Suatu hari temanku pernah bertanya siapa cinta pertamaku, tanpa banyak berpikir aku langsung menyebut nama Michael Landon (hehe... yang besar di tahun 80-an awal pasti mengenalnya). Temanku tertawa mendengar jawabanku sementara aku tertegun sendiri. Entah mengapa nama ini yang terlontar keluar dari bibirku.
Michael Landon memang idolaku saat kecil. Film-filmnya sering sekali diputar TVRI, sebagai satu-satunya media televisi saat itu, di acara Film Minggu Siang. Belum lagi film serinya, Little House on the Prairie yang sangat terkenal juga ditayangkan di TVRI pula. Tapi aku sama sekali tak ingat cerita dari film seri yang terkenal ini pada masa itu selain nama gadis kecil dalam film itu, Laura.
Mendekati remaja, saat TVRI tak lagi mendominasi layar kaca karena stasiun-stasiun TV swasta mulai bermunculan, nama Michael Landon bahkan sudah kulupakan. Di masa remajaku aku malah terpikat pada Richard "McGiver" Dean Anderson dan Tom Cruise.
Aku kembali terperangah saat temanku menanyakan film Landon favoritku. Ia pikir aku akan menjawab Little House on the Prairie tapi aku malah bilang, "Tidak ingat judulnya tapi sampai sekarang masih ingat ceritanya." Lagi-lagi temanku tertawa.
Ada dua film Landon yang kusuka. Highway To Heaven dan The Loneliest Runner Aku tahu kedua judul ini setelah googling :)
Aku tak terlalu ingat cerita Highway To Heaven kecuali nama Jonathan Smith, seorang malaikat yang turun ke bumi yang diperankan oleh Landon. Sedangkan film The Loneliest Runner, justru aku ingat jelas seluruh jalinan kisah dalam film itu.
John Curtis, remaja 13 tahun (diperankan oleh Lance Kerwin. Lagi-lagi kuketahui setelah googling:p) yang harus berlari setiap hari dari sekolah ke rumahnya karena tak mau teman-temannya melihat seprai bernoda kuning, bekas ompolnya yang sengaja dijemur ibunya di jendela. Curtis mengalami semacam penyakit turunan di mana ia masih mengompol sekalipun sudah berumur tiga belas tahun. Ibunya yang jengkel karena Curtis masih mengompol walau sudah remaja sengaja menjemur seprai dengan noda kuning bekas ompol Curtis di jendela agar dilihat teman-teman Curtis yang lewat di depan rumahnya saat pulang sekolah. Alhasil setiap kali pulang sekolah, Curtis terbirit-birit pulang dan langsung menyambar seprai bekas ompol-nya sebelum ada teman sekolahnya yang melihat.
Karena gangguan kandung kemihnya ini pula, ketika Curtis suatu hari menginap di rumah temannya, ia tak berani tidur karena takut bila tertidur maka ia akan mengompol dan jadi bahan olok-olok temannya.
Kebiasaan Curtis yang berlari ini menjadi kebiasaannya hingga besar, walau setelah dewasa Curtis tak lagi mengompol. Lari akhirnya membuat Curtis menjadi atlet atletik. Ketika dewasa (Curtis dewasa diperankan oleh Michael Landon), ia berhasil menyabet medali dalam olimpiade.
Film ini mengajarkan banyak hal. Sebuah aib bisa jadi merupakan berkah terselubung. Dari rasa malu yang menyebabkan Curtis harus terburu-buru berlari pulang ternyata telah membentuk konsistensi Curtis menjadi atlet olimpiade.
Lewat film ini untuk pertama kalinya aku belajar soal mengejar mimpi. Aku belajar untuk menggapai mimpi walau harus melewati jalan berliku penuh kerikil tapi konsistensi akan membuat mimpi itu menjadi nyata. Film inilah yang pertama kali meracuni otak beliaku soal hidup, mimpi, dan ambisi.
Aku jatuh cinta pada Michael Landon saat ia menjadi Jonathan Smith di Highway to Heaven tapi film The Loneliest Runner yang selalu membuatku teringat seorang Michael Landon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar