Total Tayangan Halaman

Translate

Kamis, 08 April 2010

Three Races, Three Winners....

pic taken from here

Entah apakah karena regulasi ataukah kemampuan tim yang sepertinya hampir merata meski ada satu-dua tim yang tampil sangat kompetitif melebihi tim lainnya, namun yang jelas dari tiga balapan yang sudah berlangsung, hasil balapan F1 tahun ini rasanya benar-benar unpredictable, tak seperti tahun-tahun sebelumnya.

Dari tiga balapan yang telah digelar, tiga pebalap berbeda berhasil menjuarai tiga GP yang telah berlangsung tersebut sehingga pertarungan pun jadi makin menegangkan. Meski ada satu-dua tim yang terlihat tangguh dan mestinya mampu tampil mendominasi tapi nyatanya di tiga balapan yang telah digelar ini, tak ada satupun pebalap yang berhasil tampil mendominasi.

Apakah hal ini bisa kembali mengangkat pamor F1 sebagai olahraga yang layak untuk ditonton. Tak tahu juga deh.... Untukku pribadi, asal F1 tak semembosankan di GP Bahrain kemarin, aku selalu merasa F1 memang tontonan yang wajib ditonton.

Bila di GP Bahrain yang menjadi balapan pembuka musim ini, F1 kurang greget dan penampilannya seperti ajang parade mobil balap tanpa ada satu pun aksi yang membuat mata terbelalak. Penampilan yang membosankan itu pun segera mengundang kritikan tapi di GP pembuka musim ini, Ferrari dan Red Bull tampil meyakinkan. Vettel yang berhasil meraih pole position dan tampil mendominasi sepanjang setengah balapan mestinya bisa meraih kemenangan pertamanya untuk musim 2010 ini kalau saja mobilnya tak mengalami masalah. Kemenangan yang sudah di depan matanya pun akhirnya terbang ke Fernando Alonso yang menempel ketat di belakangnya. Vettel pun harus puas finish keempat.

Sementara itu McLaren yang sebenarnya memiliki mobil yang sangat kencang bahkan bisa dibilang McLaren-Mercedes-nya Lewis Hamilton jauh lebih kencang dari Ferrari-nya Felipe Massa tapi toh juara dunia 2008 itu tak mampu menyalip Massa hingga akhir race sehingga Hamilton harus puas menempati podium ketiga. Sedangkan rekan setim Hamilton, sang juara dunia 2009, Jenson Button hanya mampu finish di urutan ke-7 selisih waktu 45.260 detik dari sang juara GP, Fernando Alonso.

Di GP Australia akhirnya Button bisa membalaskan penampilan buruknya di Sakhir, Bahrain. Balapan di sirkuit Albert Park itu juga tak semembosankan seperti di Bahrain. Berkat cuaca yang tak menentu, balapan pun jadi tampil sangat menarik. Fans F1 pun seperti kembali mendapatkan rohnya kembali untuk menyaksikan balapan.

Meski aturan pelarangan pengisian bahan bakar selama lomba masih berlaku, namun bukan berarti perang strategi lenyap dari ajang F1. Kali ini strategi ban sangat menentukan hasil lomba.
 
 Di sesi kualifikasi, Red Bull kembali tampil kencang dan behrasil menempatkan kembali Vettel sebagi pole sitter sementara Mark Webber, sang pebalap tuan rumah yang mendapatkan dukungan penuh dari para penonton yang memadati Albert Park berada di belakang Vettel. Ferrari juga masih tampak menjanjikan dengan keberhasilan Alonso meraih P3 dan Massa di P5. Sementara McLaren yang mendominasi sesi latihan bebas hanya mampu mengantarkan Jenson Button di P4 sedangkan Lewis Hamilton yang paling kencang di sepanjang sesi latihan bebas tak berhasil melewati Q2 dan harus memulai balapan dari grid 11.

Tapi saat balapan berlangsung, hujan mengguyur sirkuit Albert Park. Strategi pemilihan ban yang tepat menjadi kunci sukses bagi pebalap untuk meraih hasil optimal. Jenson Button menjadi pebalap pertama yang masuk pit untuk mengganti bannya. Strategi penggantian ban Button sempat dianggap gambling dan keliru ketika Button sempat melintir usai keluar dari pit tapi tak lama kemudian ban McLaren-Mercedesnya mulai bekerja dan bisa mendapatkan grip. McLaren mulai memperlihatkan strategi mereka untuk sang juara dunia ini merupakan langkah yang tepat. Terlebih ketika Vettel yang berada di depan Button melintir dan kemudian retired sehingga memuluskan langkah Button untuk meraih kemenangan pertamanya pada musim ini.


Sementara itu Ferrari yang tampil mengesankan di Bahrain tak berhasil mengulangi kesuksesan mereka. Bahkan mendekati lap-lap akhir, McLaren-nya Hamilton yang jauh lebih kencang dari Ferrari-nya Alonso hampir saja berhasil menyalip juara dunia dua kali asal Spanyol itu tapi sayangnya Hamilton terlalu bernafsu untuk "mengenyahkan" mantan rekan setimnya itu, akibatnya Hamilton yang malah hampir saja tersingkir. Mobilnya melintir dan menyebabkan Mark Webber yang berambisi menjadi pebalap Australia pertama yang sukses menjuarai GP di negaranya tersebut ikut terpeleset. Hamilton pun harus puas finish di tempat ke-6 di belakang Nico Rosberg.

Sedangkan Webber yang terpaksa masuk pit usai melintir masih bisa menarik nafas lega karena masih bisa meraup dua poin setelah finish di urutan ke-9 tepat di depan Michael Schumacher yang balapannya jadi berantakan setelah di lap pertama sempat bersenggolan denga Alonso sehingga sayapnya patah dan membuatnya terpaksa masuk pit hingga tiga kali. Ferrari sendiri masih bisa tersenyum setelah Felipe Massa berhasil menyelamatkan wajah tim Maranello itu dengan meraih podium ketiga di belakang Jenson Button dan Robert Kubica yang tahun ini tampil membela Renault.

Berkat GP Australia yang tampil menarik, GP Malaysia yang hanya jeda seminggu dari GP Australia pun jadi ditunggu-tunggu terlebih masalah cuaca yang tak bersahabat kembali menggayuti perhelatan di sirkuit Sepang sehingga menjanjikan balapan akan menegangkan dan seru seperti di Albert Park.

Bila saat GP Australia, hujan turun ketika race berlangsung sehingga membuat banyak pebalap berguguran dan hanya 14 pebalap saja yang berhasil finish. Di GP Malaysia hujan malah turun saat sesi qualifying dimulai. Akibatnya dua tim besar seperti Ferrari dan McLaren melakukan kesalahan fatal yang mengakibatkan jagoan-jagoan mereka gagal menembus Q1. Jenson Button yang berhasil meraih kemenangan di GP Australia berkat strategi ban yang cemerlang pun terpaksa terpuruk dengan hanya mampu meraih P17 karena kesalahan tim McLaren dalam membaca cuaca yang mengira hujan akan segera berhenti tapi ternyata makin lebat.

Red Bull yang telah sukses meraih hasil gemilang pada sesi kualifikasi di dua seri sebelumnya kembali mengulangi kesuksesan mereka di Sepang, Malaysia. Kali ini lewat Mark Webber yang berhasil meraih pole diikuti oleh Rosberg yang membela Mercedes GP. Sementara Vettel menjadi yang tercepat ketiga di belakang Rosberg.

Sementara itu, Michael Schumacher yang di dua seri sebelumnya belum berhasil memperlihatkan kemampuannya sebagai juara dunia tujuh kali sempat menampilkan kehebatannya sebagi "The Rain Master" di sesi kualifikasi GP Malaysia. Di Q2, saat hujan turun dengan lebatnya, Schumi menjadi yang terkencang. Di awal Q3 pun Schumi sempat memimpin tapi sayangnya mendekati batas waktu akhir kualifikasi, catatan waktu Schumi hanya mampu membawanya berada di urutan ke-8.

Di race, Schumi pun tak bisa bicara banyak setelah mobilnyamelambat di lap 9 akibat mur di roda kiri belakangnya lepas. Sang juara dunia tujuh kali ini pun terpaksa gagal melanjutkan lomba sementara rekan setimnya yang lebih muda sukses meraih podium pertama untuk tim mereka dengan finish ketiga di belakang duo Red Bull Racing. Padahal kalau saja Schumi tak mengalami masalah dengan mur rodanya, bisa saja The Legend yang satu ini meraih hasil yang jauh lebih memuaskan dari yang berhasil didapatnya. Tapi seperti yang dikatakan oleh Schumi sendiri, itulah balapan. Dan ia mengaku tak marah atas kejadian yang menimpanya dan menganggapnya sebagai bagian dari pertandingan dan bersiap untuk balapan berikutnya.

Sementara itu, Ferrari dan McLaren yang harus memulai start di barisan belakang memang tak bisa berharap banyak untuk meraih podium meski sebenarnya mobil McLaren terutama yang dikemudikan Hamilton terlihat sangat kencang. Bahkan Button dan Hamilton termasuk jajaran pebalap yang terkencang dengan keberhasilan mereka mencatat fastest lap. Namun sayangnya kecepatan mesin Mercedes mereka masih belum berhasil mengantarkan keduanya meraih podium. Lewis harus puas dengan tambahan 8 poin yang bisa diraihnya setelah finish keenam di belakang Adrian Sutil dari tim Force India yang juga menggunakan mesin Mercedes.

Jenson Button yang setelah keluar pit usai mengganti bannya sempat mencatatkan fastest lap harus keteteran di lap-lap akhir race. Mercedes Button harus menghadapi gempuran keras dari duo Ferrari. Button pun terpaksa mengalah ketika Massa menyalipnya dan meraih P7 dari tangannya. Lepas dari Massa, Button masih harus menghadapi serangan dari rekan setim Massa yang ingin mengikuti kesuksesan Massa melewati juara dunia 2009 ini tapi Button tak ingin kecolongan untuk kedua kalinya, sehingga ia berusaha mati-matian menahan serangan Alonso. Mendekati lap terakhir, Alonso hampir berhasil mencuri posisi Button tapi tiba-tiba Ferrarinya mengeluarkan asap putih tebal dan tak lama kemudian Ferrari-nya Alonso meleduk sehingga membuat pebalap kebanggaan Spanyol ini gagal melanjutkan lomba dan tak bisa meraup tambahan poin. Akibatnya posisi Alonso di klasemen pun tergeser oleh rekan setimnya, Felipe Massa yang dengan tambahan 6 poin dengan keberhasilannya finish di tempat ke-7 membawanya menjadi pemimpin klasemen dengan total 69 poin.

Perhentian berikutnya adalah GP China yang akan digelar dua minggu lagi. Cukup waktu bagi setiap tim untuk melakukan perbaikan dari hasil evaluasi mereka di tiga seri yang telah berlangsung. Tapi juga yang tak kalah penting selain kesiapan tim dan para pebalapnya tentunya faktor cuaca dan keberuntungan akan berperan di GP berikutnya nanti.

Dari dalam lubuk hatiku, meski kutahu penampilan tim Mercedes GP tak segemilang Red Bull dan tak sekencang McLaren-Mercedes tapi aku tetap berharap Michael Schumacher bisa kembali memperlihatkan penampilan terbaiknya dan sukses meraih kemenangan kembali seperti di masa-masa lalu. Meskipun sirkuit Shanghai International hasil karya Herman Tilke ini tidak seistimewa Spa Franchorchamps dalam memperlihatkan kemampuan Super Schumi tapi Shanghai pernah memberikan kenangan manis untuk Schumi ketika ia tengah bertarung memperebutkan gelar kedelapannya melawan Alonso yang membela Renault pada 2006. Schumi saat itu berada di urutan kedua di klasemen pebalap. Tapi berkat kemenangan tak terduga Schumi di Shanghai, pebalap Jerman ini pun untuk pertama kalinya di tahun itu berhasil menggeser posisi Alonso sebagai pemimpin klasemen tapi sayangnya seminggu kemudian di Suzuka yang sebenarnya merupakan salah satu sirkuit favorit sekaligus sirkuit keberuntungan Schumi, juara dunia tujuh kali ini malah mengalami nasib apes saat mobilnya melambat usai menjalani pit keduanya sehingga bukan saja Schumi gagal menyelesaikan balapan tapi juga peluangnya untuk meraih gelar kedelapannya pun memudar.

Tiga balapan telah berlangsung dan tiga pebalap berbeda telah meraih kemenangannya di awal musim ini. Who will be the next? Akankah Michael Schumacher berhasil menemukan kembali performa terabiknya dan meraih kemenangan di GP berikutnya? Ya, semoga saja! Siapa tahu, Shanghai kembali bermurah hati pada sang juara dunia tujuh kali ini dan menjadi turning point bagi kebangkitan sang raja. Semoga saja. Kemenangan Schumi di Shanghai 2006 itu memang merupakan kemenangan terakhir Schumi sebelum ia kemudian pensiun usai GP Brazil, semoga Shanghai 2009 bisa menjadi kemenangan awal bagi Schumi yang memulai debutnya kembali ke ajang F1 yang telah membesarkan namanya ini. I miss your victory leap, Schumi. So I hope I can see you again on the top podium with your lovely smile ....

pic taken from here

Tidak ada komentar: