pic taken from: www.oddsack.com (sepertinya gbr ini diambil tahun 2004 saat JB masih bersama BAR Honda)
Hari Minggu kemarin, saat menyaksikan GP Hungaria, sejujurnya aku sudah menyiapkan apa yang akan kutulis yang pastinya penuh dengan kejengkelanku karena ternyata helm semangka JB yang jelek itu masih juga bertengger di kepalanya dan masih pula memberikan bad luck for him. Tapi sepertinya aku harus mulai membiasakan diri melihat helm semangka itu melindungi kepala jagoanku dan mengabaikan aura bad luck yang disebarkannya pada JB di tiga GP terakhir ini.
Ya, rasanya helm semangka itu akan lama menyertai GP di seri-seri berikutnya dan sepertinya aku memang harus mulai menyukai helm semangka itu seperti aku menyukai wajah yang mewakili pribadi di balik helm itu. Memang rasanya tak mungkin JB menuruti insting ngaco salah satu penggemarnya yang bukan peramal tapi sok meramal mengenai nasib buruknya hanya berdasar pada tampilan helmnya (tapi jujur aku memang tak suka dengan goresan hijau di helm JB itu seperti warna hijau mobil Honda JB musim lalu yang seperti ketumpahan cat).
Kupikir, memang pendapatku itu tak rasional. Dan sebagai pendukung setia JB, aneh bila aku menganggap kemampuan JB hanya berdasar pada helmnya saja. Toh, penampilan gemilang JB di tujuh seri awal musim ini di mana ia berhasil memenangi enam seri dari tujuh GP dan membuatnya memimpin di klasemen, pastinya bukan hanya melulu karena helmnya (meski helm pastinya sangat berperan dalam melindungi kepala bagus JB itu, tentunya) tapi juga karena bakat balap JB dan kemampuannya dalam mengendalikan mobilnya yang dengan halus namun tak mengurangi kecepatan, melibas tiap tikungan yang telah mempesona mula-mula Sir Frank lalu Ross Brawn dan seluruh dunia pada seri-seri awal musim ini.
Sedih rasanya melihat Brawn GP yang tampil begitu heroik dan dominasi JB bersama Brawn membuat ketar-ketir Bernie Ecclestone, bos sirkus F1 yang selalu berusaha membuat F1 tampil menarik dan tak berharap F1 dianggap membosankan seperti pada masa-masa kejayaan Michael Schumacher bersama Ferrari dulu (meski bagiku masa-masa itu justru salah satu masa-masa terindah F1 modern di mana Schumi dan F1 justru menjadi jualan yang laris manis).
Meski tambahan dua poin di GP Hungaria kemarin masih bisa membuat JB bertahan di puncak klasemen tapi perolehan poin yang diraih para pesaingnya cukup besar dan benar-benar mengancam kepemimpinan JB dan aku tak ingin gelar juara pertama JB yang begitu hampir pasti diraih JB dengan performa luar biasanya bersama Brawn di tujuh seri awal hanya menjadi mimpi abadi JB (dan seluruh pendukung setia Jenson Button di seluruh dunia, pastinya).
Akhirnya aku hanya dapat terus berharap Brawn GP dapat segera menemukan kembali performa terbaik mereka seperti di awal musim sehingga aku dapat kembali menyaksikan aksi gemilang JB dan gelar dunia pertamanya bukan hanya sekadar mimpi baginya.
Seperti judul novel Marga. T, badai pasti berlalu. Kuharap badai masalah yang menaungi Brawn di tiga GP terakhir ini akan segera berakhir dan Jenson bersama Brawn dapat kembali ke garis depan pertempuran, memperlihatkan pada dunia bahwa mereka merupakan pejuang tangguh dan pantas diperhitungkan di pertempuran paling sengit sedunia, peperangan ala Formula One, dan di ujung musim nanti mereka berhasil mengukir sebuah sejarah manis, gelar dunia yang berhasil direbut oleh tim privateer debutan bersama pembalap Inggrisnya yang sekali waktu dulu kemampuannya sempat diragukan oleh segelintir orang karena minimnya prestasi yang diukirnya. Telah cukup lama Jenson menunggu masa-masa ini, saat ketika waktu berpaling padanya dan rasanya terlalu kejam bila sang waktu kembali memalingkan wajahnya dari pembalap Inggris yang humoris ini setelah sekian panjang perjuangan yang diperlihatkan pemuda ini.
Mimpi memang indah tapi akan lebih indah bila mimpi itu menapak dalam kenyataan. JB pernah berada di masa-masa yang buruk dan ia berhasil melewati masa-masa buruk itu, dan kurasa JB yang telah dewasa oleh waktu itu pun pasti bisa melewati masa-masa buruknya kali ini dan berhasil membuat mimpinya menjadi sebuah kenyataan yang akan terus dikenang olehnya dan seluruh dunia sebagai sebuah kenangan manis. Gelar itu sudah menunggu dan Jenson takkan mungkin membiarkan mimpi yang hampir diraihnya itu kandas begitu saja. Keep fighting Jense! Hidup akan selalu memberikan sesuatu bagi orang-orang yang sungguh-sungguh menghargai perjuangan akan hidup itu sendiri, dan Jenson tahu pasti apa artinya berjuang karena ia telah memperlihatkan bahwa ia adalah seorang pejuang tangguh yang layak mendapat sebuah gelar kehormatan!
pic taken from: www.fansonline.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar