Total Tayangan Halaman

Translate

Rabu, 25 Juli 2012

Resensi: Pesta Makan Malam karya: Roald Dahl

George Cleaver, seorang jutawan baru, merasa memiliki segalanya untuk membuatnya masuk kalangan elite. Ia yang semula tinggal di daerah pinggiran kota, kini dengan uangnya yang melimpah bisa membeli rumah mewah di tengah kota London.

Tak cukup hanya rumah mewah. Untuk mewujudkan harapannya, meningkatkan status sosialnya, maka ia pun kerap mengadakan jamuan makan malam mewah di rumah barunya itu dengan dibantu seorang koki asal Perancis, Monsieur Estragon dan seorang pelayan berkebangsaan Inggris, Tibbs, yang digaji dengan sangat tinggi.

Namun, ternyata pesta-pesta makan malam yang kerap diselenggarakannya itu tak sesuai harapannya. Tamu-tamu yang hadir terlihat tak terlalu menikmati jamuan makan malam yang diselenggarakannya itu meski hidangan yang disajikan sangat istimewa.

Mr. Cleaver pun mencoba mencari tahu apa yang membuat pestanya terasa hambar. Menurut pelayannya, Tibbs, gagalnya pesta-pesta yang diselenggarakannya itu karena anggur yang disajikan Mr. Cleaver merupakan anggur murahan yang sama sekali tak sesuai dengan hidangan lezat dan istimewa karya Monsieur Estragon. Tibbs pun memberikan masukan nama-nama anggur yang terkenal akan citarasanya yang istimewa meski harganya selangit macam Cheval Blanc dari tahun 1895 dan 1921 dan Haut-Brion dari tahun 1906. Mr. Cleaver pun memerintahkan pelayannya untuk membeli anggur-anggur itu.

"Isi gudang anggur kita sampai penuh dari lantai hingga ke langit-langit," perintah Mr. Cleaver pada pelayannya. Tak peduli berapapun harganya. Mulailah Tibbs mencari anggur-anggur mahal itu di Inggris dan Perancis. Sayangnya ada beberapa anggur yang tak lagi diproduksi tapi untungnya ia masih bisa mendapatkan anggur dari tahun 1929 dan 1945 meski harganya selangit hingga membuat Mr. Cleaver menggaruk-garuk kepalanya.

Mr. Cleaver diajari oleh pelayannya cara menikmati anggur yang benar agar dapat merasakan kenikmatan dari citarasa anggur-anggur istimewa itu. Selain itu, Mr. Cleaver pun mulai banyak membaca mengenai anggur hingga ia merasa sudah cukup memahami soal anggur. Ia pun kembali mengadakan jamuan makan malam mewah. Tapi sayangnya, lagi-lagi pesta makan malamnya berlangsung tanpa kesan dari tamu-tamunya.

Mr. Cleaver pun kembali bertanya pada pelayannya apa sebab pestanya masih terasa hambar. Sang pelayan mengatakan penyebab dari kegagalan pesta makan malam itu karena Mr. Cleaver memerintahkan Monsieur Estragon memasukkan cuka ke dalam salad dan menurut Tibbs, cuka mengancurkan rasa dari anggur. Kali ini Mr. Cleaver tak bisa menerima pendapat dari pelayannya. Ia malah menghardik keras pelayannya itu.

Ia menganggap omongan Tibbs soal cuka yang mengancurkan cita rasa dari anggur istimewa nan mahal itu adalah omong kosong.

"Aku akan mengatakannya lagi, Tibbs. Yang kau katakan adalah omong kosong. Buktinya cuka itu tidak menghancurkan cita rasa anggur di lidahku," seru Mr. Cleaver membantah pendapat pelayannya.

Tak cukup dengan itu, bahkan Mr. Cleaver pun mengolok-olok Tibbs di hadapan tamu-tamunya. Tapi tak dinyana ia yang semula bermaksud merendahkan pelayannya itu justru malah mendapat serangan tak terduga dari pelayannya.

Pelajaran dari cerita ini menurut saya adalah ternyata menjadi jutawan tak berarti mampu mengubah citarasa dan kepribadian seseorang. George Cleaver memang mampu membeli segalanya dengan uangnya yang melimpah tapi ia tetap tak mampu membeli citarasa sebagai seorang jutawan. Ia bahkan tak pernah mampu membedakan rasa dari anggur mahal dengan anggur murahan. Dan ternyata pula ia tak pernah mencicipi anggur mahal yang dibeli dengan uangnya itu karena semua anggur itu telah habis dicicipi oleh pelayan dan kokinya.

Pesta Makan Malam karya Roald Dahl ini aslinya berjudul "The Butler" dan pertama kali diterbitkan tahun 1973 dalam koleksi cerpen The Umbrella Man.

ROALD DAHL yang merupakan penulis dan penyair asal Inggris ini terkenal lewat cerita-ceritanya yang unik seperti "Charlie and the Chocolate Factory (yang pernah difilmkan dan dibintangi aktor kawakan, Johnny Depp), "Fantastic Mr. Fox", "Mathilda", serta "James and the Giant Peach"- dan masih banyak lainnya.

Tidak ada komentar: