Total Tayangan Halaman

Translate

Sabtu, 19 Februari 2011

Target Michael di 2011 Bukan Gelar Dunia

 Sejak kembali ke arena balap F1 Michael Schumacher memang sudah menetapkan tujuan ia kembali ke F1 adalah meraih gelar dunia namun tahun pertama debut comeback-nya di F1 tak berjalan mulus. Di tahun kedua kebersamaannya dengan tim barunya, Mercedes juga sepertinya masih akan sulit meski catatan waktu yang ditorehkannya di sesi latihan bebas di Valencia dan Jerez bisa dibilang mengesankan. Bahkan di hari kedua sesi latihan di Jerez ia sukses menggemparkan publik F1 dengan mencatat waktu tercepat. Namun Michael sangat realistis. Ia tak ingin sesumbar dengan kesuksesannya itu mengingat masalah reliability menjadi ancaman serius bagi W02, mobil barunya di musim 2011 ini.

Karena kendala reliabilitas itulah maka Michael pun tak ingin menetapkan target yang terlalu muluk dan berharap bisa meraih kemenangan pertamanya bersama Mercedes di musim 2011 ini.

"Target kami (tim Mercedes) masih sama seperti minggu lalu yaitu kami berharap bisa meraih podium bersama mobil baru ini (W02) dan semoga saja jika semuanya berjalan baik, kami bisa meraih kemenangan di tahun ini," demikian harapan Michael yang diucapkannya ketika ditanya mengenai targetnya bersama Mercedes di tahun 2011 ini.

Michael juga menambahkan bahwa masih terlalu dini untuk membandingkan performa timnya dengan rival-rivalnya karena tentu saja semua tim masih terus mengembangkan tunggangan mereka sebelum dimulainya race pertama di Bahrain. Namun berita yang sekarang ini sedang santer kemungkinan dilangsungkannya race di Bahrain masih menjadi tanda tanya sehubungan dengan situasi politik di negara itu yang kian memanas setelah kemarin terjadi aksi bentrokan antara polisi Bahrain dengan para demonstran anti pemerintah dan banyak korban yang terluka akibat bentrokan itu.

Sejak tanggal 1 Pebruari lalu, geliat F1 sudah kembali menyemarakkan dunia motorsport. Semua tim balap F1 mulai kembali ke sirkuit setelah melewati libur musim dingin dan mulai melakukan sesi latihan bebas pra musim balap 2011. Valencia dipercaya menjadi tuan rumah sesi latihan bebas pertama pra musim yang berlangsung selama 3 hari yaitu mulai tanggal 1-3 Pebruari.

Di hari pertama sesi latihan bebas pertama pra musim 2011 di Valencia, Vettel, sang juara dunia baru, mencatat waktu tercepat sementara di hari kedua, pesaingnya dalam perebutan gelar dunia 2010, Alonso yang ganti tampil sebagai pebalap tercepat disusul Vettel di tempat kedua.

Robert Kubica dari Renault tampil mengejutkan publik F1 saat ia sukses mencatat waktu tercepat di hari ketiga, hari terakhir sesi latihan bebas pertama pra musim 2011 dengan 1:13.444 dan melahap 95 lap disusul Adrian Sutil dan Jenson Button di tempat kedua dan ketiga. Sementara Michael Schumacher mencatat waktu tercepat ke-9 dengan melahap 110 lap. Meski catatan waktunya lebih buruk dibanding catatan waktu yang ditorehkan rekan setimnya di hari kedua sesi latihan bebas di Valencia yang menempatkannya di urutan tercepat ke-6 namun Rosberg hanya bisa menyelesaikan 69 lap saja sebelum W02-nya kembali dihadang masalah teknis sedangkan Michael berhasil menyelesaikan jumlah lap yang telah direncanakan.

Setelah jeda seminggu, sesi latihan pra musim kembali digelar, kali ini dilangsungkan di Jerez selama 4 hari dari tanggal 10-13 Pebruari.

Pada hari pertama sesi latihan di Jerez, Massa tampil sebagai pebalap tercepat. Kejutan datang di hari kedua sesi latihan bebas pra musim di Jerez di mana Michael Schumacher yang hancur lebur di musim pertama comeback-nya di F1 kembali memperlihatkan kualitasnya sebagai juara dunia tujuh kali. Ia sukses mencatat waktu tercepat dengan 1:20.352 dan melahap 112 lap. Keberhasilan Michael mencatat waktu tercepat ini sangat kontras bila dilihat dengan penampilan rekan setimnya yang mengalami kendala teknis di hari pertama latihan bebas di Jerez. Tak ayal keberhasilan Michael ini pun menimbulkan syak wasangka di benak banyak pihak dan ditengarai Michael berhasil mencatat waktu tercepat karena mobilnya tak membawa banyak bahan bakar. Namun Michael mengungkapkan bahwa ia berhasil mencatat waktu tercepat karena ia menggunakan ban super soft Pirelli. Webber, pebalap Red Bull dengan sinisnya mengomentari keberhasilan Michael ini hanyalah sebagai upaya Mercedes meredam respon negatif publik Jerman akibat sikap skeptis Rosberg, rekan setim Michael yang tampil buruk di sesi latihan bebas hari pertama. Namun Felipe Massa yang mencatat waktu tercepat di hari pertama sesi latihan bebas di Jerez dalam menanggapi kesuksesan Michael ini tak sesinis Webber, sebaliknya ia malah setengah berseloroh menyatakan, "Ini kan bukan kali pertama Michael berada di depan? Bukankah memang ia yang lebih banyak menang dibanding kita semua (para pebalap F1)?"

Di hari ketiga sesi latihan bebas di Jerez, Nick Heidfeld yang menggantikan posisi Kubica yang terluka parah di ajang rally hanya beberapa hari setelah ia tampil menyakinkan dengan mencatat waktu tercepat di hari terakhir sesi latihan bebas di Valencia, tampil luar biasa dengan mencatat waktu tercepat sehingga membuat para petinggi Renault rela memberikan posisi Kubica kepada pebalap Jerman ini.

Sementara itu Michael meski tak berhasil mengulang kesuksesan seperti di hari kedua, namun ia berhasil mencatat waktu tercepat ketiga dan berhasil menyelesaikan 114 lap tanpa gangguan teknis. Di hari terakhir sesi latihan bebas Jerez, Michael kembali berganti peran dengan Rosberg. Di hari terakhir sesi latihan bebas ini Rubens Barrichello yang membela Williams tampil sebagai pebalap tercepat disusul Kamui Kobayashi dan Fernando Alonso di tempat kedua dan ketiga. Sementara catatan waktu Rosberg hanya mampu menempatkannya di urutan ke-7 dan ia hanya bisa menyelesaikan 45 lap saja akibat kembali didera masalah teknis.

Minggu ini sesi latihan bebas pra musim kembali digelar selama 4 hari yakni mulai tanggal 18 Pebruari kemarin sampai 21 Pebruari nanti. Kali ini sesi latihan bebas digelar di Barcelona. Di hari pertama sesi latihan bebas di Barcelona ini Sebastian Vettel dari Red Bull kembali sukses mencatat waktu tercepat dengan 1:24.374 dan menghabiskan total 37 lap. Ia berhasil mengalahkan rivalnya, Alonso yang menempati urutan kedua disusul oleh Jaime Alguersuari di tempat ketiga.

Michael Schumacher di hari pertama sesi latihan bebas di Barcelona yang harus tertunda hingga waktu makan siang untuk menunggu sirkuit benar-benar kering akibat diguyur hujan deras pada hari Kamis, hanya berhasil mencatat waktu tercepat ke-8 dengan total 89 lap yang dijalaninya namun ia akhirnya sukses menyelesaikan race simulation-nya. Michael baru akan kembali mengetes mobil barunya pada hari terakhir latihan bebas di Barcelona hari Senin, lusa sementara rekan setim Michael, Nico Rosberg akan mulai kembali melakukan uji coba mobilnya pada hari ini dan besok.

Sedianya sesi latihan terakhir pra musim 2011 akan dilangsungkan di Bahrain pada tanggal 3-6 Maret nanti sebelum musim balap F1 mulai bergulir dan dimulai di Bahrain namun sepertinya sesi latihan bebas dan race perdana di Bahrain akan dibatalkan dan saat ini FOTA, organisasi yang membawahi tim-tim F1 tengah mendiskusikan alternatif lain untuk menggantikan Bahrain yang tengah memanas akibat situasi politik di sana.

sumber gambar dari : wikipedia

Rabu, 16 Februari 2011

Fantastic Four

Keempat tim berikut ini memang belum segemilang tiga tim papan atas macam Red Bull, McLaren, ataupun Ferrari namun keberadaan empat tim ini bisa dibilang merupakan penopang tim-tim papan atas. Tiga dari empat tim papan tengah ini menggunakan mesin yang juga dicangkok ke dalam tunggangan tiga papan atas itu. Mercedes yang telah lama dipercaya menjadi dapur pacu Mclaren juga terpasang di Force India dan Mercedes GP sementara Ferrari telah sejak lama pula menjadi pemasok mesin Sauber (yang walaupun untuk musim 2010 masih menggunakan nama BMW Sauber namun mereka menggunakan mesin Ferrari sebagai dapur pacu mereka) dan Toro Rosso, "adik" Red Bull ini pun sejak pertama kali turun di F1 telah menjadi langganannya Ferrari meskipun "kakaknya", Red Bull lebih percaya pada kekuatan mesin Renault sebagai dapur pacu mereka.

Berikut adalah kiprah perjalanan empat tim papan tengah ini yaitu Williams, Force India, Sauber, dan Scuderia Toro Rosso di musim balap 2010.

Gambar diambil dari Planet F1
Williams : 69 poin

Rubens Barrichello : 47 poin
Nico Hulkenberg : 22 poin

Berbeda dengan tiga rivalnya di kelompok tim papan tengah yang kebanyakan mencangkok mesin-mesin penyuplai tim-tim besar, Williams malah menggunakan mesin Cosworth yang di tahun 2010 lalu menyuplai empat tim termasuk Williams namun tiga tim lainnya merupakan tim-tim papan bawah jadi Williams merupakan konsumen Cosworth yang memiliki kinerja yang jauh lebih baik dibanding tiga konsumen Cosworth lainnya.

Di tahun 2010 Williams diisi oleh dua pebalap baru. Rubens Barichello yang merupakan salah satu pebalap veteran di F1 hengkang dari Brawn GP di akhir musim 2009 dan bergabung dengan Williams bersanding dengan rookie asal Jerman, Nico Hulkenberg yang merupakan juara A1 GP.

Sebagai pebalap berpengalaman tentu saja Barrichello menjadi penyumbang poin terbesar bagi Williams di musim 2010 lalu. Posisi finish terbaik Rubens pada tahun 2010 lalu adalah finish keempat di GP Eropa di belakang Vettel, Hamilton, dan Jenson Button.

Walau mesin Cosworth belum mampu mengantarkan tim asuhan Sir Frank Williams dan Patrick Head ini kembali ke jajaran deretan tim papan atas seperti pada tahun 1990-an namun penampilan Williams secara keseluruhan bisa dibilang cukup konsisten. Sepanjang musim 2010 Williams hanya sekali mengalami kegagalan mekanik (bandingkan dengan Force India yang didukung oleh tenaga Mercedes) yang diderita oleh Hulkenberg di Valencia. Di gelaran GP Eropa itu, pebalap Jerman yang ditangani oleh bekas manager Michael Schumacerh ini terpaksa mengakhiri balapannya di lap 49 karena masalah exhaust.

Namun Hulkenberg sendiri empat kali mengalami gagal finish termasuk di GP Eropa itu dan sebagian besar penyebabnya adalah karena kecelakaan. Di Melbourne balapannya harus terhenti tak lama setelah start dimulia karena mengalami kecelakaan dengan Buemi dan Kobayashi. Hal yang juga kembali terulang di Monaco sehingga mengakibatkan Safety Car keluar. Di lap 30 ganti rekan setim Hulkenberg, pebalap kawakan Rubens Barrichello yang mengalami kecelakaan sehingga lagi-lagi membuat Safety Car masuk kembali ke trek untuk memandu balapan. Di Suzuka lagi-lagi Hulkenberg harus mengakhiri balapannya setelah selepas start ia mengalami kecelakaan yang juga melibatkan Massa, Petrov, dan Liuzzi. Sementara Rubens Barrichello hanya dua kali mengalami gagal finish yaitu di Monaco dan Belgia, keduanya karena kecelakaan.

Hasil terbaik Williams di 2010 lalu adalah keberhasilan Nico Hulkenberg meraih pole pertamanya di Interlagos, Brazil. Keberhasilan Nico ini juga merupakan pole Williams yang pertama sejak tim ini meraih pole terakhirnya lewat Nick Heidfeld di Nurburgring pada tahun 2005. Sementara GP Brazil sepertinya memiliki ikatan sejarah yang sangat menarik untuk Cosworth. Pada tahun 2003 pabrikan ini berhasil meraih kemenangan terakhir mereka lewat Giancarlo Fisichella yang saat itu membalap untuk Jordan sementara pole terakhir Cosworth diraihnya bersama Stewart-Ford di GP Perancis 1999 lewat Rubens Barrichello.

Namun sayangnya keberhasilan Nico meraih pole tak berlanjut di race. Williams yang mengalami paceklik kemenangan. Terakhir kali tim yang bermarkas di Groove ini mereguk manisnya kemenangan di GP Brazil pada tahun 2004 bersama Montoya. Kemenangan Montoya ini sekaligus merupakan hadiah terakhirnya untuk Williams karena di tahun berikutnya, Montoya resmi membela McLaren.

Williams-Cosworth memang masih belum cukup tangguh melawan tim-tim papan atas yang langsung menggempur Hulkenberg selepas start sehingga pebalap Jerman ini harus puas finish ke-8 sementara Rubens yang start dari grid ke-6 gagal mendapatkan tambahan poin setelah hanya mampu finish di urutan 14.

Sayangnya meskipun Hulkenberg telah membawa Williams meraih pole pertamanya sejak tahun 2005 silam namun kelangsungan Hulkenberg di F1 malah masih menjadi tanda tanya. Williams sendiri bahkan akhirnya mendepak Hulkenberg di akhir musim 2010. Tahun ini Hulkenberg yang tak mendapat kursi balap akhirnya menerima pinangan Force India sebagai test driver tim asal India itu mendampingi pebalap reguler mereka, Adrian Sutil dan Paul di Resta.Sementara Rubens tetap dipertahankan oleh tim untuk kembali menjadi lead driver tim ini di musim balap 2011 ini bersanding dengan rookie asal Venezuela, Pastor Maldonado.

Langkah Williams di musim 2011 ini mungkin masih sulit terlebih belum lama ini tim ini sempat mengalami masalah sampai-sampai Sir Frank Williams dan Patrik Head harus melepaskan saham mereka untuk menyelamatkan kelangsungan tim bentukan mereka ini. Bahkan Patrik Head sampai merelakan sejumlah besar saham miliknya.

Aku sebenarnya salah satu fans tim Sir Frank ini jadi aku sungguh berharap sekali Williams bisa tetap bertahan di F1 dan bisa menemukan kembali jalan menuju kesuksesan seperti yang pernah mereka rasakan di masa silam.

Gambar diambil dari Planet F1

Force India-Mercedes : 68 poin

Adrian Sutil : 47 poin 
Vitantonio Liuzzi : 21 poin

Nama Force India sempat mencuat di musim 2009 ketika Giancarlo Fisichella berhasil membawa Force India-nya meraih pole di Belgia dan hampir meraih kemenangan pertama bagi tim asal India ini namun akhirnya tim ini terpaksa harus menyerah pada kekuatan Ferrari yang disupiri oleh Raikkonen dan meraih kemenangan terakhirnya untuk tim kuda jingkrak itu. Fisichella sendiri usai penampilan gemilangnya di Belgia kemudian direkrut.

Fisichella sendiri usai penampilan gemilangnya di Belgia kemudian direkrut Ferrari menggantikan Luciano Burti yang gagal memanfaatkan peluangnya sebagai pengganti Felipe Massa yang mengalmi cedera saat kualifikasi GP Hungaria.

Tahun 2010 Force India masih mengandalkan Adrian Sutil dan Vitantonio Liuzzi yang sebelum Fisichella dibajak Ferrari merupakan test driver timnya Vijay Malya ini. Penampilan Force India di musim 2010 lalu meski tak mencatat hasil spektakuler seperti yang diraih Fisichella di Belgia namun tim ini mengalami peningkatan di urutan klasemen dibanding tahun 2009. Di akhir musim 2009 tim ini menjadi tim kedua dari belakang dengan 13 poin, unggul 5 poin dari tim penghuni juru kunci, Toro Rosso.

Penampilan terbaik Force India di musim 2010 adalah finish kelima yang dicapai melalui Adrian Sutil di Malaysia dan Belgia. Sementara Vitantonio Liuzzi di musim 2010 kerap gagal mendulang poin. Posisi finish terbaik pebalap Italia ini adalah finish ke-6 di Korea saat rekan setimny gagal finish akibat mengalami masalah suspensi di lap 46.

Meski memiliki total poin yang sama dengan Williams namun Force India yang didukung oleh mesin Mercedes lebih banyak mengalami kendala mekanis. Adrian Sutil tercatat dua kali gagal finish karena masalah engine yaitu di GP Australia dan Jepang. Di Melbourne, Australia, langkah Sutil terhenti di lap 9 sementara di Suzuka, Jepang, balapan Sutil berakhir di lap 44, keduanya akibat masalah mesin sementara di Korea, Sutil terpaksa mengakhiri balapannya di lap 46, kali ini akibat kerusakan suspensi. Di Hungaria Sutil juga gagal finish namun kali ini akibat ia mengalami kecelakaan di lap 15. Sepanjang musim 2010 lalu Sutil mendapat penalti dua kali. Di GP Eropa, ia seperti delapan pebalap lain mendapatkan penalti 5 detik namun Sutil tetap sukses mendulang poin setelah berhasil finish ke-6. Sementara di GP Singapura, Sutil pun berhasil mendapatkan tambahan poin setelah ia finish ke-9 walaupun ia dihukum penalti 20 detik atas aksinya di turn 7 saat opening lap.

Sementara Liuzzi gagal tampil bersinar seperti rekan setimnya. Di Australia ia harus retired akibat masalah throttle. Di race berikutnya yang berlangsung di China, ia kembali gagal menyelesaikan lomba akibat mengalami kecelakaan dengan Buemi, Kobayashi, dan Glock saat start. Liuzzi kembali mengalami kecelakaan di Jepang dan Brazil sementara di race terakhir di Abu Dhabi, pebalap Italia ini terlibat kecelakaan dengan Michael Schumacher sehingga keduanya gagal melanjutkan lomba. Selain karena kecelakaan, Liuzzi sempat pula terpaksa menghentikan balapannya akibat mengalami kerusakan pada mobilnya di GP Singapura.

Gambar dipinjam dari Planet F1

Sauber-Ferrari : 44 poin

Kamui Kobayashi : 32 poin
Pedro de la Rosa : 6 poin
Nick Heidfeld : 6 poin

Setelah koalisinya dengan BMW tak jua membuahkan hasil sehingga pabrikan besar asal Jerman itu hengkang, musim 2010 lalu Sauber kembali menjadi konsumen Ferrari. Di awal musim tim ini mempercayakan duet Kobayashi dan De la Rosa sebagai ujung tombak mereka namun menjelang musim berakhir tim Swiss ini menarik kembali bekas pebalapnya, Nick Heidfeld menggantikan De la Rossa.

Setelah tampil mengesankan di akhir musim 2009, Kamui Kobayashi dipercaya Sauber sebagai pebalap utamanya bersanding dengan Pedro de la Rosa yang sebenarnya bukanlah wajah baru di F1. Namun sayangnya walaupun Pedro lebih memiliki pengalaman di F1 ia tak berhasil memperlihatkan potensinya sehingga ia malah tenggelam di balik keberhasilan rekan setimnya. Dari 14 race yang diikutinya di musim 2010 lalu Pedro hanya berhasil mengumpulkan enam poin berkat finish ke-7 di Hungaria yang sekaligus merupakan hasil finish terbaiknya. Walau begitu tujuh kegagalan finish yang menimpa Pedro semuanya diakibatkan oleh kegagalan mesinnya dan bukan karena kesalahan pribadinya. Di Bahrain, Pedro harus mengakhiri balapannya di lap 28 akibat masalah hydraulic dan kejadian ini pun kembali menimpanya di Monaco, di mana ia terpaksa mengakhiri balapannya di lap 21 juga akibat masalah hydraulic. Sementara di GP Malaysia dan China pebalap Spanyol ini pun terpaksa menghentikan balapannya akibat masalah engine. Begitu pula di Canada, langkah Pedro harus terhenti di lap 30 karena masalah engine. Pedro juga terpaksa mengakhiri balapannya di tanah airnya, Spanyol setelah mengalami kerusakan di lap 18. Di Silverstone, Inggris pun Pedro terpaksa mengakhiri balapannya di lap 29 akibat mengalami kerusakan dengan mobilnya.

Sementara kiprah Kobayashi di musim penuh pertamanya di F1 berhasil memperlihatkan pesonanya sebagai pebalap Jepang yang tangguh. Walaupun di race pembuka musim di Bahrain, ia gagal finish akibat masalah hydraulic dan di Australia balapannya terpaksa terhenti tak lama setelah start akibat mengalami kecelakaan dengan Buemi dan Hulkenberg. Kobayashi kembali gagal memperlihatkan kualitasnya di dua race berikutnya. Di Malaysia langkahnya terpaksa terhenti di lap 8 akibat kegagalan mesin sementara di China lagi-lagi ia terpaksa mengakhiri balapannya akibat mengalami kecelakaan dengan Buemi dan Liuzzi selepas start. Di Monaco kembali Kobayashi gagal melanjutkan lomba. Kali ini akibat masalah gearbox yang menghempaskan langkahnya di lap 26. Sementara di Italia, langkah pebalap Jepang ini terpaksa terhenti akibat masalah elektronik. Sedangkan di Kanada dan Singapore, Kobayashi kembali harus retired akibat mengalami kecelakaan. Meski begitu pebalap Jepang ini merupakan penyumbang poin terbesar untuk tim Swiss ini di di musim balap 2010 lalu. Posisi finish terbaik Kobayashi di tahun 2010 silam adalah finish ke-6 yang diraihnya di Silverstone, Inggris sementara di hadapan publik senegaranya di Jepang, Kobayashi sukses meraih finish ke-7 disusul team mate barunya, Heidfeld di posisi ke-8.

Nama Heidfeld pun sebenarnya bukanlah nama baru di F1. Hampir sebagian besar karir balapnya di F1 memang dihabiskannya bersama Sauber namun di awal musim Heidfeld gagal mendapatkan kursi balap hingga akhirnya dipercaya Mercedes GP sebagai pebalap ketiga tim Jerman ini. Menjelang akhir musim tim lamanya, Sauber kembali meminang Heidfeld untuk menggantikan Pedro de la Rosa yang lebih banyak berkutat dengan kegagalan mekanik sehingga gagal tampil cemerlang. Heidfeld mulai menggantikan posisi Pedro di GP Singapore namun ia masih gagal memberikan hasil terbaik bagi tim. Di lap 36 langkah Heidfeld terpaksa terhenti akibat kecelakaan setelah di tiga lap sebelumnya rekan setimnya, Kobayashi pun terpaksa mengakhiri balapannya juga akibat kecelakaan.

Di dua race berikutnya yaitu di Jepang dan Korea, Heidfeld berhasil mempersembahkan poin bagi timnya dengan finish ke-8 di Jepang dan finish ke-9 di Korea. Bila di Jepang ia finish di belakang Kobayashi maka di Korea ganti Heidfeld yang sukses finish di depan rekan setimnya itu. Sementara di dua race terakhir, Heidfeld gagal menyumbangkan poin setelah hanya mampu finish ke-17 di Brazil sementara di Abu Dhabi ia hanya bisa finish ke-11. Meski hanya mampu memberikan tambahan 6 poin tapi perlu juga diingat bahwa Heidfeld berhasil memberikan 6 poin dari hanya 5 race yang diikutinya. Untuk musim 2011 ini besar kemungkinan Heidfeld akan dipercaya Renault untuk mengisi posisi Kubica yang mengalami kecelakaan di ajang rally pada 4 Pebruari silam. Heidfeld sendiri telah memperlihatkan potensinya di hari terakhir sesi latihan bebas bagian kedua pra musim 2011 di Jerez pada 13 Pebruari kemarin dengan mencatatkan waktu tercepat sehingga berhasil meyakinkan Renault. Bukan tak mungkin bila di musim 2011 ini quick Nick berhasil memperlihatkan kecepatannya kembali yang telah lama terpendam.

Gambar dipinjam dari Planet F1

Toro Rosso-Ferrari : 13 poin

Sebastien Buemi : 8 poin
Jaime Alguersuari : 5 poin

Kenangan terbaik dari tim Italia yang dulunya dimiliki oleh Giancarlo Minardi ini adalah kemenangan Sebastian Vettel di GP Italia 2008 sehingga di musim berikutnya Vettel langsung ditarik Red Bull "kakak" Toro Rosso. Dan nyatanya pada musim 2010 lalu Vettel akhirnya berhasil meraih gelar dunia pertamanya bersama Red Bull. Sementara Toro Rosso hingga kini belum lagi meraih kemenangan seperti kemenangan tunggal mereka bersama bersama Vettel itu.

Untuk musim 2010 Toro Rosso kembali mengandalkan duet Sebastien Buemi dan Jaime Alguersuari. Sayangnya kedua pebalap ini belum juga berhasil mengulang kesuksesan seperti yang ditorehkan pendahulu mereka, Vettel. Berbeda dengan Red Bull yang mengandalkan kekuatan mesin Renault, Toro Rosso seperti biasa lebih memilih Ferrari sebagai dapur pacu mereka. Dan walaupun Toro Rosso perolehan poinnya masih di bawah Sauber yang juga merupakan konsumen Ferrari namun kegagalan mesin yang diderita Toro Rosso jauh lebih minim dibanding Sauber. Alguersuari tercatat hanya satu kali gagal finish akibat engine yaitu di Hungaria sementara Buemi pun hanya dua kali mengalami kegagalan finish akibat kendala mekanik yaitu di Spanyol akibat masalah hidrolik dan di Jerman karena mengalami kerusakan pada mobilnya.

Bila menilik secara keseluruhan, kemampuan Alguersuari maupun Buemi bisa dibilang setara. Di sesi kualifikasi Buemi lebih cemerlang dibanding Alguersuari. Sebelas kali ia berhasil meraih posisi start yang jauh lebih baik dibanding rekan setimnya. Namun saat race Buemi lebih sering mengalami kendala sehingga kiprah Alguersuari jauh lebih gemilang. Alguersuari tercatat hanya dua kali gagal finish. Di Silverstone, Inggris pebalap Spanyol ini terpaksa menghentikan balapannya setelah melintir sementara di Hungaria kegagalan finishnya lebih disebabkan karena masalah engine dan bukan akibat kecerobohannya. Sementara Alguersuari lebih sering mengalami gagal finish akibat kecerobohannya sendiri. Dari total 19 race yang diikutinya di musim 2010 lalu pebalap Swiss ini tercatat 5 kali gagal finish dan tiga di antaranya disebabkan akibat kesalahannya sendiri. Di Australia ia gagal finish setelah mengalami kecelakaan dengan Hulkenberg dan Kobayashi selepas start. Hal itu kembali berulang di Shanghai, China. Kali ini ia terlibat kecelakaan dengan Kobayashi dan Liuzzi. Sementara di GP Korea, langkahnya terhenti di lap 30 juga akibat kecelakaan. Sedangkan kegagalan finish yang dikarenakan masalah mekanik dialaminya dua kali yaitu di Spanyol akibat masalah hidrolik dan di Jerman.

Meskipun Buemi lebih sering mengalami gagal finish namun ia merupakan penyumbang poin terbesar bagi tim dengan 8 poin. Hasil terbaik diraihnya di Kanada di mana ia sukses finish ke-8. Ia kembali sukses mendulang poin di race selanjutnya di Valencia dengan finish ke-9 walaupun ia menjadi salah satu dari 8 pebalap lainnya yang menerima hukuman penalti 5 detik. Dua poin lagi diraihnya berkat hasil finish ke-10 di Jepang dan Monaco (berkat hukuman penalti yang diterima Michael, maka posisi finish Buemi pun naik satu peringkat dan sukses meraih satu poin yang tersisa dengan finish ke-10).

Sementara hasil terbaik yang diraih Alguersuari didapatnya di Malaysia dan Abu Dhabi di mana ia sukses finish ke-9. Tambahan satu poin lagi didapatnya setelah sukses finish ke-10 di negaranya sendiri pada laga di GP Spanyol. Duet Buemi dan Alguersuari kembali dipertahankan Toro Rosso sebagai ujung tombak mereka di musim 2011 ini.

Get Well Soon, Robert.

Gambar Robert Kubica dipinjam dari Wikipedia

Hidup memang ironis. Belum lama berselang ketika Kubica menarik perhatian publik F1 setelah ia berhasil mencatat waktu tercepat di hari terakhir sesi latihan bebas bagian pertama pra musim 2011 di Valencia yang berlangsung sejak tanggal 1-3 Pebruari silam. Beberapa hari kemudian Kubica kembali menjadi perbincangan tapi kali ini adalah berita duka. Pada hari Minggu tanggal 6 Pebruari Kubica dikabarkan mengalami kecelakaan saat tengah berlaga di ajang rally di Andora hingga ia harus dilarikan ke rumah sakit. Kelangsungan karir balap Kubica pun sempat berada di ujung tanduk. Akibat kecelakaan parah yang dialaminya ini, tangan kanan Kubica sempat dikabarkan harus diamputasi untuk menyelamatkan nyawanya. Namun untungnya dunia kedokteran sudah berkembang pesat sehingga tim dokter berhasil menemukan solusi menyelamatkan hidupnya sehingga pebalap Polandia ini tak perlu kehilangan tangan kanannya meski kemungkinan besar ia terpaksa absen di sepanjang musim 2011 ini.

Kecelakaan yang menimpa Kubica pun membuat Renault, tempat di mana Kubica bernaung mendapatkan kritikan dari berbagai pihak karena membiarkan Kubica mengikuti ajang rally yang dinilai berbahaya padahal musim balap F1 sudah hampir dimulai. Namun Renault meski merasa kehilangan pebalapnya yang bertalenta ini menyatakan bahwa alasan tim membiarkan Kubica mengikuti rally adalah karena ajang itu juga merupakan salah satu olahraga yang dicintai Kubica. Sementara Jakub Gerber, co-driver Kubica di Skoda Fabia yang tak mengalami luka serius seperti yang menimpa Kubica mengajukan kritiknya pada FIA, lembaga yang mengatur ajang olahraga motorsport yang dinilai kurang meningkatkan masalah safety di ajang rally seperti di F1. Dibanding F1 yang kini sudah jauh lebih aman memang tingkat safety di ajang rally dinilai masih amat minim.


Penyelamatan yang dilakukan terhadap Kubica pun dinilai lamban yang mengakibatkan kondisi Kubica yang terhimpit di dalam mobilnya makin parah. Setelah kecelakaan ambulans memang segera datang disusul petugas kebakaran. Mereka membutuhkan waktu lebih dari setengah jam untuk mengeluarkan Kubica. Namun kabarnya tim penyelamat pertama tak memiliki perlengkapan untuk menyelamatkan Kubica sehingga mereka harus menunggu tim penyelamat kedua. Ditambah lagi helicopter tak bisa mendarat di tempat kejadian sehingga Robert Kubica harus diangkut dengan ambulans untuk kemudian dinaikkan ke dalam helicopter yang lalu membawanya ke rumah sakit. Akibatnya banyak waktu yang terbuang. Sementara Jakub Gerner, co-driver Kubica berhasil menyelamatkan diri melalui jendela karena pintu mobil mereka macet dan tak bisa dibuka. Kekurangan dalam hal penyelamatan inilah yang menjadi bahan kritikan Gerner kepada FIA agar bisa meningkatkan segi safety di rally seperti yang dilakukan di F1.

Garner sendiri ketika ditanya penyebab kecelakaan itu apakah karena masalah mekanik ataukah human error alias kecerobohan Kubica, co-driver Kubica ini membela Kubica dengan mengatakan bahwa setiap pebalap pasti akan memacu kendaraan secepat mungkin dalam sebuah kompetisi untuk memenangkan balapan, begitu pula dengan Kubica, "Robert adalah tipe orang yang berpikir keras, selalu memperhatikan langkah di depannya. Ia sangat presisi, cepat, dan rapi. Seorang pebalap yang komplit," ungkap Gerner.

Sementara Mauro Morena yang berada tepat di belakang mobil yang dikendarai Kubica dan menyaksikan secara langsung apa yang menimpa Skoda Fabia di depannya mengatakan bahwa kejadian itu sangat mengerikan. Kubica sendiri saat dilarikan ke rumah sakit dikabarkan mengalami luka yang sangat serius dan hampir membuat lumpuh tubuh bagian kanannya.

Meski kabarnya Kubica membutuhkan waktu pemulihan setidaknya selama setahun yang artinya menutup peluangnya untuk membalap di musim 2011 ini namun mantan bos Renault, Flavio Briatore yang menjenguknya di Santa Corona, rumah sakit di Italia tempat Kubica dirawat memperkirakan bahwa Kubica setidaknya bisa membalap lagi dalam waktu enam bulan.

"Kubica merupakan orang yang sangat istimewa dengan kemampuan pemulihan yang luar biasa," ujar mantan bos Renault yang juga merupakan manager Mark Webber dan Alonso ini setelah mengunjungi Kubica. Berdasarkan kemampuan Kubica yang dinilai Flav amat luar biasa dalam memulihkan diri dan kebugaran pebalap Polandia itu, membuat Flav berani bertaruh bahwa Kubica bisa pulih ke performa terbaiknya dalam waktu lima atau enam minggu.

Namun salah satu dokter dalam tim dokter yang menangani Kubica, DR. Igor Rossello, seorang spesialis tangan menyatakan bahwa masih terlalu dini untuk menentukan kapan Kubica bisa balapan lagi. Meski ia juga mengaku bahwa pebalap biasanya merupakan pasien istimewa yang memiliki kemampuan pemulihan jauh lebih cepat dibanding pasien biasa. Namun semuanya itu menurutnya bergantung pada tekad si pasien sendiri.

Sebagai contoh sang dokter mengajukan nama Alessandro Nannini yang mengalami luka parah namun hanya dalam waktu 3 tahun setelah lengan kanannya terluka dalam kecelakaan pesawat pada 1990 ia bisa kembali berlaga di ajang DTM karenanya bukannya tak mungkin Kubica pun bisa kembali berlaga di F1 dalam waktu yang singkat meski waktunya masih belum bisa diperkirakan secara pasti.

Kecelakaan yang menimpa Robert Kubica di ajang rally pada 6 Pebruari silam itu memang amat parah dan mengerikan namun sebenarnya Kubica pun pernah mengalami kecelakaan parah di F1 yang sempat membuatnya terpaksa absen beberapa race.

Di GP Kanada 2007, Kubica yang saat itu masih bergabung membela BMW Sauber mengalami kecelakaan menjelang hairpin di lap 27. Saat itu ia sempat bersinggungan dengan Toyota-nya Trulli. Dalam kecepatan 300.13 km/h (186.49mph) mobil Kubica menabrak barrier sehingga sempat dikabarkan kaki Kubica patah. Namun beberapa saat kemudian,bos BMW, Mario Thiessen mengabarkan bahwa Kubica tak mengalami luka yang cukup serius. Dan semua ini berkat tingkat safety yang bisa dinilai cukup tinggi dalam olahraga motorsport.

Meski begitu tak urung pula kecelakaan yang menimpa Kubica ini membuatnya terpaksa absen di GP USA dan posisinya digantikan oleh Sebastian Vettel. Kubica baru berlaga kembali di GP Perancis di mana ia berhasil meraih P4 di sesi kualifikasi dan menerima ITV Broadcaster Martin Brundle's driver of the day award.

Karir Kubica di F1 sendiri bisa dibilang cukup mengesankan. Pebalap kelahiran 7 Desember 1984 di Krakow, Polandia ini pertama kali membalap di F1 pada GP Hungaria 2006 menggantikan Jacques Villeneuve yang mengalami sakit kepala setelah kecelakaannya di GP Jerman. Pada debutnya ini Kubica berhasil tampil cemerlang dengan meraih P9 saat kualifikasi, mengalahkan rekan setimnya, Nick Heidfeld yang juga dikenal cukup kencang sementara saat race ia sukses meraih finish ke-7 namun didiskualifikasi setelah balapan karena berat mobilnya dinilai tak sesuai dengan ditetapkan dalam regulasi.

Seusai penampilan debutnya, kontrak Kubica bersama BMW Sauber kembali diperpanjang setelah Villeneuve memilih mundur dari F1. Kubica meraih kemenangan pertamanya saat GP Kanada pada tahun 2008 yang membuatnya sempat memuncaki klasemen pebalap saat itu. Tahun 2008 itu memang bisa dianggap sebagai salah satu tahun terbaik dalam karir Robert Kubica di mana pada tahun itu pula Robert berhasil meraih pole position pertamanya di GP Bahrain.


Pada tahun 2010 lalu, Kubica memulai kerjasama pertamanya dengan Renault dan berhasil tampil mengesankan. Di GP Australia tahun lalu ia sukses meraih podium kedua di antara Jenson Button dan Felipe Massa sementara ia juga sukses meraih podium ketiga sebanyak tiga kali yaitu di Monaco dan Belgia. Bahkan di Kanada, di mana ia meraih kemenangan pertamanya, tahun lalu ia meski gagal mengulang kesuksesannya meraih podium pertama seperti pada tahun 2008 silam namun di sirkuit dengan nama pebalap legendaris Kanada, Gilles Villeneuve ini, pebalap Polandia ini sukses mencatatkan fastest lap di lap 67 yang juga merupakan fastest lap pertamanya.

Tentu saja merupakan kehilangan besar bagi F1 bila sampai Robert Kubica harus mengakhiri balapnya dan pastinya juga sangat tak adil bagi pebalap Polandia ini. Meski ia tak setenar pebalap-pebalap papan atas lainnya namun bukan berarti Kubica tak memiliki talenta yang bisa mengantarkannya meraih gelar dunia dan sebenarnya pula kesempatan itu bisa saja datang untuk Kubica di tahun 2011 ini mengingat betapa bagusnya penampilannya bersama R31 di sesi latihan bebas bagian pertama yang digelar di Valencia pada 1-3 Pebruari silam. Namun sayangnya seperti yang sudah terjadi, Kubica terpaksa harus memendam lagi impiannya untuk memperebutkan gelar dunia demi memulihkan kondisinya setelah mengalami kecelakaan. Dan tragisnya posisinya kemungkinan akan diberikan kepada mantan rekan setimnya di Sauber, Nick Heidfeld yang tampil mengesankan petinggi Renault pada sesi latihan bebas bagian kedua pra musim 2011 yang dilangsungkan di Jerez pada 10-13 Pebruari kemarin dan di hari terakhir sesi latihan bebas di Jerez itu Heidfeld berhasil mencatat waktu tercepat yang menjadikannya sebagai calon kuat pengganti Kubica.


Meski Kubica terpaksa harus absen di musim 2011 ini semoga saja kecelakaan parah yang dialaminya di ajang rally itu tak merenggut kemampuan balap Kubica dan semoga pebalap Polandia yang oleh majalah F1 Racing pada edisi beberapa tahun lalu sempat dijuluki sebagai setengah biarawan setengah pembunuh yang maksudnya di balik sikap tenang pebalap Polandia ini tersimpan bakat luar biasa yang bisa membuat Kubica menjadi lawan tangguh, bisa kembali berlaga meramaikan jagat balap Formula One.

Demi memberikan dukungan bagi kesembuhan Kubica, tim-tim di F1 terutama Renault pada ajang sesi latihan bebas di Jerez menuliskan kalimat penyemangat dalam bahasa Polandia bagi Kubica di body mobil mereka yang bertuliskan: Polish 'szybkiego powrutu de zdrowia Robert' yang artinya Get Well Soon Robert atau Lekas Sembuh, Robert. Ya semoga saja Robert Kubica bisa segera pulih dan kembali membalap.      

Senin, 14 Februari 2011

10 Sweet Movies Favoritku

Sebenarnya aku sudah memiliki niat menulis ini sejak dua atau tiga tahun lalu tapi karena kemalasan dan ketidakdisiplinanku jadilah aku baru bisa menyelesaikan niatku ini di Valentine kali ini. Dan semua ini semata-mata atas desakan sahabatku, Selvia Lusman yang kerap jengkel menghadapi segala macam alasan yang kukemukakan demi melegalkan kemalasanku. Dan juga demi mewujudkan resolusi yang telah kubuat di awal tahun jadi meski aku kerap masih dibelit kemalasan tapi dengan berusaha mengumpulkan setiap keping semangat akhirnya jadi juga kutulis 10 sweet movies favoritku ini.

Sebelum mulai aku ingin mengutarakan lebih dulu mengapa aku ingin sekali menulis tentang ini. Bukan hanya sekadar mumpung bulan Pebruari yang erat kaitannya dengan Valentine atau hari Kasih Sayang sedunia tapi juga karena cinta memang merupakan bahasa universal yang paling bisa dimengerti di seluruh dunia apa pun bentuk bahasa ibu masing-masing negara.

Cinta merupakan bahasa internasional yang paling bisa dipahami oleh semua lapisan kelompok dan usia. Meski cinta kadang tersandera oleh sifat-sifat lahiriah keserakahan dan keinginan manusia untuk lebih berkuasa dari kelompok manusia lainnya namun jauh di dalam hati orang paling otoriter sekalipun, ia takkan pernah bisa mengingkari sebuah perasaan halus di dalam sanubarinya yang bernama cinta. Sebenarnyalah pula alam raya ini adalah surat cinta terbuka Tuhan dan cinta adalah bentuk ciptaan pertama Tuhan karenanya tak ada salahnya bila cinta terus disebarkan di seluruh dunia sepanjang masa bukan hanya di bulan Pebruari saja. Namun bukan berarti menyebarkan cinta artinya harus menjadi Don Juan. Bagiku sendiri cinta adalah awal dari kehidupan dan karenanya cinta bukanlah sekadar kata tanpa makna. Cinta adalah bentuk pertanggungan jawab setiap makhluk ciptaan sebagai wujud keluhuran karya Sang Pencipta.

Namun cinta yang walaupun terasa manis kerap pula berlumur duka. Tapi bukan berarti cinta itu kejam. Cinta sendiri tak pernah bisa lepas dari suratan takdir. Dan acap kali takdir memainkan perannya begitu rupa untuk membentuk sebuah ikatan bernama cinta. Sepuluh film favoritku ini menggambarkan betapa takdir bisa bekerja sedemikian rupa untuk menciptakan sebuah kisah cinta yang berakhir manis.

1. Serendipity (2001)

 Film ini menggambarkan betapa rumitnya pekerjaan takdir dalam mempersatukan dua insan. Kisah berawal dari pertemuan Jonathan Trager (John Cusack) dengan Sara Thomas (Kate Beckinsale) di suatu malam menjelang hari natal. Saat itu keduanya tengah membeli sarung tangan di Bloomingdale.

Keduanya lalu merasa saling tertarik dan berjalan bersama-sama menyusuri jalanan Manhattan. Kebersamaan mereka berakhir di kedai es krim Serendipity. Saat berpisah barulah mereka menyadari kalau mereka belum saling mengenal nama mereka satu sama lain. Namun keduanya bertemu kembali saat mereka mengambil barang mereka yang ketinggalan di kedai es krim itu. Menyadari bahwa mereka telah dipertemukan oleh takdir, maka Jonathan dan Sara lalu memutuskan pergi bersama-sama hingga akhirnya tiba di Central Park di mana mereka bermain ice skating dan di sinilah Jonathan mengenalkan rasi bintang Cassiopeia* pada Sara.

Sebelum berpisah lagi, kali ini Jonathan meminta nomor telepon Sara tapi angin menerbangkan kertas berisi nama dan alamat Sara sehingga Sara lalu mengusulkan untuk membiarkan hubungan mereka diatur oleh takdir. Sara lalu menuliskan nama dan alamatnya di sampul bagian dalam buku Love In The Time of Cholera** yang dibawanya sedangkan Jonathan menuliskan nama dan alamatnya di selembar uang kertas 5 dolar. Bila mereka memang ditakdirkan untuk bersatu maka mereka akan saling menemukan nama yang telah mereka tulis itu. Keduanya lalu berpisah sambil masing-masing membawa satu helai sarung tangan dari sepasang sarung tangan yang telah mempertemukan mereka di Bloomingdale.

Tapi Jonathan tak ingin berpisah begitu saja dengan Sara. Keduanya lalu memutuskan untuk menaiki lift secara terpisah dan bila memang takdir benar-benar berpihak pada mereka maka mereka akan bertemu kembali di lantai yang sama. Tanpa diketahui masing-masing pihak, baik Jonathan maupun Sara menekan tombol lantai 23 tapi seorang anak kecil yang kemudian masuk ke dalam lift yang dimasuki Jonathan memencet semua tombol di lift sehingga ketika Jonathan akhirnya sampai di lantai 23 ia tak menemui Sara yang telah pergi karena mengira Jonathan menekan tombol lantai yang berbeda.

Kisah mereka berlanjut ke tujuh tahun kemudian. Jonathan masih belum berhasil menemukan buku Love In The Time of Cholera yang ditulisi Sara begitu pula dengan Sara, ia pun belum menemukan lembaran 5 dolar yang ditulisi Jonathan. Sementara keduanya kini telah memiliki pasangan hidup masing-masing. Jonathan sudah bertunangan dengan Halley Buchanan (Bridget Moynahan) dan akan segera melangsungkan pernikahan mereka tapi Jonathan yang belum bisa melupakan Sara bimbang dan ragu untuk melanjutkan pernikahannya. Sementara Sara pun telah memiliki pasangan Lars Hammond (John Corbett), seorang musisi yang juga telah melamar Sara namun seperti Jonathan ternyata Sara pun memiliki perasaan seperti yang dirasakan oleh Jonathan dan masih belum bisa melupakan pertemuan mereka yang singkat itu.

Sehari sebelum pernikahannya, Jonathan ditemani sahabatnya, Dean Kansky (Jeremy Piven) kembali ke Bloomingdale dan mencari keberadaan Sara lewat catatan pembelian sarung tangan di tempat itu tujuh tahun lalu, namun sayangnya Sara sudah pindah dari sana. Sementara di saat yang bersamaan, Sara pun memutuskan untuk mencari Jonathan juga. Dengan ditemani sahabatnya Eve (Molly Shannon), ia kembali ke New York dengan harapan bisa bertemu dengan Jonathan. Secara kebetulan Eve bertabrakan dengan teman lamanya yang ternyata adalah Halley yang memberitahu mereka bahwa ia akan menikah dan bahkan mengundang keduanya untuk menghadiri pernikahannya namun mereka tak mengetahui kalau mempelai prianya adalah Jonathan.

Sara yang putus asa karena tak jua berhasil menemukan jejak Jonathan akhirnya menyerah dan memutuskan untuk mengakhiri usahanya untuk mencari Jonathan tapi takdir ternyata kembali mempermainkannya. Saat mereka minum kopi di Serendipity, Eve menerima kembalian selembar lima dolar dan langsung memasukkannya ke dalam dompet tanpa menyadari di balik lembaran lima dolar itu tercantum sesuatu yang telah ditulisi Jonathan tujuh tahun lalu.

Secara bersamaan saat gladi resik pernikahannya, Halley memberikan pada Jonathan sebuah buku berjudul Love In The Time of Cholera sebagai hadiah pernikahan mereka karena ia beberapa kali melihat Jonathan kerap melihat-lihat buku yang berjudul sama ini tanpa mengetahui bahwa Jonathan sebenarnya hanya mencari coretan yang ditulisi Sara di buku itu. Tanpa disadari Jonathan ternyata buku yang diberikan Halley padanya adalah buku yang sama yang telah ditulisi Sara tujuh tahun yang lalu.

Saat hari pernikahan tiba, Sara yang diundang Halley memutuskan untuk tak menghadiri pernikahan dan memilih pulang ke rumahnya. Ketika ia kembali ke hotel untuk mengambil barang-barangnya ternyata Lars yang menyusulnya ke New York ada di sana. Saat tengah berjalan-jalan di Central Park, Sara kembali melihat rasi bintang Cassiopeia. Menyadari bahwa ia masih belum bisa melupakan Jonathan maka Sara akhirnya memutuskan hubungannya dengan Lars.

Ketika berada di dalam pesawat Sara berniat membayar sewa pinjaman headset tapi ternyata dompetnya tertukar dengan milik Eve. Ketika ia mengeluarkan lembaran lima dolar yang didapat Eve sebagai kembalian saat mereka minum kopi di Serendipity, saat itu barulah Sara menyadari bahwa lembaran itu adalah lembaran lima dolar yang sama yang ditulisi Jonathan tujuh tahun lalu dan saat itu pula barulah ia mengetahui nama lengkap Jonathan. Sara pun langsung memutuskan turun dari pesawat dan mencari Jonathan. Namun setibanya di rumah Jonathan, tetangga Jonathan memberitahunya bahwa hari itu adalah hari pernikahan Jonathan.

Ps: Setiap film drama romantis memang selalu berakhir happy ending tapi bagian akhir film ini merupakan bagian yang paling menarik untukku. Adegan ketika Jonathan berbaring di Central Park dengan beralaskan jaket Sara yang tertinggal namun Jonathan tak menyadari kalau jaket yang dijadikannya sebagai bantal itu adalah milik Sara, wanita yang dicari-carinya selama ini. Juga adegan ketika Jonathan tengah berbaring menatap langit yang terbentang luas di atasnya dan menikmati butiran-butiran salju pertama turun ke bumi dan bersamaan dengan itu sehelai sarung tangan melayang ke atasnya. Secara keseluruhan film ini amat menarik bagiku. Menyimak bagaimana rumitnya takdir bekerja dalam mempersatukan dua orang anak manusia yang tak pernah bisa melupakan perasaan mereka satu sama lain.

 *Rasi bintang di belahan utara yang namanya diambil dari nama seorang ratu dalam mitos Yunani. Rasi bintang ini bisa dilihat dengan jelas pada awal bulan November.

**Love In The Time of Cholera adalah sebuah novel yang ditulis oleh pemenang Nobel, Gabriel Garcia Marquez yang pertama kali diterbitkan dalam bahasa Spanyol pada 1985. Edisi bahasa Inggrisnya diterbitkan pada 1988 diterjemahkan oleh Alfred A. Knopf. Novel ini kemudian diangkat ke layar lebar pada 2007.

2. While You Were Sleeping (1995) 

Lucy Moderatz (Sandra Bullock) adalah seorang petugas di loket pembelian tiket kereta api di Chicago yang diam-diam menyimpan perasaan pada Peter Callaghan (Peter Gallagher), seorang pengusaha sukses yang biasa membeli tiket di tempat tugas Lucy. Suatu hari Peter diserang perampok hingga pingsan dan terjatuh di atas rel kereta api tanpa ada yang melihat kejadian itu kecuali Lucy. Menyadari pria yang diam-diam dicintainya itu tengah berada dalam bahaya, Lucy pun segera menyelamatkan Peter yang sudah terbaring tak sadarkan diri dan membawanya ke rumah sakit. Di sinilah kisah lucu dan romantis ini mengalir manis.

Suatu kali seorang perawat tanpa sengaja mendengar curahan perasaan Lucy yang tengah bicara sendiri dan mengungkapkan impiannya untuk menikahi Peter. "I was going to marry him," khayal Lucy sambil menatap Peter yang tengah terbaring koma. Namun si perawat yang salah mengintepretasikan ucapan Lucy itu mengira Lucy merupakan tunangan Peter dan langsung memberitahukan hal itu kepada keluarga Peter yang menyambut kabar ini dengan gembira. Lucy yang sebatang kara terharu dengan kehangatan keluarga Peter sehingga tak sampai hati mengatakan hal yang sebenarnya.

Namun suatu kali Saul (Warden), ayah baptis Peter akhirnya mengetahui bahwa Lucy ternyata bukanlah tunangan Peter tapi Saul mengatakan pada Lucy agar tak menceritakan yang sebenarnya pada keluarga Peter karena hal itu pastinya akan melukai keluarga besar Callaghan yang sudah kadung jatuh hati pada Lucy yang manis dan ramah ini. Begitu pun Lucy juga sudah telanjur senang dengan kehangatan dan keramahan keluarga besar Callaghan. Bahkan saat natal, Lucy yang tak memiliki sanak keluarga dianggap sebagai bagian dari keluarga Callaghan sehingga ia merasa terharu.

Namun seiring waktu tanpa disadari Lucy malah jatuh cinta pada kakak Peter, Jack (Bill Pullman) yang menjalankan bisnis keluarganya. Ternyata pula perasaan yang sama juga dirasakan oleh Jack namun Jack yang mengira Lucy benar-benar tunangan Peter memilih mengambil jarak sehingga membuat Lucy terluka.

Masalah mulai muncul ketika Peter yang terbaring koma sadar dari tidur panjangnya. Meski awalnya Peter tak mengenal Lucy namun perlahan Peter benar-benar jatuh cinta pada Lucy yang sifatnya hangat dan bisa membaur dengan keluarganya berbeda dengan tunangannya yang sesungguhnya Ally Walker (Ashley Bartlett Bacon) yang angkuh dan hanya bersikap hangat pada kucing peliharaannya saja.

Khayalan Lucy untuk menikah dengan Peter akhirnya benar-benar menjadi kenyataan. Namun selagi ia melangkah menuju altar di mana Peter sudah berdiri di sana didampingi oleh Jack, akhirnya Lucy menyadari bahwa ia tak bisa mengingkari perasaannya terhadap Jack dan ia pun tak tega terus membohongi keluarga Callaghan yang telah bersikap baik padanya sehingga ia mengungkapkan kebenaran yang selama ini disimpannya.

Di depan Jack dan keluarga besar Callaghan, Lucy mengungkapkan bahwa ia sebenarnya bukanlah tunangan Peter dan pria yang dicintainya adalah Jack. Tentu saja pengakuan Lucy ini amat mengejutkan Jack dan keluarganya. Di tengah kekacauan inilah tunangan Peter yang sesungguhnya, Ally Walker datang. Sementara Lucy memilih pergi selagi keluarga Callaghan masih kebingungan dengan keadaan yang terjadi.

Ps: Seperti kebanyakan film komedi romantis tentu saja film ini pun berakhir happy ending untuk Lucy dan Jack Callaghan. Ada beberapa scene yang amat kusuka dari film ini. Pertama adalah adegan lucu ketika suster yang salah tafsir menceritakan pada keluarga besar Callaghan bahwa Lucy adalah tunangan Peter dan menjadi awal dari semua kekacauan.

Yang kedua adalah adegan ketika Peter sadar dari komanya dan ia bisa mengingat dengan jelas semua nama anggota keluarganya. Lucy sendiri berusaha menyembunyikan diri agar tak terlihat Peter namun tak berhasil. Dan ketika pandangan Peter jatuh ke wajah Lucy tentu saja ia tampak heran dan tak mengenal Lucy tapi keluarganya malah mengira Peter menderita amnesia.

Dan adegan ketiga yang menjadi favoritku adalah ketika di akhir film Jack beserta seluruh keluarga besar Callaghan datang ke depan loket penjualan tiket untuk melamar Lucy. Saat Peter bertanya pada Lucy sejak kapan ia jatuh cinta pada Jack, kakaknya, Lucy pun dengan singkat menjawab, "It was while you were sleeping."

3. Lucky 7 (2003)



Film drama romantis yang dirilis stasiun tv ABC ini berkisah mengenai Amy (Kimberly Williams) yang saat berusia 7 tahun, ibunya (Gail O'Grady) menderita kanker dan sebelum meninggal, ia memberikan wejangan terakhir untuk putrinya. Sadar ia takkan bisa mendampingi putrinya tumbuh besar maka ia pun memberitahu Amy tahapan-tahapan kehidupan yang akan dilaluinya: camping trip, kuliah, dan tentu saja urusan cinta. Untuk masalah cinta ibunya memberitahu Amy bahwa mungkin ia akan berkali-kali mengalami putus cinta namun ia meminta Amy tak bersedih karena ia akan menemukan cinta sejatinya pada pria ketujuh. Tentu saja ucapan ibunya ini hanyalah sebagai hiburan demi mempersiapkan Amy agar ia tak terlalu terluka saat patah hati namun tak ada ibunya yang mendampingi dan menghiburnya kelak.

Wejangan ibunya ini terus diingat Amy hingga dewasa. Saat ia sudah besar ia mengalami semuanya tepat seperti yang dikatakan ibunya. Namun masalah mulai muncul ketika ia merasa jatuh cinta pada pria ke-6, Daniel McCardles (Brad Rowe) dan berharap ia adalah cinta sejatinya seperti yang dikatakan ibunya, maka ia pun mulai berusaha mengakali "ramalan" ibunya dengan mengundurkan Damiel menjadi pria ketujuh agar ia bisa menikah dengannya seperti yang dikatakan ibunya. Untuk itu maka ia harus mencari pria ke-6 sebagai ganti Daniel dan pilihannya pun jatuh ke Peter Connor (Patrick Dempsey), pemilik toko bagel yang biasa dikunjungi oleh Amy.

Sementara Peter pun memanfaatkan Amy untuk berpura-pura sebagai kekasihnya ketika ia harus menghadiri pernikahan temannya yang juga merupakan teman dari mantan kekasihnya.

Alih-alih saling memanfaatkan keduanya malah mendapati kalau mereka saling jatuh cinta. Amy yang semula berniat menjadikan Peter hanya sebagai selingan demi membuat Daniel menjadi pria ketujuhnya malah benar-benar jatuh cinta pada Peter. Sedangkan Peter sebenarnya sudah menyukai Amy sejak lama.

Ps: Berhubung aku merupakan salah satu fans Dempsey jadi tentu saja yang pertama kusuka dari film ini adalah Dempsey. Tapi ide cerita film ini pun menurutku amat menarik. Meski ibu Amy sebenarnya tak bermaksud meramal kehidupan cinta yang akan dijalani putrinya dan hanya mengatakan hal itu sebagai kata-kata kosong belaka untuk mengingatkan Amy agar tak terlalu sedih bila patah hati sementara ia sebagai ibunya tak bisa mendampinginya. Namun Amy yang polos justru menganggap serius kata-kata ibunya ini. Siapa sangka ternyata ramalan ibunya yang semula hanyalah sekadar kata- kosong itu benar-benar menjadi kenyataan. Peter meskipn semula berniat dijadikan Amy sebagai pria keenamnya namun ia tak bisa memungkiri kalau Peter sebenarnya adalah sang pria ketujuh seperti kata ibunya adalah cinta sejatinya.

4. Before Sunrise (1995) dan Before Sunset (2004)

Sengaja kurendengkan kedua film ini karena bagiku kedua film ini tak bisa dipisahkan. Bila menilik kisah akhir kedua film ini memang tak berakhir happy ending namun penilaianku untuk menjadikan film ini sebagai salah satu sweet movies favoritku adalah kata-kata Celine (Julie Delpy) di Before Sunset yang mengatakan bahwa justru mereka beruntung tak bertemu seperti yang telah mereka janjikan ketika mereka berpisah di depan pintu kereta di Wina karena bila mereka saat itu bertemu sesuai kesepakatan mereka maka pasti hubungan mereka akan berlanjut mungkin hingga ke pernikahan tapi setelah beberapa tahun menikah mungkin mereka malah akan kecewa satu sama lain dan pada akhirnya malah saling melukai.

Awal kisah bermula dari pertemuan Jesse (Ethan Hawke) dengan Celine (Julie Delpy) saat keduanya berada dalam kereta yang melaju dari Budapest dengan tujuan yang berbeda. Jesse berniat singgah sebentar di Wina sebelum terbang pulang ke negaranya, Amerika Serikat. Sementara Celine naik kereta api itu dengan tujuan kembali ke Paris untuk melanjutkan kuliahnya, setelah mengambil cuti beberapa hari untuk mengunjungi neneknya yang sakit.

Keduanya mulai terlibat percakapan yang semakin akrab setelah mereka merasa terusik dengan pertengkaran sepasang suami istri di dalam kereta api. Atas desakan Jesse akhirnya Celine pun turun di Wina menemani Jesse menyusuri kota yang terkenal sebagai kota sejarah seni kelas dunia dan di masa lalu pernah menjadi kota para musikus dunia kenamaan macam Mozart dan Beethoven. Bahkan di kota ini Mozart kecil yang jenius bertemu Marie Antoinette yang juga masih bocah.

Dalam perjalanan mereka menyusuri kota, keduanya terlibat dalam berbagai macam topik pembicaraan yang membuat keduanya makin terasa dekat. Saat melewati Donaukanal (Danube Canal) mereka bertemu dengan seorang penyair nyentrik yang menawarkan untuk membuatkan puisi bagi mereka sesuai dengan kata yang mereka pilih. Celine memilih kata Milkshake, tak butuh waktu lama si penyair nyentrik ini pun segera menulis dan kemudian membacakan puisi yang dibuatnya dengan menggunakan kata milkshake seperti yang diajukan Celine. Puisi yang diberi judul Delusion Angel ini aslinya ditulis oleh penulis puisi David Jewell.

Sayangnya kebersamaan mereka akhirnya harus berakhir saat pagi menyingsing di mana Jesse harus melanjutkan perjalanan ke Amerika dengan pesawat terbang sementara Celine pun harus kembali ke Paris. Namun di pintu kereta keduanya berjanji bahwa mereka akan bertemu kembali di tempat yang sama enam bulan setelah perpisahan mereka ini.

Namun yang terjadi ternyata mereka baru bertemu kembali sembilan tahun kemudian. Ternyata tepat pada saat yang telah mereka tetapkan setelah perpisahan pertama mereka itu, Celine tak bisa memenuhi janjinya pada Jesse karena neneknya meninggal sedangkan Jesse memang datang seperti kesepakatan mereka namun ia tak berhasil menemui Celine.

Sembilan tahun kemudian Jesse telah menjadi penulis terkenal di Amerika dan ia tengah berkunjung ke Paris untuk mempromosikan novel terbarunya yang ditulisnya berdasarkan kenangannya bersama Celine. Namun saat itu Jesse sudah menikah dan memiliki seorang putra. Sementara Celine sudah lulus dari kuliahnya dan kini bekerja sebagai konsultan lingkungan hidup. Saat tengah melakukan promosi di toko buku di Paris itu, Jesse kembali bertemu dengan Celine yang sengaja datang ke toko buku itu setelah melihat pengumuman mengenai kedatangan Jesse ke toko buku itu. Namun seperti pertemuan mereka yang pertama, kali ini pun mereka hanya memiliki waktu yang singkat untuk bersama-sama karena malamnya Jesse sudah harus terbang kembali ke Amerika Serikat.

Sambil menyusuri kota Paris dengan Celine sebagai pemandunya, keduanya kembali terlibat dalam percakapan yang telah membuat mereka kembali kerkenang ke masa lalu. Seiring dengan pertumbuhan keduanya yang telah lebih dewasa maka topik pembicaraan mereka kali ini pun sudah berkembang hingga ke masalah politik dan perkembangan dunia. Mereka juga membicarakan kehidupan pribadi mereka masing-masing. Jesse menjelaskan bahwa ia sudah menikah dan memiliki sorang putra yang sangat istimewa baginya. Namun Jesse juga mengungkapkan hubungannya dengan istrinya kini sudah tak terlalu harmonis namun ia tetap menghargai istrinya sebagai seorang ibu yang baik dan luar biasa untuk putra tunggal mereka. Sementara Celine pun mengisahkan kisah cintanya pada Jesse.

Dalam percakapan mereka sesekali Jesse sempat menyesalkan mengapa mereka tak bertemu seperti yang telah mereka sepakati pada sembilan tahun lalu sehingga kini mereka memiliki kisah hidup yang berbeda namun Celine dengan nada filosofis malah mengatakan pada Jesse bahwa mungkin saja semua itu adalah yang terbaik untuk mereka.

Ps: Aku sejujurnya lebih suka dengan akhir kisah di Before Sunrise di mana pada bagian akhir film, seiring dengan sinar matahari yang mulai menyinari setiap jengkal tanah, perlahan-lahan gambar beranjak ke tempat-tempat yang sempat mereka kunjungi di sepanjang sore hingga malam hari. Lorong-lorong jalan yang saat malam terlihat ramai oleh orang-orang kini terlihat lengang dan sepi juga kanal di mana mereka bertemu dengan penyair nyentrik yang kini tampak sepi dan tenang. Aku terkesan dengan adegan ini karena mengingatkanku akan arti kehidupan. Setiap gambar dalam momen kehidupan meski pada akhirnya hanya menjadi kenangan namun di balik setiap fragmen bisu itu terurai sebuah kisah mengenai kehidupan.

Selain itu kalimat-kalimat filosofis yang terurai dari kedua tokoh sentral film ini, Jesse dan Celine pun meninggalkan kesan yang amat kuat dari film ini. Berikut adalah kata-kata favoritku dari kedua sekuel film ini.

My favorite words in Before Sunrise:


"I kind see of love as this escape for two people who don't know how to be alone," Jesse.

"You know, I believe if there's any kind of God, it woudn't be in any of us. Not you or me. But just this little space in between. If there's any kind of magic in this world, it must be in the attempt of understanding some one. Sharing something,"
Celine.

My favorite words in Before Sunset:

"(If) We don't suffer, we won't learn a thing,"
Jesse.

"Memories are wonderful thing if you don't have to deal with the past,"
Celine.

"Some memories never finish as long as you're alive,"
Jesse.

5. Just Like Heaven (2005)

Elizabeth Masterson (Reese Witherspoon) adalah seorang dokter muda yang bekerja sangat keras hingga tak memiliki waktu untuk kehidupan pribadinya. Suatu hari ia mengalami kecelakaan mobil ketika tengah menuju ke sebuah kencan buta yang diatur oleh kakak perempuannya.

Tiga bulan setelah kecelakaan mobil yang menimpa Elizabeth, seorang arsitektur bernama David Abbott (Mark Ruffalo) yang tengah berusaha memulihkan kesedihannya akibat kematian istrinya tengah mencari-cari apartemen untuknya namun ia belum juga berhasil menemukan apartemen seperti yang dikehendakinya hinggga saat ia tengah berdiri di tepi jalan, sekonyong-konyong angin menerbangkan sehelai kertas yang ternyata mempromosikan apartemen yang semula merupakan milik Elizabeth ke arah David. Semula David berusaha menyingkirkan kertas yang melayang ke hadapannya itu tanpa melihat isinya tapi angin kembali menerbangkan kertas itu ke arahnya sehingga akhirnya David merengkuh kertas itu dan melihat isinya. Tak dinyana ia langsung tertarik dengan apartemen Elizabeth seperti yang dipromosikan dalam selebaran itu.

Namun suatu hari setelah David sudah resmi menempati apartemen Elizabeth itu mendadak ia dikejutkan oleh kehadiran seorang wanita di dalam kamarnya yang ternyata adalah roh Elizabeth yang rupanya tengah terbaring koma setelah kecelakaan itu. Anehnya roh Elizabeth ini hanya bisa dilihat oleh David. Belakang baru diketahui bahwa ternyata alasan mengapa hanya David yang bisa melihat roh Elizabeth ini karena ternyata David adalah pria yang menjadi pasangan kencan buta Elizabeth yang diatur oleh kakak Elizabeth dan temannya yang rupanya merupakan teman David juga namun sayangnya sebelum sempat bertemu Elizabeth mengalami kecelakaan mobil.

Semula David yang rasionalis tak bisa menerima keberadaan roh Elizabeth ini yang dinilainya mengganggunya namun ketika rumah sakit tempat di mana terdapat tubuh Elizabeth yang terbaring koma menyatakan akan mencabut semua peralatan penunjang mekanik demi membuat Elizabet tetap "terlihat" hidup, maka David pun dengan dibantu seorang paranormal aliran Zen, Darryl (Jon Heder) berusaha menyelamatkan Elizabeth dengan mengembalikan roh Elizabeth ke dalam tubuhnya. Usaha mereka akhirnya berhasil. Namun setelah Elizabeth sadar dari komanya ternyata ia tak bisa mengingat kejadian saat ia koma sehingga ia tak mengenali David dan membuat David terluka.

Setelah Elizabeth sadar kembali maka David pun segera berkemas dan pindah dari apartemen Elizabeth namun ternyata ia masih memiliki kunci apartemen Elizabeth. Suatu hari David datang kembali ke apartemen Elizabeth untuk membuatkan taman di loteng apartemen Elizabeth seperti yang diidamkan Elizabeth dan diungkapkannya pada David saat ia masih koma dan berupa roh yang melayang tanpa jazad. Elizabeth yang heran melihat loteng di atas apartemennya terbuka pun langsung naik ke atas untuk melihat dan ia pun bertemu kembali dengan David namun ia tetap tak bisa mengenali David hingga ketika tangan mereka bersentuhan saat David mengembalikan kunci apartemen Elizabeth, pada saat itulah Elizabeth mengalami kilasan kejadian yang dialaminya bersama David ketika ia masih dalam keadaan koma.

Ps: Adegan ketika David berusaha mengembalikan roh Elizabeth ke dalam tubuhnya yang terbaring koma sampai-sampai ia harus mencuri tubuh Elizabeth yang terbaring kaku dan membuatnya dikejar-kejar pihak keamanan rumah sakit cukup lucu dan menghibur. Tapi tentu saja ide dari cerita inilah yang membuatku tertarik. Kenyataan bahwa Elizabeth yang harus mengalami kecelakaan sebelum sempat bertemu dengan David yang merupakan pasangan kencan butanya hingga saat ia koma, roh-nya justru hanya bisa dilihat oleh David seperti menegaskan bahwa mereka memang telah dipersatukan meski takdir sempat mempermainkan mereka dengan membuat Elizabeth mengalami kecelakaan dan koma sebelum sempat bertemu dengan David. Tapi ternyata takdir justru bekerja dengan cara yang unik untuk mempertemukan keduanya.

6. My Best Friend's Wedding (1997)

Julianne Potler (Julia Roberts) adalah seorang kritikus restoran yang amat disegani. Meski karirnya amat mengesankan namun rupanya kehidupan percintaan Julianne tak sebaik karirnya. Julianne memiliki seorang sahabat, Michael O'Neil (Dermot Mulroney), seorang reporter olahraga. Hubungan persahabatan mereka sudah berlangsung lama dan saat mereka masih kuliah keduanya sempat membuat janji bahwa bila sampai umur 28 tahun salah satu dari keduanya belum menikah dengan orang lain maka mereka berdua akan menikah. Namun menjelang ulang tahun Julianne yang ke-28 ia mendapat kabar dari Michael, sahabatnya itu bahwa ia akan menikah dengan seorang mahasiswi berumur 20 tahun bernama Kimberly Wallace (Cameron Diaz).

Kabar ini bukan hanya mengejutkan Julianne namun juga membuatnya takut kehilangan Michael, sahabatnya yang ternyata diam-diam dicintainya ini. Sebenarnya pula Michael ternyata sempat pula memiliki perasaan khusus terhadap Julianne namun karena sikap Julianne yang terkesan sebagai seorang wanita yang amat mandiri dan kelihatannya tak mempercayai cinta membuat Michael mengira Julianne hanya menganggapnya sebagai sahabat saja dan mengalihkan perasaannya pada mahasiswi cantik yang ditemuinya saat ia meliput sebuah ajang olahraga.

Perasaan Julianne yang takut tersisihkan oleh Michael pun mendorongnya bertindak impulsif dan kekanak-kanakan dengan mencoba membuat Michael membatalkan pernikahannya dengan Kimberly. Bahkan ia pun berusaha membuat Michael cemburu dengan berpura-pura berpacaran dengan George, seorang temannya yang sebenarnya adalah seorang gay. Namun usaha Julianne ternyata tak membuahkan hasil malah membuatnya terlihat sebagai wanita jahat terlebih Kimberly yang polos dan ceria malah amat hangat menyambut Julianne, sahabat Michael yang sering diceritakan oleh calon suaminya ini sebagai seorang wanita yang luar biasa.

George pun kemudian mengusulkan pada Julianne untuk mengatakan perasaannya yang sebenarnya pada Michael. Hal itu pun dilakukan Julianne pada pagi menjelang pernikahan Michael. Namun alih-alih membuat Michael terkesan dengan pernyataan cintanya, Julianne malah harus mengalami penolakan. Michael yang tentu saja terkejut mendengar pernyataan cinta Julianne padanya ternyata tak bisa membalas perasaan Julianne karena ia benar-benar mencintai Kimberly. Namun Julianne yang tak bisa menerima penolakan Michael ini berusaha merebut Michael kembali dengan menciumnya tapi Michael tetap tak bisa membalas perasaan Julianne padanya. Pada saat yang bersamaan adegan itu dilihat oleh Kimberly yang merasa sakit hati dan langsung lari sambil berlinangan air mata. Michael yang melihat kehadiran Kimberly langsung mengejarnya dan berusaha menjelaskan pada Kimberly sementara Julianne pun berlari mengejar Michael.

Ps: Akhir kisah film ini memang tak berakhir happy ending untuk Julianne dan Michael namun setidaknya hubungan persahabatannya dengan Michael untungnya tak rusak oleh perbuatannya. Walau awalnya Julianne telah bersikap kekanak-kanakan dan berusaha memisahkan Michael dengan Kimberly namun setelah ia menyadari kuatnya hubungan antara sahabatnya dengan Kimberly akhirnya hal ini malah menyadarkannya untuk membantu pernikahan sahabatnya. Bahkan sebagai hadiah untuk pernikahan sahabatnya ini, ia meminjamkan lagu kenangannya dengan sahabatnya itu sampai Michael dan Kimberly menemukan lagu mereka sendiri.

Adegan yang paling kuingat dari film ini adalah adegan lucu ketika Kimberly, Michael, dan Julianne saling berkejaran sementara keluarga Kimberly tengah panik setelah salah satu dari saudara kembar Kimberly menempelkan lidahnya ke bunga es hingga akibatnya lidahnya harus terjulur menempel pada besi yang dihiasi bunga es itu. Adegan lainnya yang membuatku terkesan ketika George, teman Julianne yang meski gay namun sangat membantu Julianne dalam petualangannya merebut kembali cintanya menghibur Julianne saat ia tengah sendirian di tengah pesta dan mengajaknya berdansa. Tapi yang sulit dilupakan dari film ini mungkin adegan ketika Kimberly (Cameron Diaz) menjerit kesenangan sambil berlari menyambut kedatangan Julianne yang telah sering didengarnya dari cerita Michael.

7. Leap year (2010)

Kisah film romantis ini berawal dari niat Anna Brady (Amy Adams) yang berencana melakukan perjalanan ke Dublin, Irlandia untuk melamar kekasihnya Jeremy (Adam Scott) pada 29 Pebruari yang bertepatan dengan leap day, suatu tradisi di Irlandia di mana seorang pria yang menerima lamaran pernikahan tepat di hari itu harus menerima lamaran tersebut. Namun rencana Anna ternyata mengalami hambatan. Cuaca buruk malah membuatnya terdampar di Cardiff, Wales.

Meski Anna sudah berusaha memaksa menembus cuaca buruk dengan menyewa perahu boat tapi badai malah melemparkannya hingga terdampar di Dingle Peninsula. Menyadari Anna tak bisa menembus lautan akibat cuaca buruk maka ia pun memaksa untuk mewujudkan rencananya ini lewat jalan darat. Ia pun memaksa pemilik penginapan, Declan O'Callaghan (Matthew Goode) untuk mengantarkannya dengan mobil agar ia bisa tiba di Dublin tepat pada saat leap day. Semula Declan menolak permintaan Anna tapi setelah rumah penginapannya terancam digusur karena kesulitan finansial, maka ia pun setuju mengantarkan Anna dengan bayaran 500 Euro.

Namun di perjalanan keduanya malah terlibat pertikaian. Dan saat mobil Declan mogok di jalan, Anna yang jengkel dengan sikap Declan yang tak simpatik memilih meneruskan perjalanannya dengan berjalan kaki. Sementara Declan pun tak menyukai sifat Anna yang mau menang sendiri. Meski begitu ketika Declan yang belakangan tiba di bar langsung menolong Anna dari sekelompok orang yang berniat menipu dan merampoknya. Tapi Anna yang sudah telanjur tak menyukai Declan tetap belum bisa mengubah pandangannya terhadap Declan.

Hubungan mereka mulai berkembang menjadi lebih baik ketika keduanya ketinggalan kereta karena keduanya tengah berada di dalam kastil. Karena tak ada tempat bermalam, keduanya pun lalu memutuskan menginap di sebuah rumah penginapan namun rumah penginapan itu hanya diperuntukkan bagi pasangan yang sudah menikah sehingga keduanya pun berpura-pura sebagai pengantin baru.

Setelah melalui berbagai macam pengalaman dalam perjalanan mereka akhirnya keduanya tiba juga di Dublin. Sementara itu kebersamaan mereka selama beberapa hari itu tenryata telah menimbulkan perasaan khusus di antara keduanya. Namun Anna ternyata tetap mengingkari perasaannya terhadap Declan dan saat bertemu Jeremy, ia langsung melamarnya tepat seperti rencananya dengan disaksikan Declan yang merasa patah hati dan langsung pergi.

Sekembalinya di Amerika, beberapa saat menjelang pertunangannya dengan Jeremy barulah Anna mengetahui motif Jeremy menerima lamarannya adalah demi meninggalkan kesan baik di depan atasannya dan Anna pun baru menyadari bahwa Jeremy sebenarnya adalah pria egois yang hanya mencintai dirinya sendiri. Seiring dengan munculnya kesadaran itu, Anna pun menyadari bahwa pria yang dicintainya bukanlah Jeremy melainkan Declan.

Setelah menyadari perasaannya, Anna pun langsung memutuskan terbang kembali ke Irlandia, kali ini ia langsung menuju Dingle Peninsula dan melihat bahwa Declan akhirnya berhasil menyelamatkan penginapannya dan bahkan membuat usaha penginapannya itu maju pesat. Namun ketika Anna menyatakan perasaannya pada Declan ternyata pria itu malah pergi meninggalkannya sehingga Anna patah hati. Mengira Declan tak memiliki perasan yang sama seperti yang dirasanya, Anna pun keluar dengan perasaan sedih namun ketika ia melintasi karang-karang di tepi pantai ternyata Declan sudah menunggunya di sana. Ia tersenyum pada Anna dan memanggilnya Mrs. O'Brady-Callaghan, nama yang mereka gunakan sebagai nama mereka saat mereka berpura-pura sebagai pasangan suami istri di rumah penginapan dalam perjalanan mereka menuju Dublin.

Ps: Mengingat sebagian besar film ini merupakan kisah perjalanan Anna dan Declan menyusuri daerah pedesaan di Irlandia menuju Dublin maka sudah tentu keindahan dan ketenangan alam pedesaan yang tergambar di film ini menimbulkan kesan mendalam bagiku. Adegan ketika mobil Declan terhalang gerombolan sapi pun cukup lucu dan menghibur. Juga sikap kikuk Declan dan Anna ketika harus berpura-pura sebagai pengantin baru di rumah penginapan khusus pasangan suami istri itu sangat lucu.

8. Legally Blonde (2001) 

"Don't judge the book by it's cover." Film ini menegaskan arti dari pameo ini. Adalah Elle Woods (Reese Witherspoon) seorang gadis tipe Barbie girl yang kelihatannya hanya tahu cara bersolek, ia sangat mencintai kekasihnya di SMU, Warner Huntington III bahkan berharap bisa menikah dengan kekasihnya ini. Namun ternyata selepas SMU, Warner yang akan melanjutkan studinya ke sekolah hukum Harvard malah memutuskan hubungannya dengan Elle dengan dalih ia ingin mencari kekasih yang lebih cocok secara intelektual dengan dirinya dan bisa mendukung kehidupan sosial dan karir politiknya kelak. Dan menurutnya Elle bukanlah wanita yang tepat untuknya.

Awalnya Elle amat kecewa dan patah hati atas sikap mantan kekasihnya ini. Tapi detik berikutnya, Elle malah berpikir bahwa ia pasti bisa mendapatkan cinta Warner kembali bila ia bisa masuk ke Harvard seperti Warner. Jadilah ia berusaha mati-matian dan belajar keras agar bisa lolos ujian masuk sekolah hukum Harvard. Usaha Elle berhasil. Ia diterima di Harvard. Namun setiba di Harvard ternyata Warner telah memiliki kekasih baru dan bahkan sudah bertunangan dengan Vivian Kensington (Selma Blair).

Elle yang secara penampilan tak terlalu meyakinkan sebagai mahasiswa hukum kerap kali menjadi bulan-bulanan dan bahan tertawaan. Bahkan Vivian pun sempat mengerjai Elle dengan mengundangnya ke pesta kostum dengan maksud mempermalukan Elle. Namun Elle dengan penuh percaya diri tetap terlihat tegar. Bahkan di pesta inilah ia akhirnya sadar bahwa Warner tak pantas mendapatkan cintanya. Kecewa dengan sikap Warner dan Vivian, maka Elle pun bertekad untuk menyerang balik mereka dan menunjukkan bahwa otaknya jauh lebih cemerlang dari yang disangka mereka.

Dengan dukungan dari seorang pengacara muda, Emmett Richmond (Luke Wilson) yang menjadi asisten dosennya, Prof. Callahan (Victor Garber) dalam menangani sebuah kasus pembunuhan yang melibatkan seorang wanita muda, instruktur fitness yang terkenal, Brooke Taylor (Ali Larter) yang diduga telah membunuh suaminya yang tua namun kaya raya. Sebenarnya Brooke memiliki alibi yang kuat yang bisa membebaskannya dari tuduhan itu namun ia tak bisa mengungkapkan alibinya karena bisa mencoreng reputasinya sebagai instruktur fitness. Elle yang memahami kesulitan Brooke ini memperlihatkan integritasnya dengan tak memberitahu siapa pun sesuai permintaan Brooke. Atas sikapnya ini maka Vivian pun berbalik menjadi kagum dan amat menghargai Elle.

Tanpa diduga dengan gemilang Elle berhasil menguak kasus pembunuhan itu dan menyelamatkan Brooke dari tuduhan sehingga Elle mendapatkan apresiasi. Keberhasilan Elle ini pun membuat Warner yang gantian meminta Elle balik padanya namun kali ini Elle yang menolak Warner dan mengatakan padanya bahwa ia tak butuh pria macam Warner untuk mendukung karir barunya.

Namun meski Elle dengan gemilang berhasil memenangkan kasus pertamanya ini sehingga mendapat pujian tapi ternyata Elle tak mendapat apresiasi yang sepantasnya dari dosennya, Prof. Callahan yang justru melakukan pelecehan terhadapnya. Kecewa atas kelakuan profesornya, Elle pun memutuskan untuk pergi dari Harvard dan merasa ia takkan mendapatkan apresiasi yang sepantasnya di tempat ini. Namun seorang profesor wanita dan Emmett Richmond berusaha menahan Elle dan atas prakarsa Emmet malah Professor Callahan yang didepak oleh Brooke sebagai penasihat hukumnya dan sebagai gantinya ia malah memilih Elle dan Emmett.

Ps: Film yang diangkat dari novel dengan judul sama karangan Amanda Brown ini menurutku benar-benar lucu dan menghibur. Dengan gayanya Elle telah memberikan warna baru dalam dunia sekolah hukum yang cenderung diisi wajah-wajah serius dan kaku. Elle yang chic memang terlihat konyol dengan semua atributnya yang berwarna pink sampai-sampai laptop-nya pun berwarna pink dan pennya yang berwarna pink dengan hiasan bulu-bulu malah membuatnya tak terlihat seperti mahasiswa hukum pada umumnya. Tapi hebatnya bagaimanapun kerasnya penghinaan dan pandangan merendahkan dari teman-teman sekelasnya bahkan dosennya pun menyangsikan kemampuannya, tapi Elle bisa memperlihatkan semangat bajanya dan kepercayaan dirinya yang amat kuat. Memang lucu melihat seorang mahasiswa hukum yang bertingkah seperti Barbie girl ala Elle tapi kita memang tak boleh menilai kemampuan orang dari penampilan luarnya saja. Dan Elle telah membuktikannya.

9. The Break Up (2006)

Film dimulai dari pertemuan Gary Grobowski (Vince Vaughn) dan Brooke Meyers (Jennifer Anniston) dalam sebuah pertandingan baseball. Keduanya langsung merasa saling tertarik dan hubungan mereka pun makin dekat. Bahkan keduanya sampai membeli kondominium atas nama berdua. Namun seiring waktu hubungan mereka pun mulai dihiasi pertengkaran-pertengkaran tanpa solusi yang membuat hubungan keduanya berada di ujung tanduk.

Brooke merasa Gary tak pernah bisa bersikap dewasa dan egois. Kerap ia harus kelelahan sendiri mengurus rumah sepulang bekerja sementara Gary tak mau membantunya sama sekali dan lebih memilih menonton pertandingan olahraga di televisi daripada membantu Brooke. Sementara Gary merasa jengkel dengan sikap perfeksionis Brooke. Perbedaan pandangan keduanya ini pun menjadi friksi yang terus menjadi sumber pertengkaran mereka hingga pada puncaknya keduanya pun memutuskan untuk berpisah.

Namun masalahnya selagi kondominiumnya belum terjual, tak ada satu pun dari mereka yang mau mengalah dan keluar dari kondominium itu. Maka keduanya pun memutuskan untuk tetap tinggal bersama meskipun mereka tak lagi memiliki hubungan. Gary yang merasa sudah tak memiliki hubungan dengan Brooke kali ini merasa berhak melakukan apa pun di rumah. Ia bahkan mengundang dua kakak laki-lakinya, Lupus (Cole Hanser) dan Dennis (Vincent D'Onofrio) serta beberapa wanita ke rumahnya dan berpesta liar sehingga membuat Brooke berang dan emosi. Ia pun membalas Gary dan membuat cemburu Gary dengan membawa pria baru yang dikenalkannya sebagai kekasihnya.

Meski keduanya terlibat dalam pertengkaran yang kekanak-kanakan namun keduanya ternyata masih memiliki perasaan satu sama lain. Brooke yang merasa masih mencintai Gary berusaha memperbaiki hubungan mereka dengan memberikan tiket konser pada Gary dan berharap Gary bisa datang ke konser itu untuk memulihkan hubungan mereka namun Gary tak datang sehingga membuat Brooke patah hati dan amat kecewa pada Gary. Ia menangis semalaman hingga membuat Gary bingung.

Di lain pihak Gary pun sebenarnya ingin sekali memperbaiki hubungannya dengan Brooke. Karenanya suatu hari ia merapikan kondominium mereka, hal yang jarang sekali dilakukannya dan menata meja makan sehingga membuat Brooke terkejut namun sayangnya saat itu Brooke sudah memutuskan bahwa ia takkan bisa lagi mencintai Gary. Ia menegaskan untuk benar-benar putus hubungan dengan Gary dan untuk memulihkan perasaannya ia melakukan perjalanan keliling Eropa.

Kondominium mereka akhirnya benar-benar terjual. Dengan ini maka keduanya benar-benar berpisah. Sementara Brooke melakukan perjalanan keliling dunianya, Gary menenggelamkan kesedihannya dengan bekerja lebih keras lagi di perusahaan tour guide yang dibangun olehnya dan kedua kakaknya, Lupus dan Dennis.

Suatu hari takdir mempertemukan mereka kembali. Brooke yang rupanya telah kembali dari perjalanan keliling dunia berpapasan dengan Gary yang baru saja pulang dari berbelanja. Keduanya amat terkejut namun tampak senang karena bisa bertemu kembali. Setelah saling menyapa keduanya dengan canggung berpelukan di antara kerumunan orang yang lalu lalang. Film berakhir dengan Brooke yang melanjutkan langkahnya sementara Gary pun kembali melanjutkan perjalanannya ke rumah barunya yang tak jauh dari tempat pertemuan mereka namun senyum simpul terlihat di wajah keduanya.

Ps: Akhir film ini memang tak jelas apakah Gary dan Brooke kembali bersatu atau tidak. Namun kalaupun tak bersatu kembali setidaknya keduanya tampak bahagia dengan hidup mereka masing-masing. Bagaimanapun di antara milyaran penduduk di bumi ini kemungkinan untuk kembali saling bertemu seperti yang dialami oleh Gary dan Brooke amat kecil dan secara pribadi aku sendiri menganggap mungkin saja keduanya pada akhirnya bisa kembali bersatu terlebih Gary kini telah lebih dewasa sementara Brooke pun pastinya bisa memetik pelajaran dari hubungan mereka sebelumnya dan mungkin saja akhirnya keduanya bisa memahami bahwa sebuah hubungan itu adalah seni dalam memahami kekurangan dan kelebihan pasangan masing-masing.

10. I Want To Marry Ryan Banks (2004)

Film ini pun merupakan salah satu film komedi romantis yang dirilis stasiun TV ABC dan pertama kali ditayangkan pada 18 Januari 2004. Dengan mengambil tema mengenai reality show yang tengah marak saat itu, film ini merangkai sebuah kisah cinta yang berakhir manis.

Ryan Banks (Jason Priestly) adalah seorang aktor terkenal yang belakangan namanya memudar. Salah satu penyebab merosotnya ketenarannya adalah karena sikap Ryan yang playboy dan tak menghargai perasaan kaum wanita. Untuk mengangkat pamornya kembali, manager-nya, Todd Doherty (Bradley Cooper) mengusulkan untuk membuat reality show dengan Ryan sebagai bintang utamanya, tentu saja.

Reality show yang temanya adalah mencari wanita sebagai pasangan hidup Ryan ini sebenarnya dimaksudkan hanya untuk mendongkrak pamor Ryan kembali dan memperlihatkan Ryan sebagai pria yang tak takut untuk berkomitmen terhadap wanita. Nama reality show ini "I Want To Marry Ryan Banks." Jadi dalam reality show ini Ryan akan ditempatkan tinggal bersama 15 orang wanita yang berebut untuk mendapatkan perhatian Ryan agar terpilih sebagai pemenangnya dan mendapatkan hati sang superstar ini. Namun di antara kelima belas wanita ini ada seorang konstestan wanita yang tak tertarik pada Ryan Banks. Dia adalah Charlene Norton (Emma Caulfield) yang kerap dipanggil Charlie.

Keikutsertaan Charlie ke dalam reality show ini sebenarnya adalah atas perbuatan kakaknya yang sangat mengidolakan Ryan Banks namun karena ia sudah menikah jadi ia berharap adiknya yang berhasil mendapatkan cinta dari sang bintang pujaannya. Sementara Charlie sendiri akhirnya bersedia ikut dalam acara tersebut bukan karena ingin memenangkan hati sang superstar melainkan ia lebih tertarik pada hadiah uang yang ditawarkan bila berhasil menjadi pemenangnya.

Menyadari Charlie amat berbeda dengan wanita lainnya, para pemirsa justru lebih menyukai Charlie namun Ryan yang biasanya mampu menaklukkan hati wanita kerap dibuat mati gaya oleh Charlie sehingga dengan bantuan dari manager-nya Todd, ia berhasil menarik perhatian Charlie. Sama sekali Charlie tak menyangka bahwa setiap kata-kata yang keluar dari mulut Ryan sebenarnya merupakan ucapan Todd yang diulang oleh Ryan demi membuat Charlie terkesan. Charlie yang sejak awal sebenarnya sudah lebih menyukai Todd daripada Ryan tak menyadari bahwa sebenarnya ia tengah berbincang-bincang dengan Todd dengan Ryan sebagai perantaranya.

Belakangan ketika Charlie mengetahui bahwa ternyata semua tindakan Ryan yang mengesankannya itu adalah atas prakarsa dan arahan Todd maka Charlie pun merasa kecewa dan sakit hati karena merasa telah dipermainkan. Ia pun memutuskan untuk keluar dari acara itu dan kembali ke rumah kakaknya. Namun tindakan Charie ini bisa dianggap melanggar kontrak yang bisa membuatnya berhadapan dengan masalah hukum sehingga ia akhirnya terpaksa kembali ke acara itu.

Sementara itu Todd yang rupanya sudah jatuh hati dengna Charlie sejak secara kebetulan mereka terlibat dalam percakapan di dapur saat Charlie tak bisa tidur dan ke dapur dengan maksud mencari camilan. Namun karena acara itu dimaksudkan untuk mencari wanita yang pantas bagi Ryan Banks maka Todd menyimpan dalam-dalam perasaannya dan malah membantu Ryan untuk mendapatkan perhatian dari Charlie. Tapi persekongkolanny adengan Ryan itu malah membuat Charlie terluka dan saat Charlie memutuskan keluar dari acara, membuat Todd pun sedih dan patah hati. Ia bahkan memutuskan untuk berhenti sebagai manager Ryan setelah acara reality show itu berakhir.

Ryan yang akhirnya mengetahui perasaan Todd pada Charlie kemudian merencanakan untuk menyatukan manager-nya ini dengan wanita yang dicintainya. Maka acara yang semula ditujukan untuk menemukan pasangan hidup bagi Ryan Banks malah berganti peran ke Todd namun tentu saja rencana Ryan ini sama sekali tak diketahui oleh Todd. Meski Ryan yang sebelumnya digambarkan dengan keegoisan khas seorang superstar namun di akhir kisah tindakan Ryan yang menjadi Cupid bagi manager-nya justru membangkitkan apresiasi penonton hingga akhirnya Ryan pun kembali mendapatkan popularitasnya. Bagi Ryan sendiri tindakannya menyatukan cinta Todd dan Charlie merupakan hadiah dan ungkapan terimakasihnya pada Todd yang telah bekerja sebagai manager-nya.

Ps: Cinta memang bekerja dengan cara yang aneh. Todd yang semula merencanakan acara reality show ini untuk mendongkrak popularitas artis yang dimanajerinya dan sekaligus mencarikan wanita yang dinilai bisa mendongkrak popularitas artisnya tapi yang terjadi justru sebaliknya. Bukan sang bintang yang mendapatkan cinta sebaliknya malah manajernya yang menemukan cintanya. Adegan yang cukup membuatku terkesan ketika Charlie terpana dengan kalimat-kalimat "cerdas" yang diucapkan Ryan padahal sebelumnya ia menganggap Ryan hanyalah sekadar wajah tampan tanpa otak, namun ia tak mengetahui bahwa di balik ucapan cerdas Ryan ternyata ada Todd sebagai sutradaranya yang mengarahkan pembicaraan mereka. Adegan yang juga lucu adalah bagaimana tingkah para wanita yang berusaha merebut perhatian Ryan.