Total Tayangan Halaman

Translate

Sabtu, 05 Februari 2011

Renault : Running to The Future

Renault : 163 poin

Ditinggalkan Alonso yang telah merebut dua gelar dunia bersama Renault ternyata tak membuat tim pabrikan asal Perancis ini terpuruk. Meski mereka hanya menempati posisi kelima di konstruktor namun pencapaian mereka ini justru masih jauh lebih baik daripada yang didapat mereka di tahun 2009 di saat mereka masih didukung oleh juara dunia mereka, Alonso. Di musim 2009 itu Renault hanya meraih posisi ke-8 konstruktor dengan 26 poin saja. 

Untuk musim balap 2010 Renault mempercayakan Robert Kubica dan Vitaly Petrov sebagai ujung tombak mereka. Walau Renault belum berhasil menjuarai race di musim 2010 lalu namun Kubica sempat membawa Renault meraih podium kedua di Australia dan dua kali berdiri di podium ketiga yaitu di Monaco dan Belgia sementara kiprah Petrov meski terseok-seok di awal musim namun penampilan rookie ini mulai menarik perhatian dunia ketika ia berhasil menahan Alonso hingga akhir race di balapan akhir musim di Abu Dhabi yang membuat Alonso gagal meraih gelar dunia ketiganya. 

Untuk musim 2011 Renault masih mempercayakan kedua pebalap ini sebagai pendekar pemacu senjata tempur mereka. Kubica sebagai pebalap utama tim Renault optimis Renault bisa bersaing memperebutkan gelar dunia di musim 2011 ini dan keyakinan Kubica ini tentu masih harus dibuktikan. Tapi sekadar menyegarkan ingatan tak ada salahnya bila kita melihat kilas balik kiprah kedua pebalap andalan Renault ini di musim 2010 lalu.

Robert Kubica : 136 poin

Penampilan Kubica sebenarnya sudah menjadi perhatian publik penggemar F1 sejak ia masih bergabung bersama BMW Sauber. Di musim 2010 ini pun Kubica tetap tampil gemilang bersama Renault. Di Bahrain penampilan Kubica masih belum terlalu tampak gemilang. Di sesi kualifikasi ia hanya bisa merebut P9 di belakang Jenson Button sementara saat race ia hanya mampu meraih finish ke-11 di antara Rubens Barrichello dan Adrian Sutil. 

Namun di race kedua yang berlangsung di Melbourne, Australia, Kubica mulai memperlihatkan kilaunya. Dari grid ke-9 ia berhasil meraih finish kedua di belakang Jenson Button dan di depan Felipe Massa. Meski penampilan cemerlangnya tak berlanjut di Malaysia tapi di sirkuit Sepang ini pun Kubica tampil baik. Ia berhasil meraih finish ke-4 dari grid ke-6. 

Di Monaco Kubica bahkan berhasil memecah duet Red Bull dan menyabet P2 di antara Webber dan Vettel namun sayangnya ia tak berhasil mempertahankan posisinya hingga akhir race dan masih bisa tersenyum puas dengan podium ketiga yang diraihnya di belakang Webber dan Vettel. 

Mendekati pertengahan musim meski penampilannya tak segemilang di Australia dan Monaco namun Kubica tampil konsisten dan selalu berhasil meraih poin. Bahkan di Kanada pebalap asal Polandia ini sukses mencatat fastest lap di lap 67 walaupun ia hanya mampu meraih finish ke-7 di sirkuit yang mengambil nama pebalap legendaris asal negeri daun maple ini, Gilles Villeneuve.

Walau penampilan Kubica di musim 2010 ini terbilang bagus tapi ia pun tak luput dari kegagalan finish yang dideritanya di GP Inggris dimana langkahnya terhenti akibat driveshaft sementara di Hungaria ia terpaksa gagal melanjutkan lomba juga akibat kerusakan pada mobilnya. Kesialannya kembali terulang di Suzuka, Jepang dimana ia lagi-lagi terpaksa retired. Namun di GP Belgia, Kubica kembali tampil mengesankan dan sukses merebut podium ketiga di belakang Hamilton dan Webber. 

Vitaly Petrov : 32 poin
Tampang Vitaly Petrov saat masih di GP2 tahun 2007

Penampilan Petrov di musim pertamanya di F1 pada 2010 lalu ini memang tak semengesankan rekan setimnya, Kubica. Bahkan sempat muncul wacana untuk menggantikan tempatnya dengan juara dunia 2007, Kimi Raikkonen namun pebalap Finlandia itu kemudian membatalkan rencana comeback-nya ke F1 karena merasa pihak Renault tak terlalu serius. 

Sebagai rookie kiprah Petrov di tahun 2010 lalu memang terkesan biasa-biasa saja terlebih di tiga race perdana awal musim ia selalu gagal melanjutkan lomba. Di Bahrain dimana ia hanya berhasil meraih P17 di sesi kualifikasi gagal melanjutkan lomba akibat masalah suspension. Di Australia pun langkah Petrov kembali terhenti akibat melintir sementara di Malaysia Petrov lagi-lagi harus retired, kali ini akibat masalah gearbox.

Berbeda dengan penampilan rekan setimnya yang tampil konsisten dan selalu menyumbangkan poin, Petrov meski juga tampil konsisten tapi jarang sekali menyumbangkan poin bagi tim. Posisi terbaik yang berhasil dipersembahkannya bagi tim adalah di Hungaria dimana ia berhasil finish ke-5 dari grid ke-7, yang ajaibnya di depan rekan setimnya sendiri, Kubica. 

Di Suzuka, Jepang, lagi-lagi Petrov gagal melanjutkan lomba akibat kecelakaan. Namun nama Petrov mulai bersinar di race terakhir yang berlangsung di Yas Marina, Abu Dhabi dimana pebalap Rusia ini berhasil menahan juara dunia dua kali, Fernando Alonso hingga pebalap Ferrari itu gagal menambah koleksi gelar dunianya dan membuat gelar dunia akhirnya melayang ke tangan pebalap Jerman, Sebastian Vettel. 

Namun bila ditilik lagi sebenarnya kepiawaian Petrov dalam menahan laju Alonso bukan hanya terjadi di Abu Dhabi saja. Di Silverstone, Inggris pun Petrov bahkan berhasil menahan dua pebalap Ferrari, Alonso, dan Massa di belakangnya. Petrov sendiri telah mencatat sejarah baru dalam dunia balap Rusia sebagai pebalap F1 pertama yang berasal dari negeri tersebut. 

Sumber gambar dari : Wikipedia

Tidak ada komentar: