Gabriel John Utterson awalnya tak mengira kisah yang dituturkan oleh sepupunya, Richard Enfield akan membawanya ke sebuah kasus yang sangat pelik. Saat mereka tengah berjalan-jalan seperti rutinitas mereka setiap hari Minggu, mereka melewati sebuah pintu belakang sebuah rumah. Melihat pintu ini, Mr. Enfield teringat kejadian aneh beberapa malam sebelumnya dan ini diceritakannya pada Mr. Utterson.
Malam itu, Mr. Enfield berkisah, ia melihat seorang pria berperawakan kecil dengan baju yang kebesaran tengah berjalan kaki dan di arah sebaliknya ada seorang anak perempuan yang juga berjalan menuju ke arahnya. Saat sudah berdekatan si pria ini tiba-tiba membuat anak perempuan itu terjatuh, bukannya membantu anak perempuan itu bangkit berdiri si pria berperawakan pendek ini malah menginjak-injak si anak perempuan yang malang itu. Tangisan dan jeritan kesakitan si anak perempuan ini membuat orang-orang di sekitar mereka mendekat, si pria aneh itu tanpa perasaan bersalah mencoba pergi begitu saja, tapi Mr. Enfield yang sigap langsung menangkapnya sehingga ia tak bisa berkelit dan berjanji akan memberi cek sebagai biaya pengobatan si anak perempuan malang itu. Si pria ini lalu masuk ke pintu di mana Mr. Enfield dan Mr. Utterson saat ini berdiri.
Saat keluar ia memberikan cek seperti yang dijanjikannya. Tapi semua orang di sana terlihat tak percaya melihat nama dan tanda tangan di atas cek itu adalah nama seorang yang sangat terkenal dan terpandang. Mereka mengira tanda tangan di cek itu mungkin palsu atau jika asli ada kemungkinan si pria aneh yang mengaku bernama Edward Hyde ini telah mencuri cek tersebut. Tapi saat cek tersebut diuangkan keesokan paginya ternyata tanda tangan itu asli dan tak ada laporan cek itu telah dicuri. Tanda tangan yang tertera di cek tersebut adalah tanda tangan Dr. Henry Jekyll yang memiliki reputasi dan dikenal dermawan. Mendengar cerita sepupunya itu, Mr. Utterson sedikit ragu apalagi dikatakan si pria aneh berperawakan kecil ini masuk ke dalam pintu rumah di mana mereka tengah berdiri. Dan Mr. Utterson sangat mengenal pintu rumah ini karena pintu di mana mereka berdiri dan menjadi awal cerita Mr. Enfield adalah pintu laboratorium yang menuju ke kediaman pribadi Dr. Henry Jekyll, sahabatnya.
Mr. Enfield juga menggambarkan ciri-ciri fisik dari Edward Hyde. Selain berperawakan pendek, wajah Hyde terlihat sangat jahat hingga membuat siapapun yang melihatnya merasa ngeri dan jijik.
Beberapa hari kemudian di suatu malam, Utterson berpapasan dengan Edward Hyde dan ciri-ciri fisiknya benar-benar mirip seperti yang digambarkan oleh Enfield.
Sebelum Enfield menceritakan tentang Hyde sebenarnya Utterson sudah lama mengenal nama Edward Hyde, karena beberapa hari sebelumnya, Henry Jekyll pernah meminta bantuan Utterson yang adalah seorang pengacara untuk membuatkan surat wasiat. Dalam wasiatnya itu Henry Jekyll memutuskan akan menyerahkan seluruh harta kekayaannya pada Edward Hyde bilamana ia tiba-tiba menghilang tanpa diketahui jejaknya selama tiga bulan. Sejak membuatkan wasiat itu, Utterson sudah merasa aneh, ditambah mendengar cerita sepupunya yang melihat Hyde bisa dengan mudah dan memiliki kunci pintu laboratorium yang menuju rumah Jekyll bahkan bisa memberikan cek dengan tanda tangan Henry Jekyll. Dengan semua keanehan ini, Utterson curiga jangan-jangan ada rahasia kelam Jekyll yang jatuh ke tangan Hyde dan kini Hyde mencoba memeras Jekyll.
Sebagai sahabat, Utterson ingin menolong Jekyll terbebas dari Hyde yang terlihat jahat itu, tapi Jekyll menenangkan Utterson bahwa ia baik-baik saja dan tak ada yang perlu dikhawatirkan. Masih merasa penasaran, Utterson mencoba menemui Dr. Hastie Lanyon, sahabat Jekyll sejak di sekolah. Mengingat Lanyon sudah lama berteman dengan Jekyll maka Utterson menduga pastilah Lanyon mengenal semua teman-teman Jekyll. Tapi Lanyon menyatakan bahwa ia dan Jekyll belakangan berselisih paham. Jekyll sangat suka melakukan eksperimen dan belakangan ini Lanyon menganggap kejeniusan Jekyll telah membuatnya sedikit aneh, terkadang Lanyon menyaksikan sendiri sifat-sifat jahat Jekyll. Meski mereka berselisih paham berhubungan dengan profesi mereka namun keduanya tetap berteman dan Lanyon bisa memastikan bahwa sejak dulu tak ada teman Jekyll yang bernama Edward Hyde.
Keanehan ini belum lagi terurai tiba-tiba terjadi suatu peristiwa mengerikan. Suatu malam terjadi pembunuhan terhadap anggota dewan. Seorang saksi mata melihat sosok pembunuhnya itu berperawakan kecil dengan wajah jahat yang menjijikan. Di tempat kejadian tertinggal serpihan tongkat yang terlihat unik dan langka. Utterson sangat mengenal tongkat itu karena tongkat itu pernah ia hadiahkan untuk Henry Jekyll.
Kejadian ini membuat Utterson merasa posisi Jekyll kini berada dalam bahaya. Reputasinya bisa saja hancur bila kedekatannya dengan Hyde diketahui. Utterson segera mendatangi Jekyll untuk mendesaknya agar menjauhi Hyde. Ternyata tanpa diminta pun, Jekyll menegaskan ia takkan pernah lagi mau terlibat dengan Edward Hyde. Ia juga menunjukkan pada Utterson surat yang baru saja diterimanya. Surat itu tidak melalui pos, Jekyll menduga surat itu diantarkan langsung oleh pengirimnya. Surat itu dari Hyde dan dalam surat tersebut Hyde mengungkapkan rasa terima kasihnya pada Jekyll yang banyak membantunya dan meminta Jekyll tak mengkhawatirkannya karena ia memiliki cara untuk meloloskan diri.
Henry Jekyll yang berperawakan tinggi besar itu tampak pucat dan kelihatannya benar-benar ketakutan. Tanpa banyak pikir ia bahkan mengijinkan Utterson menyimpan surat dari Hyde tersebut.
Isi surat itu memang tak ada yang aneh tapi keberadaan dan asal usul surat itu diliputi banyak misteri. Jekyll menyatakan pada Utterson bahwa surat tersebut diantarkan langsung ke rumahnya, tapi saat Utterson menanyakan pada Poole, kepala pelayan di rumah Jekyll sangat yakin bahwa hari itu tak ada siapapun yang mengirimkan surat kecuali tukang pos tapi yang diantarkan tukang pos hanyalah surat-surat iklan saja dan sama sekali tak ada surat pribadi untuk Dr. Henry Jekyll.
Keanehan kedua seputar surat itu datang dari pengamatan Guest, kepala tata usaha di kantor pengacara Utterson. Mr. Guest sangat piawai membaca tulisan. Di waktu yang sama datang surat dari Dr. Henry Jekyll untuk Mr. Utterson. Saat melihat surat dari Hyde dan surat dari Dr. Jekyll yang baru saja datang, Mr. Guest dengan pasti menyatakan bahwa kedua tersebut ditulis oleh orang yang sama.
Pernyataan Mr. Guest itu sangat mengejutkan Utterson. Tapi belum lagi misteri ini terpecahkan, datang kejadian aneh berikutnya. Suatu hari Utterson mengunjungi Dr. Lanyon karena Jekyll lagi-lagi secara tiba-tiba kembali sukar ditemui dan memilih mengurung diri di dalam laboratorium pribadinya. Saat melihat Lanyon, Utterson terperangah melihat penampilan sahabatnya berubah drastis secara mendadak. Lanyon yang biasanya ceria kini terlihat kurus, pucat, dan tampaknya tengah menanggung beban pikiran yang sangat berat. Padahal beberapa hari sebelumnya, Lanyon masih tampak segar saat menghadiri undangan makan malam di rumah Henry Jekyll. Saat mendengar nama Jekyll, tiba-tiba Lanyon marah dan meminta Utterson tak pernah lagi menyebut nama Henry Jekyll di depannya. Utterson kebingungan tapi ia tak mendapat jawaban yang bisa memuaskan rasa ingin tahunya. Beberapa hari kemudian, Lanyon meninggal dan di hari pemakamannya, Utterson menerima surat dari Lanyon tapi pada amplopnya tertulis surat tersebut baru boleh dibuka bila Dr. Henry Jekyll sudah meninggal dunia atau menghilang.
Melihat tulisan menghilang ini membuat Utterson kembali kebingungan. Apa maksud dari menghilang ini? Dua kali ia melihat kata ini. Pertama dalam surat wasiat Henry Jekyll dan kini kata menghilang ini kembali muncul di surat dari almarhum sahabatnya yang lain, Hastie Lanyon.
Teka-teki yang membingungkan ini terbuka saat suatu malam Poole, kepala pelayan Henry Jekyll datang ke rumah Utterson. Ia khawatir majikannya berada dalam bahaya. Selama ini Poole dan seluruh pelayan di rumah tersebut yakin majikannya yang mengurung diri dalam laboratoriumnya berada seorang diri karena majikannya tak berkenan ditemui siapapun dan mereka yakin sekali tak ada siapapun yang datang. Tapi suatu hari, Poole melihat sosok seorang pria mengenakan topeng terlihat mengendap-endap dari arah laboratorium masuk ke dalam rumah. Saat Poole menegurnya, orang ini langsung menjerit dan berlari kembali ke dalam laboratorium. Selain itu dari bunyi langkah di dalam laboratorium, Poole merasa ada orang lain selain majikannya.
Utterson yang sudah sejak semula mengkhawatirkan Jekyll makin khawatir mendengar penuturan Poole. Dan kekhawatirannya makin menjadi saat ia memanggil-manggil Jekyll di depan pintu laboratorium tapi suara yang menjawabnya bukanlah suara Henry Jekyll. Sebelumnya Utterson sempat berpapasan dengan Edward Hyde di sebuah perumahan mewah dan sempat memaksanya bicara dan kini suara yang sama itulah yang menjawabnya dari balik pintu laboratorium. Suara Edward Hyde yang kasar. Tanpa pikir panjang, mengira jangan-jangan Hyde telah membunuh Henry Jekyll maka Utterson dan Poole mendobrak pintu laboratorium itu tapi ternyata jawaban dari teka-teki aneh ini sama sekali di luar nalar pikir manusia siapapun. Tak ada sosok Henry Jekyll. Yang ada hanyalah sosok seorang pria berperawakan pendek dengan baju yang kebesaran. Sosok Edward Hyde yang sudah tewas bunuh diri saat mendengar Utterson dan Poole mendobrak pintu laboratorium. Utterson mencari keberadaan Henry Jekyll, ia menemukan surat dan tulisan di surat tersebut dikenalnya sebagai tulisan Henry Jekyll.
Jekyll meninggalkan dua surat untuk Utterson. Yang pertama sepucuk surat yang sangat singkat dan yang lainnya adalah satu bundel surat yang sangat berat. Dalam suratnya yang singkat, Jekyll meminta Utterson terlebih dahulu membaca surat dari Lanyon sebelum membaca satu bundel surat yang ditinggalkannya itu. Surat dari Lanyon dan Jekyll itulah yang akhirnya membuka semua teka-teki aneh ini. Dalam surat itu pula barulah diketahui di mana keberadaan Dr. Henry Jekyll dan pribadi sebenarnya Edward Hyde yang berperawakan pendek dan berwajah jahat itu.
Catatan: Kisah Jekyll dan Hyde merupakan salah satu kisah klasik yang sudah melegenda. Dua pribadi yang bertolak belakang tapi juga menggambarkan dualisme dalam diri setiap manusia yang membentuk satu kesatuan sebagai pribadi yang utuh. Melalui karyanya ini Robert Louis Stevenson memperlihatkan kejeniusannya mengurai sifat-sifat paling mendasar setiap manusia. Kemunafikan manusia yang tak ingin mengorbankan reputasinya sebagai makhluk terhormat tapi di sisi lain bergolak rasa ingin memuaskan hasrat dari sisi paling gelap dalam dirinya. Sisi jahat dari pribadinya sendiri yang disadari secara nyata mengerikan dan bisa merusak reputasinya tapi tak bisa juga ditampik petualangan sisi jahatnya begitu menyenangkan, menegangkan dan membuat hidup jadi terasa bergairah. Demi maksud inilah maka eksperimen itu dilakukan. Eksperimen yang pada dasarnya menunjukkan ambisi dan kearoganan seseorang. Hasrat untuk menantang Tuhan. Mencipta ulang tapi berujung pada tragedi.
Awalnya alur cerita dalam novel ini sedikit agak membosankan dan membingungkan tapi seiring waktu, kemisteriusan yang membalut pribadi Edward Hyde membuat jalan cerita jadi menarik. Puncaknya, ending yang benar-benar menantang daya nalar manusia. Ending yang sama sekali tak terduga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar