Bulan April biasanya ditandai dengan perayaan hari Kartini yang jatuh pada tanggal 21 April, tanggal lahir sang pendobrak emansipasi wanita Indonesia yang bahkan tak sempat melihat keberhasilan perjuangannya dalam menegakkan persamaan bagi kaum wanita Indonesia untuk mengenyam pendidikan seperti anak laki-laki.
Aku pribadi benar-benar mensyukuri bisa hidup di jaman di mana wanita bukan lagi merupakan tokoh di belakang layar. Wanita tak lagi hidup terkungkung seperti pameo yang beredar bahwa wanita tugasnya adalah di dapur. Yang terutama, aku bersyukur karena wanita jaman sekarang bisa bebas mengekspresikan dirinya. Bahkan kaum wanita di jaman sekarang bisa dibilang merupakan wanita-wanita super di mana para wanita harus bekerja di samping tetap melakukan pekerjaan rumah tangganya. Bayangkan, di balik anggapan bahwa wanita merupakan kaum yang lemah namun para wanita memiliki kekuatan super untuk bersaing dengan kompetitor pria di kantor mereka masing-masing dan di rumah mereka masih harus disibukkan dengan berbagai tugas rumah yang setumpuk. Jadi pantaslah bila wanita mendapatkan apresiasi yang lebih besar.
Waktu kecil aku sudah terpesona dengan beberapa tokoh wanita yang sangat inspiratif dalam perjalanan hidupku. Aku sendiri tak tahu sejak kapan suka dengan berbagai berita politik tapi sejak kecil aku selalu asyik menyimak berita mengenai Margareth Tatcher, perdana menteri Inggris yang berkuasa pada tahun 1979-1990. Sosok wanita hebat yang meski dalam setiap penampilannya memperlihatkan keanggunan dan kecantikannya sebagai seorang wanita tapi hal itu tak membuatnya ragu untuk bersikap tegas sehingga membuatnya disegani baik oleh lawan-lawannya maupun para pemujanya.
Meski merupakan seorang wanita tapi Margareth Tatcher merupakan perdana menteri Inggris yang memerintah dalam rentang waktu terlama. Bahkan ia merupakan satu-satunya wanita Inggris yang berhasil meraih posisi tinggi di bawah Ratu dalam pemerintahan negeri Britania Raya tersebut.
pic taken from here
Dalam dunia politik yang sebagian besar masih merupakan dominasi para pria, pastinya sulit bagi seorang wanita menembus dunia patriakh tersebut. Dan hanya seorang wanita yang sangat luar biasa pastinya yang bisa berkiprah di dunia tersebut. Bahkan Amerika Serikat yang mentahbiskan dirinya sebagai negara demokratis dan kerap mendengungkan demokrasi di seluruh penjuru dunia masih belum bisa menghargai keberadaan seorang wanita dan belum bisa menerima seorang wanita menjadi seorang pemimpin negara adidaya tersebut. Meski berderet nama-nama tokoh wanita asal negeri paman Sam itu yang pastinya sanggup bila diserahi tugas besar dan agung tersebut.
Kembali ke Margareth Tatcher. Aku pernah membaca, saking lamanya masa kepemimpinan wanita yang dijuluki 'wanita besi' ini, sampai-sampai pernah ada dua orang anak perempuan dan laki-laki asal Inggris yang bertengkar hanya karena si anak laki-laki mengatakan bahwa bila besar nanti ia ingin menjadi seorang perdana menteri. Kontan si anak perempuan langsung menukas bahwa itu tak mungkin karena ia adalah seorang laki-laki. Rupanya si anak perempuan ini berpikir bahwa posisi perdana menteri merupakan jabatan yang hanya diperuntukkan untuk kaum Hawa.
Tokoh wanita berikutnya yang menginspirasiku, sebenarnya baru kuketahui beberapa waktu belakangan ini ketika kisahnya dijadikan film seri dan ditayangkan di sebuah stasiun televisi nasional. Film itu berjudul The Great Queen Seon Deok yang mengambil kisah mengenai seorang anak perempuan yang hidup di gurun tanpa mengetahui bahwa ia sebenarnya merupakan putri raja. Lewat film ini aku jadi menyadari betapa uniknya hidup yang telah dianugrahkan oleh Sang Pencipta ini.
Hidup memang merupakan misteri Ilahi. Dan kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi pada diri kita di masa yang akan datang. Tapi hidup merupakan perjuangan dan tak seharusnya kita hidup tanpa melakukan apapun dan hanya meratapi nasib. Hal itu pula yang membuat seorang tokoh wanita kebanggaan Korea yang tak kalah hebatnya dengan Margareth Tatcher memperjuangkan hidupnya sehingga menjadi seorang tokoh wanita yang luar biasa. Bahkan tokoh wanita itu kemudian menjadi raja wanita pertama di negeri ginseng itu.
pic taken from here
Saat menonton film seri The Great Queen Seon Deok yang ditayangkan Indosiar beberapa waktu yang lalu. Aku sempat tercenung, menyadari betapa uniknya hidup manusia itu dan betapa agungnya Sang Pencipta dalam membuat rangkaian alur kisah hidup setiap tokoh dan betapa pun kita berjalan menghindar ternyata sepanjang perjalanan hidup kita berjalan menuju takdir yang telah ditetapkan oleh Sang Pencipta.
Putri Deok Man, sebenarnya merupakan putri kembar dari raja Shilla, Raja Jinpyeong tapi karena situasi politik yang bisa menyulitkan takhta sang raja maka terpaksa sang raja membuang salah satu putri kembarnya yaitu putri Deok Man dan mempercayakan dayangnya yang telah setia mengikutinya sejak muda untuk merawat dan membesarkan putrinya tersebut. Namun sebelum kelahiran putri kembar ini, telah diramalkan bahwa kelahiran sang putri yang ditandai dengan pecahnya bintang keenam dalam tujuh biduk bintang utama sehingga menjadi delapan bintang. Kehadirannya diramalkan akan membawa perubahan bagi Silla yang saat itu dikuasai oleh seorang wanita bernama Lady Mi Shil.
Ternyata seiring waktu, perjalanan hidup Putri Deok Man yang telah terbuang dari istana itu mulai berjalan menuju takdir yang telah ditetapkan olehnya. Meski dalam perjalanannya menuju takdirnya itu, ia harus menderita dan kehilangan banyak. Bahkan ia harus kehilangan saudara kembarnya, Putri Cheonmyeong yang tewas terbunuh oleh orang-orang Mi Shil yang ingin merebut takhta kerajaan Shilla.
Namun sebenarnya Putri Deok Man beruntung karena hidup di luar istana sehingga ia terbebas dari pengaruh buruk Mi Shil yang selalu memberikan hasutan negatif kepada kembarannya, Putri Cheonmyeong bahwa kelahirannya memberikan nasib sial bagi Shilla. Bahkan Mi Shil meyakinkan Putri Cheonmyeong bahwa karena dirinyalah, tiga orang adik laki-lakinya meninggal sehingga kerajaan Shilla tak memiliki penerus takhta.
Keberadaan Putri Deok Man yang harus menjalani hidupnya di gurun dan tak bisa merasakan kemewahan layaknya seorang putri raja ternyata secara tak langsung telah membentuk pribadinya yang kokoh dan kuat. Bahkan karena ia hidup di pos perdangangan, Putri Deok Man bisa membaca banyak buku yang dibawa oleh para pedagang dari berbagai negara yang singgah di tempatnya untuk melakukan aktifitas perniagaan. Hal ini pulalah yang juga sangat membantu Deok Man tatkala ia berhasil meraih posisinya sebagai seorang putri bahkan menjadi ratu.
Bahkan selain menjadi raja wanita pertama di Korea, Deok Man juga telah melakukan banyak peninggalan bagi kebesaran negeri ginseng tersebut. Pada masanyalah dibangun observatorium pertama di negeri tersebut. Dan pada masanya pula, Deok Man telah meletakkan pondasi yang kuat bagi penyatuan tiga kerajaan di bawah kekuasaan kerajaan Shilla.
Ada banyak tokoh wanita lainnya yang hidupnya berjalan seiring dengan takdir yang telah digariskan oleh Sang Pencipta Agung. Beberapa tokoh wanita ini meski hidup dan besar dalam lingkungan politik tapi sebenarnya mereka tak berniat terjun dalam dunia politik praktis. Namun perjalanan hidup mereka kemudian menggiring mereka untuk terjun ke dalam dunia politik. Bahkan beberapa dari wanita hebat ini harus mengakhiri hidupnya dengan tragis namun sepanjang perjalanan hidupnya, mereka telah memperlihatkan arti hidup yang sejati. Hidup yang tak terbelenggu oleh keberadaan mereka. Perjuangan mereka dalam menerobos gender dan menembus dunia yang tak sepenuhnya menerima keberadaan dan perjuangan mereka. Bukan salah mereka bila dilahirkan dalam wujud seorang wanita tapi mereka tak menerima bila kewanitaan mereka menjadi alasan untuk membatasi lingkup dan daya pikir mereka untuk ikut serta mewujudkan dunia yang jauh lebih baik bagi segala lapisan.
Sepanjang sejarah takkan pernah habis sosok-sosok wanita hebat yang berani menerobos segala batasan demi memperjuangkan sebuah dunia yang lebih baik. Meski dunia kerap berlaku tak adil bagi kaum wanita terlebih pada para wanita yang terjun dalam dunia politik seperti yang dilakukan oleh Margareth Tatcher, Indira Gandhi, Benazir Bhutto, Cory Aquino, dan banyak lagi wanita-wanita hebat lainnya yang sukses meraih kepemimpinan tertinggi dalam sebuah pemerintahan. Bagi pemimpin wanita, apapun yang dilakukan oleh mereka selalu saja bagaikan buah simalakama. Bila seorang pemimpin wanita bersikap tegas dan keras maka julukan wanita besi kerap disandangkan kepada si wanita tersebut. Bahkan Madeleine Albright yang pernah menjadi menteri luar negeri Amerika Serikat sampai mendapat julukan kupu-kupu besi. Namun bila para pemimpin wanita ini bersikap terlalu lembek, maka mereka akan mendapatkan komentar-komentar miring yang berhubungan dengan keadaan gendernya.
Emansipasi wanita sepertinya masih merupakan perjuangan panjang tanpa akhir bagi setiap wanita di muka bumi. Terlebih masih banyak wanita yang harus terbelenggu dalam karena kewanitaannya. Bahkan masih banyak juga orang yang beranggapan bahwa anak perempuan tak perlu menimba ilmu tinggi-tinggi sehingga tak jarang keadaan ini justru makin mengecilkan keberadaan seorang wanita yang mestinya memiliki penghargaan yang lebih tinggi dari keluarga terlebih seorang wanita merupakan pendidik yang paling utama bagi anak-anaknya.
Dunia yang bisa menghargai arti keberagaman. Dunia yang bisa menghargai tiap insan sebagai ciptaan terindah Sang Pencipta tanpa ada batasan gender, suku, ras, maupun agama. Jika dunia itu benar-benar telah terwujud maka hidup pastinya benar-benar terasa indah karena hidup sejatinya merupakan anugrah terindah Yang Maha Kuasa....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar