Total Tayangan Halaman

Translate

Senin, 01 Januari 2018

Sebuah Catatan Akhir Tahun

*Ditulis pada Minggu, 31 Desember 2017.

Tahun 2017 hanya tinggal hitungan jam. 

Hanya sesaat lagi semua yang terjadi selama 12 bulan ini akan menjadi kenangan.

Tahun ini adalah tahun penuh kejutan bagiku.

Ada banyak air mata tertumpah berbanding lurus dengan jumlah tawa yang menemani langkahku di tahun ini. 

Seperti tahun-tahun sebelumnya, aku masih mendewakan pengalaman sebagai guru terbaik dalam hidupku, namun tahun ini begitu banyak pengalaman aneh bin ajaib yang membuatku tersungkur, nyaris terjerembab namun toh nyatanya aku masih tetap tegak berdiri.

Tahun ini aku mengalami banyak kehilangan tapi ternyata menemukan banyak hal-hal berharga yang menambah kaya kotak harta kehidupanku. 

Aku sempat merutuk dan mempertanyakan keadilan Tuhan di sepanjang langkahku di tahun ini seperti tahun-tahun silam, kala kakiku terasa pedih menapaki kerikil kehidupanku. 

Aku kehilangan pekerjaan. Mencoba berdagang, belajar menjadi bos walau hanya bertahan sebulan saja. Mendapat pekerjaan baru, tapi ternyata tak sesuai harapan. Aku menangis mempertanyakan maksud Tuhan dengan semua yang terjadi.

Tuhan tak menjawab. Atau mungkin menjawab namun tak sesuai keinginanku hingga hatiku yang degil terus mempertanyakan Tuhan. 

Namun di penghujung tahun, aku menemukan banyak hal. Nyatanya Tuhan tak pernah bungkam. Ada yang mengatakan padaku bahwa Tuhan memperhitungkan dan akan membalas semua usaha yang telah kita lakukan dengan ikhlas karena Tuhan tak pernah berhutang. 

Ternyata di balik air mata yang tercurah pun, Tuhan sisipkan tawa yang menghiasi hari. 

Aku percaya bahwa malam tak selamanya malam. Pagi akan kembali datang. Gelap tak selamanya bertahta karena akan tiba saatnya matahari bersinar menerangi setiap sudut paling gelap sekali pun. Begitu pun sebaliknya. Kala terang berkuasa, seharusnya pula aku bersiap pada gelap yang telah siap mengintip menggantikan terang. 

Badai yang terjadi saat ini mungkin saja ternyata merupakan rangkaian pelangi di masa depan. Ini selalu yang menjadi keyakinanku. Namun entah mengapa, belakangan ini, di bulan-bulan terakhir tahun 2017 ini, aku seperti kehilangan pegangan ini. Aku malah terus menerus merutuk dan meratapi nasibku yang seperti terdampar di pulau terpencil di antara kumpulan makhluk pemangsa. Aku merasa terjebak dengan pekerjaan baruku. Aku frustasi dengan keadaan yang jauh dari harapanku. Aku merasa terpuruk hingga melupakan esensi dari semua yang terjadi. Aku gagal menerapkan pedoman hidup yang selama ini kupegang. 

Aku terlampau asyik merutuk dan meratap, namun untungnya Tuhan membuatku melihat dan mendengar. Nyatanya Tuhan tak pernah meninggalkanku. Ia hadir lewat sahabat dan teman-temanku yang membuatku perlahan melihat satu persatu lapisan warna pelangi. Meski terkadang mereka gemas dengan sikap ngeyel dan gaya tengilku, toh mereka tetap menerimaku sebagai bagian dari harmoni warna pelangi itu. Di titik ini aku menyadari betapa beruntungnya diriku. 

Sebelum tahun berganti, ingin kupanjat syukur pada Tuhan atas hari-hari yang tak selalu indah, namun tetap berharga untuk dijalani. Ingin kuucapkan pula syukurku atas kehadiran sahabat-sahabatku yang mengajarkanku bahwa segaris warna menjadi indah kala bergabung dengan warna lain dalam harmoni pelangi. Meski kami memiliki kekurangan dan perbedaan namun bila kami lebih melihat pada kelebihan pihak lain dan apalah artinya perbedaan? Bukankah pelangi indah karena berbeda warna? 

Tahun yang baru tak menjamin perjalanan jauh lebih mudah. Tuhan pun tak pernah menjanjikan jalan yang selalu lurus, namun kupercaya Tuhan tak pernah ingkar pada janjinya untuk tetap setia pada orang yang sepenuhnya berharap pada-Nya.

Thank you to all my very best friend that shine in my darkest day and cherish my gloomy day... 

Happy new year all... God Bless Us... love yaa...

Tidak ada komentar: