Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
ISBN : 978-979-22-9680-8
Tebal : 512 hlm.
Bertahun-tahun lamanya warga Bowmore di Mississipi menderita akibat dampak limbah beracun dari pabrik pestisida Krane Chemical yang dibuang secara tak bertanggung jawab sehingga membuat air di kota Bowmore tercemar. Sudah banyak warga kota Bowmore yang menderita dan meninggal akibat kanker yang disebabkan oleh air yang tercemar limbah dari Krane Chemical tersebut. Keadaan ini pula yang membuat Bowmore dikenal sebagai Kota Kanker - Cancer County. Meski begitu, tak ada satupun yang bisa memaksa Krane Chemical mempertanggung jawaban aksi pencemaran lingkungan yang mereka lakukan di Bowmore.
Di antara korban-korban yang menderita atas pencemaran lingkungan yang dilakukan Krane Chemical adalah Jeannette Baker yang harus kehilangan dua orang yang sangat dicintainya. Suami dan putra semata wayangnya meninggal dunia akibat menderita kanker. Suami dan anak Jeannette Baker ini termasuk kelompok orang yang meminum air yang tercemar. Jeannette sendiri tak mau meminum air dari keran langsung saat melihat air di Bowmore tersebut tercemar, sedangkan suami dan anaknya saat itu masih saja meminum air yang tercemar tersebut karena mempercayai pernyataan dari Krane Chemical bahwa air di Bowmore masih aman dan bisa dikonsumsi.
Jeannette Baker dibantu biro hukum Payton & Payton, yang dikelola pasangan suami istri, Wes dan Mary Grace Payton, akhirnya berhasil menyeret Krane Chemical ke meja hijau. Menghadapi perusahaan raksasa macam Krane Chemical tentu saja bukan hal yang mudah. Demi kasus ini Wes dan Mary Grace sampai berada di ambang kebangkrutan. Selama menangani kasus ini, mereka terpaksa meninggalkan kasus-kasus lain demi fokus pada kasus Bowmore ini. Akibatnya mereka tak ada pemasukan sementara proses pengadilan yang berlarut-larut membuat pengeluaran terus bertambah. Untuk mengatasi hal ini. Mereka terpaksa berhutang pada bank. Semakin hari hutang mereka di bank pun makin bertumpuk. Gaji para pegawai di Biro Hukum Payton & Payton pun sudah berbulan-bulan tak dibayar. Selain itu mereka juga harus kehilangan rumah mereka di kawasan elite dan sebagai gantinya terpaksa hidup di apartemen sederhana. Mereka juga harus merelakan mobil-mobil mewah mereka dijual. Semua pengorbanan mereka ini berbuah manis saat akhirnya dewan juri memutuskan Krane Chemical bersalah dan diharuskan membayar ganti rugi pada Jeannette Baker senilai 41 juta dolar.
Kekalahan Krane Chemical di Pengadilan Tinggi Mississipi ini mengakibatkan saham perusahaan pestisida ini merosot tajam. Carl Trudeau, miliuner pemilik Krane Chemical tentu saja tak rela perusahaan hancur tapi yang paling menyebalkan baginya bukanlah saham-sahamnya yang anjlok melainkan keputusan pengadilan yang membuat perusahaannya harus membayar ganti rugi 41 juta dolar pada Jeannette Baker. Selain itu, kekalahannya memicu tuntutan-tuntutan hukum lainnya dari warga Bowmore yang pada akhirnya akan mengancam posisinya dalam daftar orang terkaya versi Forbes.
Kekhawatiran Trudeau itu memang beralasan, karena setelah kemenangan Biro Hukum Payton & Payton dan Jeannette Baker ini membuat banyak pengacara yang semula enggan menangani kasus warga Bowmore mendadak menaruh minat amat besar, bahkan ada biro hukum besar dari luar Mississipi mengumpulkan sekelompok warga Bowmore yang merasa sebagai korban limbah beracun Krane Chemical dan mengajukan Class Action atas perusahaan raksasa itu.
Dalam kekhawatirannya ini, Trudeau dihubungi seseorang senator yang memberinya sebuah nama yang dijamin bisa membantunya memenangi kasusnya dalam pengadilan banding di Mahkamah Agung sehingga ia tak perlu mengeluarkan uang sepeser pun untuk Jeannette Baker maupun masyarakat Bowmore lainnya. Namun tentu saja bantuan ini tak murah. Namun Trudeau lebih rela mengeluarkan uang untuk membayar orang ini daripada membayar uang ganti rugi pada masyarakat Bowmore. Nama orang yang diusulkan senator kenalan Trudeau ini adalah Barry Rinehart.
Pekerjaan Barry Rinehart ini bisa dibilang cukup unik. Ia mengatur kampanye yang disebut pemilu peradilan, di mana ia bisa menggeser hakim di pengadilan banding dan pengadilan tertinggi yang berpotensi merugikan kliennya dan mengganti posisi hakim itu dengan hakim lain yang bisa memberi keputusan yang diinginkan oleh klien-kliennya. Dan klien Barry Rinehart ini adalah perusahaan-perusahaan besar macam Krane Chemical yang menghadapi tuntutan hukum. Untuk memenangkan klien-kliennya ini, Rinehart bersama kelompok kerjanya ini mengatur kampanye secara agresif dalam pergantian hakim pengadilan yang dinilai akan memberatkan posisi para kliennya. Tentu saja kerja kelompok Rinehart ini sangat rahasia namun sistematis dan tentunya sangat bersih, tanpa dokumen sehingga takkan terlacak. Dengan membayar delapan juta dolar, maka Carl Trudeau akan mendapatkan seorang Hakim Mahkamah Agung yang akan memenangkan kasusnya dan membebaskannya dari segala macam tuntutan warga Bowmore.
Untuk melakukan pekerjaan ini, Barry Rinehart menugaskan Tony Zachary. Ia yang akan menemui calon potensial untuk menjadi Hakim di Mahkamah Agung Mississippi yang bisa mereka setir untuk memenuhi semua keinginan mereka. Pilihan pun jatuh pada seorang pengacar tak terkenal yang tinggal di luar kota kecil di Brookhaven, Mississippi bernama Ron Fisk. Profil Ron Fisk bisa dibilang tanpa cela, tokoh yang mudah dipoles untuk menjadi pujaan masyarakat. Pria muda kulit putih, menikah dengan satu istri, tiga anak, cukup tampan, berpakaian rapi, konservatif, penganut Kristen Baptis yang taat, lulusan sekolah hukum Universitas Mississipi dan tidak pernah melakukan pelanggaran etika dalam karir hukum, pun tak pernah terlibat masalah pidana selain kena tilang, namun masalahnya meski berprofesi sebagai pengacara, ia tidak tergabung dalam kelompok pengacara persidangan, tidak ada kasus yang kontroversial, tidak memiliki pengalaman apa pun di bangku sidang, yang artinya ia sebenarnya tidak memiliki kompetensi untuk menilai kasus sebagai hakim di persidangan apalagi menjadi seorang Hakim Agung. Tapi justru ini merupakan poin istimewa dari Fisk bagi Zachary dan orang yang mempekerjakannya.
Fisk tentu saja tak mengetahui rencana besar dibalik penawaran Zachary untuk menjadikannya sebagai Hakim Agung. Fisk yang sederhana dan memiliki hidup monoton ini tentu saja terpesona dengan bayangan posisinya sebagai seorang Hakim Agung. Sebuah kelompok yang dinamakan Judicial Vision menjadi penyandang dana yang akan mempromosikan Fisk menjadi Hakim Agung.
Demi menjadikan Ron Fisk sebagai Hakim Agung tentu saja diperlukan seorang korban di antara Hakim Agung yang perlu digeser dari posisinya. Pilihan jatuh pada Sheila McCarthy. Berbeda dengan Ron Fisk, banyak kepribadian dari Hakim Sheila McCarthy ini yang tak terlalu mengesankan bagi kelompok konservatif. Sheila McCarthy memiliki moralitas yang cenderung longgar. Janda cerai dan seorang penganut liberalisme. Meski begitu, Sheila McCarthy merupakan seorang Hakim Agung yang tangguh. Kebalikan dari Ron Fisk, Sheila sangat berpengalaman dengan kejamnya pertarungan di ruang sidang. Namun masyarakat tentu saja takkan memperhatikan soal ini. Masyarakat umumnya hanya memperhatikan kehidupan personal dan inilah yang digunakan Tony Zachary dalam kampanye. Dibanding Sheila McCarthy yang liberalis dengan kehidupan pernikahan yang berantakan tentu saja masyarakat akan memilih Ron Fisk yang memiliki kehidupan pernikahan ideal dengan kehidupan keagamaan yang tampak tak bercela pula.
Sementara itu, Wes dan Mary Grace Payton di antara persiapan menuju banding menghadapi berbagai masalah pelik. Bank yang selama ini memberi mereka pinjaman sehingga biro hukum mereka masih bisa beroperasi tiba-tiba saja terjadi pergantian manajemen, hal ini tentu saja ada campur tangan tak terlihat dari Carl Trudeau. Atas prakarsa Trudeau pula manajemen baru bank ini menyetop pinjaman pada Payton & Payton dan menuntut pembayaran hutang-hutang mereka. Payton & Payton di ambang kebangkrutan. Ayah Mary Grace, warga asli Mississippi yang berharap keadilan bagi warga di tanah kelahirannya ditegakkan merelakan rumahnya digadaikan demi memberi sedikit ruang bagi anak dan menantunya menyelamatkan biro hukum mereka.
Selain itu ada kabar ahli teknik industri yang bekerja di pabrik Krane di Bowmore bernama Gatewood dikabarkan menghilang. Gatewood sudah bekerja di Krane selama 34 tahun membuatnya sangat mengenal Krane luar dalam. Selama persidangan ia mati-matian membela Krane, sikapnya di pengadilan yang arogan, agrsif, dan cepat marah membuat para juri sangat membencinya. Hakim Harrison yang memimpin sidang dengan jelas bisa mengetahui kesaksian Gatewood adalah palsu dan secara terbuka mengancam Gatewood akan dakwaan atas kesaksian palsu. Hal ini tentu saja justru memberi keuntungan bagi pihak penggugat yaitu Payton & Payton yang mewakili Jeannette Baker. Menghilangnya Gatewood menjelang sidang banding tentu saja menimbulkan tanda tanya. Besar kemungkinan Krane Chemical menyingkirkannya. Dua tahun sebelumnya, Earl Crouch, atasan Gatewood juga dikabarkan menghilang secara misterius. Crouch dan Gatewood sebelumnya selalu membela Krane mati-matian dan menyangkal apa yang sudah terbukti dengan jelas. Pembelaan keduanya terhadap Krane ini ternyata karena mereka diancam. Keduanya mengeluh diancam akan dibunuh.
Di sisi lain, kampanye menuju kursi hakim Mahkamah Agung Mississippi mulai memanas. Kampanye negatif mulai dilancarkan ke arah Sheila McCarthy, namun kampanye negatif ini tak dilancarkan dari kubu Ron Fisk. Demi membuat Ron Fisk sebagai figur tanpa cela, maka Tony Zachary dan kelompok korporat di belakangnya membayar seorang pengacara pemabuk untuk menjadi calon Hakim Agung yang fungsinya hanya untuk melontarkan kampanye-kampanye negatif terhadap Sheilla McCarthy. Setelah misinya selesai, saat McCarthy sudah hancur-hancuran di muka publik, maka pemabuk bayaran ini pun mengundurkan diri dari pencalonan.
Sheila McCarthy yang menyadari posisinya sebagai Hakim Agung terancam berupaya mengumpulkan kelompok kampanye yang sebagian besar merupakan para pengacara. Namun dana besar dari Judicial Vision pengusung Ron Fisk bukanlah tandingan kelompok pengacara pendukung Sheila McCarthy yang kebanyakan juga pelit dan tak benar-benar rela menyumbangkan uang pribadi mereka untuk kampanye McCarthy. Hasilnya tentu saja bisa ditebak, Ron Fisk terpilih menjadi Hakim Agung.
Menjadi hakim terlebih Hakim Agung ternyata memiliki konsekuensi yang tak kecil. Hal ini baru disadari Fisk saat putranya mengalami kecelakaan dalam pertandingan bisbol. Saat itu kasus banding Jeannette Baker versus Krane Chemical sudah menjadi pembahasan hangat di Mahkamah Agung. Delapan Hakim Agung sudah membuat keputusan, pendapat mayoritas dikepalai memenangkan Krane. Keputusan Fisk sangat dinantikan, pendapatnya bisa saja membalikkan keadaan menjadikan kemenangan di pihak Baker tapi ia memilih mengendapkan lebih dahulu keputusan ini demi pertandingan bisbol putranya, Josh. Saat bermain bisbol ini kecelakaan menimpa Josh. Ia mengalami gegar otak dan langsung dibawa ke rumah sakit. Tapi rumah sakit yang didatanginya ternyata melakukan kesalahan yang berakibat kondisi anaknya makin parah. Anaknya lalu dibawa ke rumah sakit lain. Saat berada di rumah sakit inilah Fisk mengalami kejadian yang membuatnya menyadari betapa setiap keputusan yang dibuatnya sebagai seorang hakim sangat memengaruhi hidup orang lain. Di sana ia bertemu Aaron, seorang bocah yang mengalami kecelakaan akibat kelalaian sebuah produsen bush hog hingga menyebabkan bocah ini mengalami cedera otak yang berujung pada cacat permanen. Keluarganya yang mengalami kehancuran finansial menuntut produsen tersebut ke meja hijau. Juri menilai produsen harus bertanggung jawab. Tapi Fisk saat itu berpikir kecelakaan bisa terjadi kapan saja dan tanpa bisa dicegah dengan mudahnya menjatuhkan putusan yang pada akhirnya merugikan anak tersebut. Kini di saat anaknya sendiri mengalami kejadian nyaris sama, kecelakaan yang diakibatkan kelalaian sebuah korporasi, ia baru menyadari betapa keputusannya bisa memengaruhi hidup-matinya seseorang.
Sementara itu saham Krane Chemical perlahan mulai merangkak naik kembali. Carl Trudeau merasa puas tapi ia ingin meraih laba lebih besar terlebih ia sudah berinvestasi cukup besar untuk penetapan Ron Fisk menjadi Hakim Agung, ia merasa sudah saatnya menerima hasil investasinya. Ia mulai mendesak penyelesaian kasusnya dengan warga Bowmore. Ron Fisk memang tak mengenal Carl Trudeau tapi setelah ia didesak Tony Zachary yang telah memoles dan memuluskan jalannya menuju posisi Hakim Agung untuk segera menjatuhkan putusan atas kasus Jeannette Baker versus Krane Chemical dengan kemenangan di pihak Krane tentunya, barulah Ron Fisk menyadari pencalonannya menuju kursi hakim di Mahkamah Agung Mississippi disokong oleh korporasi busuk yang kini memintanya membayar jasa. Fisk memang belum kehilangan nurani tapi sayangnya ia merasa tak memiliki kekuatan untuk menentang korporasi besar itu.
Membaca novel ini kita seperti disuguhi realita pahit kebenaran tak selalu mutlak berjaya. Carl Trudeau bisa jadi merupakan tokoh antagonis tanpa nurani tapi itulah gambaran dari realitas yang ada. Kita bisa jadi iba pada Jeannette Baker yang sejak kemenangan sesaatnya di pengadilan menengah Mississippi yang menetapkan Krane Chemical harus membayar ganti rugi 41 juta dolar pada wanita malang yang telah kehilangan suami dan anak semata wayangnya. Jeannette Baker bisa jadi merupakan gambaran kebanyakan rakyat kecil yang hanya berharap pada keadilan tapi nyatanya hukum tak selalu berpihak pada nilai-nilai kebenaran itu. Namun satu hal yang sangat mengagumkan dari Baker, ia tak terlena pada euforia atas kemenangan singkatnya di pengadilan menengah Mississippi karena ia sadar perusahaan raksasa macam Krane Chemical takkan semudah itu memberinya uang ganti rugi seperti yang diputuskan oleh pengadilan. Ia sadar keadilan mungkin tak bisa sempurna diraihnya tapi ia setidaknya telah berjuang. Bukan untuk dirinya sendiri. Bukan demi ganti rugi puluhan juta dolar untuk dirinya. Perjuangannya melawan korporat besar macam Krane Chemical adalah demi menegakkan keadilan bagi suami dan anaknya walau ia tahu keadilan memiliki versi kisah yang berbeda untuknya. Begitu pula dengan Wes dan Mary Grace Payton. Mereka rela mempertaruhkan segalanya demi kasus Jeannette Baker ini. Bersama Pendeta Denny Ott, mereka bagai suluh bagi warga Bowmore untuk tak putus harapan memperjuangkan keadilan bagi mereka.