Total Tayangan Halaman

Translate

Sabtu, 29 Januari 2011

Fighting Spirit of Mercedes

Mercedes GP: 214 poin 



Musim balap 2010 merupakan musim pertama kembalinya dua legenda Formula One yaitu Michael Schumacher dan Mercedes. Nama Mercedes memang bukan nama baru di F1 dan selama ini Mercedes amat lekat dengan McLaren; namun di musim 2010 ini Mercedes tampil di panggung F1 sebagai sebuah tim utuh setelah mereka mundur dari dunia balap sekitar tahun 1955. Pada masa itu tim pabrikan besar asal Jerman ini pernah meramaikan jagat Formula One dan meraih kesuksesan lewat Juan Manuel Fangio. Kini setelah lama meninggalkan F1 dan hanya tampil sebagai pemasok mesin, Mercedes kembali ke panggung F1 dan mencoba mempertaruhkan nama besarnya dengan menggandeng juara dunia tujuh kali asal Jerman, Michael Schumacher yang telah meninggalkan F1 sejak GP Brazil pada tahun 2006 silam.

Sayangnya musim pertama kebersamaan dua legenda Formula One ini tak berjalan sesuai harapan. Meski begitu rekan setim Michael yang juga asal Jerman, Nico Rosberg berhasil membawa Mercedes meraih podium ketiga sebanyak tiga kali yaitu di Malaysia, China, dan Inggris sementara prestasi terbaik Michael d musim perdana comeback-nya ini hanya mampu membawa MGP W01-nya finish keempat di Spanyol, Turki, dan Korea.

Walau penampilan Mercedes tak sespektakuler Red Bull namun kedua pebalap Jerman ini berhasil membawa Mercedes berada di urutan keempat klasemen konstruktor, satu tingkat di atas Renault yang menghuni posisi kelima.

Di musim balap 2011 ini Mercedes memang belum bisa sesumbar terlalu banyak namun dengan pasokan ban baru dari Pirelli menggantikan Bridgestone yang menurut Michael merupakan salah satu penyebab penampilan buruknya di tahun 2010 silam ditambah kemampuan mekanikal kedua pebalap utama Mercedes ini pastinya amat membantu tim dalam memberikan masukan dalam membangun mobil yang lebih kompetitif dibanding musim 2010 lalu.

Michael Schumacher : 72 poin 


Setelah batal memperkuat Ferrari kembali pada pertengahan musim 2009 lalu menggantikan Felipe Massa yang cedera akibat kecelakaan saat sesi qualifying GP Hungaria, Michael yang kala itu batal turun akibat dari ajang superbike ternyata masih memiliki hasrat untuk kembali turun membalap di Formula One, ajang balap yang telah telah mengorbitkannya menjadi mega bintang. Di akhir tahun 2009 Michael pun mengumumkan bergabung dengan Mercedes GP, tim yang semula bernama Brawn GP pimpinan Ross Brawn, mantan technical director Ferrari, salah seorang tokoh kunci yang tim yang semula bernama Brawn GP pimpinan Ross Brawn, salah satu tokoh kunci di balik kesuksesan Michael dalam merebut tujuh gelar dunianya sejak dari Benetton hingga di Ferrari.

Sayangnya di musim pertama kemunculannya kembali di F1 Michael kerap mengalami kesulitan dengan MGP W01-nya sehingga ia seringkali keteteran bahkan ketika ia menghadapi pebalap-pebalap muda tim papan tengah. Berbanding terbalik dengan rekan setimnya yang penampilannya di musim 2010 lalu lebih bersinar sehingga makin menenggelamkan nama besar Michael di tengah hiruk pikuk euforia kesuksesan pebalap-pebalap muda dari tim Red Bull, McLaren, dan tim lamanya, Ferrari.




Di Bahrain, GP perdana pembuka musim balap 2010, Michael hanya mampu meraih grid ketujuh di sesi qualifying, posisi yang sama seperti yang diraihnya ketika ia memulai debutnya di F1 bersama tim Jordan di Spa Francorchamps pada tahun 1991. Namun berbeda dengan kehadiran Michael saat itu yang walaupun hanya mampu meraih grid ketujuh tapi penampilannya dinilai fenomenal dan menjanjikan karena ia berhasil mengalahkan rekan setimnya yang jauh lebih berpengalaman darinya, Andrea de Cesaris. Sementara di race perdana pembuka musim 2010 itu grid ketujuh yang diraih Michael justru menjadi pertanyaan karena Michael yang biasanya selalu berhasil mengalahkan rekan setimnya, kali ini ia harus menelan pil pahit setelah rekan setimnya yang jauh lebih muda darinya, Nico Rosberg berhasil meraih posisi start yang jauh lebih baik darinya. Nico sukses meraih grid kelima di belakang Lewis Hamilton.

Saat race meski Michael berhasil memenangkan pertarungan dengan Jenson Button dan sukses finish keenam namun ia masih kalah kencang dari rekan setimnya, Nico Rosberg yang sukses finish kelima tepat di depannya.

Hasil buruk kembali diraih Michael di race kedua di Australia. Di sesi qualifying ia hanya mampu meraih P7 sementara rekan setimnya berhasil mencatat waktu yang lebih baik dan merebut P6 tepat di depannya. Saat race Michael kembali mengalami nasib apes. Di lap awal Alonso melintir dan menabrak Michael sehingga Michael harus masuk pit untuk mengganti sayap depannya yang rusak. Balapan Michael pun berantakan sementara Alonso masih beruntung karena bisa finish ke-4 di depan rekan setim Michael, Nico Rosberg sedangkan Michael harus puas finish ke-10 dan hanya mendapat tambahan 1 poin. 

Di Malaysia sementara Nico sukses membawa Mercedes meraih podium ketiga di belakang Vettel dan Webber, langkah Michael malah harus terhenti di lap 9 karena kehilangan baut roda. Tentu saja hal ini amat memalukan bagi tim dengan nama besar seperti Mercedes dan pastinya amat menyesakkan bagi Michael. Padahal menurut petinggi Mercedes, Norbert Haug, berdasar hasil tes di sesi latihan bebas, ia yakin Michael sebenarnya bisa saja meraih kemenangan di sirkuit kebanggaan rakyat Malaysia ini, tentu saja kalau mobil juara dunia tujuh kali ini tak kehilangan baut rodanya.



Nico Rosberg kembali sukses membawa Mercedes meraih podium ketiga di race selanjutnya yang digelar di Shanghai, China dari grid ke-4. Sementara Michael yang memulai balapan dari posisi ke-9 hanya mampu meraih satu poin setelah ia hanya mampu membawa MGP W01-nya finish di urutan ke-10 di belakang mantan rekan setimnya di Ferrari, Felipe Massa.

Setelah dipermalukan habis-habisan di empat seri awal musim, Michael berhasil melakukan serangan balik di Spanyol setelah timnya melakukan perubahan dengan memperpanjang wheel base mobilnya. Di sesi qualifying Michael sukses meraih posisi ke-6 di belakang Button sementara Rosberg hanya mampu meraih posisi ke-8 di belakang Kubica. Saat race Michael nyaris meraih podium, sayangnya MGP W01-nya masih kurang kencang sehingga ia harus puas hanya mampu finish ke-4 di belakang Webber, Alonso, dan Vettel sementara rekan setimnya, Nico Rosberg gagal meraih poin setelah ia hanya mampu finish ke-13 di belakang Kamui Kobayashi yang membela tim Sauber-Ferrari.

Sayangnya Michael kembali harus mengalami nasib buruk di race berikutnya di Monaco. Start Michael sebenarnya sudah amat bagus. Selepas start Michael berhasil melewati rekan setimnya, Rosberg yang memulai balapan dari grid ke-6 sementara Schumi ada di urutan ke-7 dan bertarung dengan Barrichello yang sukses melompati 3 posisi dari grid 9 ke posisi ke-6 di belakang Hamilton menggeser Rosberg ke posisi 8 di belakang Michael. Lewat strategi pit akhirnya Michael berhasil menyebabkan safety car keluar ke trek untuk kedua kalinya setelah sebelumnya safety car keluar akibat kecelakaan yang menimpa rekan setim Rubens, Nico Hulkenberg.

Di akhir race Michael sebenarnya memiliki peluang finish di depan rekan setimnya namun akibat salah menginterpretasikan aturan regulasi safety car membuat Michael gagal mendapat tambahan poin bahkan posisinya diturunkan ke urutan 12. Saat itu balapan tengah dipandu oleh safety car yang hari itu memang rajin sekali keluar masuk trek. Namun menjelang garis finish SC terlihat meninggalkan trek sehingga Michael berpikir bahwa keadaan di trek kembali ke kondisi balapan dan berdasarkan hal ini Michael pun menyalip Alonso menjelang garis finish untuk merebut posisi finish ke-6 di belakang Hamilton tapi ternyata stewards menganggap tindakan Michael ini menyalahi aturan sehingga ia dikenai penalti 20 detik yang membuat posisinya melorot ke posisi 12 dan gagal mendapat tambahan satu poin pun.

Setelah mengalami nasib apes di Monaco, langkah Michael di Turki jauh lebih cemerlang. Di sesi qualifying catatan waktunya jauh lebih kencang dari rekan setimnya dan meraih P5 tepat di depan rekan setimnya yang menghuni grid ke-6. Di race insiden yang menimpa dua pebalap Red Bull nyaris membawa Michael meraih podium pertamanya bersama Mercedes tapi sayang mobilnya masih kurang kencang namun ia masih bisa tersenyum puas dengan kesuksesannya meraih finish keempat, satu langkah di depan Rosberg yang finish kelima.

Di Kanada Michael kembali harus menelan pil pahit. Di sesi qualifying ia gagal menembus Q3 setelah catatan waktunya hanya mampu menempatkannya di posisi ke-13 smentara Rosberg meraih P10. Saat start seperti biasa Michael berhasil melakukan start yang amat mengesankan dan langsung melesat ke P8 sementara posisi rekan setimnya melorot ke P13. Bahkan Michael tengah berada di P3 ketika ia harus melakukan pit stop pertamanya di lap 12 dan kembali bergabung di posisi ke-7 di depan Kubica dan hampir mengalami insiden dengan pebalap asal Polandia ini. Namun Michael harus masuk pit kembali karena ada masalah dengan mobilnya sehingga posisinya melorot ke P12. Di lap 64 Michael bersenggolan dengan Massa sehingga pebalap Brazil itu terpaksa masuk pit untuk keempat kalinya sementara balapan Michael pun tak kalah berantakannya dari pebalap Ferrari ini. Michael pun harus puas hanya mampu finish di urutan ke-11 dan gagal mendapat tambahan poin sementara rekan setimnya, Rosberg sukses finish ke-6.

Michael kembali gagal menembus Q3 di sesi qualifying GP Eropa yang berlangsung di Valencia dan terpaksa harus puas menghuni grid ke-15 sementara rekan setimnya pun gagal menembus Q3 namun catatan waktunya masih jauh lebih baik dari yang ditorehkan Michael dan menempatkannya di P12. Di race sebenarnya balapan Michael amat bagus, bahkan ia sempat mencatat fastest lap di lap 53 sebelum akhirnya dipatahkan oleh Button di lap 54. Di race ini Michael sebenarnya berpeluang meraih poin yang bagus dan mungkin saja merebut podium tapi akibat regulasi yang tak jelas balapan Michael jadi berantakan. Michael harus tertahan di pintu keluar pit akibat lampu pengatur di pit yang kacau. Saat itu SC masuk trek, buntut dari kecelakaan yang menimpa Webber dan Kovalainen. Michael memakai kesempatan ini untuk masuk pit, saat itulah kekacauan terjadi. Lampu di pit terus berubah dari merah ke hijau kemudian ke merah lagi sehingga Michael harus tertahan lama di pintu keluar pit dan akibatnya ia kehilangan banyak waktu yang menyebabkan posisinya melorot jauh dan terpaksa harus puas finish di urutan ke-15 dan tak mendapat tambahan poin sementara Rosberg berhasil meraup satu poin setelah finish di urutan ke-10.

Di GP Inggris pun penampilan Michael tak terlalu mengesankan. Di sesi qualifying ia kembali dikalahkan oleh rekan setim nya yang sukses meraih P5 sementara Michael hanya mampu merebut P10. Saat race Mihael lebih sering terjebak traffic dan hanya bisa finish ke-9 sementara Rosberg kembali sukses meraih podium ketiga di belakang Webber dan Hamilton.

Pada laga kandang di Jerman, Michael kembali gagal menembus Q3 setelah catatan waktunya hanya cukup untuk menempatkannya di grid ke-11 sementara Rosberg sukses meraih P9 di depan rekan senegaranya, Hulkenberg dari Williams. Di race Michael berhasil finish ke-9 sementara rekan setimnya finish ke-8 unggul satu langkah di depannya.

Nama besar Michael kembali dipertaruhkan di laga selanjutnya yang berlangsung di Hungaria. Michael yang memulai balapan dari grid ke-14 harus menerima keputusan keras dari stewards yang menganggap tindakannya memblokir laju Rubens terlalu berbahaya. Michael sendiri dalam pernyataan persnya setelah balapan mengungkapkan bahwa ia memang hanya menyisakan ruang yang sempit bagi mantan rekan setimnya di Ferrari itu demi mempertahankan posisinya sehingga menyulitkan bagi Rubens untuk menyalipnya tanpa tidak saling bersinggungan yang mana dianggap stewards amat membahayakan. "It was a hard fight," aku Michael namun ia juga menambahkan bahwa bukankah itulah artinya balapan? Meski begitu Michael menyatakan bisa menerima keputusan stewards yang memberinya penalti turun 10 grid di Belgia. Michael sendiri akhirnya hanya mampu finish di urutan ke-11 dan tak mendapat tambahan poin.

Spa Francorchamps merupakan tempat yang istimewa bagi Michael. Ia memulai debut balap F1-nya di sirkuit ini dan kemenangan pertamanya pun diraih di tempat ini namun balapan Michael kali ini dibayangi keputusan penalti 10 grid dari stewards di Hungaria membuat Michael harus mencatat waktu sebaik mungkin di sesi kualifikasi. Dan nyatanya hasil yang dicatat Michael jauh lebih baik dari rekan setimnya.

Saat race hujan turun membasahi sirkuit dan kondisi ini sebenarnya amat cocok bagi Michael yang terkenal Di Italia pun penampilan Michael tak terlalu mengesankan. Di sesi kualifikasi ia hanya mampu meraih P12 sementara rekan setimnya sukses merebut P7. Dan di race Michael hanya sukses meraih tambahan dua poin setelah berhasil finish ke-9 di depan Rubens Barrichello sementara rekan setimnya sukses finish ke-5 di belakang Vettel.

Pengalaman pertama Michael di balapan malam hari di Singapore pun tak berjalan baik meski ia berhasil meraih P9 di sesi kualifikasi. Masalah ban yang ditengarainya menjadi pemicu penampilan buruknya di sepanjang musim 2010 ini kembali menyebabkan balapan pertamanya di Singapore tak mengesankan. Michael pun hanya mampu finish ke-13 sementara rekan setimnya yang memulai balapan dari grid ke-7 kembali sukses finish ke-5 di belakang Jenson Button.

Selain Spa Francorchamps, sirkuit Suzuka di Jepang bisa dibilang merupakan salah satu sirkuit keberuntungan Michael juga. Di musim balap 2003, salah satu musim tersulit bagi Michael namun Michael berhasil meraih gelar dunia keenamnya di sirkuit ini. Meskipun Suzuka juga memberikan kenangan buruk seperti pada musim balap 2006 dimana kegagalan mesin Ferrari justru terjadi di momen paling krusial dalam perebutan gelar dunia ke-8 nya terjadi di sirkuit resmi Honda ini dan menghempaskan harapan Michael untuk menambah koleksi gelar dunianya menjadi delapan. Tapi di musim 2010 ini Suzuka kembali memberikan kenangan yang cukup manis bagi Michael. Meskipun Michael hanya mampu meraih P10 di sesi kualifikasi namun saat race ia sukses finish ke-6 sementara rekan setimnya, Rosberg yang memulai balapan dari grid ke-7 mengalami nasib buruk. Putra Keke Rosberg ini gagal melanjutkan lomba setelah mengalami kecelakaan dan tak mendapat tambahan poin.

Peruntungan Michael pun kembali berlanjut di race selanjutnya di Korea. Walau di sesi kualifikasi ia hanya mampu meraih P9 sementara rekan setimnya menyabet P5 di belakang Hamilton namun balapan Michael berjalan jauh lebih baik. Juara dunia tujuh kali ini pun kembali sukses finish keempat di belakang Alonso, Hamilton, dan Massa sementara langkah Rosberg harus terhenti di lap 18 akibat kecelakaan dengan Webber.

Di sesi kualifikasi GP Brazil Michael berhasil meraih P8 sementara rekan setimnya, Rosberg kali ini gagal menembus Q3 setelah catatan waktunya hanya cukup untuk menempatkannya di grid ke-13 di belakang Kobayashi. Namun saat race ternyata balapan Rosberg jauh lebih baik dari Michael yang terjebak di belakang Sutil akibat pit stopnya yang terlalu awal sementara Nico dengan ban baruny yang lebih fresh berhasil melompati posisi Michael dan sukses finish ke-6 di depan Michael yang finish di urutan ke-7.

Pada GP penghujung musim 2010 Michael kembali sukses mengalahkan rekan setimnya di sesi kualifikasi setelah ia berhasil mencatat waktu yang lebih baik dari Rosberg dan membawanya meraih P8 di depan rekan setimnya yang hanya mampu merebut P9. Namun saat start Michael mengalami kecelakaan dengan Liuzzi sehingga membuat balapan juara dunia tujuh kali ini berakhir terlalu cepat sementara Rosberg berhasil memberi tambahan 12 poin bagi tim setelah ia sukses finish ke-4 di belakang Vettel, Hamiltion, dan Button.


Nico Rosberg : 142 poin

Nama besar Michael Schumacher sebagai juara dunia tujuh kali ternyata tak menggentarkan seorang Nico Rosberg dan hal itu diperlihatkannya di sepanjang musim 2010 lalu dimana Rosberg menjadi team mate Michael pertama yang berhasil menaklukkan juara dunia tujuh kali ini. Di sepanjang tahun 2010 penampilan Rosberg dinilai jauh lebih cemerlang dan mengesankan dibanding penampilan Michael Schumacher. Meski di beberapa race pencapaian Rosberg kalah dari Michael namun secara keseluruhan.

Di sesi kualifikasi Rosberg berhasil melumat Michael dengan skor telak 14:5 sementara di race pun Rosberg sukses menenggelamkan Michael dengan skor 14:5 juga. Rosberg bahkan sukses mengantarkan Mercedes meraih podium ketiga sebanyak tiga kali yaitu di Malaysia, China, dan Inggris. Tak ayal keberhasilan Rosberg melumat Michael ini pun menjadikan juara dunia tujuh kali itu sebagai sasaran kritik dari berbagai pihak.
Keberhasilan Rosberg membungkam Michael di tahun 2010 lalu pula yang membuatnya mempertanyakan pernyataan Alonso beberapa waktu lalu yang mengatakan bahwa Michael Schumacher merupakan lawan yang paling ditakutinya dalam perebutan gelar di musim 2011 ini. Meskipun Rosberg mengaku tak terlalu ambil pusing dengan pernyataan Alonso itu pula tapi ia telah membuktikan bahwa Michael bukanlah lawan yang tak bisa ditaklukan. Sebagai putra juara dunia tentu saja Rosberg berharap bisa meraih gelar dunia dan bila menilik penampilan gemilangnya di musim 2010 lalu rasanya Rosberg memang memiliki segala yang diperlukan untuk menjadi juara dunia namun tentu saja ia masih harus membuktikan lebih banyak lagi di musim 2011 ini. Walaupun mungkin musim 2011 ini langkah Rosberg tak berjalan sebaik tahun lalu mengingat Michael pastinya takkan rela dipermalukan lagi seperti pada tahun lalu dan terlebih Mercedes pastinya sudah membuat tunggangan yang lebih sesuai dengan karakter Michael tapi bekal pencapaian Rosberg tahun lalu bisa menjadi modal baginya untuk tampil lebih percaya diri di musim 2011 ini.

Bagaimanapun posisi keempat konstruktur yang diraih Mercedes di musim 2010 lalu sebagian besar merupakan sumbangsih dari Roberg yang gemilang dan mengantarkannya menduduki posisi ke-7 di klasemen pebalap dengan total 142 poin.


sumber gambar dari : wikipedia

Tidak ada komentar: