuk mengagumi dirinya sendiri. Tapi kini ia melihat sesuatu. Wajah seorang pria tua dengan rambut kelabu. Ia melihat lebih dekat dan melihat bayangan yang mengerikan. Kerutan-kerutan di wajahnya yang selama ini tak disadarinya hingga saat ini.

Ia terduduk, menatap bayangan wajahnya sendiri dan dalam kesenyapan ia bergumam, "Semua sudah berlalu, Lormerin!"

Cerita ini amat menarik. Ada sedikit nuansa humor sedikit sarkastis di dalamnya. Tokoh Lormerin merupakan gambaran keangkuhan masa muda yang bahkan tak pernah menyadari waktu yang telah berlalu mengikis semua kebanggaan masa muda itu. Ia selalu terkenang akan masa lalu dan terus menerus mengagumi ketampananannya di masa muda tanpa sadar kemudaannya telah memudar.

Sedikit lucu membayangkan seorang tokoh pria tua yang tetap tak menerima kenyataan saat bertemu dengan mantan kekasihnya yang seiring waktu wajahnya pun telah menua tapi ia tetap bersikukuh meyakini bahwa mantan kekasihnya itu adalah si wanita yang lebih muda yang tak lain merupakan putri kandung mantan kekasihnya itu.

Satu nilai yang kupetik dari cerita ini adalah hidup terus berjalan. Masa lalu memang sesuatu yang indah untuk dikenang, bahkan ada pentingnya juga mengenang masa lalu, menggelorakan kembali semangat di dada tapi juga seyogyanya tak lupa akan masa kini. Waktu yang terus berjalan dan semua kenangan itu berjalan seiring membentuk masa depan dan pijakan di masa kini.

Rabu, 25 Juli 2012

Resensi Cerpen Obrolan Siang Bolong karya Ernest Hemingway

"Bukit-bukit itu bentuknya seperti segerombol gajah putih," ujar si gadis sambil mengamati kontur perbukitan di seberang lembah sungai Ebro yg tampak putih memanjang. Saat itu ia bersama kekasihnya, seorang pemuda Amerika, tengah menikmati bir di tengah cuaca yang sangat panas sambil menanti kedatangan kereta ekspress dari Barcelona.

Keduanya terlihat berusaha menikmati bir sambil mengobrol ngalor ngidul tapi tetap saja ada satu hal yang menjadi beban bagi mereka. Kehamilan si gadis.
Secara sambil lalu meski mengatakan tak memaksa tapi si pemuda terus berusaha membujuk si gadis untuk menggugurkan kandungannya.

"Operasi itu sangat sederhana, Jig," bujuk si pria. "Hanya prosedur kecil, bahkan tidak masuk ke dalam kategori operasi," lanjut pemuda itu sementara si gadis hanya diam menatap kaki meja.

Walau merasa berat, si gadis akhirnya menyatakan bersedia memenuhi permintaan kekasihnya dengan harapan hubungan mereka bisa kembali seperti dulu. Meski menyatakan kesediaannya, si gadis masih terus bergumul dengan keragu-raguannya memenuhi keinginan kekasihnya.

Kisah mengenai problematika sepasang kekasih di mana gadisnya mengandung sementara mereka sama-sama tak siap sehingga si pria membujuk sang wanita menggugurkan kandungannya memang bukanlah tema yang baru. Tapi cara Hemingway meramunya membuat cerita ini berbeda. Omongan yang terkesan ngalor-ngidul di antara sepasang kekasih ini dimana percakapan mereka dibumbui ketegangan dan kegalauan mereka mengenai masa depan hubungan mereka yang merasa masih saling mencintai tapi sayangnya diganggu oleh kehadiran sebentuk makhluk yang masih berupa janin itu. Keresahan si gadis antara ingin memenuhi keinginan kekasihnya tapi juga takut membahayakan jiwanya. Kehampaannya tergambar jelas saat ia berkata, "Kita tidak bisa pergi ke mana saja, karena dunia ini bukan milik kita lagi."

"Begitu mereka mengambilnya, kita tidak akan bisa merebutnya kembali," lanjut si gadis getir.

Catatan: Cerita ini judul aslinya "Hills Like White Elephants" karya novelis dan cerpenis terkenal asal Amerika Serikat, ERNEST HEMINGWAY. Cerita ini pertama kali diterbitkan dalam kumpulan cerpen bertajuk "Men Without Women" pada tahun 1927.

ERNEST HEMINGWAY pernah memenangkan Hadiah Nobel di bidang Sastra pada tahun 1954. Dalam dunia kepenulisannya, ia telah menghasilkan banyak karya besar dan terkenal, di antaranya: "The Sun Also Rises", "A Farewell To Arms", "For Whom The Bell Tolls", "The Snow Of Kilimanjaro" dan "Old Man And The Sea."

Resensi: Pesta Makan Malam karya: Roald Dahl

George Cleaver, seorang jutawan baru, merasa memiliki segalanya untuk membuatnya masuk kalangan elite. Ia yang semula tinggal di daerah pinggiran kota, kini dengan uangnya yang melimpah bisa membeli rumah mewah di tengah kota London.

Tak cukup hanya rumah mewah. Untuk mewujudkan harapannya, meningkatkan status sosialnya, maka ia pun kerap mengadakan jamuan makan malam mewah di rumah barunya itu dengan dibantu seorang koki asal Perancis, Monsieur Estragon dan seorang pelayan berkebangsaan Inggris, Tibbs, yang digaji dengan sangat tinggi.

Namun, ternyata pesta-pesta makan malam yang kerap diselenggarakannya itu tak sesuai harapannya. Tamu-tamu yang hadir terlihat tak terlalu menikmati jamuan makan malam yang diselenggarakannya itu meski hidangan yang disajikan sangat istimewa.

Mr. Cleaver pun mencoba mencari tahu apa yang membuat pestanya terasa hambar. Menurut pelayannya, Tibbs, gagalnya pesta-pesta yang diselenggarakannya itu karena anggur yang disajikan Mr. Cleaver merupakan anggur murahan yang sama sekali tak sesuai dengan hidangan lezat dan istimewa karya Monsieur Estragon. Tibbs pun memberikan masukan nama-nama anggur yang terkenal akan citarasanya yang istimewa meski harganya selangit macam Cheval Blanc dari tahun 1895 dan 1921 dan Haut-Brion dari tahun 1906. Mr. Cleaver pun memerintahkan pelayannya untuk membeli anggur-anggur itu.

"Isi gudang anggur kita sampai penuh dari lantai hingga ke langit-langit," perintah Mr. Cleaver pada pelayannya. Tak peduli berapapun harganya. Mulailah Tibbs mencari anggur-anggur mahal itu di Inggris dan Perancis. Sayangnya ada beberapa anggur yang tak lagi diproduksi tapi untungnya ia masih bisa mendapatkan anggur dari tahun 1929 dan 1945 meski harganya selangit hingga membuat Mr. Cleaver menggaruk-garuk kepalanya.

Mr. Cleaver diajari oleh pelayannya cara menikmati anggur yang benar agar dapat merasakan kenikmatan dari citarasa anggur-anggur istimewa itu. Selain itu, Mr. Cleaver pun mulai banyak membaca mengenai anggur hingga ia merasa sudah cukup memahami soal anggur. Ia pun kembali mengadakan jamuan makan malam mewah. Tapi sayangnya, lagi-lagi pesta makan malamnya berlangsung tanpa kesan dari tamu-tamunya.

Mr. Cleaver pun kembali bertanya pada pelayannya apa sebab pestanya masih terasa hambar. Sang pelayan mengatakan penyebab dari kegagalan pesta makan malam itu karena Mr. Cleaver memerintahkan Monsieur Estragon memasukkan cuka ke dalam salad dan menurut Tibbs, cuka mengancurkan rasa dari anggur. Kali ini Mr. Cleaver tak bisa menerima pendapat dari pelayannya. Ia malah menghardik keras pelayannya itu.

Ia menganggap omongan Tibbs soal cuka yang mengancurkan cita rasa dari anggur istimewa nan mahal itu adalah omong kosong.

"Aku akan mengatakannya lagi, Tibbs. Yang kau katakan adalah omong kosong. Buktinya cuka itu tidak menghancurkan cita rasa anggur di lidahku," seru Mr. Cleaver membantah pendapat pelayannya.

Tak cukup dengan itu, bahkan Mr. Cleaver pun mengolok-olok Tibbs di hadapan tamu-tamunya. Tapi tak dinyana ia yang semula bermaksud merendahkan pelayannya itu justru malah mendapat serangan tak terduga dari pelayannya.

Pelajaran dari cerita ini menurut saya adalah ternyata menjadi jutawan tak berarti mampu mengubah citarasa dan kepribadian seseorang. George Cleaver memang mampu membeli segalanya dengan uangnya yang melimpah tapi ia tetap tak mampu membeli citarasa sebagai seorang jutawan. Ia bahkan tak pernah mampu membedakan rasa dari anggur mahal dengan anggur murahan. Dan ternyata pula ia tak pernah mencicipi anggur mahal yang dibeli dengan uangnya itu karena semua anggur itu telah habis dicicipi oleh pelayan dan kokinya.

Pesta Makan Malam karya Roald Dahl ini aslinya berjudul "The Butler" dan pertama kali diterbitkan tahun 1973 dalam koleksi cerpen The Umbrella Man.

ROALD DAHL yang merupakan penulis dan penyair asal Inggris ini terkenal lewat cerita-ceritanya yang unik seperti "Charlie and the Chocolate Factory (yang pernah difilmkan dan dibintangi aktor kawakan, Johnny Depp), "Fantastic Mr. Fox", "Mathilda", serta "James and the Giant Peach"- dan masih banyak lainnya.

Kamis, 05 Juli 2012

Terasing

sendiri tak selalu satu
ada sudut gelap di tengah limpahan cahaya
sendiri tak selalu satu
ada sunyi di antara hiruk pikuk suara

terasing dalam keramaian
sunyi terkucil di tengah keriuhan
tersesat di antara kamuflase kata dan rupa
sendiri tak selalu satu

120212

Rabu, 04 Juli 2012

Sebuah Retorika

Belakangan ini otakku terasa penuh tapi juga hampa. Ada banyak yang melintas dalam benakku tapi semua terasa tak berarti. Otakku serasa mati suri. Walau aku kerap diliputi perasaan menggebu-gebu untuk kembali menulis, tapi pada detik berikutnya, saat tanganku mulai bergerak, semangatku tiba-tiba saja melayu.

Setengah tahun ini serasa masa hibernasi terpanjang bagiku. Banyak hal yang kupikir, kurasa, kucoba telaah, kucoba pahami, kucoba mengerti. Tapi semua kembali ke titik nol.

Sudah sejak awal tahun, aku berusaha untuk tak mau terlalu muluk membuat resolusi, tapi sebagai manusia yang berjiwa, toh aku tetap memiliki harapan dan tujuan. Tapi lagi-lagi, seiring waktu berjalan semua hanya seperti air yang mengalir dalam tubuhku. Kubutuhkan, seolah terasa tapi juga tidak. Seolah udara yang berhembus di sekitarku. Kuhirup, kubutuhkan, terasa tapi juga tidak.

Rutinitas. Semua jadi hanya membuatku serasa zombie. Bergerak, terasa hidup tapi juga tidak. Ada terlalu banyak pemakluman, kompromi, kesesuaian yang harus kujalani tapi merobek semua asa dalam jiwaku.

Melelahkan. Kupikir inilah esensi hidup. Kupikir aku sudah cukup memahami tapi ternyata tidak sama sekali.

Aku jadi merasa seperti secarik daun di atas bilah bambu, bergoyang, dihembus, meliuk bersama angin. Aku tak ingin berputar begitu saja dalam putaran waktu. Tapi aku terlalu lelah berbalik menentang arus putaran.

Di detik ini aku jadi bertanya-tanya. Tanya yang kutahu takkan pernah terjawab sempurna. Sebuah retorika. Ujung yang tak selalu memiliki akhir.

European GP 2012

European GP - Sunday - Press Conference 
24 JUNE 2012

3 - Michael SCHUMACHER (Mercedes)

TV UNILATERAL

Q: Michael, they say you can't overtake on this track but your saw your fair share today. Welcome back to the podium. At what stage did you think this podium was a possibility? 
Michael SCHUMACHER: I didn't actually think about a podium at all at the end of the race. It was crossing the line that I asked my guys 'where did we finish?' I saw Webber's pit board and close to the end it showed him eighth and seventh and I knew I was one place ahead of that one. And then boys told me 'that's third, that's podium'. I can't believe that! It's something I didn't really expect. You sort of lose count, because I was pretty busy in the last stages of the race, plus Maldonado and Hamilton had their issue. Probably normally one minus one would give us the three but I lose count at that stage. 

Q: It's moments like these that brought you back to the sport I'm sure. 
Schumacher: Yeah, it's those moments that definitely you enjoy deeply. It's just a wonderful feeling to back after such a long time. We were a couple of times close to it. It happened in a pretty spectacular way on a track where it is difficult to pass but due to various strategies and differences on track it was pretty exciting and that's obviously the best way, if you manage the way I did today to jump the podium unexpectedly makes you extra happy.

PRESS CONFERENCE

Q: Michael those last few laps - you took on new tyres 16 laps from the end - must have been amazing, especially with yellow flags and all sorts of things going on. What was it like? Tell us. 
Schumacher: Yeah. Certainly I wasn't aware I was going in the direction of a podium. Even crossing the line I wasn't aware at that stage. But, being pretty heavily involved for most of the race in some kind of battling and then having Webber all the time on my tail and needing to fight forward but needing to pay attention to the back, that was very exciting. But that's what I'm here for: to be excited and those guys got me excited, no doubt. And hearing finally the message P3 - yeah, that's a sweet finish to an unexpected end. 

Q: Particularly because you and Nico were outside the points. He finished about sixth, picking up about four places in the last few laps. Extraordinary race for you guys. 
Schumacher: Yeah, we obviously had a late decision converting from a one-stop to a two-stop strategy, which meant we had good tyres towards the end of the race, when other people either did a one or an early two-stop strategy and therefore struggled by the end because they had no tyres left. 

Q: And all those points must be very welcome. 
Schumacher: Yeah, I guess it has changed my count a little bit, from the two points I had so far. They're more than welcome.

QUESTIONS FROM THE FLOOR

Q: (Flavio Vanetti - Il Corriere Della Sera) Michael, you were back on the podium, the first since you came back with Mercedes. Is the feeling what you imagined or is it something different now? 
Schumacher: I don't know what I mentioned or didn't mention but the point is that it is a beautiful feeling, not only being on the podium but the way it has happened. It was not at all expected. All weekend, I predicted this to be a difficult one for us and it started to be difficult yesterday in qualifying, mainly because of my own mistakes and to recover from where we are, getting to third position is just awesome. The team and myself have been criticised here and there, particularly lately, and this is the best way to answer criticism, to go back and deliver as we did today, and therefore I'm proud, thankful and very excited. 

Q: (Frederic Ferret - L'Equipe) Michael, you said you will think about your future during the summer. Summer is beginning and you begin the summer with a podium. Does it change something for next year? 
Schumacher: I don't think I ever said any kind of time, neither did I say summer and if you may apologise, I have no further news on that matter, so give me the time that I need and we will see. 

Q: (Andrea Cremonesi - La Gazzetta dello Sport) Michael, what did you feel when you were jumping on the podium and you saw two guys who were at Ferrari after you and you saw Stella (Andrea Stella, Alonso's race engineer who represented Ferrari on the podium) who was one of the... 
Schumacher: Yeah, well that's what we were joking about. Andrea is Fernando's engineer and used to be our engineer in the past and in a way it's the order. The current driver he works for is first, the second last was Kimi and I was the third last. It's a funny coincidence and it's great to see him up there. He's been doing a great job. I still remember those days and I'm happy for Fernando and the team to have achieved what they did today here and particularly the words that Fernando just said, I think everybody can feel with him and I'm just happy for them. 

Q: (Andrea Cremonesi - La Gazzetta dello Sport) The second question was about the difference between now and in the past. You criticised the tyres a little bit on Saturday, saying 'we can't exploit our potential.' Do you feel that your skill is penalised? 
Schumacher: Forgive me if we only think about the positive aspects of what happened today.

Q: (Andrea Cremonesi - La Gazzetta dello Sport) Michael, about the championship, if you had to bet some money, would you put that money on Fernando or is there still some room for Vettel and Hamilton? 
Schumacher: Things change so quickly - maybe I put money on myself. 

Selasa, 17 April 2012

Mercedes Road To The Top Podium

Musim balap F1 2012 baru melangsungkan tiga balapan namun ketiga balapan ini sukses menciptakan banyak kejutan yang menjadi perbincangan.

Mulai dari merosotnya penampilan Red Bull yang tahun lalu begitu mendominasi sampai soal perang kata antara sang juara dunia bertahan, Sebastian Vettel dari Red Bull dengan backmarker dari HRT, Narain Karthikeyan usai GP Malaysia yang basah diguyur hujan tapi suasana persaingan di sana justru panas bukan kepalang.

Namun yang sejak seri pertama di Australia, kontroversi rear wing W03 Mercedes-lah yang menarik perhatian.

Bagian sayap belakang Meredes ini bagi beberapa pihak khususnya Red Bull dan Lotus telah berulang kali melayangkan protes pada FIA sebagai regulator balapan F1 karena menilai design rear wing W03 ini menyalahi regulasi dan merupakan akal-akalan kubu Mercedes dalam mengatasi DRS sementara pihak Mercedes pun tak mau kalah dan tetap mempertahankan argumen mereka bahwa design sayap mobil mereka legal.

Panasnya perselisihan ini terus berlanjut. Merasa gerah dan jengkel, Brawn, bos tim Mercedes bahkan sempat balik menyerang mempersoalkan exhaust design Renault yang digunakan Red Bull dan Lotus, dua tim yang terbilang paling gigih melayangkan protes ke FIA soal endplate sayap belakang Mercedes.

Terlepas dari argumen masing-masing pihak, yang jelas penampilan Mercedes memang jauh lebih baik dibanding musim lalu.

Di dua seri awal yaitu di Melbourne, Australia dan Malaysia, Mercedes terus menarik perhatian terutama pada sesi latihan dan kualifikasi lewat Michael Schumacher yang akhirnya sukses meraih posisi start di deretan depan.

Pada kualifikasi GP Australia, Michael Schumacher sukses meraih P4 sedangkan di GP Malaysia, Schumi berhasil menyabet P3. Sayangnya penampilan gemilang tim Mercedes di sesi latihan bebas dan kualifikasi ini tak bisa berlanjut saat balapan.

Di GP Australia, langkah Michael Schumacher harus terhenti di lap 10 akibat masalah girboks. Hasil yang sangat mengecewakan. Padahal saat itu Michael tengah berada di P3 berkat startnya yang bagus dan berhasil merebut P3 dari pebalap Lotus, Romain Grosjean, dan kala itu tengah menahan gempuran Vettel.

An unfortunated end, demikian komentar Schumi soal masalah girboks yang menghempaskan kesempatannya untuk meraih podium pertamanya sejak ia kembali ke arena F1 tahun 2010 silam.

Ketidakberuntungan ini rupanya tak berhenti di Melborne karena pada race selanjutnya di Malaysia, Mercedes lagi-lagi seperti kehilangan tajinya dan tak segarang seperti di babak latihan bebas dan kualifikasi.

Di Sepang, Malaysia, Michael Schumaher meraih P3 di babak kualifikasi. Posisi start terbaik yang berhasil diraih Schumi sejak comeback-nya.

Tentu saja posisi ketiga yang diraih Michael ini menerbitkan harapan besar bagi kubu Mercedes untuk meraih kemenangan pertama mereka dan juga sekaligus kemenangan Michael sejak comeback-nya.

Sayangnya harapan itu kembali harus kandas. Jika di Australia, mobil mereka terlalu kepanasan, maka di Malaysia adalah yang sebaliknya.

Hujan deras yang mengguyur sirkuit Sepang makin menyulitkan Mercedes. Beruntung Michael Schumacher menyelamatkan wajah Meredes walau ia hanya meraih satu poin sehingga Mercedes tak pulang engan tangan hampa. Kegagalan Mercedes di dua race ini memberi pe er ekstra untuk race selanjutnya di China. Atas penampilan buruk Mercedes di race, Brawn menyatakan semua itu akibat tyre degradation. Hal yang telah dikemukakan oleh Michael saat sesi latihan pra musim tapi ditampik keras oleh Brawn pada saat itu.

Jeda waktu tiga minggu ternyata benar-benar dimanfaatkan dengan baik oleh Mercedes.

Di China kemarin Mercedes akhirnya bisa mengatasi kelemahan mereka di race mengimbangi keperkasaan mereka di sesi latihan bebas dan kualifikasi.

Pada babak latihan bebas Mercedes sudah tampil meyakinkan seperti biasa. Bahkan di sesi latihan bebas kedua, Michael Schumacher tampil sebagai pebalap tercepat mengalahkan McLaren. Sayangnya di sesi kualifikasi, Michael kalah kencang dari rekan setimnya dan meraih P3 namun dengan 5 grid penalty yang harus dijalani Hamilton, maka Michael mengisi front row di P2 bersama Rosberg, rekan setimnya.

Selepas start Rosberg langsung melesat di depan diikuti Michael dan Button yang berhasil menyodok ke P3.

Kedua pebalap Mercedes kali ini tampil sama baiknya dan keduanya berpeluang meraih kemenangan bahkan bisa finish 1-2 sayangnya kecerobohan kru pit Mercedes menodai kesempurnaan Mercedes kemarin.

Michael lebih dulu masuk pit dari rekan setimnya di lap 13 keluar dari pit, mobil Michael terlihat bermasalah, ia mulai melambat sebelum akhirnya memarkir mobilnya. Usut punya usut rupanya baut ban depan kanan mobilnya tak terpasang sempurna.

Balapan Michael terpaksa harus berakhir sementara rekan setimnya tampil mendominasi di Shanghai, China dan meraih kemenangan pertamanya sekaligus mewujudkan mimpi Mercedes. Kejadian historik baik untuk
Rosberg maupun Mercedes.

Kubu Mercedes diliputi kegembiraan yang meluap. Kecerobohan sang kru pit dan denda yang dijatuhkan oleh FIA pada Mercedes atas kelalaian di pit Michael itu pun seolah bukan masalah besar.

Mercedes larut dalam euforia. Menimbulkan tanda tanya di hati fans berat Schumi, apakah insiden pit itu benar-benar kecerobohan sang kru pit? Sebagai fans Schumi, memang menyedihkan melihat sad ending yang dialami jagoannya. Padahal di dua race sebelumnya, Michael yang berada lebih dekat dengan pole dan podium.

Mungkin Michael Schumacher bukanlah anak emas Mercedes walaupun ia telah menjadi bagian dari Mercedes sejak masa mudanya. Michael pasti kecewa karena gagal menjadi orang yang mampu memecahkan telur dan memberikan kemenangan pertama bagi Mercedes tapi semua itu bukan karena ketidakmampuannya melainkan lebih disebabkan oleh kecerobohan orang lain. Meski begitu sebagai profesional ia tetap bersikap tenang dan menyatakan tak marah atas kecerobohan kru pitnya.

Apapun itu race telah berakhir. Yang tersisa adalah masa depan. Semoga di race-race selanjutnya tak ada lagi kecerobohan semacam itu. Semoga pula paket sempurna Mercedes bukan hanya pada kesempurnaan w03 saja tapi juga pada kru pit yang memegang andil tak kalah pentingnya dari tunggangannya itu sendiri.

Minggu, 11 Maret 2012

Running to the Future

Michael Schumacher pebalap tersukses sepanjang sejarah Formula One. Tak ada yang bisa menampik pernyataan ini. Dengan sederetan rekor yang ditorehkannya dan hingga kini belum juga terpecahkan. Bahkan di usianya yang ke-43, Schumi menjadi pebalap tertua yang mengisi grid F1 tahun ini. Masalah usia inilah yang kerap disebut-sebut sebagai mundurnya performa Schumi selama dua tahun terakhir ini sejak kembalinya ia ke arena balap F1. Meskipun dalam berbagai kesempatan, Schumi lewat juru bicara-nya Sabine Kehm, menyatakan bahwa pebalap Jerman ini masih memiliki determinasi yang amat tinggi dan tak kalah fit dari pebalap-pebalap muda belia di arena tempur Formula One. 

Sepanjang karirnya di F1, bisa dibilang Schumi sudah kenyang dengan berbagai kritikan dan cercaan yang setara dengan pujian yang diterimanya. Hal yang normal terjadi pada orang-orang yang memang memiliki bakat istimewa seperti dirinya. Schumi memang seorang tokoh yang fenomenal. 

Tahun ini merupakan tahun terakhir dari masa kontrak tiga tahun antara Schumi dengan tim Mercedes. Masalah kontrak ini kerap kali menjadi bahan pembicaraan publik. Penampilannya selama dua tahun pertama masa kontraknya bersama Mercedes yang ternyata tak sesuai ekspektasi yang diembannya sebagai pebalap tersukses sepanjang sejarah Formula One kerap kali menimbulkan sentilan-sentilan yang terkadang kejam dan menusuk bahkan tak sedikit mantan rekan-rekan setimnya yang di masa lalu dilumatnya tanpa ampun angkat bicara, mengkritik performanya dan bahkan mengusulkannya untuk mundur saja dari F1 selamanya tanpa perlu menyelesaikan kontraknya dengan Mercedes berakhir. 

Tapi Schumi bukanlah Nigel Mansell yang saat comeback-nya ke F1 pada 1994 bersama tim lamanya, Williams, setelah memutuskan pensiun setelah meraih gelar juara dunianya pada tahun 1992 tak berjalan mulus, persis seperti yang Michael alami selama dua tahun ini, hingga membuat pebalap Inggris berjuluk “The Lion” itu frustasi dan akhirnya memilih mundur sebelum namanya sebagai juara dunia 1992 hancur lebur. Michael tak hirau soal kritikan, walau ia pun merasa kecewa dengan performanya sejak comeback-nya ke F1 yang memang tak sesuai harapannya. Tapi mundur begitu saja sebelum kontrak berakhir bukanlah tindakan seorang juara. Mundur begitu saja artinya lari dari tanggung jawab. Dan itu adalah tindakan pengecut! 

Buruknya performa bukanlah alasan untuk mundur. Bagi seorang juara sejati, buruknya performa seyogyanya disikapi dengan analisa mendalam dalam mencari kelemahan dan kelebihan setiap performanya. Mencari tahu di mana letak kelemahan itu dan terus melakukan perbaikan guna meraih hasil optimal. Karena Michael percaya sukses tidak datang dalam waktu semalam. Sukses adalah buah yang dihasilkan dari rangkaian kerja keras. Dan inilah kunci Michael Schumacher dalam menempatkan dirinya sebagai pebalap dengan rekor tujuh kali juara dunia, 91 kali kemenangan GP, dan 68 rekor pole position terbanyak. Semuanya bukan tercipta dalam waktu semalam! 

Tapi sayangnya, nama Michael Schumacher kerap merupakan jaminan mutu yang identik dengan kesuksesan. Karenanya belum berhasilnya Schumi dalam dua tahun masa comebacknya ke F1 ini dalam meraih podium membuat pebalap Jerman ini terus menjadi sasaran kritik berbagai pihak. Padahal seperti yang kerap diungkapkan Schumi dalam berbagai wawancara, sebenarnya bukan hanya publik, baik para penggemarnya maupun para pengkritiknya yang berharap bisa melihatnya lagi meraih kemenangan, dia sendiri pun berharap bisa kembali melompat di atas podium tertinggi Grand Prix Formula One! 

Di awal tahun ini, belum lagi gelaran GP dimulai, tapi soal kelangsungan Schumi bersama Mercedes sudah menjadi perbincangan mengingat tahun ini merupakan tahun terakhir masa kontraknya bersama Mercedes AMG. Tahun ini masalah kontrak ini pertama kali dikemukakan oleh Gerhard Berger yang pada 29 Januari 2012 lalu memperkirakan bahwa kontrak Schumi dengan Mercedes takkan diperpanjang yang diungkapkannya pada Auto Moto und Sport. Dan alasan yang dikemukakannya apalagi selain soal umur Schumi yang sudah kepala empat itu yang dianggapnya takkan bisa menandingi para pebalap muda belia. 

Seolah ingin membungkam Berger, di sesi ujicoba hari kedua di Jerez, Schumi tampil sebagai pebalap tercepat dengan 1:18.561, padahal ia menggunakan mobil Mercedes spec tahun lalu, W02 sementara yang lainnya menggunakan mobil terbaru mereka kecuali Pedro de la Rosa dari HRT yang juga masih menggunakan mobil tahun lalu. Schumi yang dinilaii sudah uzur ini masih sanggup melahap 132 lap, tujuh lap lebih sedikit dari Heikki Kovalainen yang menjadi pebalap paling sibuk hari itu dengan menyelesaikan 139 lap untuk mengujicoba mobil tim barunya, Caterham. 

Issue soal kontrak Schumi dengan Mercedes AMG kembali mengemuka saat Dieter Zetsche, CEO Daimler, induk perusahaan Mercedes pada pertengahan Februari lalu menyatakan bahwa Schumi masih merupakan ikon dari dunia motor sport. 

“He (Michael Schumacher) is still the icon of motor sport, “ungkap Dieter Zetsche, CEO Daimler kepada dpa. Petinggi Daimler ini juga menyatakan bahwa kerjasama dengan Schumacher merupakan “attractive opportunity”. 

Pernyataan positif petinggi Daimler ini tentu saja menerbitkan berita bahwa kontrak Schumi dengan Mercedes diperpanjang. 

Issue soal perpanjangan kontrak antara Schumi dengan Mercedes makin mengemuka saat media terkenal Jerman, Bild menyampaikan pernyataan bos tim Mercedes, Ross Brawn mengenai kemungkinan diperpanjangnya kontrak antara Michael dengan Mercedes. 

“We are not talking to any other drivers at the moment and I assume that he is not negotiating with other teams,” demikian pernyataan Brawn seperti yang dilansir dari media Jerman, Bild. 

“If Michael is still having fun while bringing in the results that we expect, then why not? I think after five or six races it will be obvious in which direction we are heading. He has certainly not said that he is toying with the idea to stop,” lanjut Brawn lagi yang makin memperkuat kemungkinan kontrak Schumi dengan Mercedes tidak berakhir di tahun ini. 

Menurut beberapa berita di Jerman, tim asal Jerman yang markas besarnya di Brackley, Inggris ini menawari perpanjangan kontrak dua tahun kepada Schumi yang artinya juara dunia tujuh kali ini masih akan membalap untuk tim Mercedes hingga akhir tahun 2014. Berita yang menerbitkan harapan dan sukacita dalam hati kaum loyalis Michael Schumacher. Betapa tidak, tentunya para penggemar Schumi tak ingin melihat jagoannya ini meninggalkan Formula One untuk kedua kalinya dengan kegagalan besar yang akan menodai catatan kesuksesannya selama ini, bahkan tanpa sempat satu kalipun sempat mencicipi kembali sampanye di podium tertinggi GP Formula One. Tidakkah ini akan menjadi akhir tragis bagi seorang Michael Schumacher? 

Tapi dengan teganya, beberapa hari kemudian, muncul berita pernyataan Brawn yang menepis berita soal diperpanjangnya kontrak antara Michael dengan Mercedes. 

“There’s nothing on the table like that at the moment but we’re open minded,” tegas Brawn pada Sky Sports menampik berita soal Mercedes telah memperpanjang kontrak dengan Michael Schumacher untuk dua tahun ke depan. “We don’t have other plans for drivers,” ungkap Brawn lagi membuat gemas fans setia Schumi yang amat berharap Mercedes bersedia memperpanjang kontrak dengan Schumi. Dalam media yang sama, Brawn menyatakan ingin melihat dulu apa yang terjadi tahun ini baru kemudian membahas soal kontrak itu sambil menambahkan ia berharap tahun ini bisa berjalan lebih baik dan mereka bisa memetik hasil yang lebih bagus sehingga baik Schumi maupun Mercedes bisa sama-sama puas untuk melanjutkan kembali kerjasama mereka. 

“We’ll see what happens this year then talk about it. I hope it goes well because that means we’ll be having good results and I think we’d both be happy to continue.” 

Terlepas soal issue kontrak antara Schumi dengan Mercedes dan masalah penampilan Schumi selama dua tahun terakhir ini, tapi nama besar Schumi masih tetap menarik minat terutama bagi supremo F1, Bernie Ecclestone yang berharap Schumi bisa berada di tim yang lebih bagus dengan mobil yang jauh lebih hebat yang sesuai dengan bakat dan nama besarnya selama ini. Dan saat ini tim dan mobil yang memenuhi syarat itu adalah Red Bull, dan rekan setim yang dinilai Ecclestone cocok bersanding dengan juara dunia tujuh kali ini tak lain tak bukan adalah rekan setim Schumi di ajang Race of Champions, sang juara dunia dua kali, Sebastian Vettel. 

Sudah seringkali supremo F1 ini mengungkapkan imajinasinya akan tim impiannya dimana Schumi dan Vettel berada di tim yang sama, Red Bull dan saling bersaing dengan mobil yang sama untuk melihat siapakah yang terbaik di antara dua pebalap Jerman beda generasi ini. Dan impian Ecclestone ini kembali menguak pada akhir Februari silam. 

“Bukankah lebih bagus kalau ia (maksudnya Michael Schumacher-red pindah ke Red Bull Racing)?,” ujar Ecclestone pada Reuters, “Saya ingin melihatnya berada di mobil yang bagus (dan) saya ingin melihatnya ada di mobil kedua Red Bull (bersaing dengan Vettel sebagai rekan setim). Saya rasa Sebastian (Vettel) tidak akan keberatan,” lanjut tokoh kunci yang sukses meramu Formula One menjadi tontonan olahraga motorsport paling spektakuler seperti saat ini. 

Tentu saja pendapat bos perhelatan F1 ini bukan tanpa alasan. Baik Schumi dan Vettel sama-sama dikenal cukup lama bersanding sebagai rekan setim membela tim Jerman di ajang Race of Champions sementara di F1 keduanya bersaing satu sama lain di tim yang berbeda, tapi dalam kondisi dan kapasitas mobil yang berbeda. Dan bila saja Schumi berada di tim yang bagus dengan mobil yang hebat, maka bila Schumi masih juga tidak berhasil meraih kemenangan, maka itu adalah murni karena kegagalan pribadinya dan bukan karena mobilnya, demikian kakek gaek yang dengan kecerdasan dan bakat bisnisnya telah meraup triliunan dolar selama menjadi bos utama perhelatan F1 ini mengemukakan opininya. 

Semua orang berhak mengemukakan opini pribadinya. Sang bos F1 pun sah-sah saja mengungkapkan tim impiannya. Semua kritikan maupun pujian yang ditujukan bagi Michael Schumacher tak lain tak bukan karena Michael Schumacher adalah sosok istimewa. Sedikit dari miliaran penduduk bumi yang memiliki kemampuan istimewa sebagai seorang mega bintang. Bahkan dibalik kritikan yang ditujukan para anti Schumi pun sebenarnya menunjukkan bahwa mereka pun tertarik pada seorang Michael Schumacher. Karena tanpa sesuatu yang bernama ketertarikan, mustahil seseorang membahas sesuatu itu yang dalam hal ini adalah Michael Schumacher. Dan bukannya tak mungkin bila para pengkritik Michael itu sebenarnya juga sangat merindukan Michael Schumacher bisa berada kembali di podium utama Formula One. Hal yang bukan hanya merupakan kerinduan para fans Schumi tapi juga merupakan harapan utama sang bintang itu sendiri yakni Michael Schumacher seperti yang diungkapkan juara dunia tujuh kali ini ketika ditanya apakah ia masih yakin bisa meraih gelar kedelapannya? 

“Absolutely. I’m still around to fight for the championship. Whether we can or cannot do that is something to be proven this year-or whenever,” tegas sang juara dunia tujuh kali ini. 

Sabtu, 10 Maret 2012

Something to Believe in

Race 19: Brazil (27 November 2011) 
Setelah penampilan solidnya di beberapa race terakhir sejak GP Belgia, perolehan poin Michael Schumacher kini hanya berjarak tujuh poin saja dari rekan setimnya. Namun menjelang race terakhir di Brazil ini, Schumi kembali menyatakan bahwa ia tak terlalu memikirkan untuk mengejar poin rekan setimnya, ia hanya berniat meraih poin untuk tim sebagai ungkapan terima kasihnya pada tim. “The team have worked very hard to improve our performance with the car that we have available to us and it would be fitting reward for them,” ujar Schumi. 

Penampilan Schumi di sesi latihan bebas hari Jum’at makin menumbuhkan optimisme untuk menutup musim dengan kenangan manis. Terlebih di sesi latihan bebas kedua, catatan waktu Michael berada di antara duo Ferrari. Ia hanya selisih 0.1 detik dari Alonso dan berada tepat di depan Massa, pebalap tuan rumah yang juga merupakan rekan setim Alonso. 

Hari Sabtu, performa Schumi masih memperlihatkan determinasinya, meskipun di sesi kualifikasi ia memilih tak mencatatkan waktu sehingga menempatkannya berada di grid ke-10 saat start. Tindakannya ini bukannya tanpa alasan karena keputusannya ini merupakan salah satu strategi Michael untuk balapan yang diperkirakan akan hujan. Untuk menjalankan strateginya ini tentu saja ia harus kembali memperlihatkan penampilan startnya yang gemilang. Hal ini dikemukakan oleh Ross Brawn, bos tim Mercedes yang menyatakan bahwa lap awal merupakan kunci bagi Schumi untuk meraih hasil yang baik. Hal ini seharusnya bisa diwujudkan mengingat Schumi kerap berhasil melompati dua posisi dari urutan startnya. 

Sayangnya start Michael kali ini tak sebagus biasanya. Ia sempat kehilangan posisinya dari di Resta namun ia berhasil meraih kembali P10-nya dari pebalap Force India itu dan tengah membidik posisi ke-9 milik Bruno Senna. Dengan kecepatan W02-nya seharusnya Schumi bisa meraih posisi ke-9 itu tapi sayangnya tindakan pebalap muda yang juga merupakan keponakan Ayrton Senna dalam melakukan pertahanan ini terlalu berlebihan. Saat Schumi berniat menyalip pebalap tuan rumah ini di garis start/finish, posisi Schumi sebenarnya sudah separuh di depan Senna saat pebalap muda Brazil ini mencoba mempertahankan posisinya yang sebenarnya tindakannya itu sudah terlambat. Dan naas, Schumi terkena puncture dari serpihan sayap depan Senna. Walaupun Senna akhirnya dikenai hukuman drive-through penalty atas perbuatannya itu, tapi balapan Schumi sudah hancur lebur. Ia bahkan terpaksa menjalani satu lap penuh dengan ban depan kanannya yang terkena puncture dan membuat posisinya merosot ke urutan belakang. 

Insidennya dengan Bruno Senna ini amat disayangkan Schumi. Juara dunia tujuh kali ini mengatakan insidennya dengan Senna itu menunjukkan kurangnya pengalaman yang dimiliki pebalap muda asal Brazil itu. Untuk memperbaiki posisinya yang sudah melorot jauh, Schumi berharap hujan yang pada hari Sabtu diprediksi akan turun saat balapan, tapi nyatanya hujan tak jua turun. Harapan Schumi untuk menutup musim 2011 dengan kenangan manis pun pupuslah sudah. 

Free Practice 1: 
Schumacher : 7th (1:15.162) 
Rosberg : 10th (1:15.321) 

Free Practice 2: 
Schumacher : 5th (1:13.723) 
Rosberg : 8th (1:13.872) 

Michael Schumacher’s Friday Quote: 
Michael Schumacher (5th, 1:13.723): "We had quite a good day here in Interlagos and were able to work through our schedule consistently, even if the track was pretty slippery. The lap times are traditionally very tight here so let's see what we can do in qualifying tomorrow. For the rest of the weekend, the weather forecast is for rain, so maybe we will see some surprises as we reach the end of the season." 

Free Practice 3: 
Schumacher : 8th (1:13.393) 
Rosberg : 7th (1:13.286) 

Qualifying: 
Schumacher : 10th (No Time) 
Rosberg : 6th (1:13.050) 

Michael Schumacher’s Saturday Quote: 
Michael Schumacher (10th, No Time): "The forecast says there is a high probability for rain during the race. With this in mind, we have kept all of our options open for tomorrow and we had a strategic approach to qualifying today. Still we need to find out why we weren't able to match our times from this morning. There will be a lot of data checking now, so that tomorrow it will be very different and we can attack for some points." 

Race: 
Schumacher : 15th 
Rosberg : 7th 

Michael Schumacher’s Sunday Quote: 
Michael Schumacher (15th): "It was a bit of a shame today with the incident with Bruno, which was caused perhaps due to some lack of experience, but then those things happen. Otherwise I think we could have had a nice race with some solid points. After the collision, all I could do was try to fight as much as possible, and hope for rain which did not come. In the first stint after the incident, my car was not well-balanced with a lot of oversteer. Unfortunately we could not change this at the pit stop which handicapped the balance in the second stint, whereas in the last stint the balance was good. We very much look forward to next season now. With all the effort that is being put into the development of the car, I am confident we can make another step forward to where Mercedes belongs; fighting at the top." 

Jumat, 09 Maret 2012

Bleed It Out

Race 18 : Abu Dhabi (13 November 2011) 
Hasil finish ke-lima yang diraih Schumi di GP India memberikan tambahan kepercayaan diri pada diri juara dunia tujuh kali yang berharap bisa finish di posisi yang sama pada sisa dua race terakhir yaitu di Abu Dhabi dan Brazil. Juara dunia tujuh kali ini berharap timnya bisa tampil bagus di GP Abu Dhabi ini terlebih ini merupakan partai kandang bagi Aabar, perusahaan investasi yang memiliki 40% saham tim Mercedes. 

Sementara itu, menjelang GP Abu Dhabi, muncul perselisihan di media Jerman soal komentar yang diucapkan Schumacher dengan media Swiss, di mana pebalap Jerman ini mengatakan bahwa Swiss adalah satu-satunya rumah yang dimilikinya. “Switzerland is the only home I have,” ujarnya saat wawancara dengan media Swiss, Neue Zuercher. Kontan ucapannya ini membuat berang media Jerman yang mempertanyakan nasionalismenya sebagai seorang Jerman padahal selama ini Schumacher disebut-sebut sebagai putra terbaik Jerman. Bahkan media terbesar Jerman, Bild sampai menurunkan berita ini sebagai headline dengan judul: “Schumi, what should we take this to mean?”

Tentu saja Schumi langsung menanggapi kegusaran media di tanah airnya ini. Schumi yang selama 15 tahun terakhir ini tinggal di rumahnya di Swiss sejak ia pindah ke tepi Danau Jenewa bersama istri dan dua anaknya dan ternyata merasa kerasan di sana, menjelaskan penafsiran media yang salah atas ucapannya. Yang dimaksudnya adalah sejak ia bersama istri dan kedua anaknya pindah ke Swiss dan merasa nyaman dengan rumahnya di tepi Danau Jenewa itu, maka ia merasa itulah satu-satunya rumah yang dimilikinya, hal inilah yang diungkapkannya dalam wawancaranya dengan media Swiss, “The fact that Switzerland is clearly the only home I have is probably because I left home when I was very young and have spent a lot of my life abroad,” ujar Michael pada media Swiss, Neue Zuercher. 

Pernyataannya inilah yang langsung menyulut kontroversi di media tanah airnya. Padahal ucapannya ini bukan berati ia menyatakan bahwa dirinya bukan orang Jerman. Ia menganggap media Jerman yang mempermasalahkan nasionalismenya sudah salah kaprah. Dengan berapi-api ia menegaskan bahwa dirinya adalah seorang Jerman. Ia adalah seorang warga negara Jerman dan kemana-mana ia selalu membawa paspor Jerman!

“Rubbish! Of course I’m German, I have a German passport, and I look forward to it every time I come to Germany,” tegas Schumi mengakhiri pertikaian media di negerinya soal nasionalismenya.

Entah apakah kontroversi ini mempengaruhinya atau tidak, nyatanya Schumi yang pada balapan-balapan terakhir tampil bagus hingga memunculkan spekulasi bahwa ia akhirnya bisa melewati perolehan finish rekan setimnya, nyatanya mengalami akhir minggu yang tak terlalu menggembirakan di Abu Dhabi ini. 

Saat qualifying, Schumi catatan waktu Schumi hanya mampu menempatkannya di urutan start ke delapan, kalah 0.8 detik dari rekan setimnya yang akan mengisi grid ke-7. Namun Schumi tetap berharap saat race bisa meraih hasil yang lebih baik terlebih bila startnya berjalan bagus seperti biasanya. Tapi sayang balapannya tak berjalan sesuai harapannya meski sebenarnya Schumi tampil bagus saat start dan berhasil menyalip Rosberg tapi setelah dua lap, Schumi terpaksa menyerahkan kembali posisinya kepada rekan setimnya itu. Bahkan Schumi sempat keteteran bersaing dengan dua pebalap Froce India, Adrian Sutil dan Paul di Resta hingga akhirnya ia harus puas hanya mampu finish ke-7 ketinggalan 20 detik lebih dari rekan setimnya, Rosberg. Selisih poin antara dirinya dengan Rosberg pun kembali melebar dan kini jadi selisih 7 poin. Tinggal tersisa satu balapan lagi. Sao Paolo, Brazil, dan Michael berharap bisa memetik hasil lebih baik di sirkuit Interlagos, Brazil. 

Free Practice 1: 
Schumacher : 15th (1:43.389) 
Rosberg : 8th (1:42.130)

Free Practice 2: 
Schumacher : 7th (1:40.553) 
Rosberg : 20 th (1:44.265)

Michael Schumacher’s Friday Quote: 
Michael Schumacher (7th, 1:40.553): "I am reasonably happy with our work in the two sessions today, and considering that we managed to work the car well, I'd say it was a good day. Obviously we have our limits to operate within, but we maximised what we have in hand, and the car felt very good. We now have to see how we can transform this work into our weekend and maybe grab some more points on a track which today was very consistent."

Free Practice 3: 
Schumacher : 10th (1:40.938) 
Rosberg : 5th (1:40.135)

Qualifying: 
Schumacher : 8th (1:40.662) 
Rosberg : 7th (1:39.773)

Michael Schumacher’s Saturday Quote: 
Michael Schumacher (8th, 1:40.682): "It was quite a tight qualifying today. I aborted my last lap in Q1 to save tyres, and having some fresh tyres left is the good news from Q3 as well. Overall it was a normal qualifying where we would probably not have much more in the pocket. I also expect a straightforward race and we will try to make the most out of opportunities that arise. The tyres should not be a big issue here, and we tested their behaviour in P2 yesterday which took place at the same time as the race. The fact that the track temperatures will drop during the race might be good for us as we struggle a bit with the tyre temperatures here." 

Race: 
Schumacher : 7th 
Rosberg : 6th

Michael Schumacher’s Sunday Quote:
Michael Schumacher (7th): "A reasonable race today and some reasonable points I would say. Considering that we did not manage to find the perfect balance yesterday, we managed to get the maximum out of our situation today. But then, I did lose some small parts of the car which cost us some balance, and towards the end I had a slow puncture, which is why I had to park my car at turn two. The tyres gave up rather early in the first stint but that was due to our tyre strategy yesterday when we wanted to save a fresh set for the race. I therefore had quite used tyres for the start. We now have to look into the data and make sure we are well prepared for the last race of the season which we want to finish as well as possible." 

Kamis, 08 Maret 2012

No More Sorrow

Race 17 : India (30 Oktober 2011) 
Usai mengalami balapan yang tak mengesankan di sirkuit Yeongam, Korea, Schumi berharap bisa meraih hasil positif di balapan perdana GP India yang kini memiliki sirkuit bernama Buddh International. Schumi menilai karakter sirkuit Buddh International cocok dengan mobilnya karenanya ia menilai seharusnya ia dan timnya bisa meraih hasil yang lebih baik dari sekadar finish di urutan ke-7 dan 8. Meski menurutnya sesi qualifying bisa jadi menyulitkan tapi belakangan ini ia merasa mobilnya jauh lebih tangguh saat balapan. Walau karakter sirkuit di India ini cocok sekali dengan mobilnya, tapi Schumi masih tak berani terlalu muluk mengharapkan kemenangan, karena menurutnya hal itu masih jauh dari jangkauan. Walau begitu ia tak menampik bahwa ia dan timnya tentu saja berharap bisa mencicipi kemenangan dan itulah yang tengah dilakukan oleh timnya saat ini. Fokus dan terus memperbaiki kinerja tim dalam menciptakan masa depan baru di Mercedes sehingga mereka bisa memetik buah kerja keras mereka ini secepatnya. 

“I think it is very important for all of us, that is what we are her for. All of us involved in teams know the taste of winning races and the championship, and that is what we are her for,” tegas Schumi mengenai harapan besar dari dirinya sendiri dan timnya yang ingin kembali merasakan kemenangan tapi sayangnya waktu mereka belum tiba. “We know we are in the situation we face right now-only way is to keep focused. We are building future of Mercedes and we wants to take fruits of that sooner rather than later,” ujar Michael dalam konferensi pers hari Kamis menjelang GP India. 

Penilaian Schumi mengenai qualifying ternyata benar. Catatan waktunya di sesi kualifikasi tak terlalu baik. Catatan waktunya hanya mampu menempatkannya di grid 12, selisih 0.8 detik dari rekan setimnya yang mengisi grid ke-7. Tapi Schumi tak terlalu khawatir dengan hasil yang diraihnya di babak kualifikasi ini. Namun berkat hukuman penalti turun 5 posisi yang diterima Petrov akibat perbuatannya pada Schumi di GP India, maka posisi start Schumi pun naik dari P12 ke urutan 11. 

Hari Minggu, saat balapan, lagi-lagi Schumi menampilkan start yang mengesankan. Di akhir lap pertama ia berhasil melompat ke P8 tepat di belakang rekan setimnya. Performa Schumi sepanjang balapan terus meningkat dan dengan strateginya akhirnya Schumi sukses finish ke-lima tepat di depan rekan setimnya. Hasil ini kembali memperkecil kembali selisih poin mereka menjadi hanya tinggal 5 poin saja. 

Free Practice 1: 
Schumacher : 5th (1:28.531) 
Rosberg : 6th (1:28.542)

Free Practice 2: 
Schumacher : 21st (1:31.804) 
Rosberg : 19th (1:31.098)

Michael Schumacher’s Friday Quote: 
Michael Schumacher (21st, 1:31.804): "This is a very interesting track with a challenging layout, and it's certainly enjoyable to drive. As we expected, off-line it is extremely dusty but the racing line became quite grippy over the day. This morning, I was happy with the balance of the car, however this afternoon was more challenging for us. We weren't really able to get into working properly for various reasons, including the red flag, and therefore tomorrow we need to work on the set-up for both qualifying and the race." 

Free Practice 3 : 
Schumacher : 11th (1:27.217) 
Rosberg : 8th (1:26.873)

Qualifying: 
Schumacher : 12th (1:26.337) 
Rosberg : 7th (1:25.451) 

Michael Schumacher’s Saturday Quote: 
Michael Schumacher (12th, 1:26.337): "Qualifying today was not really very good for us. At first I hit some traffic, and then on my final run in Q2, there was again vibrations on the set of tyres which I used which was not helpful. Saying that, this certainly does not explain the time gap to Nico so we need to understand what the reason was for that and get on top of it. As for the race tomorrow, this should work out better for me, and my aim undoubtedly is to score some points. I'm not really sure which side of the grid will be the better one, so I will just take it from there and try to gain as much as possible." 

Race:
Schumacher : 5th 
Rosberg : 6th

Michael Schumacher’s Sunday Quote:
Michael Schumacher (5th): "I am obviously happy about the race today. We achieved the maximum that we could hope for, and as a team we maximised our potential. Fifth and sixth places are a great result for us. On top of that, my car was very nicely sorted for the race and very stable. At the start, everything worked out according to my strategy as I deliberately didn't want to use KERS in the first two corners and save it for the long straight where I knew that I could make up some positions. In the second stint, I managed to maintain my tyres so I could stay out longer and that was enough for fifth place. What's really important at the moment is that we keep pushing and trying to improve, and that is what we achieved today. To the organisers of the first Indian Grand Prix, I would like to send a big compliment; I'm sure that I am not the only one to say that this was a very positive debut."

Rabu, 07 Maret 2012

Leave Out All The Rest

Race 16: Korea (16 Oktober 2011) 
Menjelang GP Korea, kemungkinan Schumi untuk pertama kalinya berhasil mengalahkan total perolehan poin dari rekan setimnya mengemuka, terlebih usai GP Jepang, poin Schumi hanya selisih tiga poin saja dari Rosberg, dan menilai dari penampilan Schumi di sesi latihan bebas, bukannya tak mungkin juara dunia tujuh kali ini akhirnya berhasil mengalahkan peroleh poin rekan setimnya ini. Meski begitu, Schumi memilih tak menghiraukan selisih poin antara dirinya dengan Rosberg. Di hadapan wartawan, Schumi menyatakan ia tak hirau dengan apakah poinnya akhirnya bisa berada di depan rekan setimnya atau tidak. Yang lebih penting baginya adalah kinerja timnya yang berada di arah yang tepat sehingga mereka bisa mendapatkan mobil yang benar-benar mumpuni. 

Sayangnya harapan tinggal harapan. Alih-alih berhasil meraih poin, Schumi malah gagal melanjutkan balapan akibat ditabrak Vitaly Petrov dari Renault. Hasil yang amat mengecewakan, padahal seharusnya Schumi bisa kembali memetik hasil positif terlebih start Schumi lagi-lagi amat bagus. Ia start dari posisi 12 tapi di akhir lap pertama, posisinya sudah naik ke urutan sepuluh besar. 

Penampilan pebalap yang telah 91 kali meraih kemenangan GP sepanjang karirnya di F1 ini terus membaik dan bahkan sempat berada di depan Alonso setelah pit pertama. Dan tengah ia menikmati balapannya sementara Alonso dan Petrov tengah bertarung di belakangnya, tiba-tiba saja Petrov yang niatnya ingin menyalip Alonso tapi malah menabrak Michael Schumacher tengah memasuki tikungan, balapan Schumi pun terpaksa berakhir. Selisih poin antara dirinya dengan rekan setimnya yang semula tinggal berjarak tiga poin pun kembali melebar. Atas kesalahan Petrov ini maka pebalap asal Rusia itu dikenai hukuman turun 5 grid saat start di balapan selanjutnya yaitu di India. 

Free Practice 1: 
Schumacher : 1st (2:02.784) 
Rosberg : 8th (2:04.311)

Free Practice 2: 
Schumacher : 14th (1:54.965) 
Rosberg : 8th (1:53.914)

Michael Schumacher’s Friday Quotes : 
Michael Schumacher (14th, 1:54.965): "Today was one of those Fridays where most of what you do is race preparation, knowing that the conditions will probably be totally different when it comes to Sunday. Through both practice sessions, it was too wet to use dry tyres, while the forecast for the rest of weekend is dry. However you can learn a lot about the car and how it works on the track, and that is what we were doing most of the time today. We now have to look deep into the data we gathered and try to work out the best way to approach the rest of the weekend." 

Free Practice 3: 
Schumacher : 6th (1:39.559) 
Rosberg : 10th (1:39.743) 

Qualifying: 
Schumacher : 12th (1:38.354) 
Rosberg : 7th (1:37.754)

Michael Schumacher’s Saturday Quotes: 
Michael Schumacher (12th, 1:38.354): "To start with the positives of today's qualifying, I have saved two fresh sets of option tyres which is always helpful. On the other hand, it was obviously a pity what happened. Everything went normally in Q1, and from what you can expect of the tyres under normal circumstances, it was absolutely justified to go for just one run in Q2. But unfortunately I could feel that something was not right when leaving the pits as I had vibrations straight away. All that was left for us to do was hope that the gap would be big enough to remain in the top ten but that turned out not to be the case. We will now have a close look into what exactly happened and fully concentrate on trying to make up some positions in the race tomorrow." 

Race : 
Schumacher : DNF (tabrakan dengan Petrov) 
Rosberg : 8th

Michael Schumacher’s Sunday Quotes:
Michael Schumacher (DNF, Accident): "Another unfortunate end to a race which could have been encouraging today. It's a big pity as the car was again very good in race trim and I had already gained some positions. It would have been interesting to see what was possible, and I think we could certainly have taken some points. As for the incident, I didn't see Vitaly coming; I was just suddenly spun into a direction I had not intended to go, and then I saw my rear wing hanging off. It was unfortunate but these things happen when you fight hard - that's racing."

Selasa, 06 Maret 2012

One Step Closer

Race 15 : Jepang (9 Oktober 2011)
Setelah mengalami kecelakaan dengan Perez di GP Singapore, yang mengandaskan harapan Michael untuk meraup poin dan membuat gap perolehan poin antara dirinya dengan rekan setimnya kembali sedikit melebar. Namun Schumi tetap optimis menyonsong GP Jepang dan berharap bisa meraih hasil yang lebih baik. Harapan yang bukan sekadar pepesan kosong, mengingat sirkuit Suzuka di Jepang ini memang merupakan salah satu trek favorit Schumi dan ada banyak kenangan luar biasa yang pernah diukir Schumi di sirkuit ini.

“Suzuka is a very special circuit, and one which has held great races, and great memories, for me over the years,” kenang Schumi menjelang gelaran GP Jepang.

Harapan Schumi meraih hasil positif di Suzuka, Jepang ini dibarengi dengan kabar baik dari tim yang mengabarkan bahwa mereka telah merekrut Aldo Costa, designer Ferrari yang sudah amat dikenal Schumi semasa ia berada di tim kuda jingkrak itu, dan Geoff Willis yang dulu pernah ada di tim ini sewaktu masih bernama BAR Honda. Keduanya akan bekerjasama dengan Bob Bell, mantan petinggi Renault yang sudah lebih dulu dibajak tim Mercedes di awal tahun sehingga diharapkan gabungan bakat mereka ini bisa makin memperkuat tim teknik Mercedes. Mengenai kemungkinan ia bisa kembali bekerjasama dengan Schumi, Aldo Costa mengaku amat bersemangat. Menurutnya Schumi amat hebat dalam menginterpretasi mobil dan pengembangannya dan ia amat mempercayai Schumi sebagai seorang pebalap. “No one is as good as him in interpreting a car and its development. He will be fundamental, and I strongly believe in him as a driver too,” ujar Costa.

Di sesi qualifying, Schumi kembali menjalankan strateginya menghemat ban untuk balapan sehingga ia memilih tak mencatatkan waktu di Q3. Langkahnya ini diikuti oleh Kobayashi dan dua pebalap Renault, Petrov dan Senna. Semula Schumi tercatat akan memulai start dari P7 tapi usai sesi qualifying, FIA mengumumkan perubahan hasil qualifying. Karena Kobayashi sempat mencatat waktu di flying lap sementara Schumi dan duo Renault tak mencatat waktu di Q3, maka sesuai regulasi, posisi start Kobayashi naik ke P7 menggeser Schumi yang akan memulai start dari P8.

Esoknya di hari Minggu, seperti biasa Schumi berhasil melakukan start bagus. Ia sukses menyalip Kobayashi. Balapan Schumi di Jepang ini termasuk salah satu yang mengesankan di tahun 2011 lalu. Schumi sempat memimpin balapan beberapa lap sebelum akhirnya ia masuk pitnya yang terakhir dan akhirnya sukses finish keenam, di depan Hamilton dan Massa yang sepanjang tahun lalu kerap bersitegang. Sementara rekan setim Schumi yang harus memulai balapan dari grid 23 akibat kegagalan hidraulik saat sesi qualifying pun menjalani balapan yang cukup baik dengan berhasil finish di urutan ke-10. Dengan hasil finish ke-enam yang diraih Schumi membuat perolehan poin antara dirinya dengan Rosberg pun kini hanya tinggal berjarak tiga poin saja.

Free Practice 1:
Schumacher          : 9th   (1:36.033)
Rosberg                 : 16th (1:38.197)

Free Practice 2:
Schumacher          : 6th (1:32.710)
Rosberg                 : 7th (1:32.982)

Michael Schumacher’s Friday Quotes: (Japan GP)
"It was a pretty typical two practice sessions today. We were working on set-up issues as usual and achieved much of what we wanted, however we are aware that the character of our car and the character of this track are not a perfect match and there are areas still to work on. From what I have seen so far, I would guess we will find ourselves qualifying in the region we have been lately, but obviously we will make our best efforts to improve our position further." 

Free Practice 3:
Schumacher          : 7th (1:32.725)
Rosberg                 : 8th (1:32.879)

Qualifying:
Schumacher          : 8th (No Time)
Rosberg                 : 23rd (Hydraulic problem)

Michael Schumacher’s Saturday Quotes: (Japan GP)
 "It was a tricky ending to my qualifying session today, but at least we have saved a set of tyres for the race tomorrow. We are still in a good position for gathering some important points, and obviously that is what I am geared to do. I am very happy with how we worked as a team to improve our performance this weekend, and I am really looking forward to having a good race at this great track which is one of my favourites." 

Race:
Schumacher          : 6th
Rosberg                 : 10th

Michael Schumacher’s Sunday Quotes: (Japan GP)
"I'm very happy with what we achieved in Suzuka today as we maximised our potential of the car, and managed to put in a good race. The team did a great job the whole weekend in finding performance and transforming it into the race. I think there was not more to expect and achieve. The pit stops were perfectly timed and everything worked out according to plan. I would like to congratulate Sebastian and his team who have been exceptional the whole year. It is extremely emotional to see him win the Championship again - I am very happy for him and even a little bit proud."