Total Tayangan Halaman

Translate

Selasa, 22 April 2008

Sapta Lintang

Sapta Lintang

H.S. Yahya


Malam telah larut. Lampu di rumah-rumah sudah lama dinyalakan untuk kemudian dipadamkan kembali. Hanya lampu-lampu taman saja yang dibiarkan tetap menyala. Malam kian larut. Sebagian dunia sepertinya telah lama terlelap, sementara sebagian dunia lainnya justru sedang beraktifitas atau baru saja akan memulai aktifitas rutinnya. Sementara aku yang seharusnya berada pada belahan dunia yang mestinya sedang asyik terlelap melintasi dunia mimpi, namun jam biologisku malah sepertinya mengikuti mereka pada belahan dunia lainnya, yang mungkin saat ini sedang bangkit dengan rasa enggan dari tempat tidurnya. Kutarik nafas dalam-dalam saat menyadari hari telah pagi yang artinya satu lagi hari baru dengan rutinitas yang membosankan.

Sebenarnya tadi saat senja menjelang malam, mataku terasa berat digantungi kantuk. Namun ketika aku memejamkan mata, peristiwa tadi siang yang kusaksikan lewat televisi di rumahku terbentang kembali di depan mataku; rasa kantuk itupun menguap entah kemana.

Kucoba menyingkirkan kejadian tadi siang yang kusaksikan dari layar kaca. Adegan di mana kau hampir meraih kemenangan yang mungkin merupakan kemenangan terindah di akhir karirmu.

Ah, seribu satu macam pengandaian menyeruak dalam benakku. Seandainya kecerobohan di Monaco dan Hungaria tidak terjadi. Seandainya kau tidak memutuskan pensiun di akhir musim. Seandainya dewi fortuna masih mesra menggayutimu. Seandainya…, kumaki diriku yang terus saja memikirkan segala macam pengandaian dan mencoba memejamkan mataku kembali sambil menyanyikan bait-bait lagu dalam hatiku. Iini sudah menjadi kebiasaanku jika aku tidak bisa tidur. Lama-lama rasa kantuk itu memang kembali datang, namun lagi-lagi aku kembali terjaga karena sebuah mimpi buruk.

Sebenarnya aku bukanlah orang yang percaya pada hal-hal yang berbau takhayul atau semacamnya. Di antara teman-temanku, aku dikenal cukup logis. Bagiku segala sesuatu di dunia ini pasti memiliki penjelasan yang dapat dijabarkan secara ilmiah dan dapat diterima oleh akal sehat. Namun sejak mengenalmu aku jadi menyadari bahwa rasionalitas merupakan sifat irasionalitas yang terselubung. Manusia sebenarnya adalah makhluk yang irasionalitas (atau mungkin lebih tepat dikatakan kontradiktif?). Manusialah yang menciptakan perang. Dan bukankah manusia juga yang menggusur makhluk hidup lainnya demi membangun rumah-rumah tinggal bagi mereka; karena tingkat pertumbuhan dan kelahiran mereka meningkat lebih pesat dibanding makhluk hidup lainnya? Manusia yang demikian tinggi, merusak ekosistem alam dan mengancam kelangsungan makhluk hidup lainnya, namun manusia juga yang mendengungkan perdamaian tanpa dapat menyadari bahwa sebelum mengharapkan perdamaian dunia; terlebih dulu sebaiknya manusia berdamai dengan dirinya sendiri. Mendamaikan ego dan nafsunya sendiri!

Salah satu fakta lain keirasionalitasan manusia adalah mimpi. Memang sebagian orang menganggap bahwa mimpi adalah bunga tidur yang tidak berarti apa-apa. Ada juga yang menganggap bahwa mimpi merupakan isyarat akan sesuatu hal yang akan terjadi. Ya,semacam petunjuklah. Sementara para psikiatri berpendapat bahwa mimpi merupakan keadaan alam bawah sadar dalam diri seseorang yang ditekan sedemikian rupa oleh pribadi tersebut agar tidak muncul di dalam keadaan nyata. Keadaan alam bawah sadar itu bisa merupakan ketakutan-ketakutan atau trauma-trauma masa kecilnya. Karena tidak memungkinkan untuk memunculkan keadaan alam bawah sadar itu dalam keadaan realitas, maka ketakutan atau hal-hal yang bersembunyi dalam alam bawah sadar seseorang tersebut muncul dalam bentuk mimpi.

Aku sendiri merupakan salah satu orang yang berpendapat bahwa mimpi hanyalah bunga tidur belaka. Aku tak pernah memikirkan mimpi secara mendalam. Namun, sejak mengenalmu dan kerap memimpikanmu dengan kejadian-kejadian yang mungkin akan terjadi pada dirimu, aku jadi suka memikirkan mimpi dan menganalisa mimpi tersebut. Apakah mimpi yang baru kualami merupakan petunjuk atau semacam isyarat, ataukah seperti yang dikatakan oleh para psikiatri bahwa aku terlalu takut membayangkan hal-hal buruk yang mungkin akan menimpamu sehingga aku menyaksikannya dalam mimpi?

Dan kini, aku kembali termenung menatapi langit-langit kamarku seraya mencoba meraih kembali kantukku. Namun berhubung kantuk itu telah lenyap, aku hanya berbaring diam di atas tempat tidurku seraya merangkai mimpiku yang baru saja kualami dan menganalisa mimpi yang baru kualami tersebut.

Karena aku tak dapat lagi melanjutkan tidurku, akhirnya aku bangkit dari tempat tidurku dan menuju ruang keluarga. Aku menyalakan televisi. Aku memencet-mencet tombol di remote seraya menyelonjorkan tubuhku di atas kursi mencari posisi yang dapat membuatku merasa nyaman. Namun karena tidak ada acara bagus yang bisa ditonton, akhirnya aku mematikan kembali layar televisi tersebut.

Setelah lama termenung diam, aku kembali bangkit dari kursi dan beranjak menuju teras rumahku; menatap langit yang hitam pekat. Dulu aku suka sekali memandangi bintang-bintang di langit. Ayahkulah yang mengenalkanku pada gugusan-gugusan bintang. Ayahku suka sekali mengajakku ke planetarium.

“Pa, bintang jatuh apa sih?”, tanyaku suatu hari.
“Bintang jatuh itu sebenarnya merupakan meteor, pecahan-pecahan benda langit. Konon kalau kau mengucapkan sebuah permintaan saat ada bintang jatuh, maka permintaanmu akan terkabul” jawab ayahku.
“Benarkah?” tanyaku menatap ayahku.
Ayahku tersenyum menatapku.

Dulu ayah adalah idolaku. Namun saat ayah dan ibuku bercerai -kemudian ayahku menikah lagi; dan bersama keluarga barunya, mereka pindah ke luar kota, meninggalkan aku dan adikku yang hanya terpaut dua tahun usianya denganku tetap bersama ibuku- kekagumanku pada ayahku mulai luntur. Memang kadang setiap kali ayahku datang ke kota kami, ayah selalu mengunjungi kami dan membawa kami pergi tamasya. Namun, ayah tidak ada saat aku dan adikku tumbuh besar.

Saat aku dan adikku mendengar bahwa orang tua kami akan bercerai dan mereka menjelaskan mengenai artinya, kami berdua menangis dan berdoa agar mereka tidak jadi bercerai. Aku bahkan mengucapkan permohonanku itu pada bintang, namun pada akhirnya mereka tetap bercerai.

Sejak itu aku tak lagi suka memandangi bintang ataupun pergi ke planetarium. Sekarang jika kuingat semua masa kecilku dan kebodohanku karena mempercayai kata-kata ayahku bahwa aku dapat menyampaikan permohonan pada bintang, aku jadi merasa seperti orang bodoh. Jika kukatakan mengenai permohonan yang kukatakan pada bintang kepada sahabatku, ia pasti akan menertawakanku seperti ia biasa menertawakan kebiasaanku yang irasional.

Aku bisa membayangkan yang akan ia katakan, “Mungkin bintangnya terlalu jauh darimu sehingga mereka tidak mendengar permohonanmu,” begitu pasti ia mengolokku.

Sahabatku itu memang selalu berpikir logis dan rasional meski sebenarnya ia juga seorang yang irasional. Bayangkan saja, waktu kecil, ketika anak-anak seusianya (termasuk aku) masih terkekeh-kekeh membaca Donald Bebek, ia sudah asyik menekuri novel-novel dewasa yang tebalnya saja aujubilah. Kemudian ketika kami mulai beralih membaca novel, ia sudah naik kelas dengan membaca buku-buku sastra yang struktur dan tata bahasanya begitu ngejelimet dan membuat kepala mumet bin pusing tujuh keliling. Entah, mungkin ia sudah bisa membaca begitu keluar dari rahim ibunya, atau mungkin ia belajar membaca saat masih berada dalam kandungan?

Ketika kami masih duduk di bangku sekolah, kami ditugaskan oleh guru bahasa membuat karangan bebas. Kami seperti anak-anak didikan rezim yang berkuasa kala itu; yang sangat menyanjung keberagaman semu dan memberangus kebebasan berpikir apalagi berpendapat -meski ada pasal dalam Undang-Undang tertinggi negara yang dibentuk oleh para pendiri bangsa yang menjamin kebebasan berpikir maupun berpendapat, membuat karangan dengan tema yang seragam dan membosankan. Berlibur Ke Rumah Nenek dan Kakek. Sementara ia sudah mengembangkan daya imajinasinya yang luar biasa melebihi anak-anak di kelas kami saat itu.

Kami merasa begitu bodoh dan miskin kreatifitas apalagi imajinasi ketika mendengarnya membacakan karangan bebasnya di depan kelas. Saat mendengarnya membaca karangannya, kami benar-benar takjub dan terpesona hingga kami berpikir bahwa ia tidak benar-benar nyata dan menganggapnya makhluk asing yang berasal dari negeri antah berantah seperti imajinasi dalam karangan bebasnya itu. Ia berpendapat bahwa ia adalah pribadi yang dewasa terlalu cepat, mengutip kata-kata penyair favoritnya, namun menurutku, ia dan juga dirimu adalah pribadi-pribadi yang luar biasa dan istimewa. Anehnya, mengapa ia tak menyukaimu, ya?

Setelah ayahku tidak lagi memenuhi syaratku untuk menjadi idola, aku mengalihkan kekagumanku pada Bill Clinton, Presiden Amerika yang kesekian. Namun, aku juga jadi muak dan mencoretnya sebagai idolaku karena skandalnya dengan karyawati magangnya. Aku sungguh tak dapat mengerti dan percaya; bagaimana mungkin, ia yang merupakan tokoh yang paling dipandang di dunia berlaku bodoh seperti itu dan mengkhianati kepercayaan yang telah diberikan oleh rakyat dan keluarganya sendiri? Sama seperti ayahku, bagaimana mungkin ayah begitu tega memutuskan berpisah dengan istri dan anak-anakknya sendiri? Oke, aku mengerti bahwa pernikahan adalah perpaduan dari dua jiwa manusia, dan ketika jiwa yang semula berpadu itu memiliki pergesekan-pergesekan yang tak lagi dapat dipadukan, maka tak ada jalan lain selain mengakhiri perpaduan itu. Tapi, benarkah tidak ada lagi jalan lain? Oke, aku bisa pahami bahwa aku sebagai anak tak mengerti masalah-masalah di antara kedua orang tuaku, namun tidak bisakah mereka mencari kembali hal-hal yang telah memadukan mereka demi kami anak-anaknya? Ah, kadang orang dewasa memang suka sekali mengesahkan keputusan dan tindakannya dengan mengatasnamakan demi kebaikan bersama juga demi kebaikan anak-anaknya, namun benarkah mereka dapat mengerti hal apa yang benar-benar dibutuhkan oleh anak-anaknya? Bagiku orang dewasa adalah orang paling egois sedunia. Setidaknya itulah pemikiranku saat aku kecil dulu. Kini setelah aku dewasa, makin banyak hal yang kuyakini saat kecil mulai luntur dan menjadi kabur.

Namun semua keyakinanku akan adanya keajaiban yang merupakan dunia masa kecilku kembali muncul saat aku mengenalmu. Semangat untuk meraih impian yang kuyakini saat kecil kembali mencuat ke atas diriku saat aku mengenalmu. Demi mencapai impianmu, kau telah mengerahkan segala daya upaya. Dalam mencapai mimpimu seringkali kau melibas segala keraguan yang ditujukan pada dirimu hingga akhirnya setiap orang yang semula meragukanmu mulai mengakui keberadaanmu dan kapabilitas yang memang sungguh-sungguh kau miliki.

Bintang yang dulu kulihat berada jauh di atas langit, seperti terepresentasikan ke dalam dirimu. Saat kau melaju menuju mimpi terindahmu menyingkirkan segala lawanmu, kau tampak seperti bintang yang bersinar paling terang.

Semangat dan dedikasi yang kau perlihatkan telah menyihir setiap orang yang mengagumimu. Memang ada beberapa ucapan miring yang ditujukan padamu. Mungkin karena ambisi dan keyakinan dirimu yang terlalu tinggi atau karena pencapaian-pencapaian yang telah kau raih melebihi apa yang dapat diterima secara rasional oleh orang lain? Tapi kau selalu dapat mengatasi semuanya itu. Kau terus memacu dirimu hingga kau mencapai apa yang menjadi impianmu. Kau bahkan dapat mengerahkan setiap orang yang berada di sekelilingmu untuk mengeluarkan seluruh potensi yang ada di dalam diri mereka masing-masing melebihi apa yang dapat mereka sendiri sadari.

Semangat dan dedikasi total yang kau tunjukkan pada akhirnya telah menulari orang-orang di sekelilingmu untuk dengan ikhlas dan rela hati, memberikan segala hal yang terbaik yang mereka miliki untuk dirimu. Kau adalah pribadi yang paling kompleks. Dipuja sekaligus dibenci. Dipuji sekaligus dicerca. Dicemooh sekaligus dikagumi. Dan itulah yang membuatmu menjadi pribadi yang sungguh-sungguh berbeda dan istimewa.

Setiap kali melihat kau berhasil mencapai puncak tertinggi. Melihat senyum hangat yang kau berikan sebagai ungkapan syukur dan terima kasihmu yang sungguh-sungguh tulus pada semua orang yang telah mendukungmu, membuatku yakin bahwa dalam hidup tidak melulu memberikan kegetiran namun juga ada hal-hal manis yang melebisi manisnya madu kala kita berhasil menggapai mimpi. Bahwa hidup memang pantas diperjuangkan.

Sahabatku pasti lagi-lagi akan menertawakanku atas segala ucapan pujianku padamu ini. Bagi sebagian orang mungkin menganggapku seorang penggemar fanatik yang kadang suka bersikap tolol dan konyol. Ya, kuakui aku memang penggemarmu. Tapi jika kita mengagumi semangat yang ada dalam diri seseorang, dapatkah perasaan itu disebut sebagai kebodohan dan kekonyolan? Aku memang mengagumi semangatmu yang luar biasa itu, namun aku bukanlah seorang penggemar fanatik yang kerap bersikap tolol dan konyol!

Aku terlebih suka disebut sebagai seorang pengagum setia karena memang aku sangat mengagumi segala prestasi, dedikasi dan semangatmu yang luar biasa itu.

Ah, manusia memang selalu membutuhkan tokoh-tokoh yang dapat dijadikannya idola. Mungkin karena pada dasarnya jiwa manusia demikian rapuh sehingga ia memerlukan tokoh lain yang memiliki kemampuan lebih daripada kemampuannya sendiri untuk dapat menyegarkan jiwanya yang gersang. Untuk menutupi ketidakmampuannya dalam mencapai mimpinya hingga akhirnya ia menujukan perhatiannya pada orang lain yang dianggapnya telah berhasil mereprentasikan apa yang sebenarnya ingin dicapainya? Atau mungkin sebagai pelampiasan dari perasaan dirinya yang tidak berharga? Kalau begitu betapa menyedihkannya jiwa manusia itu.

Ah, mengapa pula kuributkan masalah kejiwaan manusia. Aku tak memiliki kapasitas untuk mengemukakan segala pendapatku mengenai kejiwaan manusia karena seringkali aku tak dapat mengerti jiwaku sendiri! Aku hanya ingin mengungkapkan kekagumanku pada pribadi seorang manusia yang dapat mengerahkan segenap potensinya melebihi yang dapat dilakukan oleh orang-orang pada umumnya. Dan pribadi itu adalah dirimu.

Kini bintangmu sepertinya mulai redup seperti bintang-bintang di atas langit sana yang disebut sebagai bintang mati. Ya, semua juga sadar bahwa usia manusia sebenarnya sangatlah singkat. Dulu, saat kau muda, kau memang merupakan bintang yang bersinar paling terang (dan bagiku kau tetaplah bintang yang bersinar paling terang), namun seiring waktu, muncul juga bintang-bintang baru yang bersinar seterang bintang-bintang muda yang kini beranjak tua.

Saat ini, menatap bintang yang berada jauh di atas langit seperti ini, aku jadi teringat akan dirimu. Sebentar lagi, aku tak lagi dapat melihat semangat dan passion yang kau tunjukkan. Aku tak lagi dapat melihat senyum dan lompatanmu yang penuh energi dan pesona seolah ingin menembus langit dan menggapai bintang-bintang yang sesungguhnya, yang berada jauh di atas langit sana.

Selama ini senyuman dan semangatmu itulah yang membuatku merasa yakin dalam menapaki hidupku. Bahkan kadang saat aku merasa hidup yang kujalani ini terlalu berat, aku kembali dapat menemukan keyakinan diri bila teringat segala pencapaian-pencapaianmu yang telah kau tunjukkan pada dunia.

Memang dunia tidak akan pernah kehabisan bintang-bintang yang akan selalu bersinar. Setelah kau pergipun, dunia mungkin akan segera menemukan bintang lain yang seterang cahayamu dulu. Namun, dunia tidak akan pernah melupakan bahwa dulu pernah ada bintang yang bersinar sangat terang dan paling terang di antara bintang-bintang lain.

Ah, bila mengingatmu yang akan tergantikan oleh bintang lain seperti ini, membuatku merasa sedih karena betapa sebenarnya manusia itu adalah makhluk yang paling menyedihkan. Kita hidup untuk kemudian mati. Kita datang untuk kemudian pergi dan digantikan oleh yang baru datang. Betapa membosankan hari-hari manusia dengan segenap rutinitasnya yang benar-benar menjenuhkan itu.

Kutatap langit dan melihat setitik sinar bintang yang bercahaya terang. Aku jadi tersenyum miris, iba pada bintang itu, karena pada saatnya nanti akan ada bintang lain yang menggantikan sinarnya. Tapi layakkah rasa ibaku ini? Bukankah hidup memang seperti itu?

Kutatap langit dan kembali kulihat senyum dan semangatmu yang begitu membara tergambar di langit yang mulai terang oleh rembang pagi menghangati jiwaku hingga kembali membuatku tersenyum. Bintang tua yang mulai meredup cahayanya perlahan menghilang untuk kemudian benar-benar tak terlihat. Jauh di ufuk timur kulihat semburat cahaya terang menerangi langit. Kurentangkan tanganku dan menghirup udara dini hari. Kututupi kuapku dengan tanganku. Ah, mengapa pula kantuk baru datang sekarang, saat pagi mulai datang, saat aku sudah harus bersiap-siap memulai aktifitas di hari yang baru? Ah, persetan dengan semuanya! Aku ingin kembali melanjutkan tidurku. Siapa tahu, aku kembali dapat menjumpaimu dalam mimpi dan bila kau datang dalam mimpiku, aku tak ingin terbangun dengan segera, karena aku tak tahu, kapan lagi aku dapat melihat bintang yang bersinar sangat terang seperti dirimu.

Aku beranjak dari dudukku dan masuk ke dalam rumah menuju kamarku, bersiap kembali tidur.

Buat: MS

SETELAH HUJAN REDA

Setelah Hujan Reda

Oleh: Herny S. Yahya

Ia duduk di dekat jendela seperti biasa. Kegiatan membosankan yang telah menjadi kebiasaannya sejak setahun belakangan ini. Di luar hujan turun dengan deras. Titik-titik airnya seperti jarum-jarum yang menghujam menusuk daging bumi.
Waktu kecil, ia suka sekali menyaksikan hujan turun seperti saat ini. Mendengarkan suara rintik-rintik air hujan yang jatuh menetes di atas atap, membaui aroma tanah setelah hujan dan melihat tetes-tetes air yang menempel di dedaunan.
Ah, betapa waktu telah lama berlalu. Namun, dulu waktu terasa amat singkat untuknya. Dulu sebelum kecelakaan itu, ia bisa pergi ke mana saja, melakukan apapun. Begitu banyak kegiatan yang harus dilakukannya, hingga ia merasa tak pernah memiliki cukup waktu. Kini, hidupnya seperti terpenjara di atas kursi roda dalam rumah yang megah ini. Tak banyak kegiatan yang bisa dilakukannya selain hanya duduk dan melamun di depan jendela seperti saat ini, hingga ia merasa waktu merayap dengan amat lambat.
Kecelakaan itu bukan hanya telah merenggut kedua kakinya, tapi juga anak-anaknya. Sementara ia telah kehilangan suaminya jauh sebelum kecelakaan itu terjadi.
Entah sejak kapan pernikahannya menjadi hambar. Memang benar jika dikatakan bahwa perceraian terjadi bukan karena tidak ada lagi cinta di dalamnya. Perceraian terjadi karena tidak adanya komunikasi di dalam pernikahan itu.
Bukannya ia tidak mensyukuri apa yang telah dimilikinya seperti yang dikatakan orang-orang tentang dirinya. Ia merasa beruntung karena memiliki anak-anak yang cantik dan tampan juga cerdas. Ia juga mensyukuri usaha suaminya yang terus meningkat hingga akhirnya mereka memiliki materi yang berkelimpahan. Namun, seiring dengan meningkatnya bisnis suaminya, ia justru kehilangan suaminya.
Suaminya terlalu sibuk dengan kegiatan usahanya. Seringkali suaminya harus keluar kota dalam menjalankan bisnisnya. Rumah sudah seperti hotel saja bagi suaminya. Pulang ke rumah hanya untuk tidur saja. Kadang suaminya pulang saat rembang pagi mulai menyingsing di ufuk timur. Bahkan, seringkali juga suaminya tidak pulang ke rumah jika harus melakukan perjalanan ke luar kota atau ke luar negeri.
Jarangnya intensitas pertemuan mereka telah membuat komunikasi mereka juga berkurang yang pada akhirnya menciptakan rentang jarak dan berimbas pada keharmonisan mereka sebagai suami istri. Saat anak-anaknya masih kecil, ia tidak terlalu merasa kesepian, karena ia sudah cukup sibuk oleh celoteh dan tingkah polah anak-anaknya. Namun, setelah anak-anaknya beranjak dewasa, barulah rumahnya terasa kosong dan hampa baginya. Namun, tak sekosong dan sehampa seperti saat ini.
Dalam kebosanannya menghadapi kehidupan rumah tangga yang terasa hambar itu, ia seringkali menghadiri seminar-seminar. Kadang ia memang suka menghabiskan waktu di mall dengan berbelanja. Namun, lama kelamaan ia merasa bosan dan menurutnya kegiatan shopping gila-gilaan itu tidak berguna dan hanya merupakan kebodohan saja. Ia lebih suka mengikuti seminar-seminar yang diadakan oleh harian-harian ibukota. Kadang ia mengikuti seminar mengenai kewanitaan seperti seminar kecantikan atau seminar yang membahas mengenai kesehatan reproduksi wanita. Ia juga menghadiri seminar-seminar mengenai kesehatan dan pendidikan.
Saat mengikuti salah satu seminar itulah ia bertemu dengan seorang pria yang mampu menghapuskan rasa kesepian dan kekosongan dalam jiwanya. Semula mereka hanya menjadi kawan bertukar pikiran, namun dengan bertambahnya kuantitas pertemuan mereka dan komunikasi yang terjalin di antara mereka, tumbuhlah rasa ketertarikan yang kian hari kian tumbuh subur dan berkembang dalam hati mereka masing-masing.
Kadang hati kecilnya menegur dan mengingatkannya agar ia menghentikannya sebelum terlibat terlalu jauh. Ia sadar bahwa ia telah menikah, dan pria itupun mengetahuinya karena ia tak pernah menutupinya. Namun, bukannya menjauh, mereka malah terjebak makin dalam.
Saat hubungan itu telah membuahkan janin di dalam rahimnya, barulah ia menyadari bahwa ia telah terperosok terlalu jauh. Bukan hanya sekali dua, ia berperang dalam dirinya untuk mengakui dan mengatakan yang sebenarnya pada suaminya meski ia sadar bahwa pengakuannya itu akan berujung pada perceraian. Toh baginya ia tak lagi merasakan ikatan pernikahan itu selain sehelai kertas, berupa surat nikah yang telah mengikat mereka menjadi sepasang suami istri. Pada kenyataannya, ia bahkan tak mengerti arti pernikahan itu sendiri.
Bukan perceraian itu yang ditakutinya. Ia hanya takut, jika ia mengatakan yang sebenarnya pada suaminya, maka ia akan kehilangan anak-anaknya. Bukankah bagi seorang ibu, anak adalah segala-galanya. Demikian juga dengan dirinya. Ia rela kehilangan segala-galanya asalkan bisa tetap memiliki anak-anaknya.
Akhirnya di malam hari yang berhujan itu, ia memutuskan untuk menggugurkan kandungannya. Meski ia merasa berat karena bagaimanapun juga janin itu merupakan darah dagingnya sendiri, namun ia lebih tak dapat kehilangan kedua anaknya yang telah tumbuh besar di tangannya. Dan hal itu telah dikemukakannya kepada pria itu. Ia tidak dapat melepaskan pernikahannya, karena ia tak ingin kehilangan anak-anaknya. Pria itupun menyetujuinya. Pria itu segera mencari dokter yang bersedia untuk melakukan aborsi dengan bayaran yang sangat besar tentunya.
Dengan ditemani pria itu, ia pergi menuju tempat praktek dokter yang bersedia melakukan abortus itu Tempatnya agak di luar kota Jakarta, di sebuah kampung kumuh dan mereka agak kesulitan menemukan tempat praktek dokter itu karena tempat itu sudah pasti tanpa papan nama. Mereka menyusuri jalan-jalan yang berliku dan becek akibat air hujan yang membasahi jalan.
Dalam cuaca berkabut dan jalan yang gelap, mereka tak menyadari ketika sebuah truk berlari kencang ke arah mereka. mungkin supirnya mabuk atau mungkin juga supir itu tak dapat melihat dengan jelas dalam cuaca yang berkabut dan gelap seperti saat itu. Pria yang menyetir di sebelahnya itu mencoba membanting setir untuk menghindari tabrakan. Namun mobilnya mengalami slip sehingga mobilnya malah bergerak liar menuju arah truk dan tabrakkan pun tak dapat dihindari.
Ia menjerit sekerasnya saat tabrakan itu terjadi sambil memegangi perutnya seolah melindungi anak dalam kandungannya. Ia merasa bahwa kecelakan itu merupakan hukuman bagi mereka karena telah berniat untuk membunuh darah daging mereka sendiri. Sebelum gelap menyelimutinya ia sempat melihat kobaran api yang menyala terang seperti api neraka.
Saat ia siuman, ia telah berada di rumah sakit. Ia melihat wajah anak-anaknya yang tampak cemas, namun ia merasa melihat ada kilatan kecewa dan kebencian dalam mata mereka saat melihatnya. Ia juga melihat suaminya yang duduk di kursi dekat tempat tidurnya. Wajah suaminya tampak lebih tua daripada usia sebenarnya. Wajahnya kusut dan ia juga merasa melihat kilatan kebencian dan kekecewaan dalam sinar mata suaminya seperti yang dilihatnya dalam mata anak-anaknya.
Yang pertama terlintas dalam benaknya setelah sadar adalah janinnya, sehingga tanpa sadar ia langsung bertanya pada suaminya, “Bagaimana kandunganku?”
“Kau baru saja mengalami keguguran. Jangan terlalu banyak bergerak. Kau harus banyak istirahat. Aku akan memanggil dan memberitahu dokter bahwa kau sudah sadar,” jawab suaminya dengan kata-kata yang terdengar penuh simpati dan perhatian, namun ia menangkap kata-kata itu diucapkan suaminya dengan nada yang sedingin es.
Ia menyaksikan suaminya yang tampak lelah dan terpukul memalingkan wajahnya dan melangkah ke luar memanggil dokter. Melihat suaminya, ia yakin bahwa suaminya pasti telah mengetahui perselingkuhannya.
Dipalingkannya wajahnya dan menatap anak-anaknya. Namun, anak-anaknya memalingkan wajah mereka menghindari tatapannya. “Apakah mereka juga tahu mengenai perselingkuhanku?” tanyanya dalam hati. Dengan lemah dipanggilnya nama anak-anaknya.
Putrinya, Nadine tak mau menjawabnya dan memalingkan wajahnya. Sementara Letho, putranya menghampirinya dan bertanya, “Apa mama merasa sakit? Mama sudah koma selama 7 hari.”
“Papa menunggui mama setiap hari. Tahukah mama, papa sudah seperti orang gila ketika mendengar mama kecelakaan?” ujar Nadine melanjutkan kata-kata kakaknya. Entah hanya perasaannya atau bukan, ia mendengar Nadine memberikan tekanan pada kalimatnya yang terakhir.
Belakangan ia tahu dari dokter bahwa pria yang bersamanya di dalam mobil itu tewas dalam perjalanan menuju rumah sakit. “Ya Tuhan. Apakah kobaran api itu benar-benar api neraka untuk menghukum kami karena kami bukan hanya telah melakukan dosa perzinahan tapi juga berniat membunuh janin bayi yang merupakan darah daging kami berdua?” batinnya dalam hati.
Kadang penyesalan memang suka datang terlambat seperti yang dirasakannya saat ini. Ia merasa Tuhan benar-benar sedang menghukumnya. Bukan saja ia telah kehilangan bayinya dan pria itu. Dokter mengatakan bahwa kakinya harus diamputasi demi keselamatan jiwanya. Ia sudah tak dapat lagi menjerit atau menolak.
“Mengapa aku tidak mati saat kecelakaan itu sehingga aku tak perlu mengalami penyiksaan seperti ini?” rintihnya dalam hati.
Saat sebelum dan sesudah operasi, suaminya selalu menemani di sisinya. Ia ingin mengucapkan maaf pada suaminya, namun lidahnya terasa kelu dan ia merasa menjadi pengecut saat melihat wajah suaminya yang tampak hampa menatapnya. Meski ia telah mengumpulkan segenap keberanian, namun ia tak sanggup mengatakan sepotongpun kata maaf . Ia berharap suaminya memakinya dan tidak diam seperti saat ini. Baginya, sikap diam suaminya itu seperti lecutan cambuk yang mengiris setiap daging dalam jiwanya.
“Sebaiknya kita bercerai saja,” ujarnya setelah mengumpulkan segenap keberaniannya. Saat itu ia sedang dalam proses pemulihan setelah operasi.
Suaminya menatapnya lama sebelum akhirnya bertanya, “mengapa?”
“Aku telah menghianatimu. Aku telah melakukan perbuatan tercela yang takkan termaafkan. Aku tahu kau pasti sangat membenciku dan takkan pernah memaafkanku. Aku sendiri bahkan merasa jijik pada diriku. Aku hanya mohon padamu, jangan pisahkan aku dengan anak-anakku. Aku telah membayar cukup banyak untuk dosa-dosaku. Aku telah kehilangan bayiku dan kakiku.”
“Kania. Kau baru mengalami guncangan. Kau pulihkan dulu dirimu. Aku memang kecewa dan sempat membencimu. Namun, aku tak pernah berpikir untuk bercerai. Aku takkan pernah menceraikanmu. Mungkin tidak sepenuhnya semua salahmu. Kupikir aku juga turut andil dalam semua ini. Kania, bagaimana jika kita mulai lagi dari awal. Kita lupakan masa lalu. Yang lalu biarlah berlalu lalu kita cari lagi cinta kita yang telah pudar. Berikanlah kesempatan kedua bagi kita.”
Mendengar kata-kata suaminya ia merasa terharu. Dan dalam hati ia bertekad, apapun yang dilakukan suaminya, ia berjanji takkan lagi mengkhianati pernikahan mereka. Ia sungguh-sungguh berharap dapat menemukan kembali cinta mereka yang telah pudar itu, seperti yang diharapkan oleh suaminya.
Namun, sekembalinya ia ke rumah itu, ia kembali merasa terpenjara dalam rumahnya yang besar itu. Ia kembali kehilangan suaminya, karena suaminya tak ikut bersamanya mencari cinta mereka yang telah pudar itu. Suaminya kembali sibuk dengan urusan bisnisnya. Anak-anaknya juga sibuk dengan kuliah-kuliah mereka dan teman-teman mereka. Sehingga ia kembali selalu sendirian dalam istana mereka yang terasa makin dingin dan hampa.
Orang-orang mungkin mengatakan bahwa ia sangat beruntung karena memiliki suami yang pengertian dan pemaaf. Sudah tahu istrinya berselingkuh, tapi masih mau menerimanya. Apalagi istrinya kini sudah lumpuh!
Ia sendiri jadi ragu, mengapa suaminya menolak untuk bercerai? Benarkah kata-kata suaminya yang ingin mencari cinta mereka yang telah pudar itu? Atau suaminya tak ingin menceraikannya karena ia lumpuh? Apakah suaminya takut dengan penilaian orang-orang yang akan mengatakannya kejam karena menceraikan istrinya yang telah lumpuh? Sebenarnya masih adakah cinta dalam hati suaminya untuk dirinya?
Yang paling membuatnya menderita adalah penolakan anak-anaknya atas dirinya. Mereka seperti makin menjauh dari dirinya. Apakah mereka marah padanya karena ia berselingkuh dan hampir menjadi seorang pembunuh? Namun, ia menjalani hari-harinya dengan tabah, karena menganggap bahwa semua itu adalah hukuman bagi dirinya. Dalam hatinya ia terus berharap bisa mendapatkan kembali cinta dan kepercayaan dari suami dan anak-anaknya.
Hujan telah reda. Ia jadi teringat kata-kata temannya dulu, “Aku tidak suka hujan! Apa romantisnya hujan-hujanan jika setelah itu jadi sakit karena kehujanan? Aku lebih suka pelangi yang muncul setelah hujan.”
Tapi saat ini, meski hujan telah berhenti, pelangi tak juga muncul. Dalam hati ia bertanya, “Masih adakah pelangi untukku? Pelangi cinta dari suami dan anak-anakku?
Ia terkenang saat-saat pacaran dulu, suaminya suka sekali menulis surat cinta untuknya, yang masih disimpannya hingga saat ini. Namun, setelah menikah, suaminya tak pernah lagi menulis surat cinta ataupun mengatakan cinta padanya.
Senja mulai membayang. Ia mengambil pena dan kertas kemudian mulai menulis. Ia menulis surat cinta pertamanya untuk suaminya. Ia bertekad untuk meraih kembali sedikit demi sedikit cinta dan kepercayaan suami dan anak-anaknya padanya.

Bayang-Bayang Keabadian

Bayang-bayang Keabadian

Oleh: Herny S. Yahya

Bagiku ada tiga hal yang sangat berpengaruh dalam hidupku. Kematian, film dan pohon. Mungkin terdengar tidak ada hubungannya satu sama lain. Tapi, tiga hal itu memang sangat mempengaruhi hidupku.
Sesungguhnya hidup manusia adalah seperti angin. Hari-harinya seperti bayang-bayang yang telah lewat. Ungkapan pemazmur ini sangat mengena dalam hatiku. Kupikir ungkapannya sangat tepat dalam menggambarkan kehidupan manusia. Bukankah setelah kita meninggal, hari-hari dan kenangan terhadap kita akan berlalu seperti bayang-bayang yang tersapu angin.
Pertama kali aku mengenal kematian dari film Tjut Nyak Dien yang dibintangi oleh Christine Hakim. Saat itu aku masih kecil sekali. Aku sendiri sebenarnya tidak terlalu mengerti keseluruhan ceritanya. Bahkan aku tak ingat jalan ceritanya. Yang aku ingat adalah adengan iring-iringan prosesi mengantar jenazah Tjut Nyak Dien. Saat itu semua orang berpakaian serba hitam.
Keluargaku memang maniak film. Meski kondisi keuangan kami tidak terlalu baik, dan kami sering kali kekurangan uang, namun kami memiliki budget khusus untuk menonton di bioskop. Bagi kami kegiatan menonton film di bioskop sama wajibnya seperti makan nasi.
Meski aku tak pernah mengerti jalan cerita film yang kutonton, dan seringkali aku tertidur di dalam bioskop saat film sedang diputar, namun aku sangat menikmati setiap kunjungan ke bioskop. Jaman dulu tidak banyak tempat hiburan seperti saat ini. Dimana jika sedang bosan, anak-anak a be ge bisa pergi ke mall dan mondar-mandir seharian di sana tanpa memedulikan kaki yang sudah pegal-pegal.
Mungkin yang paling kusuka dari kegiatan menonton bioskop adalah perdebatan seru untuk menentukan film yang akan ditonton. Selera ibu dan nenekku berbeda, sehingga mereka kerap bertengkar, untuk menentukan film apa yang akan ditonton. Ibuku menyukai film komedi, sedangkan nenekku senang sekali menonton film India. Karena aku masih kecil, aku belum bisa memilih film yang bisa ditonton. Jadi aku hanya menjadi penonton perdebatan mereka. Aku dan ayahku hanya tinggal mengikuti keputusan apa yang akhirnya diambil.
Sebenarnya ayahku lebih suka menonton film drama, namun karena ia adalah orang yang tidak menyukai konfrontasi, jadi ia memilih untuk keluar dari pertempuran, meski ada kalanya ayah terlihat tak mau kalah dan ikut berdebat menentukan film yang akan ditonton. Setelah semakin besar, aku memiliki selera film yang sama dengan ayahku. Aku suka sekali menonton film drama. Kadang aku merasa ikut larut dalam film drama yang kutonton. Bukannya aku cengeng seperti kata teman-temanku, tapi menurutku film drama dapat menempa rasa empati kita dan banyak hal yang bisa kita pelajari dari film-film drama itu.
Aku tak terlalu ingat sosok ayahku. Seingatku, ayahku adalah seorang yang pendiam. Sebenarnya, ayahku ingin memiliki seorang anak lagi. Anak laki-laki. Tapi, ibuku tidak mau, katanya satu anak juga sudah cukup. Kata nenekku, sebenarnya ibu trauma akan sakitnya melahirkanku. Belum lagi, meski aku anak perempuan, tapi bandelnya minta ampun.
Sayangnya, ayahku meninggal saat aku berumur lima tahun. Itulah pertama kalinya aku menyaksikan kematian yang sesungguhnya. Kematian dalam dunia nyata dan bukan dalam film. Menyadarkanku akan realita. Bahwa di dalam kehidupan ada kematian. Memberikanku pemahaman akan perbedaan antara hidup dalam impian dan realita. Mengingatkanku akan batas tipis antara dunia realita dan dunia mimpi.
Ibuku tak henti-hentinya menangisi kepergian ayahku. Aku yang masih kecil dan tak mengerti mengapa ibu menangis, berlari menuju pelukan nenekku. “Mengapa ibu menangis, nek? Bukankah ayah hanya sedang tidur? Apakah ayah memarahi ibu?” tanyaku dengan polosnya.
“Ayah bukan sedang tidur , sayang. Suatu saat nanti, ketika kau sudah dewasa, kau akan mengerti semua ini,” jawab nenekku seraya mengelus kepalaku. Kulihat butir-butir air mata juga menetes dari mata nenekku yang telah dihiasi keriput.
Suasana saat itu mirip dengan adegan dalam film Tjut Nyak Dien yang pernah kutonton. Hanya saja orang-orang yang ada di sekelilingku memakai pakaian putih, sama seperti pakaian yang kukenakan.
Satu hal yang kusyukuri, aku tak pernah melihat wajah ayahku saat meninggal. Dengan begitu, aku akan selalu ingat wajah ayahku yang penuh senyum dan menatapku dengan sabar saat aku melakukan kesalahan.
Kematian kedua yang kuhadapi adalah kematian nenekku, tiga tahun setelah kematian ayahku. Saat itu meski aku tak dapat mengerti sepenuhnya, namun melihat ibuku yang terus menangis dan orang-orang termasuk aku berpakaian serba putih, aku tahu bahwa nenekku juga tertidur seperti ayah dan tak akan pernah bangun lagi.
Jika saat ayahku meninggal, aku tak melihat wajahnya. Kali ini, aku melihat saat nenekku akan meninggal. Aku melihat wajahnya sebelum dimasukkan ke dalam peti. Saat itu, aku juga turut menangis. Aku tak dapat mengetahui dengan pasti mengapa aku menangis. Aku hanya merasakan kepedihan yang dalam. Aku merasa hatiku seperti melayang terbang. Aku merasa seperti pohon kecil yang segera saja akan lenyap diterpa angin. Selama ini, ayah dan nenekkulah yang jadi pembelaku, bila aku dimarahi oleh ibuku.
“Bu, apakah nenek marah padaku, karena aku selalu nakal? Kenapa nenek juga ingin tidur seperti ayah? Kenapa nenek dan ayah tidak mau bangun lagi, Bu? Seandainya aku berjanji tidak akan nakal lagi, apakah mereka akan bangun lagi, bu?” tanyaku sambil menangis.
Kulihat ibuku sedikit tersenyum mendengar pertanyaanku, lalu ia menghapus air mataku, “Tidak sayang. Mereka tidak akan bangun lagi, karena mereka telah hidup di dunia yang lain. Dunia yang berbeda dengan kita,” jawab ibuku.
“Apakah mereka hidup dalam dunia film seperti yang suka kita tonton di bioskop, Bu?” tanyaku lagi.
“Bukan dunia film sayang. Mereka hidup dalam dunia yang tenang. Dunia yang kekal. Pada akhirnya, kita semua juga akan pergi ke sana, sayang,” jawab ibuku.
Aku tidak mengerti satupun ucapan ibuku. Namun, aku tidak bertanya apa-apa lagi. Karena aku merasa yakin, suatu saat nanti aku juga akan mengerti artinya. Seperti kata nenekku. Suatu saat nanti, saat aku besar, aku akan mengerti arti semuanya itu. Dan lagi, bukankah ibuku tadi bilang, bahwa kita semua pada akhirnya akan pergi ke sana? Jadi, nanti aku juga akan bertemu kembali dengan mereka. Dan kami akan bersama-sama lagi. Pergi ke bioskop bersama-sama lagi.
Kesukaan kami menonton bioskop terus berlanjut hingga aku besar. Namun kini hanya tinggal aku dan ibuku saja. hubunganku dengan ibuku juga semakin dekat. Setelah aku besar, aku sudah mulai bisa memutuskan film yang akan kami tonton. Aku memilih menonton film drama, sedangkan ibu tak pernah mengubah seleranya, tetap saja ia menyukai film komedi. Namun, sama seperti dulu, ibulah yang selalu menang. Lama-kelamaan, akupun menyukai film komedi. Aku suka film drama komedi karena jalan ceritanya yang manis dan kerap berakhir bahagia. Meski hidup tak selalu terasa manis dan berakhir bahagia. Kupikir, hidup ini memang merupakan perpaduan antara komedi dan drama.
Semakin besar, semakin aku suka sekali pergi ke bioskop. Film bagiku bukan hanya merupakan hiburan, tapi juga merupakan cermin bagi kita dalam menjalani kehidupan. Walau kadang-kadang ada juga film yang terkesan konyol dan tidak nyata. Diam-diam aku suka pergi ke bioskop sendiri, menonton film drama yang kusenangi.
Kerap aku jadi berpikir mengenai kehidupan dan kematian. Aku sering bertanya-tanya mengenai arti kehidupan. Aku banyak sekali membaca buku-buku filsafat. Aku juga suka membaca buku-buku Khalil Gibran. Namun, aku tidak pernah mendapat jawaban yang dapat benar-benar memuaskanku. Apakah esensi dari kehidupan? Mengapa harus ada kehidupan jika pada akhirnya semua berakhir dengan kematian? Apa yang terjadi setelah kita meninggal? Dunia yang bagaimanakah kematian itu?
Salah seorang sahabatku yang suka sekali menanam pohon pernah berkata,”Kau tahu apa yang paling kusuka dari pohon. Aku suka sekali melihat tunas-tunas yang baru muncul seperti bayi yang baru lahir. Begitu kecil dan muda. Setiap melihat tunas-tunas baru itu aku seolah belajar seperti itulah hidup. Dari setiap dahan yang dipotong akan muncul tunas-tunas baru. Daun-daun yang sudah tua dan menguning akan luruh dan digantikan oleh tunas-tunas muda yang tumbuh kemudian. Kupikir seperti itulah siklus kehidupan. Ada yang pergi dan ada yang datang kemudian. Setiap tempat yang ditinggalkan akan diisi oleh yang baru datang.”
Kesukaan sahabatku menanam pohon jadi menular padaku. Aku juga turut senang menikmati munculnya tunas-tunas baru. Aku jadi teringat akan diriku. Mungkin seperti itulah saat aku lahir dulu. Begitu kecil dan muda.
Kematian ketiga yang kuhadapi, adalah yang paling berat kurasakan. Aku begitu kehilangan sosok ibuku. Meski aku telah belajar dari pohon mengenai siklus yang pergi dan yang datang, aku tetap merasa kehampaan saat ibuku meninggal.
Seperti saat kematian nenekku, aku juga berada di sisi ibuku ketika ia menghembuskan nafasnya yang terakhir. Aku bahkan turut memandikannya sebelum ia diletakkan di dalam peti. Aku terus menatap wajah ibuku yang tertidur dengan tenang, kucium pipi ibuku yang mulai dingin seraya berbisik di telinganya, “Pada waktunya nanti, aku juga akan tiba di sana, Bu, sehingga kita bisa bersama-sama lagi. Ayah, nenek, kau dan aku. Kita akan bersama lagi, suatu saat nanti, Bu.”
Kali ini aku merasa dadaku amat sakit. Aku merasa dadaku dipenuhi oleh perasaan yang tak dapat kujelaskan. Aku merasa seolah terdorong dalam lorong yang gelap dan dalam. Aku merasa kehampaan yang amat sangat. Perasaanku ini tidak terlalu berbeda seperti saat kematian ayah dan nenekku, namun kali ini perasaan kehilangan itu demikian nyata dan dalam. Meski aku sangat sedih, namun aku tak dapat menangis. Setiap orang bahkan suamiku cemas akan keadaanku. Ia bahkan menyuruhku untuk menangis jika ingin menangis, agar hatiku terasa lebih tenang. Tapi aku tetap tak bisa menangis meski aku ingin sekali menangis. Apakah dengan menangis, ibu akan kembali hidup lagi? Saat kematian ayah dan nenek, ibu terus menangis, toh mereka tetap pergi meninggalkan kami.
Satu hal yang aku terus kukatakan pada diriku adalah, ibu pergi untuk memberikan tempat bagi tunas-tunas yang baru dan suatu saat nanti akupun akan pergi untuk memberikan tempat bagi yang akan datang kemudian.
Dan akhirnya waktuku memang tiba. Saat ini aku berbaring menanti saatku. Aku merasa agak takut, namun segera saja perasaan itu hilang berganti dengan perasaan bahagia karena akan segera bertemu dengan ayah, nenek dan ibuku. Aku menatap wajah suami, anak-anak dan cucuku. Mereka menatapku seperti aku dulu menatap wajah nenek dan ibuku.
Kutatap wajah Saskia, cucuku. Ia sangat mirip dengan diriku. Ia juga suka menonton film drama. Ia menatapku dengan matanya yang bulat jernih. Usianya yang masih kecil sama seperti saat aku kehilangan ayahku. Aku memanggilnya dan memeluknya.
Kupandangi wajah ketiga anakku, merangkumnya dalam ingatanku dan berharap dapat membawa kenangan mereka bersamaku. Satu persatu mereka kupeluk. Satu persatu mereka menciumku. Mereka adalah kebanggaanku. Mereka adalah hartaku di dunia. Seperti aku dahulu merupakan harta bagi ayah, ibu dan nenekku.
Terakhir aku menatap wajah suamiku yang telah setia menemaniku dalam saat sulit dan senang. Orang yang kepadanya, aku berbagi. Orang yang mengajari untuk belajar kehidupan dari sebatang pohon. Ia tersenyum menatapku dan membisikkan bahwa ia sangat mencintaiku dan selamanya akan terus mencintaiku, seperti yang selalu dibisikkannya kepadaku setiap pagi. Aku tersenyum menatapnya.
Aku telah banyak belajar mengenai kehidupan. Batas tipis antara hidup dan mati. Batas tipis antara mimpi dan realita. Batas tipis antara kedukaan dan kebahagiaan. Meski masih banyak hal yang ingin kuketahui mengenai kehidupan, tapi aku sadar, ada hal yang selamanya akan tetap tersembunyi dan ada hal yang suatu saat nanti akan terungkap. Karena tidak ada kekekalan selain dari ketidakkekalan itu sendiri.
Akhirnya, aku melihat ayah, ibu dan nenekku tersenyum menatapku. Kupandangi wajah keluargaku untuk terakhir kalinya. Seperti daun-daun tua yang berguguran demi memberikan tempat bagi tunas-tunas muda, akupun pergi untuk memberikan tempat bagi tunas-tunas muda seperti Saskia, cucuku. Kurentangkan tanganku kembali ke dalam pelukan ayah, ibu dan nenekku.
Pada akhirnya, semua hanya akan menjadi kenangan. Dan mungkin, kenanganlah yang abadi di dalam ketidakabadian. Kata-kata pemazmur kembali terngiang dalam telingaku. ‘Hari-hari manusia seperti bayang-bayang yang lewat dan kemuliaannya seperti bunga rumput.’
Namun seperti bunga rumput yang hari ini dicabut, namun esok, bunga rumput itu akan kembali tumbuh memenuhi bumi. Karena bunga rumput meski mudah layu tidak akan pernah tercabut habis. Bunga rumput selamanya akan terus tumbuh selama matahari masih bersinar.

Untuk: ibuku dan kenangan abadinya akan ayahku.

MENUNGGU DATANGNYA PAGI

Menunggu Datangnya Pagi

Oleh: Herny S. Yahya

Aku tak suka membicarakan masa kecilku, kadang aku malah berharap dapat benar-benar menghapusnya dari ingatanku. Mungkin karena masa kecilku bisa dibilang tidak membahagiakan. Aku tak pernah lupa akan masa kecilku, tapi setiap kali ingatan masa kecilku muncul, aku selalu menekannya hingga ingatan itu makin kabur. Namun, saat aku berdiri menatap rumah ini, aku seolah tenggelam kembali dalam masa lalu. Aku tak terlalu ingat pada rumah ini, tapi aku ingat ruangan di mana seluruh dindingnya terdiri dari kaca. Karena di sana aku pernah melihat ibuku yang tidak pernah dapat kupahami hampir membunuhku.
Ibuku seorang yang pendiam, meski kami tinggal dalam satu atap, tapi kami hampir tidak pernah bertatap muka, atau sekadar bercakap – cakap. Jangankan bermanja-manja seperti kanak-kanak pada umumnya. Ia bahkan tak pernah muncul di kamarku, ia tidak pernah menciumku saat malam. Bila melihatku seringkali ia terkesan acuh, hingga aku bertanya dalam hati, apakah ia menyadari kehadiranku?
Kadang aku berpikir bahwa aku bukanlah anak kandungnya, aku merasa aku dan ibuku sangat berbeda. Ibuku sangat cantik, rambutnya hitam lurus tidak seperti rambutku yang ikal, dan aku sering kesal karena rambutku selalu kelihatan kusut meski aku telah berulang kali menyisirnya. Kulit ibuku putih halus seperti pualam, sedangkan kulitku agak gelap, meski tidak hitam. Hingga aku berpikir, apakah ibuku membenciku karena aku jelek?
Sejak kecil aku dilarang berkeliaran apalagi berlarian di dalam rumah. Aku hanya diperbolehkan berada dalam kamarku. Kadang-kadang, aku suka keluar diam-diam dari kamar, dan mengelilingi rumah. Suatu hari aku mendengar suara musik dari ruangan kaca di lantai bawah, dan aku menyelinap keluar dari kamarku menuju asal suara musik tersebut. Aku mengintip ruangan tersebut, dan saat itulah aku melihat ibuku sedang menari. Gerakannya sangat indah, kulihat lengannya terkembang seperti burung yang mengepakkan sayapnya dan terbang melintasi langit. Aku terpesona melihat tarian ibuku. Aku tidak pernah diajari menari oleh ibuku, tapi ibuku memang tidak pernah mengajariku apapun. Hanya tante Lisa, adik ibuku yang kelihatan memperhatikanku, dan kadang menanyakan apakah aku sudah makan (aku tidak pernah makan di ruang makan bersama seisi keluarga seperti layaknya sebuah keluarga), dan kadang melihatku apakah aku sudah tidur atau belum. Meski ia tampak memperhatikanku, namun aku dan dia juga tidak terlalu akrab, bahkan sepertinya tidak ada seorangpun di dalam rumah ini yang menyukai kehadiranku.
Tanpa kusadari aku telah berdiri di dekat ibuku. Tiba-tiba, aku dikejutkan oleh suara ibuku yang menjerit keras, ia mencekikku, dan matanya yang sebenarnya sangat indah tapi sering terlihat hampa, menatapku dengan penuh kebencian. Aku terkejut dan menatap ibuku dengan ketakutan. Aku ingin menjerit tapi tak ada suara yang keluar, hingga seseorang mencoba menarik tangan ibuku dari leherku. Kulihat Nenek sedang berusaha membujuk ibuku. Akhirnya ibuku melepaskan cekikannya dan menangis dengan suara keras. Aku tak mengerti mengapa ibuku yang menangis, padahal kan aku yang dicekiknya. Tak kusadari, aku malah berdiri termangu menatap ibuku sambil mengusap-usap leherku.
”Sedang apa kau disini? Cepat kembali ke kamarmu!” bentak nenekku yang selalu marah jika melihat aku berkeliaran di dalam rumah.
Kulihat ibuku masih menangis, seolah ia tak mempedulikan kehadiranku. Nenekku masih berdiri menatapku. Dengan ketakutan, aku berlari menaiki tangga dan mengurung diriku kembali di dalam kamarku.
Aku memang hampir tidak pernah keluar kamar. Dunia masa kecilku terbatas di sekitar kamarku saja dan teman-temanku adalah mainanku yang jumlahnya tidak terlalu banyak. Kadang aku dilanda rasa bosan, namun aku tak berani keluar kamarku.
Suatu hari aku diajak oleh Tante Lisa pergi, itu adalah pertama kalinya aku ke luar rumah, aku merasa senang sekali dapat melihat keadaan di luar dan tidak hanya ruangan sempit berbentuk segi empat, yang terdiri dari lemari kecil di sudut, tempat tidur kecil dan sedikit mainan.
Suasana di luar benar-benar berbeda, aku melihat banyak sekali orang, suara-suara di luar benar-benar membuatku terpesona, aku terbiasa dengan suasana hening di rumahku. Meski sepanjang perjalanan, kami tak bicara, namun aku tak mempedulikannya. Aku terlalu terpesona dengan keadaan di luar yang kusaksikan dari kaca mobil.
Hari itu merupakan hari yang paling menyenangkan dalam hidupku. Tante Lisa membelikanku pakaian, kaus kaki dan sepatu, ia juga membelikanku mainan. Bahkan Tante Lisa juga membelikanku tas, “sebentar lagi kau akan masuk sekolah” ujarnya sambil memilihkan sebuah tas untukku. Setelah itu, tante membelikanku es krim dan mengajakku makan di sebuah restoran fast food.
Kupikir itu merupakan hari yang paling menyenangkan dalam hidupku, tapi ternyata hari itu merupakan awal mimpi burukku. Setelah berbelanja dan makan, tante Lisa membawaku ke suatu tempat, kupikir kami akan ke tempat yang menyenangkan lainnya, ternyata ia membawaku ke dalam penjara lain yang berbeda dengan rumahku. Tante Lisa bilang nama tempat itu adalah panti asuhan dan aku tidak akan pernah melupakan hari itu. Hari di mana aku menyadari bahwa keluargaku tak pernah menginginkanku. Hari di mana aku menyadari bahwa aku dibuang oleh keluargaku! Hari di mana aku menyadari bahwa keluargaku meninggalkanku seorang diri.
Kami disambut oleh seorang wanita setengah baya dengan matanya yang besar. Meski nenekku juga galak, tapi aku merasa ia lebih mengerikan daripada nenekku. Tante Lisa dan wanita itu masuk ke dalam sementara aku berdiri di luar menyaksikan banyak anak-anak sebayaku yang sedang bermain. Aku tak pernah melihat ada anak-anak sebanyak itu. Meski aku merasa senang, melihat banyak anak kecil yang sebaya aku, namun aku merasa takut saat menyadari mereka menatapku. Aku berdiri gelisah menunggu tante Lisa keluar, dalam hati aku ingin segera pergi dari tempat ini.
Lama setelah itu Tante Lisa keluar, “Minerva, untuk sementara kau tinggal di sini, yah. Di sini kau akan mendapat banyak teman dan kau bisa sekolah.” Aku menangis sambil menatap tanteku, aku tak berkata apa-apa, aku hanya berharap bahwa tante dapat mengerti lewat mataku, bahwa aku ingin pulang bersamanya. Aku berharap ia tidak meninggalkanku seorang diri di tempat asing ini.
“Maafkan tante, kau hanya sementara tinggal di sini, nanti tante akan kembali menjemputmu jika kau bersikap baik dan tidak nakal. Sekarang tante harus pergi,” ujarnya seraya mencium pipiku, lalu ia mulai beranjak pergi. Aku mencoba meraihnya, tapi wanita itu menarikku dan ia tersenyum kepada tanteku seraya mengatakan agar tak usah khawatir, tante melihat sekilas padaku, aku menangis keras dan memanggilnya, namun ia pergi tanpa menoleh ke arahku.
Setiap hari, aku selalu menunggu di depan pintu gerbang, berharap tanteku akan datang dan membawaku pulang. Hari berganti bulan, bulan berganti tahun, hingga aku akhirnya lulus sekolah, dan keluar dari tempat itu, tanteku tidak pernah datang. Aku merasa keluargaku memang telah membuangku dan membiarkanku hidup seorang diri di tempat asing.
Kenyataan aku dibuang membuatku merasa pahit. Aku tak mengerti mengapa ibuku dan keluargaku membenciku. Kenyataan bahwa aku tak diinginkan keluargaku membuatku berpikir bahwa tidak ada yang dapat dipercaya di dunia ini. Jika keluarga sendiri saja membuangku, bagaimana orang lain dapat menerima keberadaanku.
Setelah lulus dan pergi dari panti asuhan, aku mulai bekerja, dan aku mulai menabung agar aku bisa melanjutkan sekolah hukum. Aku tak tahu mengapa aku memilih sekolah hukum, aku hanya berpikir alangkah baiknya jika aku dapat menjadi hakim. Kadang aku mengkhayalkan diriku yang menjadi hakim dan di kursi terdakwa duduk berderet, mulai dari ibuku, tanteku, nenekku, ibu pemimpin panti, dan anak-anak di sana yang selalu mencemoohku.
Aku tak pernah dan tak ingin mengingat masa laluku dan keluargaku. Hingga suatu hari, seorang wanita berumur kira-kira enam puluhan muncul di hadapanku. Gayanya sangat anggun. Ia mengenakan setelan warna hijau lumut yang bagus sekali namun tetap tak dapat menutupi tubuhnya yang kurus dan tampak rapuh. Wajahnya masih menyisakan kecantikan masa mudanya. Semula aku tak mengenalinya, namun saat kulihat tatapan matanya, aku seolah tenggelam dalam ingatan masa laluku yang telah lama kukubur. Matanya sama seperti mata ibuku, juga sama seperti mata nenekku dan mungkin sama seperti mataku. Tatapan matanya tampak hampa. “Apa kabar, Minerva?” tanya tante Lisa.
Kami duduk berhadapan tanpa satupun membuka pembicaraan. Aku teringat pada saat terakhir kami bertemu, dan bagaimana ia meninggalkanku. “Aku tak menyangka kau akan menjadi hakim” tante Lisa mencoba memecahkan keheningan di antara kami. Dalam hati aku tersenyum sinis, meski di wajahku tak menunjukkan ekspresi apa-apa, sejak kecil aku telah terlatih untuk tak menampakkan ekspresi di wajahku. Apakah kau berpikir aku akan menjadi sampah masyarakat hanya karena keluargaku tak menginginkanku dan membuangku? Batinku sinis.
“Kau pasti sangat membenci kami” lanjut tante Lisa setelah aku tetap diam. Ia meneguk minumannya dengan canggung. “Kau seorang hakim dan setiap kali memutuskan suatu kasus, kau selalu berusaha memberikan putusan yang adil, bukan? Pernahkah kau berpikir mengenai keadilan itu sendiri? Bukankah keadilan juga memiliki dua sisi? Dari sudut pandangmu mungkin kau menganggap itu adil, tapi dari sudut pandang keluarga terdakwa yang kau vonis, apakah keadilan versimu sama dengan keadilan menurut versi mereka?” aku tak mengerti arah pembicaraan tanteku, dan ia terus bicara, sementara aku terus saja diam.
“Aku dulu iri sekali pada kakakku. Sepertinya hidupnya sangat sempurna. Ia memiliki wajah yang cantik dan otak yang cerdas. Saat ia les balet, akupun tak mau kalah, aku merengek pada kakekmu agar aku juga dimasukkan les balet, meski aku sama sekali tak berbakat menari. Apa yang dilakukan kakakku, aku juga ingin melakukannya. Ia selalu menjadi juara kelas, dan ia berhasil lulus ujian masuk fakultas kedokteran di universitas favorit yang ujian masuknya saja sudah sulit sekali. Ia punya tunangan yang tampan dan baik. Singkatnya, hidupnya sangat sempurna dan ia memiliki segalanya. Tapi dalam sekejap semuanya berbalik. Masa depannya dan hidupnya hancur berantakan, dan bukan hanya hidupnya saja yang hancur tapi juga hidup kami hancur berantakan bersamanya. Saat itu ia sedang dalam semester akhir dan rencananya setelah dia lulus, mereka akan menikah lalu mereka akan ke Amerika dan melanjutkan sekolah di sana. Masa depannya sangat cerah dan menjanjikan.”
“Kau pasti pernah mendengar tragedi Mei. Saat itu, krisis moneter melanda sebagian besar negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Krisis moneter itu seperti meluncurkan bola salju yang mengubah peta politik negara ini. Demonstrasi mahasiswa memanas yang berujung pada kerusuhan rasial. Saat itu terjadi penjarahan dan pemerkosaan terhadap para wanita dari kelompok minoritas yang disebut keturunan. Aneh juga yah, negara kita merupakan negara kesatuan, namun masih juga ada pengkotak-kotakan seperti itu. Tapi seperti itulah orang-orang seperti kita ini. Tak akan pernah mendapat tempat di negeri ini, meski kita memiliki akar di negeri ini. Kenasionalan kita akan selalu dipertanyakan.”
“Ibumu merupakan salah satu di antara wanita-wanita itu. Sebenarnya tunangannya tetap mau menerimanya, ia bahkan mengajak kakakku pergi ke Amerika dan tinggal di sana. Namun kakakku telah berubah, sejak kejadian itu ia mengalami trauma dan tidak pernah mau menemui siapapun. Ia selalu mengurung diri di dalam kamarnya. Ia merasa tertekan dan jiwanya terguncang. Ayahku yang shock atas segala yang menimpa keluarga kami, ia bukan hanya kehilangan kakakku tapi juga kehilangan toko hasil jerih payahnya sejak masa muda yang hancur dijarah massa, mengalami stroke dan meninggal seminggu sebelum kelahiranmu.”
“Kami pikir waktu dapat menyembuhkan. Kami membawanya ke psikiater, dan seiring waktu, keadaannya makin membaik. Kami pikir, ia sudah seperti dulu, meski ia tetap pemurung. Tapi saat ia mencekikmu, kau pasti ingat kejadian itu. Aku dan nenekmu, merasa suatu hari, kau bisa di bunuh oleh ibumu, dan kami pikir, kau akan selalu mengingatkannya pada kejadian mengerikan itu, sehingga kami memutuskan untuk membawamu jauh dari ibumu. Itulah sebabnya aku membawamu ke panti asuhan.” Kuperhatikan wajah tanteku, aku merasa tante pasti juga telah mengalami saat yang sulit, baru kusadari ternyata wajah tanteku yang sudah keriput dimakan usia itu tampak kelelahan. Kadang ia tampak meringis menahan sakit. Melihat wajah tanteku yang tampak lelah, aku jadi bertanya dalam hati. Apakah ia merasa lelah pada hidupnya? Bisa kubayangkan, beban hidupnya sama beratnya seperti aku. Aku jadi sadar bahwa ia sama menderitanya sepertiku. Aku tak tahu siapakah yang pantas disalahkan atas semua peristiwa ini, tapi yang jelas, kami semua telah jadi korban. Ibuku telah kehilangan masa depannya yang cerah, nenek dan tanteku juga menderita atas segala yang terjadi. Aku telah kehilangan masa kecilku, saat dimana seharusnya seorang anak mendapat perhatian dari ibunya. Tapi aku tak bisa menyalahkan ibuku.
“Aku tak berharap kau memaafkan kami atas sikap kami terhadapmu setelah aku menceritakan semuanya ini. Aku juga tidak bermaksud menyakiti hatimu dengan menceritakan semua kejadian dan sejarah kelahiranmu. Sebenarnya aku ingin mengubur sejarah kelam ibumu dan keluarga kami dan membiarkanmu tak mengetahuinya. Tapi kupikir kau berhak mengetahuinya,” ujar Tante Lisa sambil menatap mataku dengan matanya yang kelam.
“Sekarang mama di mana? Apakah aku bisa bertemu dengannya?” akhirnya setelah diam sekian lama , aku dapat mengeluarkan kata-kata yang selalu ingin kuucapkan. Dulu aku ingin bertemu ibuku, agar aku dapat balas dendam atas segala penolakannya terhadapku, tapi kini aku tak tahu apa motifku untuk menemuinya. Mungkin aku ingin membantunya keluar dari bayang-bayang kelabu masa lalu. Aku tak berharap ibuku mengenaliku, tapi aku ingin ibuku tahu bahwa aku kini dapat dijadikan tempatnya bersandar. Mungkin selamanya aku tak akan bisa memaafkannya karena telah mengabaikanku, namun sebagai sesama wanita aku dapat memahami penderitaan yang dialami ibuku.
“Ia sudah meninggal lima belas tahun yang lalu. Seminggu sebelum ia meninggal, ia tampak seperti saat sebelum kejadian itu. Ia tampak menikmati hidup seperti dulu, ia bahkan menanyakan mengenai dirimu. Aku membawanya ke panti asuhan tempatmu. Kami berdiri di luar dan melihat kau yang baru saja pulang sekolah, dengan tas yang besar di punggungmu. Saat itu kau kelas berapa yah? Ah, aku ingat kau mengenakan seragam abu-abu. Berarti kau sudah SMA. Kau sudah menjadi remaja yang cantik. Ibumu tersenyum menatapmu, aku ingin memanggilmu, tapi ia melarangku. Ia bilang ia hanya ingin menatapmu, dan ia berkata padaku, bahwa kau seperti dirinya saat ia sekolah dulu. Dulu saat sekolah, ibumu juga selalu membawa tas yang besar, dan sepertinya seluruh buku dibawanya ke sekolah. Sampai-sampai nenekmu takut punggung ibumu remuk” sekilas senyum terbayang di sudut bibir tante Lisa.
Seminggu setelah pertemuan kami, aku mendapat surat dari tanteku, dan seorang yang mengaku pengacaranya mengatakan bahwa tanteku sudah meninggal karena kanker payudara, sehari setelah pertemuan kami dan aku merupakan satu-satunya ahli warisnya. Tanteku tidak pernah menikah, “apakah tante tak menikah karena harus merawat ibu sehingga memilih untuk tak menikah, atau karena tante menderita penyakit itu. Sudah berapa lama tante menderita kanker? Mengapa tante tak pernah menemuiku sebelumnya?” tanyaku dalam hati. Dalam hati aku menyesal, mengapa dulu aku tak datang mencari tante dan ibuku. seandainya aku bisa mengenal mereka lebih lama.
Jadi di sinilah aku, berdiri menatap rumah yang suatu waktu dulu aku tinggal di dalamnya. Saat aku berdiri di ruangan kaca itu, aku melihat sekelilingku. Aku bertanya dalam hati, apakah di sini pernah ada kehidupan? Aku merasa rumah ini terlalu sepi. Aku menatap surat tanteku yang dititipkan pada pengacaranya untuk diserahkan padaku saat ia telah meninggal.
“Minerva, saat kau menerima surat ini, aku sudah pergi untuk tinggal bersama ibu dan kakek nenekmu. Aku menyesal meninggalkanmu seorang diri. Tapi setelah kupikir-pikir, sejak dulu, kami selalu meninggalkanmu seorang diri. Saat kau kecil, kami membiarkan kau seorang diri menanggung kesedihan. Minerva, meski kau membenci kami dan semua kenangan dalam rumah ini, namun aku harap kau takkan menjual rumah ini. Karena rumah ini bukan hanya berisi kenangan akan dirimu tapi juga ada kenangan orang tuaku dan ibumu. Rumah ini dibeli oleh kakekmu dan beliau kerap mengatakan pada kami agar kami tidak menjual rumah ini, saat mereka tiada.
“Ibumu sangat suka nama Minerva. Ia pernah bilang jika ia punya anak nanti ia ingin menamainya Minerva. Nama itu ternyata memang cocok untukmu. Aku sering berdiri di luar panti asuhan tempat aku meninggalkanmu, kau pasti sangat membenciku karena itu, kan? Minerva, aku tak pernah bermaksud meninggalkanmu. Seringkali saat aku berdiri di luar panti melihat kau pulang sekolah, ingin rasanya aku memanggilmu, tapi aku merasa kau tak akan dapat bahagia bila tinggal bersama kami. Karena kami juga tak dapat sepenuhnya melupakan tragedi yang menimpa kakakku jika melihat dirimu.” Aku terkejut, kupikir tante meninggalkanku seorang diri. Namun, seberapa seringkah tante datang? Mengapa tante tak pernah memanggilku? Tahukah tante, bahwa aku selalu menantikan kedatangan tante yang berjanji menjemputku?
“Kami berharap kau benar-benar dapat menjadi dewi perang yang mampu berperang melawan ketidakadilan. Aku percaya kebenaran akan terbit dan bersinar seperti siang. Aku percaya kebenaran akan muncul, dan kaulah kebenaran itu. Aku tahu selama ini kau sangat menderita dan hidup dalam kebencian. Kau terbuang dari keluargamu. Namun jauh sekali dalam hati kami, kau merupakan setitik sinar kehidupan saat kehidupan kami telah mati oleh karena peristiwa itu.”
Saat kumasuki kembali rumah ini. Aku merasakan kehampaan. Aku tak pernah berharap mendapatkan rumah ini. Aku bahkan tak tahu, apakah aku dapat tinggal di rumah ini? Terlalu banyak kesedihan di dalam rumah ini. Mungkin suatu masa dulu ada kehidupan di dalam rumah ini. Tapi saat ini, aku merasa rumah ini tak lebih sebagai masa lalu. Namun aku merasa ada keterikatan diriku dengan rumah ini. Meski aku tak berniat tinggal di rumah ini, namun aku setuju dengan tante Lisa. Aku tak akan pernah menjual rumah ini. Karena di tempat ini aku pernah merasakan keberadaan ibuku. Setelah kupikir, mungkin aku akan menjadikan tempat ini sebagai pusat center bagi anak-anak korban pemerkosaan. Aku ingin rumah ini dipenuhi tawa riang anak-anak. Aku ingin memberikan kehidupan bagi anak-anak itu. Meski mereka merupakan aib bagi keluarga. Namun, mereka tidak pantas dipersalahkan.
Aku menatap ruangan yang tampak lengang dan kosong, di dinding terlihat foto besar ibuku yang sedang menari. Aku baru menyadari ada lukisan itu, dan kulihat lengan ibuku yang terkembang. Kupikir sayap ibuku dan sayap para wanita yang telah jadi korban itu telah patah. Aku tak tahu ada berapa wanita yang mengalami nasib seperti ibuku dan ada berapa anak-anak yang juga menjadi korban seperti aku. Namun lenganku baru saja terkembang tapi aku tak tahu mampukah aku mengepakkan sayapku dan terbang menyibak siang yang bernama kebenaran itu. Mencari keadilan bagi orang-orang seperti ibuku. Darimanakah aku harus mulai? Dapatkah aku menyibak kebenaran itu? Dan seperti yang tanteku bilang, aku adalah dewi perang, jadi aku akan terus berperang melawan ketidakadilan hingga saat sayapku terkulai dan aku tak dapat lagi terbang.
Langit mulai beranjak senja, aku tahu tugasku sangat sulit, tapi aku tahu kebenaran ada di sana siap untuk bersinar. Seperti menanti datangnya pagi, aku menanti datangnya kebenaran. Menanti datangnya keadilan bagi ibuku dan bagi diriku sendiri. Dalam hati aku bertanya, benarkah keadilan itu ada? Aku jadi bertanya-tanya kembali, apakah tujuanku dulu saat aku memutuskan ingin menjadi seorang hakim?”

Laut, Langit, Angin

Laut, Langit, Angin

Oleh: Herny S. Yahya

Entah dari mana sebaiknya kumulai kisahku. Entah pula apakah kisahku ini menarik? Kisahku ini seperti setangkai rumput yang hari ini tampak kokoh berdiri menantang matahari dan sehari kemudian rebah, layu tak berdaya, bahkan mungkin tercerabut dari akarnya, terhempaskan begitu saja. Atau, mungkin pula kisahku ini bagaikan setitik debu di antara ribuan titik-titik di seluruh jagat raya yang tampak tak berarti dan dihempaskan begitu saja, tertiup oleh angin yang berhembus.
Namaku adalah Laut. Aku sulung dari tiga bersaudara. Nama adik-adikku adalah Langit dan Angin. Apakah kalian berpikir nama kami unik? Jangan ungkapkan pemikiran kalian itu pada Langit, karena dialah di antara kami yang paling benci membicarakan nama kami yang menurutnya konyol.
Kalian mungkin berpikir, ayah kami yang menamai anak-anaknya dengan nama-nama alam merupakan seorang pecinta alam. Lebih baik kalian buang pemikiran tersebut jauh-jauh. Mengenai isu pemanasan global yang menyebabkan lapisan ozon makin menipis saja, ayah sama sekali tak peduli.
Ketika Langit mendesak ayah untuk mengemukakan alasannya menamai kami seperti itu, ayah menjawab, “Siapakah yang bisa memiliki Langit, Laut dan Angin sepertiku?”
Dengan kata lain, ayah merasa sebagai makhluk yang paling hebat karena bisa memiliki atau menguasai tiga hal dari bumi yaitu, langit, laut dan angin.
Bagi Langit, ayah adalah sosok manusia paling konyol dan egois yang pernah ada dan tak layak menjadi orang tua. Aku sendiri menyangsikan, jika saatnya nanti, apakah Langit, aku dan Angin akan bisa menjadi orang tua yang layak?
Sedangkan bagi Angin, ayah adalah salah satu tragedi dalam kehidupan. Meski sebenarnya semua manusia adalah tragedi dalam hidup. Bukankah hidup itu sendiri merupakan tragedi? Bagiku sendiri, ayah tak lebih dari seorang tua yang perlu dikasihani.
Sifat ayah yang bertemperamen keras menurun pada Langit. Sedangkan Angin, kata ayah, menuruni sifat ibu yang pendiam dan penurut. Namun sesungguhnya di balik sikap ibu yang penurut itu bergejolak jiwa pemberontak seperti Angin, sehingga ibu yang sudah tak tahan dengan kekeraskepalaan dan keegoisan ayah, pergi meninggalkannya bersama anak-anak mereka.
Ayah yang keras memang paling tak suka dibantah. Namun, Langit merupakan duplikat ayah. Ia sama kerasnya dengan ayah. Kadang aku bertanya, tidakkah ayah melihat gambarannya dalam diri Langit? Kurasa ya.
Ketika Langit memutuskan pergi dari rumah, ayah terlihat tak peduli, namun aku tahu, ayah sebenarnya terluka, hanya saja ayah terlalu sombong untuk merendah sekadar meminta agar Langit tetap tinggal. Seandainya saja ia bisa sedikit mengekang kesombongannya dan mau merendah, maka ibu tak akan pergi meninggalkan kami. Karena itulah, kukatakan ayah tak lebih dari seorang tua yang perlu dikasihani. Ia patut dikasihani karena ia tak bisa memahami sepenuhnya arti cinta. Cinta dari istri dan anak-anaknya. Lebih menyedihkan lagi, ia tak tahu bagaimana mengungkapkan cintanya pada istri dan anak-anaknya.
“Mengapa kau harus bersikap seperti ini? Bukankah kita adalah keluarga?” bujukku pada Langit agar ia mengurungkan niatnya untuk pergi, mengambil alih peran ayah.
“Keluarga? Menurutmu, apakah definisi dari keluarga? Apakah arti keluarga? Bagiku, keluarga hanyalah label yang ditempeli pada sepasang pribadi yang masing-masing berbeda namun disatukan oleh ikatan hukum yang bernama pernikahan kemudian dari ikatan itu lahir sekelompok pribadi lainnya yang juga berbeda namun kebetulan disatukan oleh garis darah yang sama yang dipetakan lewat sel-sel DNA atau istilah-istilah ajaib lainnya yang pastinya sulit dimengerti oleh orang-orang semacam kita,” katanya seraya terus merapikan barang-barangnya dan memasukkannya ke dalam tas besar.
“Lalu ke mana akan kau langkahkan kakimu? Di manakah akan kau istirahatkan langkahmu bila kau merasa lelah?”, tanyaku, mencoba menahannya walau kutahu itu hanyalah usaha yang sia-sia.
“Aku akan melangkahkan kakiku ke mana pun ia hendak melangkah. Biarlah langit yang memanduku dan angin yang menuntunku menuju guru sejatiku. Alam raya. Aku akan belajar dari langit, laut dan bumi. Lucu ya, mungkin bila ibu tak pergi meninggalkan kita, ia akan melahirkan anak keempatnya yang akan dinamai bumi. Hingga suatu saat nanti aku sungguh-sungguh menjadi manusia sejati. Aku tak tahu bilakah langkahku penat? Mungkin nanti kala aku telah menemukan kebenaran sejati dari guru-guru sejatiku. Mungkin saat itulah baru kurasakan penat dan mencari tempat untuk mengistirahatkan kaki dan gejolak hatiku.”
Ah, Langit. Bagiku, keluarga adalah tempat kita berlabuh kala kaki dan tubuh kita telah penat mengarungi hidup. Keluarga adalah sebuah ruang hangat dalam hati setiap umat manusia, karena ke mana pun kita pergi, bahkan sampai ke ujung dunia sekalipun, kita akan tahu bahwa ketika kita tidak ada lagi tempat untuk dituju, hanya satu tempat bagi kita untuk pulang, yaitu keluarga, karena di sana kita dapat menyatukan hati, jiwa dan raga kita. Keluarga adalah bintang polaris yang menjadi penunjuk jalan bagi kita kala kita tersesat dan tak dapat menemukan jalan pulang. Dan kuyakin keluargalah yang akan kau tuju kala kau merasakan penat.
Lain Langit, lain pula dengan Angin. Bila dengan Langit yang meletup-letup, aku merasa lebih nyaman, setidaknya aku tahu hasrat dan impiannya. Sedangkan terhadap Angin yang tertutup dan mengasingkan diri, aku jadi seperti orang asing yang hanya dapat melongok dari jendela saja.
Meskipun Langit mudah sekali meledak-ledak, namun aku lebih suka menghadapinya daripada menghadapi Angin. Aku tak pernah tahu apa yang dipikirkan Angin. Ia selalu menutup dirinya. Ketika aku berdebat dengan Langit, ia lebih suka menyendiri di sudut ruangan, terpekur menatap lantai. Kadang aku berpikir, apakah kebiasaannya mengasingkan diri karena ia merasa tak dicintai. Ibu kami pergi meninggalkan kami, ketika ia baru saja menginjak usia dua tahun.
Kadang aku ingin seperti Langit dapat dengan lantang menyalahkan ibu, namun aku yakin, ibu juga memiliki dilema ketika ia harus memutuskan untuk pergi meninggalkan kami.
Sejak kepergian Langit, rumah kami tampak seperti bom waktu. Terlihat tenang, namun bisa meledak suatu waktu. Aku jadi memandang keluargaku dengan skeptis seperti Langit. Aku lelah harus mengasuh ayah dan Angin. Kadang, aku ingin juga pergi seperti Langit dan melepaskan semua ini.
Angin. Aku selalu saja sulit menggambarkan mengenai adikku ini. Aku tak terlalu memahaminya. Ia benar-benar seperti angin yang berhembus. Dapat kita rasakan keberadaannya namun tak benar-benar kita sadari keberadaannya. Saat ia pergi, barulah kusadari kehampaan yang benar-benar. Lain dengan ketika Langit atau ibu pergi. Selama ini aku hampir tak pernah menyadari keberadaan Angin, namun mengapa aku merasa kosong ketika ia juga pergi?
“Kak Laut, menurut kakak apa arti hidup?”, tanya Angin suatu hari.
Aku terperangah tak tahu harus menjawab apa. Aku selalu saja tak tahu harus bersikap bila menghadapi Angin.
“Menurutku hidup adalah tragedi,” lanjut Angin, menjawab pertanyaannya sendiri.
“Mengapa kau berkata begitu? Bukankah hidup itu indah? Indah karena hidup adalah warna-warna pelangi. Indah bila kita dapat benar-benar memaknai nada-nada dalam hidup itu sendiri. Menurutku, hidup adalah anugrah Tuhan bagi kita dan kita perlu bersyukur atas hidup yang telah dikaruniainya pada kita ini. Karena kita hidup, maka kita dapat merasakan kehangatan matahari. Karena kita hidup, maka kita dapat merasakan manisnya dicintai dan mencintai,” jawabku dengan senyum getir, karena kadang aku merasa memang hidup adalah tragedi.
“Apakah cinta adalah anugrah, kak? Berarti benci juga anugrah? Bukankah cinta dan benci saling berdampingan seperti gelap merekat erat dengan terang?”
“Tentu saja! Bila kita memiliki kekuatan untuk membenci, maka pastinya kita juga memiliki kekuatan yang lebih besar untuk mencintai,” jawabku asal.
Aku tak tahu, apakah kata-kataku mengenai teori hidup dan cinta adalah anugrah yang menyebabkan Angin mengambil keputusan untuk pergi dengan cara yang berbeda dengan Langit dan ibu.
Aku tak tahu apakah ayah menangis ketika mendapati Angin tak lagi bernyawa. Aku sendiri saat mendapati adikku dalam keadaan itu, hanya termangu sesaat seperti aku sedang bermimpi. Ketika kusadari bahwa semuanya adalah nyata, aku lebih lagi tak menyadari keadaan sekelilingku.
“Bila hidup adalah anugrah, maka kematian juga adalah anugrah, kak? Menurutku adalah anugrah bila kita tidak pernah dilahirkan. Karena kita dilahirkanlah maka kita mengalami derita. Alangkah beruntungnya mereka yang tak pernah lahir ke dalam dunia,” tulisnya dalam secarik kertas yang kutemukan terselip di antara lembaran Kitab Suci miliknya.
Rumah sepeninggal Langit dan Angin semakin kosong. Hanya tinggal aku dan ayah. Melihat ayah yang semakin tua dan sepanjang hari hanya duduk termenung menatap jendela, aku tahu ayah sedang memikirkan hari-hari yang telah lewat. Adakah ia menyesali kepergian ibu, Langit dan Angin?
Sepanjang hari aku mengurus ayah dan menunggu saat kaki dan tubuh Langit telah lelah menapaki hidup, dan ketika ia telah menjadi manusia sejati seperti keinginannya, mungkin ia akan kembali ke rumah di mana hati dan jiwanya berada. Aku yakin Langit akan kembali.
Langit di atas sangat jernih dan jauh dari jangkauanku seperti Langitku yang saat ini tak kuketahui keberadaannya. Angin yang berhembus kurasakan membelai rambut dan pipiku, dan aku tahu bahwa Anginku ada di antara hembusan itu mengipasi semangatku untuk tetap menyalakan cinta dan menunggu rumah hingga Langit kembali.
Rasanya seperti baru kemarin kami hanyalah kanak-kanak. Tak kusadari betapa waktu demikian cepatnya berlalu. Sudah tiga tahun sejak kematian Angin dan mungkin sudah tahun kesepuluh atau sebelas sejak kepergian Langit. Yang tersisa dari waktu hanyalah kepingan-kepingan kenangan yang kadang terasa pahit hingga membuat lidah kelu meski ada juga yang terasa manis seperti madu yang menetesi jiwa-jiwa usang manusia. Akhirnya hanya kenanganlah yang dimiliki oleh manusia hingga ia pun terbang dihembuskan angin.
“Langit dan Angin. Selamanya kita adalah keluarga,” bisikku pelan dan kutahu Angin membawa bisikanku untuk disampaikan pada Langit.”

Puisi 2

Kumpulan Puisi

Oleh: Herny S. Yahya

Kurasakan Tuhan mengalir – Herny S. Yahya

Kurasakan Tuhan mengalir
dalam aliran darahku
Kudengar bisikan Tuhan
Dalam hembusan nafasku
‘Tuhan begitu dekat.’, pikirku
namun, mengapa Tuhan juga
begitu jauh?

Cinta adalah – Herny S. Yahya

Cinta adalah suatu kata indah
yang mampu memompa jantung
menyemburkan kehidupan dalam
denyutan nadi
yang dapat membuat adrenalin
bekerja super cepat melebihi kapasitas
walau tak mampu membuat jantung
berhenti berdenyut
namun,
cinta tanpa nurani
adalah kesia-siaan
yang membuat jiwa kering
kerontang
meranggas dimakan waktu
dan mati perlahan-lahan

Ketika nurani telah … - Herny S. Yahya

Ketika nurani telah tertutup
Oleh suara-suara asing
Terkungkung dalam batas-batas
sempit ideologi

Ketika nurani telah dibutakan
dari pandangan peradaban
masa depan penuh harapan
cuma tinggal puing-puing

Ketika nurani telah terbang
tinggal kekosongan jiwa
menetap dalam kepicikan emosi
sia-sia menatap pilu
kehancuran nurani
meninggalkan ruang besar menganga
dalam jiwa yang tiada lagi
Nurani cuma dalam batas
ambisi dan keegoisan

Puisi1

Kumpulan Puisi

Oleh: Herny S. Yahya

Balok-Balok Mimpiku

Ku susun balok-balok mimpiku
Tinggi menjulang
Tanpa bentuk

Jakarta, 6 Juni 2003

Nurani

Nurani berjalan tak tahu arah
Membentur dinding-dinding dingin keserakahan
Menembus lorong-lorong gelap
bernama
Ambisi dan angkara!

Jakarta, 10 April 2003

Kesunyian

Kesunyian
Begitu menyenangkan
Saat hati terasa penat dan penuh

Kesunyian
Begitu mengerikan dan mencekam
Saat hidup terasa kosong

Jakarta, 25 Agustus 2004
Rev: 12 Mei 2006

Kerinduan

Matanya yang basah
menatap langit
Teringat akan anak-anaknya
yang pergi
dan belum kembali

Senja telah membayang
namun anak-anaknya
Belum juga pulang

Terucap dari bibir tuanya
Sebelum matanya terkatup
“cepatlah pulang anakku”

Jakarta, 11 Mei 2006
Untuk: Nenekku yang jauh dalam hatinya merindukan anak-anaknya yang terhilang


Dua wajah

Pada mata nenekku
Kulihat telaga yang dalam
Penuh kekecewaan dan penyesalan
Akan tahun-tahun yang terlewati

Pada wajah ibuku
Kutemukan guratan-guratan
Kepahitan dan keputusasaan
oleh gerusan waktu

Pada cermin
Kutemukan mata nenekku
Dan wajah ibuku
Dalam diriku
Yang berdiri bimbang
Menatap jalan yang terbentang

Jakarta, 11 Mei 2006

Namun Kapal Tetap Merapat

Layar telah terkembang
Sauh telah terangkat
Namun kapal tetap merapat
Tak jua berangkat

Jakarta, 11 Mei 2006

Penantian

Tahukah kau, lara
Daun-daun sudah menguning
Tua
Dan luruh

Tahukah kau, lara
Tunas-tunas muda baru muncul
Muda
Dan merekah

Tahukah kau, lara
Bulan tak lagi muncul
Bersembunyi
Entah di mana

Tahukah kau, lara
Aku terbaring sekarat
Dalam
Kekecewaan

Jakarta, 11 Agustus 2003

Rapuh

Betapa rapuhnya mimpi
Dalam balutan
Angan-angan semu

Jakarta, 13 Juni 2003

Nafas

Kumulai lagi menulis
Puisi
Bukan karena aku mencintai
Puisi
Bukan pula untuk
Mengisi waktu senggangku

Kumulai lagi menulis
Puisi
Karena puisi
Adalah nafasku!

Jakarta, 3 September 2002

Bawa Saja Ceritamu!

Bawa saja ceritamu!
Bawa saja cintamu!
Bawa saja lukamu!

Aku ingin sendiri
di sini
menatap langit
mendengar angin membisik mesra
menyampaikan mimpi
yang tak henti kurangkai

Aku ingin sendiri
di sini
menikmati sunyi
hingga aku mati
dicabik rasa sepi

Jakarta, 2 Juni 2006

Dilema

Kadang hidup membuatku lelah

meski aku kadang berharap
waktu berhenti,
namun aku takut bila hidup
turut terhenti

Kadang hidup membuatku jenuh

dan pagi bagai mimpi buruk bagiku;
namun aku selalu takut
bila mentari tak lagi datang

jangan tertawakan aku dan jangan
kotbahi aku dengan
retorikamu
tentang arti hidup dan anugrah

jangan katakan kau
tak pernah merasa
jenuh dan lelah atas
hidupmu!!!

Jakarta, 13 Juli 2006

Jangan Sekalipun Kau Biarkan

Ingin sekali aku membunuhmu!
Namun kau seperti tanpa bentuk
Pada kayu kau berubah menjadi kayu
Pada batu kaupun serupa dengannya
Pada daun kau tak ada ubahnya
Menatap dengan matamu yang mengejek!!

Betapa aku muak melihatmu!
Namun kau ada di mana-mana
Pada kayu
Pada batu
Pada daun
Menertawakanku dengan suara malaikatmu!

Ah, Tuhan
Meski aku hancur lebur
Dirajam batu
Jangan sekalipun Kau biarkan
Aku menjadi seorang bunglon!!!

Jakarta, 13 Juli 2006

Kepada Tuhan

Tuhan,
Kau mengenal tiap-tiap pribadi
Kau mengetahui kedalaman
tiap-tiap hati

Tuhan,
Kau mengenal seberapa besar kekuatan
seseorang
Kau mengetahui seberapa rapuh hati
seseorang

Tuhan,
Kaulah yang tahu
hari-hari setiap orang
Kepada-Mulah setiap orang
akan berpulang

Tuhan,
Tak hentinya aku mengagumi
Kebesaran-Mu
Tak hentinya kusyukuri
Anugrah-Mu

Tuhan,
Kurasakan dalam setiap nadiku
Kau mengalir bersama darahku
Kurasakan dalam jiwaku
Kau berdetak seirama jantungku

Tuhan,
Betapa dekat kurasakan
Keberadaan-Mu
Hingga kurasakan nafas hangat-Mu
Mengisi relung-relung hampa jiwaku

Jakarta, 13 Juli 2006

Kadang Aku

kadang aku terbangun dari mimpi buruk
dan aku bersyukur karena semua hanyalah
mimpi
namun
kadang
aku tak dapat menyadari
antara
realita
dan mimpi

Jakarta, 26 Agustus 2006

Untuk Rere

dalam mataku, terbayang
mimik lucu wajahmu
dan segala tingkah menggemaskanmu

dalam tanganku, kurasakan
jari jemarimu yang mungil
menggenggam jemariku dengan kuat
seolah enggan melepaskannya
walau akhirnya genggamanmu terurai jua
dari genggamanku

dalam telingaku, terngiang
celoteh-celoteh lucumu
yang mengisi seluruh ruang
hingga setiap sudut hati

dalam hatiku, tersirat
segala harapan dan doa untukmu
agar kelak:
saat derap-derap kecil kakimu menjadi langkah-langkah yang cukup kuat
saat tangan-tangan mungilmu cukup besar untuk merangkul dunia
saat suaramu memiliki artikulasi yang jelas untuk mengucapkan setiap kata:
aku berharap saat itu hingga kapanpun
jangan pernah kau koyakkan nurani;
karena nurani adalah jiwa yang paling hakiki!

Jakarta, 28 Agustus 2006

Rumah Masa Kecilku

betapa amat kurindukan
rumah masa kecilku
karena di sana terkubur
harapan dan mimpi-mimpi manisku
dan serabut-serabut mimpi itu
terus membelit jiwaku

betapa pedih kurasakan
saat kudapati rumah masa kecilku
hancur terkikis waktu
meninggalkan lubang besar
kepahitan
ditumbuhi ilalang kebencian
berbaur bersama belukar kekecewaan

Jakarta, 26 Agustus 2006

Seorang Manusia di Ujung Jalan

seorang manusia di ujung jalan
melepas jejak-jejak yang tertinggal
menghembus angin melibas ragu
meniti titik-titik air nirwana
menuju dunia di atas kata

Seraut wajah penuh senyum
berselimut awan semburat jingga
menatap lembut
seorang manusia di ujung jalan
yang melepas segala bimbang dan ragu
yang bergejolak bergemuruh dalam raga
berlari penuh kerinduan
menuju wajah berselimut awan jingga

Seorang manusia di ujung jalan …

17.09.06

Lukisan Langit

Wajah ibuku saat tidur
seperti langit melukis malam
menempatkan titik-titik cahaya
di sepanjang gulita
menampilkan kesyahduan
di balik peraduan

Wajah ibuku saat tertawa
laksana langit melukis siang
menggoreskan spektrum-spektrum cahaya
berkilau warna dalam mentari
menyelipkan aroma
dalam derai-derai melodi jiwa

Wajah ibuku kala berduka
bagai langit melukis petang
menyapukan nuansa jingga
laksana jiwa yang membara
dalam penantian yang dipadamkan
menyisakan kesenduan
dalam jiwa-jiwa yang merindu

17.09.06
Buat: Mama

Lewat Mata Ibuku

Kukenal sosok ayahku
Kesahajaan dan pesonanya
Lewat tutur ibuku
Lewat kenangan yang terkuak
Dalam jiwa ibuku

Lewat mata ibuku:
kulihat cinta bukanlah omong kosong
ataupun kebodohan
melainkan anugrah terindah Tuhan
bagi jiwa-jiwa fana manusia;
agar hidup dapat lebih berarti?

17.09.06
Untuk: Ayah dalam kenangan ibuku

Helai-Helai Bunga Kemuning

Helai-helai bunga kemuning
luruh satu persatu
diterbangkan angin entah ke mana
menyisakan aroma
dalam udara yang mewangi

Helai-helai bunga kemuning
luruh satu persatu
bagai mimpi-mimpi masa mudaku
terbang menguap tanpa dapat kuraih
lagi …;
menyisakan kesedihan
dan penyesalan;
berharap waktu dapat terulang
lagi …?

17.09.06

JACQUELINE KENNEDY ONASSIS

JACQUELINE KENNEDY ONASSIS - U.S. FIRST LADY

Diterjemahkan dari berbagai sumber

Nama saat dilahirkan : Jacqueline Lee Bouvier

Jacqueline Bouvier Kennedy Onassis dikenal sebagai ikon keanggunan dan high style Amerika. Ia berusia 24 tahun ketika ia menikah dengan Senator John F. Kennedy pada tahun 1953. Kennedy terpilih sebagai presiden pada tahun 1960 dan “Jackie” menjadi First Lady yang populer, dikenal karena kehidupannya yang elegan dan kisahnya yang menarik di Gedung Putih (White House). Ia menjadi janda ketika Kennedy ditembak oleh Lee Harvey Oswald pada tahun 1963. Lima tahun kemudian, pada tahun 1968, ia menikah dengan pengusaha kapal Yunani yang sangat kaya dan menarik, Aristotle Onassis. Onassis meninggal pada tahun 1975; Jacqueline tinggal di Manhattan dan mulai bekerja sebagai Editor di Doubleday, pekerjaan yang ia lakukan sampai kematiannya pada tahun 1994. Ia dimakamkan di samping Kennedy di Pemakaman Nasional Arlington (Arlington National Cemetery).

Nilai tambah: Jackie Kennedy berumur 31 tahun ketika ia menjadi First Lady…. Ia menyelesaikan sekolahnya di Vassar dan Sorbonne tapi mendapatkan gelarnya dari Universitas George Washington…. Ia dan John Kennedy memiliki dua anak, Caroline (lahir pada tahun 1957) dan John Jr. (lahir tahun 1960); anak ke tiganya, Patrick, dilahirkan pada 7 Agustus 1963 dan meninggal dua hari kemudian…. Setelah pernikahannya dengan Onassis ia dijuluki sebagai “Jackie O” oleh wartawan tabloid.

Onassis tampil bersama menantunya Arnold Schwarzenegger dalam Klan Kennedy yang mempesonakan…. Ia juga mendapatkan sebutan terhormat dalam May-December Presidents.

Empat Link yang berhubungan dengannya:
· The White House: First Ladies
Website resmi sejarah White House yang memuat mengenai Jackie dan para mantan first lady.

· Jacqueline Kennedy Onassis
Obituari yang panjang, dari situs Pemakaman Arlington (Arlington Cemetery)

· Tahun-tahun White House (The White House Years):
Perpustakan JFK menggambarkan pameran besar tahun 2001 mengenai tahun-tahun Jacqueline Kennedy sebagai First Lady

· Swinging Chicks : Jackie Kennedy
Banyak percakapan dan tidak keruan, tapi penuh informasi mengenai gaya “Jackie O”


Hal-hal yang penting:
· Tanggal Lahir:
28 Juli 1929

· Tempat Lahir:
Southhampton, New York

· Meninggal:
19 Mei 1994 (karena kanker)

· Dikenal sebagai:
Istri presiden John F. Kennedy



Jacqueline Lee Bouvier Kennedy

Pelantikan John F. Kennedy pada tahun 1961 membawa ke Gedung Putih dan ke dalam hati seluruh bangsa, seorang istri yang muda dan cantik dan anak-anak Presiden yang masih kecil untuk pertama kalinya pada pertengahan abad.

Ia dilahirkan dengan nama Jacqueline Lee Bouvier, putri John Vernon Bouvier III dan istrinya, Janet Lee. Masa kecilnya terbagi di antara New York dan East Hampton, Long Island, dimana ia belajar berkuda bersamaan dengan ia dapat berjalan. Ia belajar di sekolah privat yang terbaik; ia menulis puisi dan cerita, menggambar ilustrasi bagi tulisan-tulisannya, dan belajar balet. Ibunya, setelah bercerai dengan ayahnya, menikahi Hugh D. Auchincloss pada 1942 dan membawa dua anak gadisnya ke “Merrywood,” rumah Auchincloss dekat Washington D.C., dan pada musim panas dihabiskan di rumah mewah Auchincloss di Newport, Rhode Island. Jacqueline dianugerahi “Debutante of the Year” selama musim 1947-1948, namun kesuksesannya dalam kehidupan sosial tidak menghentikannya untuk melanjutkan pendidikannya. Sebagai siswa Vassar ia melakukan perjalanan secara ektensif,dan menghabiskan masa smpnya di Perancis sebelum lulus dari George Washington University. Pengalaman ini membuatnya memiliki empati yang sangat besar atas orang-orang yang berasal dari negara-negara asing, khususnya Perancis.

Di Washington ia bekerja sebagai “fotografer lepas” bagi koran lokal. Jalan yang segera mempertemukannya dengan Senator Kennedy, yang memiliki reputasi sebagai bujangan yang paling memenuhi syarat di ibukota. Kemajuan kisah asmara mereka berjalan lambat dan tertutup, namun pernikahan mereka di Newport pada 1953 menarik publisitas nasional secara luas.

Dengan pernikahannya “Jackie” harus beradaptasi dengan peran barunya sebagai istri salah satu figur politik yang paling energik. Penampilan publiknya sangat sukses, namun dalam jumlah yang terbatas. Setelah kesedihan karena keguguran dan kelahiran mati putrinya, Caroline Bouvier lahir pada 1957; John Jr. lahir diantara pemilihan pada tahun 1960 dan hari pelantikan (Inauguration Day). Patrick Bouvier, lahir prematur pada 7 Agustus 1963, yang meninggal 2 hari kemudian.

Dalam menjalankan tugusnya sebagai First Lady, Jacqueline Kennedy membawa kecantikan, inteligen, dan cita rasa yang tajam. Ketertarikannya dalam bidang seni, dipublikasikan oleh media dan televisi, hal ini terinpirasi karena perhatian terhadap budaya pada tingkat nasional tidak pernah sejelas itu sebelumnya. Ia menghabiskan banyak waktu dan penelitian untuk membuat museum White House sebagai sejarah Amerika dan dekorasinya memiliki cita rasa seni sebaik tempat tinggal keluarga yang memiliki keeleganan dan mempesonakan. Namun ia menggambarkan tugas utamanya adalah “menjaga Presiden” dan menambahkan “jika anda tidak dapat menjaga anak anda, saya tidak tahu apa lagi yang dapat anda lakukan dengan baik.”

Ketegaran dan keberanian Mrs. Kennedy selama tragedy penembakan suaminya mengagumkan dunia. Namun ia tidak pernah mengijinkan publisitas atas dirinya dan anak-anaknya. Ia pindah ke New York; dan pada tahun 1968 ia menikahi pengusaha Yunani yang kaya raya, Aristotle Onassis, yang berusia 23 tahun lebih tua, dan meninggal pada Maret 1975. Dari tahun 1978 sampai kematiannya pada tahun 1994, Mrs. Onassis bekerja di New York sebagai editor untuk Doubleday. Pada pemakamannya, putranya menggambarkan tiga sifat yang berhubungan dengannya: “mencintai kata-kata, pemersatu rumah dan keluarga, dan spiritnya atas petualangan.”


Jacqueline Kennedy Onassis
Mantan First Lady dan Ikon Amerika

1929 - 1994


“Pecinta kata-kata, pengikat rumah dan keluarga, dan berjiwa petualang”
-JFK Jr.


Jacqueline Kennedy


SEBAGAI IKON MODE PADA TAHUN 6O-an : Penghargaan global sebagai bangsawan Amerika dan simbol budaya yang dinamis, keanggunan Jackie O. menginspirasi, mempesonakan, dan membentuk dunia selama tahun 60an berjiwa muda, bermartabat, istri Presiden John Kennedy yang penuh gaya.

KATEGORI SEORANG YANG MODIS : Pacar/Istri, Penulis dan bintang TV, namun Jackie memiliki kategorinya sendiri – tidak ada wanita manapun selama dekade tersebut yang memiliki kekuatan secara politik, budaya dan sosial.

LAHIR : Jacqueline dilahirkan pada 28 Juli 1929, sehingga ia baru berusia 31 tahun ketika JFK memenangkan pemilihan Presiden pada tahun 1960. Tempat lahirnya yang exotic: Southampton, New York. Namanya saat lahir adalah Jacqueline Lee Bouvier, ia memasuki tahun 60an sebagai Kennedy, dan ia meninggal dengan nama Onassis (Kami memberi judul pada halaman ini Jacqueline Kennedy untuk menghormati hidupnya pada awal tahun 60an, ketika ia mendapat ketenaran yang sangat besar).

MEMILIKI PENGARUH YANG KUAT PADA TAHUN 60-an : Dunia memujanya, Amerika menyanjungnya; Poling yang diadakan Gallup pada tahun 1964 menunjukkan ia adalah wanita yang paling dipuja di Amerika. Begitu kuatnya pengaruh Jackie, sampai-sampai ia menjadi subyek dari ratusan buku dan ribuan artikel, banyak juga tulisan-tulisan mengenai dirinya yang muncul setelah kematiannya, dan ia pernah menjadi subyek foto yang paling bernilai di dunia. Ketika ia mengadakan kunjungan ke India, jumlah orang yang datang untuk melihatnya lebih banyak daripada jumlah orang yang datang untuk melihat Ratu Elizabeth. Pada pidato saat kematiannya (eulogy), Ted Kennedy memuji perannya selama hari-hari yang mengerikan di bulan November 1963 setelah penembakan JFK di Dallas: “Ia menyatukan kita bersama sebagai satu keluarga dan negara.” Pada euloginya, Jackie dikenang sebagai wanita Amerika yang idealis: “Tidak ada seorangpun yang seperti dirinya, berbicara seperti dia, menulis sepertinya, atau yang begitu original dalam hal yang dia lakukan.” Berikut ini beberapa hal yang menunjukkan bahwa ia memiliki pengaruh yang kuat: Franklin Mint mengenangnya dengan membuat boneka porselen Jackie, yang mengenakan gaun putih tanpa lengan seperti yang dikenakan Jackie pada upacara pelantikan tahun 1961; majalah Life memiliki banyak gambar mengenai dirinya pada tahun 1994 yang dipublikasikan dalam bentuk buku kumpulan foto-foto (Photo book) yang berjudul Remembering Jackie; Mattel membuat pakaian bergaya Jackie untuk boneka Barbie; ada juga drama Broadway mengenai dirinya yang berjudul Jackie—“Sejarah, tajuk utama, gossip, pelelangan, dan sekarang ini” bacaan artikel ini; pada tahun 1953 Republik Nigeria membuat perangko untuk menghormatinya yang bergambar pernikahannya dengan Jack, sementara Gambia membuat sembilan perangko yang berbeda untuk menghormatinya; pada tahun 1999 ada beanie bear yang dibuat untuk menghormatinya; imagenya membuat keluarga Kennedy disertakan dalam boneka kertas; pada tahun 1962 ada papan permainan yang bernama The Kennedys yang menggambarkannya berada disisi saudara-saudara lelaki Kennedy seperti patung dada di Gunung Rushmore; Carlton Cards membuat ornamen Natal yang bergambar dirinya mengenakan gaun pesta; dan ketika majalah People menampilkan berita yang berjudul “Unforgettable Women of the Century (Wanita-wanita luar biasa abad ini),” hanya ada satu foto pada covernya – foto Jackie.

Karir pada pada tahun 1960-an: Ia menghindari dunia selebriti selama sebagian besar hidupnya, namun ia selalu menjadi sorotan kamera. Penampilannya yang paling menyolok adalah pada bulan November 1963, ketika ia dan JFK mengunjungi daerah Selatan untuk mencari dukungan pada kampanye pemilihan presiden yang akan datang, ia mengenakan pakaian dan topi yang berwarna pink. Di Dallas sore itu, sementara limo yang beratap terbuka sedang berjalan, JFK ditembak oleh senapan, yang diduga keras ditembakkan oleh Lee Harvey Oswald dari jendela lantai enam gedung tempat penyimpanan buku sekolah Texas (Texas Schoolbook Depository building). Selagi terjadi huru-hara tersebut, Jackie memanjat tempat duduknya di belakang menuju bagian depan mobil, ia tidak pernah ingat apa yang ia lakukan itu tapi ada beberapa orang yang menduga bahwa ia melihat pecahan tengkorak JFK terhampar di depan mobil dan ia ingin mengumpulkan pecahan-pecahan tengkorak tersebut kembali. JFK meninggal pada pukul 14.00 waktu setempat hari itu juga, yang membuat dunia terkejut. Malamnya, Jackie dengan khidmat menyaksikan upacara pengambilan sumpah Wakil Presiden Lyndon Johnson di pesawat. Pada 25 November 1963, JFK dikuburkan, dengan pengarahan pemakaman seperti yang diinginkan oleh Jackie. Peti mati Kennedy dibawa melewati Washington, D.C. dengan menggunakan kereta kuda yang sama yang membawa jasad Abe Lincoln pada 100 tahun sebelumnya. Melalui tayangan televisi, Jackie, yang mengenakan kerudung hitam, tampak tenang dan hening dalam perkabungannya, membantu negara dengan mudah melewati krisis ini dengan selalu mengontrol dan mempertahankan ketegarannya, martabat yang membanggakan. Mungkin karena trauma mengerikan yang ia hadapi di bawah lensa publik pada akhir tahun 1963, Jakie selalu berusaha menghindar dari kamera dan publisitas.

KARIR DI LUAR TAHUN 1960-an : Dilahirkan dalam keluarga aristokrat, keluarga yang kaya, Jackie menunggang kuda pada umur 4 tahun dan memenangkan pertandingan berkuda pada umur 5 tahun. Setelah orang tuanya bercerai ketika Jackie berumur 11 tahun, ibunya menikah kembali dan membawa keluarganya pindah ke perumahan mewah Virginia yang disebut Merrywood. Jackie bersekolah di sekolah privat yang bergengsi dan berlibur di pertanian Rhode Island yang luas, dimana telah membuatnya memedulikan binatang. Ia dikenal sebagai gadis yang pendiam dan tertutup. Ia memasuki sekolah Connecticut yang bergengsi, dan pada tahun 1947 buku tahunannya membuat daftar ciri-cirinya: lagu favoritnya adalah “Limehouse Blues,” ia selalui berkata “berikutnya mainkan rhumba,” yang paling dikenal dari dirinya adalah “kecerdasan”nya, dan ambisinya adalah “tidak ingin menjadi ibu rumah tangga.” Setelah kehadirannya di pesta pada tahun 1947, Jackie sang bangsawan dijuluki sebagai Debutan tahun ini (Deb of the Year). Ia masuk ke Vassar, setelah ia menghabiskan tahun ke-2 kuliahnya dengan gembira, tahun kebebasan di Sorbonne, Paris. Ia lulus dari George Washington University pada tahun 1951 dan mendapat pekerjaan sebagai reporter/fotografer di Washington Times Herald pada tahun 1952 sebelum ia bertemu JFK dan menjadi istrinya. Setelah tahun 1960an, Jackie bekerja di Viking, dan mencurahkan hidupnya untuk membesarkan anak-anaknya, Caroline dan John. “Jika anda lalai dalam membesarkan anak-anak anda, saya tidak tahu apa lagi yang dapat anda kerjakan dengan sangat baik,” katanya suatu kali. Pada tahun 1988 ia menjadi seorang nenek yang berbahagia. Pada awal tahun 1994 ia didiagnosa menderita non-Hodgkins limphoma, dan pada 28 Februari 1994 ia menjadi cover majalah People dengan judul cover (coverline): “Ia melawan kanker dengan anggun, berani – dan dengan cinta dari keluarganya.” Pada bulan April tahun itu juga, mengetahui ia akan segera meninggal, ia meninggalkan rumah sakit dan kembali ke apartemennya di New York, dimana ia akan dikelilingi oleh keluaga dan teman-temannya. Jackie meninggal pada 19 Mei 1994, dan dimakamkan di Arlington National Cemetery (Pemakaman Nasional Arlington) disamping JFK. “Terlalu muda menjadi janda pada tahun 1963,” ujar Ted Kennedy dalam euloginya, “dan terlalu muda untuk meninggal sekarang”; Presiden Clinton juga berbicara pada akhir pengabdian Jackie.

BAKAT : Salah satu bakat terbaiknya adalah menulis: sebagai pelajar muda ia menulis dan membuat ilustrasi untuk puisinya sendiri, dan melalui hidupnya ia dikenal sebagai penulis yang menghasilkan banyak karya. Kenyataannya, pada pemakamannya, tulisannya diucapkan dalam pidato putranya, John, yang memujinya “pecinta kata-kata, pengikat rumah dan keluarga, dan berjiwa petualang.” Pada tahun 1951 ia memenangkan kontes menulis yang diadakan majalah Vogue, hadiahnya perjalanan ke Perancis; artikelnya dicetak di Vogue pada bulan Februari 1961, menginspirasi generasi baru. Jackie menggunakan bakatnya pada tahun 1961 ketika ia menulis buku panduan yang berjudul The White House. Terkejut oleh kondisi Gedung Putih ketika ia pertama kali datang, ia menulis buku untuk membantu pengumpulan dana bagi restorasi Gedung Putih. Buku tersebut di jual seharga $1 dan terkumpul $250.000 pada tiga bulan awal penjualan. Ia juga menjual hak cipta film dokumenter yang dibintanginya, berjudul “A Tour of the White House (Kunjungan ke Gedung Putih),” yang disiarkan pada 14 Februari 1962. usahanya memberikan lebih banyak perhatian pada seni dan budaya tidak pernah terjadi sebelumnya pada tingkat nasional. Beberapa saat, setelah kematian suami keduanya, Aristotle Onassis, Jackie kembali pada bakat menulisnya sebagai associate editor di Percetakan Viking (Viking Press). Ia menerima pekerjaan itu pada bulan September 1975, ia bekerja pada buku yang memiliki daya tarik yang istimewa dan membantu penerbitan buku-buku karya Joseph Campbell dan Bill Moyers, ditambah buku anak-anak karya Carly Simon. Kemampuan Jackie mempesona orang-orang merupakan legenda, dan ia menggunakan daya tarik itu untuk mengumpulkan lebih banyak dana bagi restorasi Gedung Putih. Ia membentuk komite seni untuk merencanakan pekerjaan, dan ia menarik para kontributor dan para penyokng untuk membawa lebih banyak dana cash bagi proyek tersebut. Ia juga berbicara dalam empat bahasa, kemampuan yang telah sangat membantu suaminya ketika ia membantu kampanye suaminya pada tahun 1958 untuk menjadi senator dan pada awal tahun 1960an untuk jabatan presiden; ia bicara dalam bahasa Perancis dan Spanyol bagi JFK pada berbagai perkumpulan dan pada grup-grup dan organisasi-organisasi etnik yang berbeda, yang membantu JFK meraih kemenangan beberapa kali. Kemampuan berbahasanya memungkinkannya untuk menarik pemimpin luar negeri seperti Presiden Perancis, Charles DeGaulle ketika ia melakukan perjalanan ke Eropa bersama JFK pada awal tahun 1960an, kenyataannya ketika mereka kembali, DeGaulle berkata, “Saya adalah pria yang menemani Jacqueline Kennedy ke Paris.”

PENAMPILANNYA DI TAHUN 1960AN: Beberapa orang menganggapnya sebagai salah satu wanita tercantik Amerika pada usia terbaiknya; yang lainnya meletakkannya di tingkat yang tinggi dan mengakui bahwa ia melakukan sebanyak yang dapat ia lakukan --bentuk mata yang lebar, senyuman lebar, dan penampilan glamour, penampilannya itu bukanlah kecantikan yang klasik. Para fotografer dan editor majalah mencintainya, karena kemudaannya, penampilan yang menarik sangat kontras dengan aspek para First Lady sebelumnya yang lebih tua seperti Eleanor Roosevelt, Bess Truman, dan Mamie Eisenhower. Tidak dapat dihitung cover majalah yang bergambar Jackie, termasuk tabloid-tabloid gosip film seperti Photoplay, yang covernya biasa menggunakan bintang film panas. Berikutnya ia menjadi cover-cover majalah Life:

Pada tahun 1953, artikel mengenai pertunangan JFK/Jackie, cover tersebut menampilkan mereka sedang menaiki perahu; pada 24 Agustus 1959 menampilkan ia dalam busana berwarna pink dan mengenakan mutiara; pada 26 Mei 1961 menampilkannya yang mengenakan busana berwarna merah menyala dan topinya yang menjadi trademark topi pillbox; pada bulan September di tahun yang sama, menampilkan restorasi Gedung Putih yang dikerjakannya; pada 6 Desember 1963, sementara menampilkan pemakaman JFK; pada 26 April 1963 issue mengenai masa kecilnya; cover yang menampilkannya di Kamboja pada 17 November 1967; pada 1 November 1968, terdapat judul cover “Pernikahan Jackie” dan artikel yang menampilkan pernikahannya dengan Aristotle Onassis; pada tahun 1972, cerita cover mengenai pertempurannya dengan fotografer yang mengganggu privasinya; pada bulan Juli 1989, perayaan ulang tahunnya yang ke-60; pada Agustus 1999, kali ini ia tampil bersama putrinya.

Jackie memiliki penampilan yang tak tercela, tinggi dan kurus, aristokratik, sikap sopan dan membawa kecantikan baru yang penuh kemudaan ke Gedung Putih. Untuk acara pelantikan pada tahun 1961, ia mempekerjakan designer Oleg Cassini untuk membuat pakaiannya, mengatakan pada Cassini pakaian yang diinginkannya seperti seandainya “Jack adalah Presiden Perancis.” Pakaian-pakaiannya yang glamour mempesonakan seluruh negeri dan menginspirasi penampilan secara keseluruhan, membuatnya sebagai acuan model bagi para wanita Amerika. Para wanita bahkan meniru gaya topinya ketika Jackie secara tak sengaja membuat penyok topi pillboxnya – topi yang sama dengan topi yang secara tak sengaja penyok segera saja menjadi model fashion. Berdasarkan buku Wild Women in the White House, seorang pelayan suatu kali menarik pakaian dalam sexy berwarna hitam dari tempat tidur JFK dan memberikannya kepada Jackie, pikirnya pakaian dalam itu milik Jackie. Jackie memberikan pakaian dalam itu pada Jack disertai sindiran, “Bukan ukuranku.” Buku yang sama juga menyatakan bahwa Jackie mengatakan pada reporter mengenai apa yang ia kenakan “pakaian dalam dari kulit berbulu musang kecil.”

GAYA HIDUP : sebelum menikah dengan JFK, Jackie telah bertunangan dengan seorang broker New York bernama John Houston ketika ia berumur 23 tahun. Namun, sementara ia bertunangan ia bertemu dengan Senator JFK pada suatu acara makan malam sosial di Washington dan mereka berkencan sekali, kemudian ia memutuskan pertunangannya. Ia juga mengubah aliran politiknya, karena sebelumnya ia seorang pengikut partai Republik. Bahkan sebelumnya, pada tahun 1952, JFK memiliki reputasi sebagai pecinta wanita dan seorang playboy, namun ia juga melihat harapan masa depan Partai Demokrat dan karenanya ia memutuskan untuk mendapatkan Jackie. Ia melamarnya sewaktu Jackie berada di London untuk meliput pelantikan Ratu Elizabeth, dan pada 12 September 1953 mereka menikah di gereja Katolik St. Mary’s Roman di Newport, Rhode Island. Acara pernikahan mereka menjadi even sosial tahun itu (social event of the Year), namun yang mengiringinya ke altar untuk diserahkan pada JFK adalah ayah tirinya karena ayah kandungnya tidak diundang, atas permintaan ibunya Jackie. Jackie dan JFK pindah ke rumah di Georgetown pada awal tahun 1954. JFK memiliki sakit punggung yang kronis akibat ia jatuh dari deck kapal PT-109 yang tenggelam pada perang Dunia II, dan ia telah menjalani operasi untuk mencoba menyembuhkan punggungnya namun rasa sakitnya itu tidak pernah hilang. Jackie mengalami keguguran pada tahun 1955 dan mengalami kelahiran mati bayi pada tahun 1956. pada November 1957 ia melahirkan putrinya Caroline. Pada 25 November 1960 ia melahirkan JFK Jr. JFK terus mengalami masalah kesehatan selama masa kepresidenannya, bahkan ia pernah didiagnosa menderita Addison’s Disease (Penyakit Addison), namun hal itu tidak menghalanginya melakukan affair di luar pernikahannya. Di antaranya ia dihubungkan dengan nama-nama seperti Angie Dickinson, Marilyn Monroe, dan Jayne Mansfield. Jackie tidak pernah mengungkapkan rumor tersebut di hadapan publik, ia lebih suka menyimpannya sebagai masalah keluarga, yang ketenangannya membuat penampilannya menjadi menarik, dan hal itu menguntungkan JFK. Orang terdekatnya pernah mengatakan mengenai ketidaksetiaan JFK: “Saya tidak tahu berapa pria yang setia pada istri-istri mereka.” Selama masa ini para agen Secret Service menemukan kemungkinan Jackie melakukan affair dengan Sinatra, meski yang lainnya menyangkal bahwa hal itu pernah terjadi. Frank menemaninya pada pesta pelantikan bulan Januari 1961 yang direncanakannya sebagai perayaan atas kemenangan JFK. Buku Kitty Kelley yang berjudul His Way mengatakan bahwa pada tahun 1961 Jackie membenci Frank dan ia “tidak dapat dicapai” oleh Frank, dan Jackie bahkan bermusuhan dengannya sampai tahun 1970an. Sementara itu, pada Agustus 1963, Jackie melahirkan anak laki-laki lagi, Patrick, tapi anaknya meninggal setelah hidup hanya 39 jam lamanya. Jackie kemudian melakukan pelayaran Mediteranian bersama adiknya untuk memulihkan kesehatannya, dan di sanalah ia bertemu dengan pengusaha kapal yang menarik, Aristotle Onassis, pria terkaya di dunia. Setelah kematian JFK, ia pindah ke New York untuk mendapatkan privacy dan menjauhkan diri dari kenangan di Washington. Di Manhattan ia mencoba untuk membesarkan anak-anaknya dengan cara yang normal, dan dengan perhatian dari media sedikit mungkin, jika memungkinkan. Meski ia ingin low-profile, ia tetap menjadi bahan tulisan dan perbincangan, dan pada pertengahan tahun 1960an dimulailah cerita mengenai kisah asmaranya dengan pengawalnya sewaktu melakukan perjalanan diplomatik ke Asia. Pada tahun 1968 ia mengumumkan rencananya untuk menikah dengan Aristotle Onassis, dan berharap ia dapat memulai hidupnya bukan sebagai istri presiden yang telah meninggal. Mereka menikah pada 20 Oktober 1968 di Skorpios, sebuah pulau di Yunani. Sayangnya, publik mengutuk pernikahan itu, Jackie dianggap menikah dengan Onassis karena kekayaannya, dan Jackie dianggap sebagai penambang emas dan Onassis dianggap menikah dengan Jackie untuk mendapatkan kekuasaan dan gengsi. Pada 23 Januari 1973 anak laki-laki Aristotle, Alexander meninggal dalam kecelakaan pesawat, dan Ari tidak pernah bisa seperti dulu lagi. Ia mabuk-mabukkan, menjadi pemurung, dan pada dasarnya ia telah kehilangan keinginan untuk hidup. Jackie mendapat perlindungan dan menghindari diri dari sorotan, ia melakukan perjalanan dan berpelesir. Pada Maret 1975, Ari meninggal karena pneumonia. Rumor asmara terakhir Jackie bersama pengusaha berlian, Maurice Templeton.

NILAI TAMBAH : Jackie dilahirkan dari pasangan “Black Jack” Bouvier, seorang bankir yang sukses,dan ibunya, Janet Lee, seorang penunggang kuda yang berbakat … latar belakang keluarganya dapat ditelusuri hingga ke aristokrat Perancis … adiknya Lee, yang tumbuh menjadi seorang jet-set Lee Radziwell, dilahirkan empat tahun setelah Jackie… Marie Shriver, yang menikah dengan Arnold Schwarzenegger, merupakan keponakannya … mengengai gelar First Lady, Jackie pernah berkata, “gelar itu terdengar seperti sadel kuda,” dan ia meminta kepada para staffnya untuk tidak memanggilnya dengan sebutan itu … meskipun Jackie seorang perokok, hampir tidak ada fotonya yang menunjukkannya sedang merokok, sesuai dengan permintaannya … setelah kematian JFK, seminggu kemudian Jackie melakukan wawancara dengan majalah Life mengenai tragedi tersebut, dan ia mengatakan bahwa ia sangat menyukai pertunjukan Camelot yang dalam lagunya diingatkan, “jangan lupakan, bahwa pernah ada noda, untuk kebahagiaan yang akan datang setelahnya, yang dikenal sebagai Camelot” … tahun-tahun Jackie dan JFK di Gedung Putih sejak kedatangan mereka dikenal sebagai “era Camelot” atau “tahun-tahun Camelot” … tidak hanya ketertarikannnya di dalam melindungi Gedung Putih, Jackie juga membantu penyelamatan Grand Central Station pada tahun 1978 dengan meminjamkan namanya bagi pengumpulan dana yang akan digunakan untuk merestorasi keindahan terminal menjadi lebih memukau … ia dijadikan cover majalah Vanity Fair dua kali: pertama pada Agustus 1989 dengan coverline “Jackie, Kau Kaya, Kau Sangat Cantik, dan Kini Datang Maurice (Jackie, Yol You’re Rich, You’re Gorgeous, dan Along Came Maurice,”) dan kemudian pada bulan Juli 1994, setelah kematiannya, dengan coverline “Selamanya Jackie (Forever Jackie)” dan juga menyebutnya “Camelot’s Queen” … ia menjadi subyek film dokumenter tahun 1962 yang berjudul Jacqueline Kennedy’s asian Journey, yang menceritakan mengenai perjalanannya ke India dan Pakistan … sebuah film The Greek Tycoon tahun 1978 yang tidak cocok dibuat berdasarkan pada kisah asmaranya dengan Aristotle Onassis, Anthony Quinn memerankan karakter yang mirip dengan Ari bernama Theo dan karakter Jackie, Liz Cassidy, diperankan oleh Jacqueline Bisset …film TV pada tahun 1981 Jacqueline Bouvier Kennedy yang dibintangi oleh Jaclyn Smith dari film “Charlie’s Angels” sebagai Jackie dan James Franciscus sebagai JFK … buku The Kennedy Women (Para Wanita Kennedy) diklaim bahwa foto Jackie tanpa penutup dada yang terkenal sebenarnya dibuat oleh Aristotle Onassis yang marah, mungkin ia marah karena Jackie terus melakukan pesiar dan selalu menjauh dari Onassis … Jackie pernah mengatakan bahwa ia melakukan dialog mengenai interior dengan Abe Lincoln ketika ia duduk dan berkonsentrasi di Ruangan Lincoln (Lincoln Room) di Gedung Putih, “Saya berbicara dengannya, saya benar-benar dapat merasakan kekuatannya, kata Jackie … salah satu rekomendasinya akan dilelang anak-anaknnya yaitu beberapa barang-barang miliknya jika mereka menginginkannya – ketika mereka melakukannya, Sotheby melelang 5500 buah perhiasan, benda seni dan buku-buku dari kediamannya pada tanggal 23-26 April 1996 yang menggambarkan besarnya perhadian dan terjual sebesar $34 juta lebih, yang menakjubkan sebesar $29 juta lebih dari yang diperkirakan … diantaranya terjual 13 pasang pengocok garam dan lada (salt and pepper shakers) seharga $11.500, monogrammed tape terjual seharga $211.000, monogrammed lighter terjual $85.000, tiga untai mutiara faux seharga $211.000, dan berlian pertunangan 40 karat yang didapatnya dari Onassis $2.6 juta … pada Mei 2004 American Ballet Theatre mengumumkan bahwa sekolahnya dinamai Jackie.

“Saya telah banyak melewati dan mengalami penderitaan. Tapi saya juga mengalami banyak momen yang menggembirakan. Setiap momen kehidupan berbeda dengan yang lain. Saat yang baik, saat yang buruk, saat yang berat, kegembiraan, tragedi, cinta, dan kebahagiaan semuanya terjalin menjadi satu, menggambarkan keseluruhan yang disebut kehidupan. Anda tidak dapat memisahkan yang baik dari yang buruk. Dan mungkin tidak ada yang perlu dilakukan, juga.” Jacqueline Kennedy Onassis, 1994.

Ia merupakan salah satu wanita yang paling berpengaruh di abad 20 dan menginsprasi semua orang di seluruh dunia. Aristokrat dan agung, banyak dipuja karena gayanya, ketegaran dan kekuatannya dalam menghadapi kesengsaraan. Ia merupakan model seorang yang keibuan, bebas dan cantik.

Ia dilahirkan dengan nama Jacqueline “Jackie” Lee Bouvier, putri dari John “Black Jack” Vernon Bouvier III dan istrinya, Janet Lee. Tahun-tahun awalnya terbagi di antara New York City dan East Hampton, Long Island, dimana ia belajar menunggang kuda hampir bersamaan dengan ia dapat berjalan. Ia mendapatkan pendidikan di sekolah private terbaik; ia menulis puisi dan cerita, menggambar ilustrasi bagi karya-karyanya, dan belajar ballet. Pada umur 7 tahun, dunia masa kecilnya yang naïf berakhir dengan pahitnya perceraian orang tuanya. Terbagi antara cintanya pada ayah yang dipujanya dan kesetiaannya pada ibunya, Jackie berusaha mengembangkan kekuatan emosional yang kemudian membantunya pada tahun-tahun berikutnya. Lewat sejumlah catatan, ia sangat merindukan ayahnya, dan baik ia dan adiknya, Lee merasa menderita karena terpisah dari ayahnya sampai sidang perceraian berakhir pada tahun 1940. Pada 1942, Janet menikah dengan Hugh D. Auchincloss. Jr, seorang pialang saham yang kaya raya. Jackie menghabiskan waktunya di perumahan mewah milik Auchincloss, di Merrywood, dekat Washington. D.C, dan pertanian Hammersmith di Newport, Rhode Island.

Pada usia 17 tahun, tahun 1947, kolumnis majalah gossip Hearst, Igor Cassini menyebut Jacqueline sebagai “Debutan tahun ini (Debutante of the Year)”. Ia menggambarkan Jackie sebagai “bangsawan berambut coklat, yang memiliki penampilan klasik dan seperti porselen Dresden yang cantik.” Kesuksesan kehidupan sosialnya tidak membuatnya menghentikan pendidikannya. Ia belajar selama 2 tahun di Vassar College, menghabiskan tahun juniornya di luar negeri di Sorbone, Paris, dan tahun seniornya di George Washington University di Washington, D.C., dimana ia lulus dengan nilai tinggi di bidang literatur Perancis.
Ia menghargai “guru-guru yang hebat” yang ditemuinya di “tempat yang paling menarik bagiku” – yaitu literature dan seni, Shakespeare dan puisi.” Pada musim panas tahun 1951, Jackie memenangkan kontes menulis Vogue’s Prix de Paris, dengan tema “Orang-Orang Yang Ingin Saya Kenal.” Ia memilih Sergei Diaghilev, Charles Baudelaire, dan Oscar Wilde. Pada kontes penulisan essay – yang juga meminta ia menulis mengenai dirinya sendiri – Jackie menulis mengenai yang dipelajarinya saat di Eropa. Ia menulis “Saya belajar untuk tidak merasa malu terhadap rasa lapar saya akan pengetahuan, sesuatu yang selalu kucoba untuk menyembunyikannya.”

Pada 1951, setelah kuliah, Jackie bekerja di Washington Times-Herald sebagai “fotografer (Camera Girl) bayaran.” Pekerjaan yang menimbulkan pertanyaan menarik yang ditanyakan orang-orang yang ditemuinya di Washington D.C. dan sekitarnya. Pertanyaan-pertanyaan dan jawaban-jawaban yang sama menariknya muncul pada sesi pemotretan saat wawancara. Salah satu subyeknya adalah senator muda dari Massachusetts, John F. Kennedy, seorang bujangan yang paling memenuhi syarat di ibukota. Ia pertama kali bertemu dengan John F. Kennedy pada suatu jamuan makan malam di Washington, pada bulan Mei 1951. Ia kemudian bertunangan dengan pria lain, yang bernama John Husted, pada bulan Desember 1951. Namun, ketika Jackie dan JFK bertemu kembali, mereka mulai berkencan, dan Jackie memutuskan pertunangannya dengan Husted pada bulan Maret 1952.

Bagi Jack Kennedy, Jackie memiliki aura tersendiri. Seorang yang cerdas dan cantik, memiliki keanggunan, kemampuan yang cerdas dalam memainkan kedudukan dan prestisenya. Jack bangga pada kepandaian dan pengetahuan Jackie yang dalam atas sejarah dan seni. Jack mengenalkan Jackie kepada keluarga Kennedy pada musim panas tahun 1952 di kediaman keluarga di Hyannis, Cape Cod. Para gadis keluarga Kennedy berpikir bahwa Jackie berada di udara; Jackie berpikir mereka merupakan sekelompok borjuis. Duta Besar Joseph Kennedy, yang merupakan kepala keluarga Kennedy, merasa terkesan pada Jackie. Ia mengatakan “Seorang politikus harus memiliki seorang istri, dan seorang politikus Katolik harus memiliki seorang istri yang beragama Katolik. Dan ia haruslah seorang yang memiliki kelas. Jackie lebih berkelas dari semua gadis yang pernah kita lihat di sekitar sini.” Pada tanggal 24 Juni 1953, pertunangan mereka diumumkan secara resmi. Pada pesta pertunangan di Hyannisport Golf Club, Jack menyelipkan sepasang emerald dan berlian yang berbentuk segi empat ke jari Jackie.

Jacqueline Lee Bouvier dan John Fitzgerald Kennedy bersatu dalam pernikahan di hadapan 750 orang undangan pada tanggal 12 September 1953, di gereja Katolik Roma St. Mary, Rhode Island. Uskup Agung Boston, Kardinal Cushing, memimpin upacara Pernikahan yang dibantu oleh empat orang pastor. Kakak laki-laki mempelai pria, Bobby Kennedy sebagai pendamping mempelai pria, dan adik perempuan Jackie, Lee menjadi pengiring utama. Setelah mereka meninggalkan gereja, sekitar 3000 orang penonton mencoba untuk melihat pasangan mempelai pria yang berusia 36 tahun dan mempelai wanitanya yang berusia 24 tahun.
Media menyebut kejadian itu sebagai “Pernikahan tahun ini (The Wedding of the Year).” Resepsi diadakan di pertanian Hammesmith dan dihadiri oleh 1300 orang tamu. Mereka menghabiskan malam pengantin di Waldorf-Astoria di New York, kemudian terbang ke Acapulco untuk bulan madu mereka. Selama di sana mereka tinggal di Villa milik Don Miguel Aleman, Presiden Mexico.

Dengan pernikahannya, Jackie harus membiasakan diri dengan tugas barunya sebagai seorang istri tokoh politik yang paling energik di seluruh negeri. Penampilan publiknya sangat sukses, namun sangat terbatas jumlahnya. Meskipun ia mencintai suaminya, butuh waktu bagi Jackie untuk terbiasa dengan kehidupan politik yang kaku dan ia perlahan-lahan berkembang menuju perannya sebagai seorang istri politikus yang ideal. ia membantu dalam pidato-pidato Jack dan mengatur pakaian yang dikenakan oleh Jack. Ia berada di gedung Senat ketika Jack memberikan pidato yang penting, menghadiri perkumpulan dan resepsi politik, pesta cocktail dan jamuan makan siang, dan bergabung di komite Palang Merah Senat dan bergabung di kelompok budaya para istri anggota Senat.

Pada musim gugur 1955, Jack dan Jackie mulai mantap. Mereka mendapat rumah di daerah Kennedy, dan mereka membeli Hickory Hill, sebuah mansion bergaya Georgia dengan tembok putih di Virginia, 2 mil dari Merrywood. Setahun kemudian Jackie hamil dan Jack bersiap untuk mengikuti Konvensi Nasional Partai Demokrat dimana ia sebagai kandidat kuda hitam untuk pemilihan Wakil Presiden, namun ia kalah dari Estes Kefauver. Tak lama setelah konvensi, bayi Jackie mengalami kelahiran mati. Mereka kemudian menjual Hickory Hill kepada Bobby Kennedy karena kamar anak yang mengingatkan Jackie akan kehilangan bayinya. Jack membeli rumah di N Street di Georgetown dan memberikan kekuasaan penuh pada Jackie untuk mendekorasinya.

Meskipun kecewa atas kelahiran mati anaknya, Jackie tetap memutuskan untuk memiliki anak. Pada 27 November 1957, Jackie melahirkan di rumah sakit New York seorang bayi perempuan yang sehat. Lewat operasi cesar lahirlah Caroline Bouvier Kennedy dengan berat 7 pon, 2 ons. Sang ayah yang bangga mengatakan bayinya tampak “kuat seperti petinju sumo.” Dengan kelahiran Caroline, Jackie akhirnya mulai menyadari hasratnya terhadap kehidupan rumah tangga yang stabil bagi suami dan bayinya.

Pada tahun 1960, Jack Kennedy memulai kampanyenya untuk pemilihan Presiden Amerika Serikat. Jackie bergabung dengan Jack pada kampanye-kampanye awalnya, sampai Jackie hamil lagi. Jackie berbicara dengan bahasa Spanyol di New York, dengan bahasa Perancis di Eau Clair, pada orang-orang Italia di Syracuse, dan bahkan dengan bahasa Polandia yang sedikit dikuasainya di Milwaukee. Ia merekam wawancara dan pesan-pesan kampanye dalam berbagai bahasa asing untuk radio dan televisi. Ia mengadakan jamuan makan siang di rumah mereka di Georgetown, dan berbicara pada para pembeli di supermarket. Ia dan Jack menjelajahi seluruh negeri bersama Caroline, dengan menggunakan pesawat bermesin ganda. Selama saat itu ia masih dapat melakukan perjalanan meski ia sedang mengandung, Ia menulis kolom di koran secara teratur dengan judul “Kampanye Seorang Istri.” Jackie memainkan peranan yang penting dalam kampanye Jack untuk menjadi Presiden dan di manapun Jackie berada ia dicintai oleh orang banyak.

Pada tanggal 25 November 1960, tak lama setelah terpilihnya Jack, Jackie melahirkan anak ketiga mereka, John F. Kennedy Jr. Dengan acara pelantikan di bulan Januari dan kelahiran John Jr., banyak yang harus dipersiapkan oleh Jackie. Ketika wartawan menanyakannya mengenai kelonggaran yang akan dibuatnya dalam perannya yang baru sebagai First Lady, Jackie berkata dengan menyindir, “saya akan mengenakan topi.” Ia menyadari terhadap para First Lady yang terdahulu, Eleanor Roosevelt, Bess Truman, dan Mamie Eisenhower, publik sangat kelaparan terhadap gaya mode First Lady. Ia menunjuk Oleg Cassini sebagai designer resminya, yang pertama kali terjadi dalam sejarah. Ia juga harus memikirkan kehidupan di Gedung Putih dan sebelum acara pelantikan, Mrs. Eisenhower memberinya private tour di Gedung Putih. Ia tidak terkesan dengan apa yang dilihatnya. Ia melihat tempat yang dingin dan kaku dan mendapati ruangan dengan furniture reproduksi yang menjijikkan. Ia mengeluh pada sahabatnya, Letitia Baldridge mengenai Kediaman Utama (First Residence) yang terlihat seperti “sebuah hotel yang didekorasi dengan furniture dari toko obral yang dibeli pada obral Januari (sisa-sia barang-barang yang diobral setelah Natal).”

Dengan kapasitas Jackie sebagai First Lady, salah satu prioritas utamanya adalah merestorasi Gedung Putih. Untuk melanjutkan pemeliharaan Gedung Putih atas pergantian administrasi, ia mendirikan White House Historical Association dan mulai mempublikasikan buku panduan pada tahun 1961. ia juga memiliki ketertarikan di bidang seni yang menginspirasikan perhatian pada kebudayaan yang tidak pernah ada sebelumya pada tingkat nasional. Jackie ingin Gedung Putih menjadi representasi terbaik mengenai Amerika. Ia membuat hiburan di Gedung Putih yang terdiri dari drama Shakespeare, balet klasik, dan vokal kontemporer. Penunjukan koki Perancis, Rene Verdon pada musim semi 1961 membawa era baru haute cuisine, cita rasa masakan restoran internasional. Ia yakin bahwa Gedung Putih merupakan lambang negara dan harus menginspirasikan orang-orang dan membuat rakyat Amerika bangga pada pusaka mereka.

Jackie juga merupakan orang yang galak dalam melindungi anak-anaknya dari pandangan publik. Ia benci melihat mereka digunakan untuk kepentingan publisitas. Setiap kali ia melihat foto anak-anaknya, yang tidak memiliki ijinnya, ia akan mengajukan pengaduan ke Sekretaris Media (Press Secretary), Pierre Salinger. Peperangannya dengan media tidak pernah berakhir. Ia memerintahakan menanam sejenis tumbuhan yang bernama rhododendrons demi melindungi tempat bermain Caroline dari lensa kamera. Ia menginstruksikan Secret Service untuk menyita film dari para fotografer yang mengambil gambar tanpa ijin. Suatu kali ketika ia ditanya oleh seorang jurnalis mengenai apa yang suka dimakan anjing gembala Jerman miliknya, ia menjawab, “Wartawan.”

Seperti yang digambarkan oleh seluruh dunia, penembakan John F. Kennedy telah mengubah kehidupan. Pada tanggal 22 November 1963, di Dallas, Texas, Jackie duduk di samping Jack pada iring-iringan mobil presiden ketika peluru penembak merenggut hidup sang presiden. Dalam keramaian yang mengelilingi kematian presiden, Jakie merupakan pilar kekuatan tidak hanya bagi keluarganya dan teman-temannya namun juga bagi seluruh negeri. Dengan ketabahannya, ia mengajarkan dunia untuk berkabung.

Dari poin itu, tampak publik tidak akan pernah memberikannya privasi seperti yang didambakan bagi dirinya dan anak-anaknya. Pada tahun 1964, ia pindah ke New York untuk melarikan diri dari kenangan di Washington. New York pada akhirnya menawarkan tingkat keadaan tanpa nama. Tak lama setelah penembakan iparnya, Bobby Kennedy, pada tahun 1968, ia menikah dengan pengusaha Yunani yang kaya raya, Aristotle Onassis. Pernikahan mereka bertahan sampai kematian Onassis di tahun 1975. Sementara di New York, Jackie meminjamkan namanya untuk menyelamatkan Grand Central Station dan mencegah pembangunan gedung Columbus Circle yang akan menjadi gedung tertinggi di dunia. pada tahun 1975, ia mulai bekerja sebagai editor di Viking Press. Ia bekerja disana sampai tahun 1977 ketika ia mengundurkan diri karena kontroversi sekitar buku yang menggambarkan Ted Kennedy sebagai fokus plot penembakan. Dari tahun 1978 sampai 1994, Jackie bekerja di Doubleday sebagai editor khusus buku-buku non fiksi.

Pada tanggal 19 Mei 1994, Jacqueline Bouvier Kennedy Onassis kalah dari non-Hodgkin lymphoma. Kemadiannya menyebabkan kesedihan atas jutaan orang, tidak hanya di Amerika, tapi juga di seluruh dunia. Jackie sendiri merupakan contoh atas prestasi-prestasinya. Namun, kita mengenang dan memujanya dalam seluruh perannya – sebagai seorang wanita muda yang memiliki hasrat yang sangat besar terhadap pengetahuan, istri dan ibu yang dicintai, First Lady, pemelihara, dan editor yang disegani. Pada tiap pekerjaan, ia membawa campuran antara karakteristik dan gayanya juga ketetapan hati. Di atas segalanya, ia akan dikenang karena hidupnya dengan kekuatan, respek, dan martabat – hal ini menunjukkan peninggalan Jackie yang abadi.

Pada pemakamannya, putranya menggambarkan tiga hal yang berkaitan dengannya: “pecinta kata-kata, pengikat rumah dan keluarga, dan berjiwa petualang.”



Wasiat Jacqueline Kennedy Onassis

Sebagai first lady, Jackie merencanakan restorasi Gedung Putih dan mendesak Kongres untuk menyatakannya sebagai museum nasional. Benda seni dan barang-barang pribadi miliknya yang dikumpulkan mencapai nilai yang sangat besar dalam tahun-tahun belakangan ini pada acara pelelangan benda-benda milik selebriti.

1. JACQUELINE K. ONASSIS, warga kota dan daerah bagian New York, membuat, mempublikasikan dan menyatakan ini sebagai Permintaan Akhir dan Wasiat, dengan ini menarik kembali seluruh wasiat dan ketentuan tambahan yang dibuat oleh saya pada waktu sebelumnya.

PERTAMA : A. Saya memberikan dan mewariskan pada teman saya RACHEL (BUNNY) L. MELLON, jika ia masih hidup setelah kematian saya, sebagai apresiasi atas rancangan Rose Garden yang dibuatnya di White House, maka miniatur India “Lovers watching rain clouds” Kangra yang dibuat sekitar tahun 1780 milik saya, jika masih menjadi milik saya pada saat kematian saya, dan miniatur India berukuran besar dengan bingkai giltwood “Taman Istana Rajh,” pemandangan panorama taman berdinding bunga berwarna pink yang bermekaran dan bunga-bunga berwarna jingga, dengan Rajh yang sedang dihibur dalam paviliun oleh para musikus dan penari, jika masih dimiliki oleh saya pada saat kematian saya.

B. Saya memberikan dan mewariskan pada teman saya MAURICE TEMPELSMAN, jika ia masih hidup setelah kematian saya, patung kepala seorang wanita Yunani yang terbuat dari batu pualam putih, jika benda tersebut masih dimiliki oleh saya pada saat kematian saya.

C. Saya memberikan dan mewariskan pada teman saya ALEXANDER D. FORGER, jika ia masih hidup setelah kematian saya, salinan pidato pelantikan John F. Kennedy yang ditanda tangani oleh Robert Frost, jika benda tersebut masih dimiliki oleh saya pada saat kematian saya.

D. Kecuali yang telah disebutkan diatas yang telah diwariskan, saya memberikan dan mewariskan seluruh benda-benda pribadi saya, termasuk, tanpa batas, koleksi surat-surat, catatan-catatan dan dokumen-dokumen, benda-benda pribadi saya, furniture, perabotan, permadani, lukisan-lukisan, buku-buku, perak, piringan, linen, keramik Cina, barang pecah belah, benda-benda seni, pakaian, perhiasan, mobil-mobil dan aksesorisnya, dan semua perlengkapan rumah lainnya yang dimiliki oleh saya pada saat kematian saya kepada anak-anak saya yang masih hidup setelah kematian saya, untuk dibagikan di antara mereka oleh Executor saya, sebagai pelaksana tunggal dan memiliki keleluasaan yang absolut, dengan porsi yang sama rata yang dalam pelaksanaannya menghargai hak dan pilihan pribadi yang dibuat oleh anak-anak saya.

Saya memberi kuasa dan wewenang pada anak-anak saya, dalam waktu sembilan (9) bulan setelah tanggal kematian saya, untuk melepaskan dan menolak semua kepentingan dalam sebagian atau seluruh benda-benda pribadi milik saya yang telah saya wariskan pada mereka sesuai dengan Paragraf D Artikel PERTAMA. Setiap penolak sebaiknya disampaikan dalam bentuk tertulis, untuk diambil tindakan sebagaimana mestinya dan diarsipkan dalam pengadilan di mana Wasiat ini diakui untuk disahkan.

E. Barang-barang pribadi milik saya yang ditolak oleh anak-anak saya sebaiknya diberikan kepada berikut ini:

1. Saya memberikan dan mewariskan beberapa barang milik pribadi saya dan yang berhubungan dengan kehidupan dan pekerjaan almarhum suami saya, John F. Kennedy, kepada JOHN FITZGERALD KENNEDY LIBRARY INCORPORATED, Boston, Massachusetts, atau jika perpustakaan tidak memiliki kualifikasi sebagai ahli waris, seperti yang digambarkan dalam Paragraf A Artikel KEDUA, pada saat kematian saya, kepada satu atau lebih yang memiliki kualifikasi sebagai ahli waris yang akan dipilih oleh Executor saya, sebagai pelaksanaan tunggal dan memiliki keleluasaan yang absolut.

2. Saya memerintahkan sisa barang-barang pribadi saya sebaiknya dijual dan hasil bersih penjualan harus ditambahkan pada peninggalan tanah milik saya, yang setelahnya harus dijaga, dikelola dan diberikan sebagai bagian dari padanya.

F. Saya memberikan dan mewariskan seluruh hak cipta yang menjadi milik saya pada saat kematian saya atas catatan-catatan pribadi saya, surat-surat atau tulisan-tulisan saya yang lain, termasuk semua royalti atau hak cipta lainnya atas karya-karya tersebut, kepada anak-anak saya yang masih hidup setelah kematian saya, dalam pembagian yang sama rata. Saya meminta, tapi tidak memerintahkan, agar anak-anak saya menghargai permintaan saya atas privasi dengan menghargai catatan, surat-surat dan tulisan-tulisan dan segala hal yang berhubungan dengan permintaan tersebut, untuk melakukan tindakan penjagaan yaitu menjamin untuk melindungi karya-karya saya tersebut dalam bentuk display, publikasi atau distribusi, atas seluruhnya atau sebagian, dari surat-surat, catatan-catatan dan tulisan-tulisan tersebut.

KEDUA : A. Saya tidak memiliki ketentuan dalam Wasiat saya ini untuk adik saya, Lee B. Radziwill, yang sangat saya sayangi, karena saya telah memberikan padanya selama saya masih hidup. Namun, saya memberikan pada anak-anaknya, dengan ini, saya memerintahkan Executor saya untuk memberikan senilai Lima Ratus Ribu Dolar ($500.000) pada setiap anak-anak adik saya, Lee B. Radziwill yang masih hidup setelah kematian saya, dan saya memberikan dan mewariskan kepada Badan Perwalian yang di sini bernama, IN TRUST, NAMUN, untuk menjaga, dan untuk mengelola, menginvestasikan dan menginvestasikan kembali, untuk mengumpulkan pendapatan dari itu dan menyerahkan pendapatan bersih dan uang pokok kepada pengguna dan subyek-subyek berikut ini menurut syarat dan kondisi berikut:

1. Pembayaran Nilai Tunjangan. Perwalian harus mengatur dan mengelola properti perwalian untuk jangka waktu (“jangka waktu perwalian”) yang sebaiknya dimulai dengan tanggal kematian saya dan diakhiri pada hari jadi ke sepuluh (10) setelahnya. Pada setiap akhir tahun pajak perwalian selama jangka waktu perwalian (yang lain dari tahun singkat pajak menurut ketentuan-ketentuan spesifik yang dibuat), Badan Perwalian harus membayar pada beberapa organisasi atau organisasi-organisasi, yang dipilih oleh Badan Perwalian, dalam pelaksanaan tunggal dan memiliki keleluasaan yang tak terbatas, dan hanya – untuk beberapa organisasi atau organisasi-organisasi yang digambarkan di dalamnya dan sesuai dengan ketentuan antara bab 170(c) dan 2055(a) Undang-Undang Pajak 1986, seperti yang diamandemen (dalam hal ini beberapa kali tertuju pada “Undang-undang”), pada waktu pembayaran atau pembayaran-pembayaran kepada organisasi atau organisasi-organisasi yang mungkin (organisasi atau organisasi-organisasi yang dalam hal ini berhubungan secara kolektif sebagai “ahli waris yang memenuhi kualifikasi”) dalam jumlah atau proporsi, yang sebanding atau tidak sebanding, sebagai Perwalian, yang merupakan pelaksana tunggal dan memiliki keleluasaan yang absolut, sebaiknya menetapkan, jumlah atau sejumlah yang semestinya, dalamnilai agregat, masing-masing 10 persen (10%) jumlah bersih fair market pertama aset perwalian sebagai ketetapan final atas ketentuan pajak federal. Beberapa nilai agregat dalam hal ini akan berhubungan sebaga “nilai tunjangan.” Nilai tunjangan harus dibayarkan terlebih dahulu dari pendapatan pajak perwalian yang biasa (termasuk pertambahan modal jangka pendek) yang berhubungan dengan pendapatan bisnis dan, untuk taraf yang tidak menggembirakan, jumlah tunjangan harus dibayarkan dari pertambahan modal jangka panjang, tidak berhubungan dengan pendapatan bisnis, kecuali pendapatan pajak dan nilai akhir uang pokok perwalian, dalam pelaksanaan tersebut. Pada tahun pajak perwalian yang pendapatan bersihnya melebihi jumlah tunjangan, kelebihan tersebut, pada akhir tahun pajak, harus ditambahkan ke uang pokok perwalian dan setelah itu harus disimpan, dikekola dan dibagikan sebagai bagian dari padanya. Nilai bersih pertama aset fair market harus terdiri dari perwalian, dan oleh karena itu jumlah tunjangan, ditetapkan secara benar, kemudian dalam periode yang masuk akal setelah nilai aset-aset akhirnya ditetapkan untuk pajak federal, seandainya terjadi undervaluation, atau seandainya terjadi overvaluation, harus diterima dari para ahli waris untuk memenuhi nilai bagi pembayaran perwalian, dalam proporsi pembayaran yang dibuat oleh masing-masing, nilai rata-rata agregat hingga nilai yang berbeda antara pembayaran jumlah tunjangan yang semestinya dibayarkan dan jumlah pembayaran yang telah dibayarkan selama tahun pajak.


2. Pendistribusian pada Akhir Masa Perwalian. Sesuai eksplorasi syarat perwalian, perwalian dibuat menurut Pragraf A harus diakhiri, dan Badan Perwalian sebaiknya dipindahkan, disampaikan dan dibayarkan dari aset perwalian, sebagaimana mereka kemudian diberi kuasa (yang lain daripada nilai hak atas para ahli waris yang memenuhi kualifikasi), kepada keturunan adik saya, Lee B. Radziwill yang masih hidup, masing-masing menurut garisnya.

3. Pembagian Rata Nilai Tunjangan. Untuk menetapkan nilai pembayaran agregat yang tepat dari perwalian untuk para ahli waris yang memenuhi kualifikasi dalam tahun pajak singkat dari keberadaan perwalian, Badan Perwalian harus membagi rata nilai tunjangan berdasarkan basis harian, sesuai dengan ketetapan Dept. Keuangan Sect. 1.664-2.

4. Pengangguhan Ketetapan. Obligasi untuk membayar nilai tunjangan kepada para ahli waris yang memenuhi kualifikasi harus dimulai dari tanggal kematian saya, namun pembayaran nilai tunjangan boleh ditunda dari tanggal kematian saya sampai ahkir tahun pajak perwalian dimana terjadi dana perwalian yang lengkap. Dalam waktu yang dapat diterima setelah akhir tahun pajak dimana dana perwalian yang lengkap terjadi, Badan Perwalian harus membayarkan kepada para ahli waris yang memenuhi kualifikasi, jika terdapat underpayment, atau harus menerima dari para ahli waris yang memenuhi kualifikasi, jika terjadi overpayment, dalam proporsi untuk membayaran yang dibuat pada masing-masing, berbeda antara: (1) nilai tunjangan yang dibayarkan, ditambah bunga, penggandaan tiap tahun, dihitung dari periode pada tingkat bunga berdasarkan Regulasi Keuangan di bawah ketentuan Undang-Undang bab 664 bagi perwalian untuk dihitung selama beberapa waktu, dan (2) nilai tunjangan yang harus dibayarkan, ditambah bunga, penggandaan tahunan, dihitung dari periode pada tingkat bunga berdasarkan Regulasi Keuangan dibawah ketentuan Undang-Undang bab 664 atas perwalian untuk dihitung dari beberapa periode.

5. Penambahan Sumbangan. Tidak ada penambahan sumbangan yang harus dibuat bagi perwalian setelah kontribusi awal yang sebaiknya terdiri atas seluruh properti yang diberikan pada perwalian karena alasan kematian saya.

6. Pelarangan Transaksi. Meskipun ada ketetapan-ketetapan lain dalam Wasiat saya ini, selama masa perwalian, Badan Perwalian dengan jelas dilarang (a) dari menggunakan dalam tindakan melakukan self-dealing apapun sebagaimana dijelaskan dalam bab 4941(d) Undang-Undang, (b) dari menguasai saham-saham bisnis apapun sebagaimana yang dijelaskan dalam bab 4943 Undang-Undang, (c) dari melakukan penanaman modal apapun yang akan menjadikan perwalian sebagai subyek pajak menurut bab 4944 Undang-Undang, dan (d) dari melakukan pengeluaran pajak apapun sebagaimana dijelaskan dalam bab 4945(d) Undang-Undang. Badan perwalian harus membuat pendistribusian pada saat dan dalam sikap yang tidak menjadikan perwalian sebagai subyek pajak sesuai Undang-Undang bab 4942.

7. Tahun Pajak; Referensi Undang-Undang. Sebagaimana yang disebutkan dalam Paragraf A, istilah “tahun pajak” perwalian artinya kalender tahunan dan istilah “nilai bersih pertama fair market” aset-aset perwalian artinya nilai bersih pertama fair market aset-aset sebagai terminologi yang dimaksud dalam Bab 664(d)(1) Undang-Undang. Seluruh referensidari bab-bab Undang-Undang dan regulasi-regulasi dan peraturan-peraturan yang disebutkan dalam Paragraf A harus dianggap termasuk amandemen masa depan atas bab-bab, regulasi-regulasi dan peraturan-peraturan seperti ketentuan a6 hukum-hukum Perpajakan yang akan datang, regulasi-regulasi dan peraturan-peraturan.

8. Insentif. Ini adalah insentif saya untuk memastikan bunga uang yang diberikan pada para ahli waris yang memenuhi kualifikasi lewat Paragraf A ini sudah dikurangi dari pendapatan dan pajak tanah milik di bawah ketentuan-ketentuan Undang-Undang. Lebih jauh, saya bermaksud membayarkan pendapatan kotor yang dibuat oleh Badan Perwalian kepada para ahli waris yang memenuhi kualifikasi sebagai potongan pajak pendapatan warisan. Berdasarkan itu, saya memerintahkan semua ketentuan Paragraf A dan surat Wasiat saya ini harus diuraikan untuk mengefektifkan insentif ini, semua ketentuan-ketentuan Paragraf A tersebut dan Surat Wasiat saya ini harus di uraikan, dan dikelola perwalian, utamanya konsisten dalam menyikapi bab 170(c), 642(c), dan 2055 Undang-Undang, dan dengan regulasi-regulasi dan peraturan-peraturan yang harus diumumkan secara resmi dari waktu ke waktu dengan respek terhadap pewalian membuat bunga waris, tidak ada kekuasaan yang diberikan pada Badan Perwalian melalui surat Wasiat saya ini dalam melaksanakan hal seperti mendiskualifikasi perwalian atas beberapa pengambilan keputusan dan secara khusus, namun tanpa batas yang terdahulu, tidak ada dalam surat Wasiat saya ini yang diuraikan untuk melarang Badan Perwalian dari menginvestasikan aset-aset perwalian dalam cara yang dapat dihasilkan dalam realisasi tahunan nilai pendapatan yang masuk akal atau peningkatan dari penjualan atau pengaturan aset-aset perwalian. Dengan ini saya melarang para Pelaksana Wasiat saya dan Badan Perwalian atas semua kekuasaan administrasi yang diperlukan untuk melaksanakan dalam kerelaan dengan syarat-syarat Undang-Undang, sebagai dampak pada waktu kematian saya dan dari waktu ke waktu setelahnya, sehingga diberikan bunga uang yang berkualifikasi kepada para ahli waris atas tanah milik dan ptongan-potongan pendapatan pajak warisan. Setiap ketupusan Wasiat saya ini harus berkesinambungan atau tidak bertentangan dengan bab-bab Undang-Undang dan regulasi-regulasi dan peraturan-peraturan pemerintah mengenai warisan memimpin perwalian sebagai dampak dari waktu ke waktu, kemudian beberapa bab, regulasi dan peraturan dipertimbangkan untuk mengesampingkan dan menolak ketetapan-ketetapan yang tidak konsisten dan bertentangan. Jika beberapa bab, regulasi dan peraturan pada setiap saat mewajibkan instrumen-instrumen penciptaan warisan memimpin perwalian berisi ketetapan-ketetapan yang tidak ditampilkan dalam wasiat saya ini, kemudian beberapa ketetapan harus digabungkan lewat referensi dan dianggap menjadi bagian Wasiat saya ini menjadi tingkat yang sama seperti yang ditampilkan mereka di dalam ini.

9. Pembatasan kekuatan Amandemen Badan Perwalian. Badan Perwalian memiliki kekuasaan, bertindak sendiri, untuk mengamandemen ketetapan pemerintah perwalian ini terdapat dalam Wasiat saya ini dalam setiap cara yang diperlukan untuk permintaan tunggal dalam menjamin perwalian yang berkualifikasi dan berlanjut menjadi berkualitas sebagai pewaris yang memimpin tunjangan perwalian.

B. Saya memberikan dan mewariskan senilai Dua Ratus Lima Puluh Libu Dolar ($250.000) pada setiap anak saya yang masih hidup setelah kematian saya.

C. Saya memberikan dan mewariskan kepada NANCY L. TUCKERMAN, jika ia masih hidup setelah kematian saya, sejumlah Dua Ratus Lima Puluh Ribu Dolar ($250.000).

D. Saya memberikan dan mewariskan kepada MARTA SQUBIN, jika ia masih hidup setelah kematian saya, senilai Seratus Dua Puluh Lima Ribu Dolar ($125.000).

E. Saya memberikan dan mewariskan kepada keponakan saya ALEXANDRA RUTHERFURD, jika ia masih hidup setelah kematian saya, sejumlah Seratus Ribu Dolar ($100.000).

F. Saya memberikan dan mewariskan kepada PROVIDENCIA PAREDES, jika ia masih hidup setelah kematian saya, sejumlah Lima Puluh Ribu Dolar ($50.000).

G. Saya memberikan dan mewariskan kepada LEE NASSO, jika ia masih hidup setelah kematian saya, sejumlah Dua Puluh Lima Ribu Dolar ($25.000).

H. Saya memberikan dan mewariskan kepada MARIE AMARAL, jika ia masih hidup setelah kematian saya, sejumlah Dua Puluh Lima Ribu Dolar ($25.000).

I. Saya memberikan dan mewariskan kepada EFIGENIO PINHEIRO, jika ia masih hidup setelah kematian saya, sejumlah Dua Puluh Lima Ribu Dolar ($25.000).


KETIGA : A. Saya memberikan dan merencanakan setiap dan seluruh yang dimiliki oleh saya pada saat kematian saya dalam bentuk properti yang berlokasi di City of Newport, State of Rhode Island, yang saya warisi dari ibu saya, Janet Lee Auchinclosss, dan yang dikenal sebagai “Pertanian Hammersmith,” termasuk seluruh bangunan di sana dan seluruh hak cipta dan perlengkapan di dalamnya dan seluruh polis asuransi yang berhubungan dengan itu pada HUGH D. AUCHINCLOSS. Jr., jika ia masih hidup setelah kematian saya, atau, jika ia sudah meninggal setelah kematian saya, kepada anak-anaknya yang masih hidup setelah kematian saya, dalam pembagian yang sama rata seperti penyewa yang setara.

B. Saya memberikan dan merencanakan seluruh properti yang dimiliki oleh saya pada saat kematian saya dan berlokasi di Town of Gay and Chilmark, Martha’s Vineyard, Massachusetts, termasuk semua bangunan di sana dan seluruh hak cipta dan perlengkapan yang terdapat di dalamnya dan semua polis asuransi yang berhubungan dengannya, pada anak-anak saya yang masih hidup setelah kematian saya, dalam pembagian yang sama rata seperti penyewa yang setara, atau, jika hanya salah satu dari anak saya yang masih hidup setelah kematian saya, pada siapapun yang masih hidup, atau, jika tidak ada satupun anak saya yang masih hidup setelah kematian saya, saya memberikan kuasa, tapi tidak memerintahkan, pada pelaksana wasiat saya untuk menjual beberapa harta benda yang tidak bergerak dan saya memerintahkan bahwa hasil bersih penjualan digabungkan bersama dengan beberapa harta benda yang tidak dijual dan ditambahkan pada peninggalan tanah milik saya untuk dipelihara, dikelola dan dibagikan sebagai bagian dari padanya.

Saya memberi kuasa dan wewenang pada anak-anak saya, dalam waktu sembilan (9) bulan dari tanggal kematian saya, untuk mengumumkan dan menolak seluruh kepemilikan dalam sebagian atau seluruhnya dari harta benda yang ditentukan atas mereka menurut Paragraf B Artikel KETIGA ini. Setiap penolak harus menyampaikan dalam bentuk tertulis, untuk diambil tindakan sebagaimana mestinya dan diarsipkan dalam pengadilan dimana Wasiat ini disahkan.

Saya memerintahkan barang-barang tak bergerak di Martha’s Vineyard, Massachusetts yang ditolak oleh anak-anak saya untuk dijual, dan hasil bersih dari penjualan harus ditambahkan pada peninggalan tanah milik saya, untuk kemudian dipelihara, dikelola dan dibagikan sebagai bagian dari padanya.

C. Selain yang secara efektif di rencanakan sebelumnya, ditetapkan dan diberikan semua benda-benda tidak bergerak yang dimiliki oleh saya pada tanggal kematian saya, termasuk seluruh bangunan di atasnya dan seluruh hak beserta perlengkapan-perlengkapan yang menyertainya dan seluruh polis asuransi yang berhubungan dengannya kepada anak-anak saya yang hidup setelah kematian saya, dalam pembagian yang sama rata seperti penyewa yang setara, atau, jika hanya satu orang dari anak-anak saya yang hidup setelah kematian saya, pada siapapun yang masih hidup. Atau jika tidak ada satupun dari anak-anak saya yang masih hidup setelah kematian saya, saya memberikan kuasa, namun tidak memerintahkan, pada pelaksana wasiat saya untuk menjual beberapa harta benda dan saya memerintahkan hasil bersih penjualan disatukan dengan beberapa harta benda yang tidak dijual untuk ditambahkan pada peninggalan tanah milik saya dan untuk kemudian dipelihara, dikelola dan dibagikan sebagai bagian dari padanya.

Saya memberikan kuasa pada anak-anak saya, dalam waktu sembilan (9) bulan dari tanggal kematian saya, untuk mengumumkan dan menolak sebagian atau seluruh dari yang disebut harta benda yang direncanakan untuk diberikan pada mereka menurut Paragraf C Artikel KETIGA ini. Setiap penolakan harus disampaikan dalam bentuk tertulis, untuk kemudian diambil tindakan yang semestinya dan diarsipkan di pengadilan dimana Wasiat ini diakui untuk disahkan.

Saya memerintahkan semua harta benda yang ditolak oleh anak-anak saya untuk dijual, dan hasil bersih penjualan harus ditambahkan pada peninggalan tanah milik saya, untuk kemudian dipelihara, dikelola dan dibagikan sebagai bagian dari padanya.

D. Saya memberikan, merencanakan dan mewariskan seluruh saham yang dimiliki oleh saya pada tanggal kematian saya dalam setiap badan hukum yang merupakan pemilik setiap bangunan dimana saya memiliki korporasi apartemen, bersama dengan sewa apartemen dan semua hak, nama dan kepentingan yang dimiliki oleh saya pada tanggal kematian saya pada dan atas persetujuan yang berhubungan dengan yang disebut bagunan dan benda-benda tidak bergerak yang terdapat di dalamnya, pada anak-anak saya yang masih hidup setelah kematian saya, dalam pembagian yang sama rata seperti penyewa yang setara, atau, jika hanya seorang anak saya yang masih hidup setelah kematian saya, diberikan pada siapapun yang masih hidup, atau, jika tidak ada satupun dari anak saya yang hidup setelah kematian saya, saya memberikan kuasa, namun tidak memerintahkan, pada pelaksana wasiat saya untuk menjual setiap saham dan saya memerintahkan hasil bersih penjualan disatukan dengan saham yang tidak dijual dan ditambahkan pada peninggalan tanah milik saya untuk kemudian dijaga, dikelola dan dibagikan sebagai bagian dari padanya.

Saya memberikan kuasa pada anak-anak saya, dalam waktu sembilan (9) bulan setelah tanggal kematian saya, untuk mengumumkan dan menolak sebagian atau seluruhnya yang disebut saham yang direncanakan untuk diberikan pada mereka menurut Paragraf D Artikel KETIGA ini. Setiap penolakan harus disampaikan dalam bentuk tertulis, untuk kemudian diambil tindakan yang semestinya dan diarsipkan di pengadilan di mana Wasiat ini diakui untuk disahkan.

Saya memerintahkan agar setiap hal yang disebut saham yang ditolak oleh anak-anak saya untuk dijual, dan hasil bersih penjualan ditambahkan ke peninggalan tanah milik saya, untuk kemudian dijaga, dikelola dan dibagikan sebagai bagian dari padanya.

[Catatan yang ditulis oleh tangan: Anak-anak tidak dapat dianggap sebagai penerima jika; Keduanya Melepaskan Haknya]

KEEMPAT : Di bawah Wasiat almarhum suami saya, John Fitzgerald Kennedy, dalam potongan tunjangan pernikahan yang dibuat bagi kepentingan saya sehingga saya memiliki kekuasaan secara keseluruhan dalam mengambil keputusan. Saya dengan ini telah membuat keputusan dan memerintahkan, setelah kematian saya, seluruh subyek properti tersebut dialihkan, disampaikan dan dibayarkan kepada keturunan saya yang masih hidup setelah kematian saya, tiap-tiap orang.

KELIMA : Semua sisa dan peninggalan properti dan tanah milik saya, baik yang tidak bergerak maupun barang yang bersifat pribadi, apapun jenisnya dan bagaimanapun situasinya , yang mana saya dicengkam kematian atau meninggal atau yang mana saya berhak untuk membagikan pada tanggal kematian saya (“sisa tanah milik” saya), setelah pembayaran dari pajak yang diinstruksikan dalam Artikel SEMBILAN disini untuk dibayarkan dari sisa tanah milik saya (“sisa bersih tanah milik” saya), saya berikan, rencanakan dan wariskan pada Badan Perwalian yang setelah ini disebut, IN TRUST, MESKI DEMIKIAN, dibentuk menjadi THE J FOUNDATION (selanjutnya disebut “Foundation” – ‘Yayasan’ ) dan untuk mengatur, menginvestasikan dan menginvestasikan kembali, untuk mengumpulkan pendapatan darinya dan untuk dibagikan pendapatan bersih dan uang pokok dari sana untuk penggunanaan dan subyek berikut berdasarkan syarat-syarat dan kondisi-kondisi berikut:

A. 1. Pembayaran Nilai Tunjangan. Badan Perwalian harus menjaga dan mengatur properti Yayasan selama jangka waktu primer yang sebaiknya dimulai dengan tanggal kematian saya dan harus berakhir pada peringatan 24 tahun kematian saya. Saat tidak ada kegiatan, bagaimanapun, tingkat jangka waktu primer Yayasan melebihi periode Dua Puluh Satu (21) tahun setelah kematian keturunan terakhir almarhum mertua saya, Joseph P. Kennedy yang masih hidup setelah kematian saya.] Pada setiap akhir tahun pajak Yayasan selama jangka waktu primer (yang berbeda dari tahun pajak singkat yang selanjutnya dibuat ketentuan-ketentuan yang spesifik), Badan Perwalian bersifat independen (i.e., Yayasan Badan Perwalian berbeda dengan Perwalian yang melaksanakan penolakan setiap properti Tanah Milik saya yang menjadi bagian dari Yayasan) harus membayarkan kepada organisasi atau organisasi-organisasi, yang diseleksi oleh Badan Perwalian yang bersifat independen, sebagai pelaksana tunggal dan memiliki kewenangan yang absolut, dan hanya pada organisasi atau organisasi-organisasi yang digambarkan di dalamnya dan yang memenuhi syarat antara Bab 170 (c) dan 2055 (a) Undang-Undang, pada saat pembayaran atas organisasi atau organisasi-organisasi dibuat (organisasi atau organisasi-organisasi di sini harus berhubungan secara kolektif sebagai “ahli waris yang memenuhi kualifikasi”) dalam jumlah atau proporsi, sama rata atau tidak sama rata, sebagai Badan Perwalian yang independen, dalam kapasitasnya sebagai pelaksana tunggal dan memiliki keleluasaan yang absolut, harus menetapkan, jumlah atau sejumlah yang seharusnya, dalam nilai agregat, sebanding dengan delapan persen (8%) dari nilai bersih pertama penjualan bebas aset-aset Yayasan sebagai keputusan akhir terhadap ketentuan pajak federal mengenai tanah milik. Nilai agregat selanjutnya dianggap sebagai “nilai tunjangan.”

Nilai tunjangan harus dibayarkan terlebih dahulu dari pendapatan pajak Yayasan yang biasa (termasuk pertambahan modal jangka pendek) yang tidak berhubungan dengan pendapatan bisnis dan, untuk tingkat yang tidak memuaskan, nilai tunjangan harus dibayarkan dari pertambahan modal jangka panjang, tidak berhubungan dengan pendapatan bisnis, pajak dibebaskan dari pendapatan dan dana pokok perwalian, dalam kepentingan tersebut. Pada tahun pajak Yayasan di mana pendapatan bersih melebihi nilai tunjangan, kelebihan, pada akhir tahun pajak, harus ditambahkan pada dana pokok Yayasan dan kemudian harus dijaga, dikelola dan dibagikan sebagai bagian dari padanya. Nilai bersih pertama dari aset-aset fair market terdiri dari Yayasan, dan oleh sebab itu nilai tunjangan, harus ditetapkan secara benar, kemudian dalam waktu yang masuk akal setelah nilai aset-aset tersebut secara final ditetapkan untuk memenuhi pajak federal, Badan Perwalian harus membayarkan pada para ahli waris yang memenuhi kualifikasi, jika terjadi undervaluation, atau, jika terjadi overvaluation, harus diterima dari para ahli waris jumlah yang dibayarkan dari Yayasan, dalam proporsi atas pembayaran masing-masing, nilai rata-rata agregat hingga nilai yang berbeda antara nilai tunjangan yang harus dibayarkan dan nilai tunjangan yang telah dibayarkan selama tahun pajak.

Saya menyetujui Badan Perwalian sebagai badan tunggal yang independen dan memiliki keleluasaan yang absolut dalam menyeleksi ahli waris yang memenuhi kualifikasi untuk menerima semua atau beberapa bagian nilai tunjangan yang berhubungan dalam Paragraf A Artikel KELIMA ini, ditetapkan hanya pada waktu pembayaran dari yang dibuat Yayasan pada para ahli waris yang memenuhi kualifikasi jadi penyeleksian tersebut dalam organisasi yang dijelaskan dalam Undang-Undang bab 170 (c) dan 2055 (a). Ini adalah permintaan saya, namun, dalam penyeleksian para ahli waris yang akan menerima keuntungan dari Yayasan Badan Perwalian yang independen memberikan pertimbangan yang istimewa pada maksud dan usaha keras organisasi atau organisasi-organisasi yang memenuhi syarat dimana Badan Perwalian yang independen merasa perlu melakukan perbedaan yang signifikan dalam kemajuan budaya dan sosial umat manusia atau meringankan penderitaan umat manusia. Untuk membantu Badan Perwalian yang independen, saya memberikan kuasa, namun tidak memerintahkan, Badan Perwalian untuk mempekerjakan sahabat terdekat dan orang kepercayaan saya, Nancy L. Tuckerman untuk membantu Badan Perwalian dalam tugas administrasi Yayasan. Sebaiknya Badan Perwalian yang independen mempertimbangkan untuk mempekerjakan Nancy L. Tuckerman, Badan Perwalian harus membayarnya dari aset-aset Yayasan sebagai kompensasi atas jasa yang telah diberikannya. Namun kompensasi tersebut bukan harga yang bertentangan dengan nilai tunjangan dalam tahun penuh pajak Yayasan atau tidak bertentangan dengan pecahan yang pantas disebut nilai, dengan ini ditetapkan, pembayaran kepada para ahli waris yang memenuhi kualifikasi dalam tahun singkat pajak Yayasan namun sebaiknya dibayarkan dari aset-aset Yayasan pada pembagian Nilai Tunjangan yang sama rata. Untuk menetapkan nilai agregat yang pantas dibayarkan dari Yayasan kepada para ahli waris yang memiliki kualifikasi dalam tahun singkat pajak atas keberadaan Yayasan, sesuai dengan ketentuan Dept. Keuangan Bab. 1.664-2.

3. Ketentuan Penangguhan. Obligasi untuk membayar nilai tunjangan pada para ahli waris yang memiliki kualifikasi sebaiknya dimulai dengan tanggal kematian saya, namun pembayaran nilai tunjangan dapat ditunda dari tanggal kematian saya sampai akhir tahun pajak Yayasan dimana terjadi kelengkapan dana Yayasan dalam waktu yang dapat diterima setelah akhir tahun pajak dimana terjadi kelengkapan dana Yayasan, Badan Perwalian yang independen harus membayarkan pada para ahli waris yang memiliki kualifikasi, jika terjadi underpayment, atau harus menerima dari para ahli waris yang memiliki kualifikasi, jika terjadi overpayment, dalam jumlah pembayaran yang dibuat untuk masing-masing, berbeda antara (1) nilai tunjangan yang dibayarkan, ditambah bunga, yang berlipat ganda setiap tahun, menghitung periode pada tingkat suku bunga berdasarkan Regulasi Keuangan dibawah Undang-Undang bab 664 yang ditentukan bagi Yayasan untuk melakukan penghitungan selama beberapa periode, dan (2) nilai tunjangan yang harus dibayar, ditambah bunga, yang berlipat ganda setiap tahun, dihitung dari periode pada tingkat suku bunga Regulasi Keuangan di bawah Undang-Undang bab 664 yang ditentukan bagi Yayasan untuk melakukan penghitungan selama beberapa periode.

4. Sumbangan Tambahan. Tidak ada sumbangan tambahan yang dibuat bagi Yayasan setelah sumbangan pertama yang terdiri atas seluruh properti yang dialihkan kepada Yayahn karena kematian saya.

5. Pelarangan Melakukan Transaksi. Meskipun ketetapan lain dalam Wasiat saya ini, selama jangka waktu utama, Badan Perwalian dengan jelas dilarang (a) melakukan dalam setiap tindakan self-dealing sebagaimana digambarkan dalam Bab 4941 (d) Undang-Undang, (b) menggunakan kelebihan saham-saham bisnis sebagaimana digambarakan dalam Bab 4943 Undang-Undang, (c) melakukan investasi yang akan menjadikan Yayasan sebagai subyek pajak dibawah Undang-Undang Bab 4944, dan (d) melakukan pengeluaran pajak sebagaimana digambarkan dalam Undang-Undang Bab 4945 (d). Badan Perwalian harus membuat distribusi pada setiap waktu dan dalam cara yang tidak menjadikan Yayasan sebagai subyek pajak dibawah Undang-Undang Pajak Bab 4942.

6. Tahun Pajak: Referensi Undang-Undang. Sebagaimana yang digunakan dalam Paragraf A, jangka waktu “tahun pajak” Yayasan harus berdasarkan tahun kalender dan jangka waktu “nilai bersih pertama fair market” aset-aset Yayasan harus berdasarkan nilai bersih pertama fair market dimana aset-aset tersebut berdasarkan yang disebut dalam Bab 664 (d)(1) Undang-Undang. Semua referensi Bab Undang-Undang dan regulasi-regulasi dan peraturan-peraturan berdasarkan dalam Paragraf A ini harus dipertimbangkan untuk menyertakan amandemen-amandemen masa depan atas bab-bab, regulasi-regulasi dan peraturan-peraturan mengikuti ketetapan-ketetapan hukum-hukum perpajakan, regulasi-regulasi dan peraturan-peraturan.

7. Intensif. Ini merupakan intensif saya untuk memastikan dijalankannya kepentingan atas para ahli waris melalui Paragraf A ini harus sudah dikurangi dari pajak pendapatan dan tanah milik dibawah ketentuan-ketentuan Undang-Undang. Lebih jauh, saya bermaksud untuk membayarkan pendapatan kotor yang dibuat oleh Badan Perwalian kepada para ahli waris sebagai potongan pendapatan pajak warisan. Berdasarkan itu, saya memerintahkan agar seluruh ketentuan-ketentuan Paragraf A ini dan Wasiat saya ini harus diuraikan untuk mengefektuasikan intensif ini, dimana seluruh ketentuan-ketentuan Paragraf A ini dan Wasiat saya ini diuraikan, dan Yayasan yang mengelola, bersikap tunggal dalam cara yang konsisten dengan Bab-bab 170 (c), 642 (c), dan 2055 Undang-Undang, dan dengan regulasi-regulasi dan peraturan-peraturan yang dapat diumumkan secara resmi dari waktu ke waktu dengan respek untuk menciptakan kepercayaan bagi kepentingan-kepentingan warisan, dimana tidak ada kekuatan yang menjamin Badan Perwalian melalui Wasiat saya ini harus dilaksanakan dalam cara sebagaimana kepada Yayasan yang memiliki kualifikasi atas deduksi-deduksi, dan secara khusus, namun tanpa batas yang sebelumnya, tidak ada dalam Wasiat saya ini yang harus ditafsirkan untuk melarang Badan Perwalian dari melakukan investasi atas aset-aset Yayasan dalam cara yang dapat mengakibatkan dalam realisasi tahunan nilai pendapatan yang masuk akal atau keuntungan dari penjualan atau pembagian atas aset-aset Yayasan. Dengan ini saya memberikan pada Pelaksana Wasiat saya dan Badan Perwalian seluruh kekuasaan administratif yang diperlukan untuk bertindak dalam memenuhi syarat-syarat perundang-undangan, sebagai efek pada waktu kematian saya dan dari waktu ke waktu setelahnya, 50 sebagaimana kepentingan yang diperuntukkan bagi para ahli waris di bawah ini atas potongan tanah milik dan pajak pendapatan warisan. Sebaiknya setiap ketetapan dalam Wasiat saya ini bersifat berkesinambungan atau tidak bertentangan dengan bab-bab Undang-Undang dan regulasi-regulasi dan peraturan-peraturan pemerintahan mengenai warisan yang memimpin perwalian dari waktu ke waktu, kemudian bab-bab, regulasi-regulasi dan peraturan-peraturan harus dipertimbangkan untuk menolak dan menggantikan beberapa ketetapan yang berkesinambungan dan bertentangan. Jika beberapa bab, regulasi dan peraturan pada saat diwajibkan membuat instrumen-instrumen warisan memimpin perwalian terdiri atas ketetapan-ketetapan yang tidak diteruskan secara jelas dalam Wasiat saya ini, kemudian beberapa ketetapan harus dijadikan badan hukum melalui referensi dan harus dipertimbangkan menjadi bagian Wasiat saya ini untuk disampaikan meskipun mereka sebelumnya telah menyampaikan dengan jelas.

8. Amandemen Pembatasan Kekuasaan Badan Perwalian. Badan perwalian memiliki kekuasaan, bertindak sendiri untuk mengamandemen ketetapan Yayasan ini yang berada dalam Wasian saya ini dengan cara yang diwajibkan dengan tujuan untuk memastikan Yayasan yang memiliki kualifikasi dan berlanjut menjadi berkualitas sebagai pemimpin tunjangan perwalian warisan.B. Masa berakhir jangka waktu utama aset-aset 5 Yayasan (yang berbeda dengan nilai yang merupakan hak para ahli waris) harus di bagikan dalam
cara yang berikut:
1. Jika tidak ada keturunan anak saya yang masih hidup, aset-aset yayasan harus di alihkan, disampaikan dan dibayarkan pada yang berikut: (a) Setengah (1/2) daripadanya (atau nilai keseluruhan daripadanya jika baik adik saya, Lee B. Radziwill maupun keturunannya tidak ada yang masih hidup) kepada yang masih hidup dari keturunan sepupu saya, Michel Bouvier, per stirpes; dan (b)setengah yang lain (1/2) daripadanya (atau nilai keseluruhan daripadanya jika tidak ada keturunan sepupu saya Michel Bouvier yang masih hidup) kepada yang masih hidup dari keturunan adik saya, Lee B. Radziwill, per stirpes, atau, jika tidak ada keturunannya yang masih hidup, kepada yang disebut adik saya, jika ia masih hidup.

2. Jika satu atau lebih dari keturunan anak-anak saya yang masih hidup namun tidak ada keturunan pada saat kematian saya, aset-aset Yayasan harus dialihkan, disampaikan dan dibayarkan kepada berikut ini: (a) setengah (1/2) daripadanya (atau seluruhnya jika tidak ada keturunan dari putra saya, John F. Kennedy, Jr., yang masih hidup) kepada keturunan putri saya, Caroline B. Kennedy yang masih hidup, Per stirpes; dan (b) setengah (1/2) daripadanya (atau seluruhnya jika tidak ada keturunan putri saya, Caroline B. Kennedy, yang masih hidup) kepada keturunan yang masih hidup dari putra saya, John F. Kennedy, Jr., per stirpes.

3. Jika setiap keturunan anak-anak saya masih hidup dan jika paling sedkit salah satu dari keturunan tersebut masih hidup pada waktu kematian saya, aset-aset Yayasan harus dibagikan dalam jumlah yang cukup dan pembagian yang sama rata sehingga dari jumlah tersebut dibagikan satu (1) bagian bagi keturunan yang masih hidup dari putri saya, Caroline B. Kennedy, jka keturunannya masih hidup, dan satu (1) bagian bagi keturunan yang masih hidup dari putra saya, John F. Kennedy, Jr., jika keturunannya masih hidup, bagian yang lain dibagikan pada yang berikut: tiap bagian harus dialihkan, disampaikan dan dibayarkan atas Perwalian yang selanjutnya disebut menjadi pengelola dalam perwalian yang terpisah selama jangka waktu kedua perwalian bagi keuntungan keturunan-keturunan yang hidup dari anak-anak saya setiap saat yang mana keuntungan tersebut dibagikan (keturunan-keturunan tersebut setelah ini disebut sebagai “ahli waris”). Jangka waktu kedua bagi perwalian khusus dibuat setelah ini harus diakhiri saat kematian ahli waris yang terakhir, kecuali itu jangka waktu kedua atas seluruh perwalian yang dibuat menurut subparagraph 3 ini dalam kejadian yang berakhir secara simultan tidak kurang dari dua puluh satu (21) tahun setelah kematian keturunan terakhir dari almarhum mertua saya, Joseph P. Kennedy yang masih hidup saat kematian saya. Badan Perwalian harus mengatur, menginvestasikan dan melakukan reinvest setiap dana perwalian yang dibuat setelah ini, harus mengumpulkan pendapatan daripadanya dan harus membayarkan kelebihan atau pemakaian pendapatan bersih, pada tingkatan dan pada waktu atau saat-saat sebagai Badan Perwalian independen (i.e., Badan Perwalian merupakan perwalian khusus yang dibuat setelah ini berbeda dengan Badan Perwalian yang juga merupakan ahli waris dari perwalian tersebut atau perwalian yang berbeda setelah ini dan berbeda dengan Badan Perwalian yang memiliki penolakan atas properti tanah mlik saya yang menjadi bagian dari perwalian ini), sebagai pelaksana tunggal dan memiliki kewenangan mutlak, dipertimbangkan sebaik-baiknya, untuk atau bagi penggunaan satu atau lebih ahli waris, sebagai Badan Perwalian independen, sebagai pelaksana tunggal dan memiliki kewenangan yang absolut, menetapkan. Setiap pendapatan bersih yang tidak dibayarkan atas kelebihan atau pemakaian harus diakumulasikan dan ditambahkan kepada dana pokok perwalian pada sekurang-kurangnya setiap tahun dan setelahnya harus dijaga, dikelola dan dibagikan sebagai bagian daripadanya. Saya memberikan kuasa dan wewenang kepada Badan Perwalian independen atas setap perwalian yang dibuat setelah ini setiap waktu dan dari waktu ke waktu untuk membayarkan kelebihan pada setiap satu atau lebih dari ahli waris, atau untuk digunakan bagi keuntungannya atau keuntungan mereka, diluar dana pokok perwalian, senilai atau nilai-nilai, termasuk keseluruhan daripadanya, sebagai Badan Perwalian independen, sebagai pelaksanan tunggal dan memiliki kewenangan yang absolut, dipertimbangkan sebaik-baiknya. Setiap perwalian yang dibentuk dibawah subparagraph 3 ini harus berakhir pada saat kematian daripada ahli waris terakhir, dan meskipun tidak dilakukan demikian, setiap perwalian yang dibentuk dibawah subparagraph 3 ini harus berakhir tidak kurang dari dua puluh satu (21) tahun setelah kematian ahli waris terakhir dari almarhum mertua saya Joseph P. Kennedy yang masih hidup saat kematian saya.

Dana pokok setiap perwalian yang dibuat dibawah ini yang diakhiri pada saat kematian daripada ahli waris terakhir, setiap dana pokok yang kemudian disahkan, harus dialihkan, disampaikan dan dibayarkan pada Badan Perwalian dari perwalian yang lain atau perwalian yang dibentuk dibawah ini, jika perwalian tersebut masih berlaku, untuk dijaga, dikelola dan dibagikan sebagai bagian daripadanya. Jika tidak ada perwalian lain yang dibuat dibawah ini yang masih ada pada saat waktu berakhir, dana akhir perwalian yang dibuat dibawah ini untuk diakhiri, yang kemudian disahkan, harus dialihkan, disampaikan dan dibayarkan kepada berikut ini:

(a) Jika ada keturunan anak saya yang masih hidup, (i) setengah (1/2) daripadanya (atau nilai seluruhnya jika tidak ada keturunan dari putra saya, John F. Kennedy, Jr., yang masih hidup) kepada keturunan putri saya, Caroline B. Kennedy yang masih hidup, per stirpes; dan (ii) setengah (1/2) daripadanya (atau nilai seluruhnya jika tidak ada keturunan putri saya, Caroline B. Kennedy yang masih hidup) kepada keturunan putra saya, John F. Kennedy, Jr., yang masih hidup, per stirpes.

(b) Jika tidak ada keturunah anak saya yang masih hidup (i) setengah (1/2) daripadanya (atau nilai keseluruhan dari padanya jika baik adik saya, Lee B. Radziwill, maupun keturunannya tidak ada yang masih hidup) kepada keturunan sepupu saya Michel Bouvier yang masih hidup per stirpes; dan (ii) setengah bagian lain (1/2) daripadanya (atau nilai keseluruhan daripadanya jika tidak ada keturunan sepupu saya, Michel Bouvier yang masih hidup) kepada keturunan adik saya, Lee B. Radziwill, per stirpes, jika, tidak ada keturunan adik saya yang masih hidup, maka bagian itu diperuntukkan bagi yang disebut adik saya, jika ia masih hidup.

Setiap perwalian yang dibuat di bawah ini harus diakhiri dengan masa berakhir periode dua puluh satu (21) tahun) setelah kematian keturunan terakhir dari almarhum mertua saya Joseph P. Kennedy yang masih hidup pada saat kematian saya, dana pokok akhir perwalian, yang kemudian disahkan, harus dialihkan, disampaikan dan dibayarkan pada ahli waris yang masih hidup dalam perwalian tersebut dalam pembagian yang sama rata.

ENAM: A. Kecuali kalau tidak diijinkan membuat perwalian properti yang diterangkan dalam paragraph A ini, menurut peraturan Undang-Undang yang dapat dipakai, jika secara individu dibawah usia dua puluh satu (21) tahun menjadi memiliki hak atas tanah milik saya pada tanggal kematian saya atau setiap properti dari perwalian yang dibuat dibawah ini pada waktu akhir daripadanya, properti tersebut harus dijaga, dan saya memberikan, merencanakan dan mewariskan hal yang sama pada, Badan Perwalian yang setelah ini disebut, IN TRUST, namun demikian, untuk pengunaan dan tujuan berikut: Untuk mengelola, menginvestasikan dan melakukan reinvest, untuk mengumpulkan pendapatan dan menggunakan hasil bersih pendapatan dan dana pokok sampai tingkat tertentu (termasuk keseluruhan daripadanya) bagi penggunaan individual secara umum dan pada saat tertentu sebagai Badan Perwalian yang independen (i.e., Badan perwalian atas tiap-tiap bagian perwalian yang dibuat dibawah ini berbeda dengan Badan Perwalian yang juga merupakan ahli waris dimana perwalian atau perwalian yang lain dibawah ini dan Badan Perwalian lain yang mengurus penolakan properti tanah milik saya yang menjadi bagian dari perwalian ini), sebagai pelaksana tunggal dan memiliki keleluasaan yang absolut, harus menetapkan, sampai beberapa individu mencapai usia dua puluh satu (21) tahun, dan setelah itu mengalihkan, menyampaikan dan membayarkan dana pokok perwalian, sebagaimana kemudian disahkan, pada beberapa individu. Setiap pendapatan bersih yang tidak digunakan harus diakumulasikan dan ditambahkan ke dana pokok perwalian sekurang-kurangnya setiap tahun dan setelah itu dana tersebut harus dijaga, dikelola dan dibagikan sebagai bagian daripadanya. Pada kematian beberapa individu sebelum mencapai usia dua puluh satu (21) tahun, Badan Perwalian harus mengalihkan, menyampaikan dan membayarkan dana pokok perwalian, yang kemudian disahkan, pada beberapa eksekutor individual atau para administrator.

Jika para pelaksana wasiat saya atau Badan Perwalian independen, sebagaimana nanti, dalam tugasnya sebagai pelaksana tunggal dan memiliki kewenangan yang absolut, memutuskan pada waktunya untuk tidak melakukan transfer dalam perwalian atau tidak melanjutkan pemeliharaan sebagian atau seluruh properti dalam perwalian, sebagaimana nanti, mereka memiliki seluruh kekuasaan dan wewenang untuk mengalihkan dan membayarkan atas properti, atau sebagian daripadanya, tanpa ikatan, pada beberapa individu, jika anak di bawah hukum negara bagian dimana ia berdomisili pada saat pembayaran, atau pada orangtuanya, sebagai wali anak-anak atau properti tersebut, atau pada pemelihara atas individu dibawah Undang-Undang Pemberian dan sejenisnya bagi Anak di Bawah Umur menurut pada tindakan atau mungkin ketetapan penjagaan.

Penerimaan pada setiap individual, jika anak-anak, atau orangtua, penjaga atau pemelihara pada siapa dana pokok atau pendapatan dialihkan dan dibayarkan menurut pada ketentuan di atas menjadi ketetapan yang harus dilaksanakan oleh para pelaksana wasiat saya atau Badan perwalian, sebagaimana nanti, dari seluruh liabilitas yang berhubungan dengan hal tersebut.

B. Jika hal tersebut tidak diijinkan dibawah peraturan perundang-undangan yang dapat dipakai untuk membuat perwalian atas properti di atas yang dijelaskan dalam Paragraf A, dan jika beberapa individu merupakan usia minor, sebagaimana setelah ini dijelaskan, pada event tersebut properti harus menjadi bagian pribadi bagi ahli waris usia minor, pada subyek berikut: Saya dengan ini memberikan kuasa dan wewenang kepada Badan Perwalian yang setelah ini disebut untuk menjaga beberapa properti usia minor tanpa ikatan, sebagai penerima kekuasaan dalam perwalian untuk penggunaan dan tujuan berikut: Untuk mengelola, menginvestasikan dan melakukan reinvest, untuk mengumpulkan pendapatan dan untuk menggunakan pendapatan bersih dan dana pokok hingga tingkatan tertentu (termasuk keseluruhan daripadanya) bagi penggunanan minor secara umum pada saat tertentu atau saat-saat sebagai Badan Perwalian independen, dalam tugasnya sebagai pelaksana tunggal dan memiliki kewenangan absolut, harus menentukan, sampai beberapa ahli waris usia minor mencapai usia mayoritas, dan saat itu dialihkan, disampaikan, dan dibayarkan properti, yang setelah itu disahkan, pada sekelompok usia minor tersebut. Setiap pendapatan bersih yang tidak digunakan harus diakumulasikan dan ditambahkan ke dana pokok sekurang-kurangnya setiap tahun dan setelah itu harus dijaga, dikelola dan dibagikan sebagai bagian daripadanya. Pada kematian beberapa kelompok usia minor sebelum mencapai usia mayoritasnya, Badan Perwalian harus mengalihkan, menyampaikan dan membayarkan atas properti, yang kemudian disahkan, kepada para pelaksana wasiat dan administrator ahli waris usia minor.

Jika para pelaksana wasiat saya atau Badan Perwalian independen, sebagaimana nanti, dalam pelaksanaan tunggal dan kewenangan yang absolut, menetapkan pada waktunya untuk tidak mentransfer pada Badan Perwalian sebagai penerima kekuasaan dalam perwalian atau tidak melanjutkan pemeliharaan sebagian atau seluruh properti sebagaimana yang ditetapkan di atas, sebagaimana nanti, mereka harus memiliki kekuasaan penuh dan wewenang untuk mengalihkan dan membayarkan atas setiap properti atau sebagian daripadanya, tanpa ikatan, pada orang tua penerima warisan minor atau pada wali atas anak-anak atau properti tersebut, atau pada penjaga setiap anak-anak dibawah Undang-Undang Pemberian dan Sejenisnya bagi Anak-Anak menurut pada tindakan atau mungkin yang ditetapkan penjaga.

Tanda terima orang tua, wali atau penjaga pada siapa setiap properti ini dialihkan dan dibayarkan menurut pada ketetapan di atas harus dilaksanakan secara penuh oleh para Pelaksana Wasiat saya atau Badan Perwalian, sebagaimana nanti, dari seluruh liabilitas yang berhubungan dengan hal tersebut.

Sebagai kompensasi atas pelayanan mereka dibawah Paragraf B ini Badan Perwalian berhak atas komisi-komisi pada tingkatan-tingkatan dan dalam cara yang diijinkan bagi badan perwalian yang ditetapkan menurut undang-undang Negara Bagian New York yang berhubungan dari waktu ke waktu.

Dalam pengelolaan setiap properti berdasarkan pada Paragraf B ini, Badan Perwalian memiliki seluruh kekuasaan yang dianugrahkan atas mereka dibawah Wasiat ini.

Istilah “minor” sebagaimana yang digunakan dalam Paragraf B ini dianggap berhubungan dengan individu dibawah umur yang mana setiap individu tersebut diikat kontrak untuk diberikan harta milik atau harta benda pribadi dibwah undang-undang Negara Bagian dimana ia berdomisili.

TUJUH: Setiap aplikasi pendapatan bersih atau dana pokok perwalian yang dibuat di bawah ini mungkin melalui tagihan pembayaran yang dibuat untuk mendukung, biaya pemeliharaan, pendidikan atau kesejahteraan umum ahli waris bagi siapa penggunaan aplikasi ini dibuat atau melalui pembayaran pendapatan bersih atau dana pokok bagi perorangan atau orang-orang, termasuk, bagi ahli waris minor, orang tuanya, walinya atas pribadinya atau harta miliknya dengan siapa ahli waris minor tinggal, sebagai Badan Perwalian, dalam tugasnya sebagai pelaksana tunggal dan memiliki kewenangan absolut, yang dianggap pantas. Setiap pembayaran atau aplikasi mungkin dibuat tanpa ikatan, tanpa intervensi perwalian atau komite, tanpa perintah pengadilan, tanpa memperhatikan pada tugas setiap orang untuk mendukung ahli waris dan tanpa memandang pada setiap dana lainnya yang mana mungkin tersedia bagi kebutuhan. Tanda terima perorangan atau orang-orang pada siapa setiap hasil pendapatan bersih atau dana pokok dibayarkan menurut Artikel ini harus dilaksanakan secara penuh oleh Badan Perwalian dari seluruh liabilitas yang berhubungan dengannya.

DELAPAN: Dalam pelaksanaan dimana ahli waris atau para ahli waris dibawah ini menerima setiap pemberian, warisan atau merencanakan yang merupakan pengkondisian dan perorangan atau orang-orang, termasuk saya sendiri, yang mana lebih dulu meninggal, beberapa pemberian, warisan atau yang direncanakan secara otomatis ditinggalkan atau di bawah lingkaran sebagaimana pemberian tersebut tidak mungkin atau sulit untuk ditetapkan bagi yang masih hidup, saya dengan ini menyatakannya menjadi wasiat saya yang mana ahli waris atau para ahli waris harus mempertimbangkan bukan yang masih hidup tapi yang meninggal lebih dulu, dan itulah Wasiat saya ini dan beberapa atau seluruh ketetapan-ketetapan harus diuraikan pada asumsi dan basisnya.

SEMBILAN: A. seluruh tanah milik, warisan, harta peninggalan, penggantian atau pengalihan atau pajak-pajak kematian lainnya (termasuk bunga dan penalti yang berhubungan dengan itu) ditentukan oleh kebijakan perpajakan domestik atau asing dengan rasa hormat pada semua pemilik properti oleh saya pada saat kematian saya dan disahkan dibawah Wasiat saya ini (berbeda dengan pengalihan pajak lintas generasi yang ditentukan melalui Bab 13 Undang-Undang, atau bab pengganti lainnya atau undang-undang seperti import, dan pajak perbandingan ditetapkan melalui kebijakan perpajakan lainnya) harus dibayarkan tanpa pembagian secara adil peninggalan tanah milik saya dan tanpa tanpa pembagian secara adil pada peninggalan tanah milik saya dan tanpa hak pembayaran kembali dari penerima properti. Melalui perintah pembayaran pajak-pajak yang disebutkan sebelumnya dari peninggalan tanah milik saya hanya pada sejauh pajak-pajak secara umum melalui pengesahan properti dibawah Wasiat saya ini, ini merupakan maksud saya yang jelas mengenai pengalihan properti dimana saya memiliki kekuasaan persetujuan secara umum dan pada siapa saya tunjuk dalam Artikel KEEMPAT Wasiat saya ini sebaiknya menanggung pembagian pajaknya masing-masing.

B. Tanah milik saya, setelah pembayaran seluruh hutang-hutang saya dan biaya-biaya pemakaman, biaya-biaya administrasi tanah milik dan pajak-pajak yang berhubungan dengan Artikel KESEMBILAN ini, menjadi tidak cukup untuk memenuhi seluruh warisan yang ditinggalkan sebelumnya dan yang telah saya rencanakan dalam Artikel PERTAMA sampai KETIGA di sini, saya perintahkan agar warisan dan pemberian-pemberian dalam (1) Paragraf A, B dan C Artikel PERTAMA, (2) Artikel KEDUA dan (3) Paragraf A Artikel KETIGA berkurang setelah pengurangan warisan dan pemberian dalam Paragraf D dan E Artikel PERTAMA dan Paragraf B, C dan D Artikel KETIGA.

SEPULUH: A. Para pelaksana wasiat saya dapat membuat pemilihan di bawah undang-undang perpajakan (termasuk, namun tanpa batasan, setiap pemilihan di bawah Bab 13 Undang-Undang) sebagai pelaksana warisan saya, dalam pelaksanaan tunggal dan memiliki kewenangan yang absolut, sebaiknya mempertimbangkan, tanpa memperhatikan efek daripadanya dalam setiap kepentingan di bawah Warisan ini, dan saya memerintahkan agar sebaiknya tidak ada penyesuaian kepentingan-kepentingan melalui alasan setiap tindakan yang diambil oleh para Pelaksana Wasiat saya ini menurut hal ini.

B. Para Pelaksana Wasiat saya, sebagai pelaksana tunggal dan memiliki kewenangan yang absolut, boleh menolak atau mengumumkan kembali setiap kepentingan di mana saya atau tanah milik yang saya miliki di bawah wasiat yang lain, di bawah perjanjian perwalian atau sebaliknya.

C. Penentuan para Pelaksana Wasiat saya dengan hormat atas seluruh pemilihan, para penolak dan penolakan menurut pada Artikel ini menjadi ketetapan akhir dan ketentuan atas semua orang.

D. Saya memberikan kuasa pada para Eksekutor saya, dalam pelaksanaan tunggal dan kewenangan yang absolut, untuk membagikan (baik sebelum atau setelah alokasi pembebasan GST di bawah Undang-Undang bagian 2631dibuat) setiap perwalian atau setiap properti yang digunakan atau berguna untuk mendanai atau menambah perwalian yang dibuat di bawah Wasiat ini menjadi dua atau lebih pembagian-pembagian kecil. Pembagian sebaiknya dijaga dan dikelola oleh Badan Perwalian sebagai perwalian yang terpisah, namun boleh dikelola dan diinvestasikan dalam satu kesatuan yang kuat. Beberapa tujuan untuk memberikan kekuasaan ini adalah untuk menetapkan pencantuman rasio (dalam arti bagian 2642(a) Undang-Undang) bernilai nol untuk memisahkan pecahan pembagian yang diterima perwalian yang mana alokasi pembebasan GST dibuat.

Kapanpun dua perwalian dibuat dibawah Warisan ini digabungkan menjadi perwalian tunggal (contohnya, karena properti salah satu perwalian ditambahkan ke perwalian yang lain), baik ada atau tidak perwalian memiliki rasio pemasukan yang berbeda dengan hormat atas setiap pengalihan pada umumnya atau memiliki pengalihan yang berbeda bagi maksud pengalihan pajak lintas generasi, Badan Perwalian memiliki kekuasaan, dalam pelaksanaan tunggal dan kewenangan absolut, daripada penggabungan yang disebut perwalian-perwalian, untuk mengelola mereka sebagai dua perwalian yang terpisah dengan syarat-syarat yang serupa sesuai dengan ketetapan-ketetapan pemerintah mengenai penggabungan perwalian. Bagaimanapun, Badan Perwalian boleh mengelola dan menginvestasikan beberapa perwalian yang terpisah dalam satu kesatuan yang utuh.

Badan Perwalian memiliki kekuasaan, dalam pelaksanaan tunggal dan kewenangan mutlak, untuk menggabungkan satu atau lebih perwalian dengan syarat-syarat yang serupa atas ahli waris yang sama atau para ahli waris yang dibuat di bawah Wasiat ini sebagai perwalian tunggal. Badan Perwalian juga memiliki kekuasaan, dalam pelaksanaan tunggal dan kewenangan mutlak, kemudian untuk memisahkan beberapa perwalian sebagaimana yang telah ditetapkan di atas dalam paragraph ini. Tanpa batasan dan kewenangan absolut Badan Perwalian dijamin melalui paragraph ini, saya memimpikan Badan Perwalian tidak akan melakukan pemilihan untuk menyatukan dua atau lebih perwalian dengan pencantuman rasio yang berbeda bagi tujuan pengalihan pajak lintas-generasi.

SEBELAS: Disamping itu, dan tidak melalui pembatasan, kekuasaan-kekuasaan diberikan melalui hukum pada badan yang dipercaya, subyek, bagaimanapun, untuk pengarahan-pengarahan dan larangan-larangan dalam Artikel KELIMA ini, saya dengan ini dengan jelas memberikan pada Pelaksana Wasiat saya ~ dengan hormat atas tanah milik saya dan Badan Perwalian dengan hormat pada setiap tanah milik perwalian yang dibuat di sini, termasuk setiap pertambahan pendapatan daripadanya, kekuasaan-kekuasaan selanjutnya disebutkan satu demi satu, semua kekuasaan untuk diberikan atau diakui menjadi pelaksanaan oleh mereka sehingga sebaiknya mempertimbangkan dalam pelaksaan tunggal dan kewenangan absolut:

(1) Untuk membeli atau sebaliknya memperoleh, dan untuk menjaga, baik bagian yang merupakan tanah milik saya yang asli atau yang didapat setelah itu, beberapa dan seluruh saham, obligasi, catatan atau surat-surat berharga lainnya, atau jenis harta benda tidak bergerak atau harta benda pribadi, termasuk surat-surat berharga korporasi yang dipercayai, atau pengganti atau cabang korporasi, bunga pada dana-dana perwalian dan surat-surat berharga atau bunga-bunga lain pada perusahaan-perusahaan investasi dan dana-dana investasi, baik merupakan atau bukan merupakan investasi yang diijinkan bagi investasi melalui badan-badan yang dipercayai; dan untuk membuat atau menjaga beberapa investasi tanpa memperhatikan pada tingkat diversifikasi.

(2) Untuk menjual (termasuk pada keturunan saya), kontrak, perjanjian, hipotik, transfer, tingkat suku bunga, perubahan atau sebaliknya memberikan, atau opsi-opsi bantuan dengan menghormati pada, beberapa dan seluruh properti pada saat pembentukan sebagian tanah milik saya atau tanah milik perwalian, dalam cara, pada setiap saat atau saat-saat, bagi maksud, atas harga dan pada ketentuan-ketentuan, kredit-kredit dan kondisi-kondisi; dan untuk masuk ke dalam kontrak di mana tingkatnya melebihi period fixed melalui undang-undang sewa-menyewa yang dibuat oleh badan-badan yang dipercaya dan melebihi durasi beberapa perwalian.

(3) Untuk meminjam uang dari beberapa penyewa, termasuk perusahaan yang dipercayai, bagi tujuan yang berhubungan dengan perlindungan, pemeliharaan atau pengembangan tanah milik saya atau tanah milik perwalian, dan sebagai pengaman atas hipotik atau perjanjian pada syarat-syarat dan kondisi-kondisi harta milik tidak bergerak atau harta milik pribadi yang mana saya dapat menggunakan kematian atau dimiliki atau membentuk sebagian atau beberapa tanah milik perwalian.

(4) Untuk memilih dalam perorangan atau secara umum atau pembatasan wali dengan hormat untuk pembagian saham atau surat berharga lainnya; secara langsung atau melalui komite atau agen lainnya, untuk menentang atau menyetujui reorganisasi, konsolidasi, merger, pembubaran atau likuidasi beberapa korporasi, atau untuk penjualan, penyewaan, perjanjian atau hipotik beberapa properti melalui atau untuk beberapa korporasi; dan untuk melakukan pembayaran dan mengambil langkah yang tepat untuk memperoleh keuntungan-keuntungan atas beberapa transaksi.

(5) Untuk tingkat yang diijinkan oleh hukum, untuk mendaftarkan pengamanan dalam nama calon atau tanpa penambahan kata-kata yang mengindikasikannya pengamanan adalah menjaga dalam kapasitas yang dapat dipercayai; dan untuk menjaga keamanan dalam formulir perlindungan.

(6) Untuk melengkapi, meningkatkan, memodifikasi atau memperbaharui pinjaman-pinjaman, catatan-catatan, obligasi-obligasi, hipotik-hipotik, kontrak-kontrak atau beberapa obligasi-obligasi lainnya yang dimiliki oleh saya atau yang mungkin saya miliki sebagian atau gadai-gadai atau yang ditutuhkan terhadap harta milik saya atau hutang atas properti saya, atau atas tanah milik saya, meskipun saya tidak bertanggung jawab atas hal tersebut; untuk membayar, mengkrompromikan, melipat gandakan, mengurus, saya serahkan untuk di awasi, menjual atau merilis tuntutan-tuntuan atau permintaan-permintaan atas tanah milik saya atau perwalian atas orang-orang yang menentang tanah milik saya atau perwalian pada syarat-syarat dan kondisi-kondisi, termasuk tindakan yang tepat atas harta milik tidak bergerak dalam kepuasan atas obligasi-obligasi dan hipotik-hipotik; dan untuk melakukan pembayaran yang berhubungan dengan hal tersebut.

(7) Melakukan pendistribusian dengan baik (termasuk dalam kepuasan yang berkaitan dengan uang yang diwariskan) dan melakukan pendistribusian yang terdiri atas dana tunai, harta milik atau pembagian kecil yang sepenuhnya dalam harta milik yang berbeda dengan baik dari pendistribusian yang lain tanpa memandang pendapatan pajak pendistribusian harta milik pada ahli waris atau perwalian.

(8) Kapanpun tidak ada korporasi badan yang dipercaya yang bertindak di bawah ini, untuk menempatkan seluruhnya atau sebagian surat-surat berharga yang mana setiap saat dijaga oleh tanah milik saya atau perwalian tanah milik dalam pemeliharaan dan penjagaan bank atau perusahaan perwalian tanpa obligasi sementara surat-surat berharga dijaga untuk diawasi atau menjelaskan hal yang sama dan tanpa pertanggung jawaban atas 1088 atau penyalahgunaan oleh bank atau perusahaan perwalian; untuk memiliki seluruh saham dan mendaftarkan surat-surat berharga yang ditempatkan pada nama beberapa bank atau perusahaan perwalian atau pada nama yang dinominasikan, untuk menunjuk beberapa bank atau agen perusahaan perwalian dan pengacara untuk mengumpulkan, menerima, memberikan tanda terima dan membayarkan pendapatan, dan secara umum melakukan tugas-tugas dan pelayanan-pelayanan kecelakaan pada yang disebut “penjagaan” tabungan; dan untuk mengalokasikan biaya-biaya dan pengeluaran-pengeluaran beberapa bank atau perusahaan perwalian untuk pendapatan atau untuk dana pokok atau sebagian untuk pendapatan dan sebagian untuk dana pokok.

(9) Menunjuk, mempekerjakan dan memindahkan, setiap saat dan dari waktu ke waktu, para akuntan, para pengacara, para konselor investment, para penasihat ahli, para agen, para panitera dan para pekerja; dan untuk menetapkan dan membayarkan kompensasi mereka dari pendapatan atau dana pokok atau sebagian dari pendapatan dan sebagian dari dana pokok. Tidak ada di sini yang terdiri, namun, harus ditafsirkan untuk mengijinkan setiap orang atau kesatuan yang lahir untuk menerima kompensasi dalam kelebihan apa yang dapat diterima, sebagaimana dijelaskan atas maksud pasal 4941 (d)(2)(E) dan 4945 (d)(5) Undang-Undang dan dibawah hukum Negara Bagian New York, jika kompensasi telah dibayarkan, secara langsung atau tidak langsung, penentangan setiap ahli waris perwalian dibuat di bawah ini.

(10) Kapanpun diijinkan oleh hukum, untuk mempekerjakan broker-dealer sebagai penjaga atas seluruhnya atau sebagian surat-surat berharga setiap saat dijaga melalui tanah milik saya atau perwalian tanah milik dan untuk mendaftarkan surat-surat berharga dengan nama beberapa broker-dealer.

(11) Dengan memandang pada surat-surat berharga dengan closely-held corporations, atau kepentingan-kepentingan tanah milik saya atau perwalian tanah milik dalam perusahaan bisnis yang bukan dalam bentuk korporasi, menahan sebagian surat-surat berharga atau interests dan mengijinkan aset-aset tanah milik saya atau perwalian tanah milik yang diinvestasikan dalam beberapa korporasi atau badan-badan bisnis untuk menyisakan 90 investasi selama beberapa saat yang tampak diperlukan tanpa pertanggungjawaban atas hak tetap memiliki saham, untuk kemajuan keuangan bagi beberapa korporasi atau badan-badan bisnis untuk membantu mereka dalam kegiatan mereka atau dengan memandang untuk memelihara atau menambah nilai keuntungan tanah milik saya atau perwalian tanah milik; mengurus manajemen, kegiatan dan memimpin badan-badan bisnis, baik tunggal maupun gabungan dengan kepentingan yang lain; menggunakan dan mendelegasikan tugas-tugas dan kekuasaan-kekuasaan pada para pekerja, para manager atau orang-orang lain, tanpa pertanggungjawaban atas delegasi kecuali kelalaian dalam seleksi; meminjamkan uang bagi beberapa korporasi atau badan-badan bisnis, dan mengamankan pinjaman melalui perjanjian atau penggadaian tidak hanya menjaga kepentingan dalam beberapa korporasi atau badan-badan bisnis namun juga atas aset-aset lain yang dijaga dalam tanah milik saya atau perwalian tanah milik; memberi suara atas saham sebagai dampak pemilihan sebagai officer atau direktur, atau keduanya, atas beberapa korporasi badan yang dipercaya dibawah ini dan juga menetapkan kompensasi yang masuk akal bagi officer atau direktur (dimana kompensasi tersebut merupakan sampingan dan bukan sebagai pengganti kompensasi bagi ahli waris yang berhak atas tindakan di bawah ini); melakukan perjanjian bagi pemilihan perwalian dan menyimpan surat-surat berharga dengan badan perwalian yang terpilih, mendelegasikan tugas-tugas pada badan perwalian dengan seluruh kekuasaan mutlak pemilik saham, melakukan wewenang badan perwalian untuk melakukan dan membayar biaya-biaya dan menerima kompensasi, dan menerima dan memelihara harta milik yang diterima di bawah perjanjian; mengambil risiko bisnis dalam manajemen, pelaksanaan, pengarahan dan pengaturan korporasi-korporasi dan perusahaan bisnis, meskipun tanah milik saya tersebut atau perwalian tanah milik memiliki kepentingan di dalamnya; menjual surat-surat berharga atau aset-aset beberapa korporasi-korporasi atau badan-badan bisnis, atau melikuidasi, membubarkan atau sebaliknya; dan mengatur, baik secara perorangan atau gabungan dengan yang lain, korporasi atau korporasi-korporasi menjaga perusahaan bisnis, mengalihkan aset-aset atau mengambil dana tunai daripadanya untuk simpanan.

(12) Mengatur, mengasuransikan kerugian, membagi lagi, membagikan, mengembangkan, memajukan, menggadaikan, menyewakan atau sebaliknya melakukan kesepakatan dengan harta benda tak bergerak atau keuntungan-keuntungan daripadanya yang mungkin terbentuk pada waktu sebagian tanah milik saya atau perwalian tanah milik; memenuhi dan memberhentikan atau memperpanjang jangka waktu penggadaian daripadanya; menghancurkan, membangun kembali, mengembangkan, memperbaiki dan membuat perubahan dari waktu ke waktu dalam setiap struktur pada beberapa harta benda tak bergerak; untuk menempatkan ke dalam bagian-bagian dan menyiapkan harta benda tak bergerak bagi tujuan pembangunan; membangun dan memperlengkapi bangunan-bangunan dan struktur-struktur lainnya pada harta benda tak bergerak dan membuat beberapa dan seluruh pengembangan lainnya dengan jenis atau karakter apapun dalam hubungan dengan pengembang dan perkembangan daripadanya; menyediakan peralatan-peralatan yang diperlukan dan membuat perjanjian untuk mengefektifkan kekuasaan-kekuasaan yang terdahulu, termasuk memberikan opsi-opsi yang berhubungan dengan hal tersebut.

(13) Memisahkan perwalian yang dibuat di bawah Wasiat ini menjadi satu atau lebih perwalian-perwalian yang terpisah bagi keuntungan satu atau lebih para ahli waris perwalian (mengenyampingkan para ahli waris yang lain) sehingga dipisahkan, sebagai Badan Perwalian, dalam pelaksanaan tunggal dan kewenangan yang absolut, menetapkan dan mengalokasikan perwalian yang terpisah beberapa atau seluruh aset-aset tanah milik perwalian atas beberapa alasan termasuk, namun tidak terbatas, memungkinkan perwalian atau badan perwalian untuk memenuhi kualifikasi sebagai shareholder yang memenuhi syarat menurut sub bab S perusahaan sebagaimana digambarkan dalam bab-bab 1361 (c)(2)(A)(i) atau 1361 (d)(3) Undang-Undang, sebagaimana nanti, atau untuk tujuan lainnya.

(14) Mendelegasikan tugas-tugas atau kekuasaan-kekuasaan, kebijakan-kebijakan atau sebaliknya, kepada co-fiduciary selama beberapa periode dan pada syarat-syarat dan kondisi-kondisi sebagaimana nanti ditunjuk secara tertulis yang diakui dalam blanko yang nantinya bernama akte harta benda tak bergerak untuk disimpan dan dikirimkan pada co-fiduciary; dan badan perwalian yang dipercayai mendelegasikan tugas-tugas dan kekuasaan-kekuasaan di bawah ini tidak memiliki tanggung jawab yang lebih jauh dengan hormat pada pelaksanaan tugas-tugas atau kekuasaan-kekuasaan selama delegasi berlaku; dan delegasi harus dapat ditarik kembali melalui instrumen yang sama sehingga dikirimkan pada setiap saat, disediakan, namun, tidak ada tugas-tugas atau kekuasaan-kekuasaan yang digambarkan dalam Paragraf J Artikel KEDUA BELAS ini yang mungkin didelegasikan Badan Perwalian yang merupakan ahli waris perwalian yang dibuat di bawah ini.

(15) Mengatur perwalian yang dibuat di bawah ini dalam kesatuan dengan perwalian lain yang dibuat di bawah ini yang memiliki syarat, kondisi yang sama ~ dan para ahli waris.

(16) Melaksanakan dan mengirimkan sebagian atau seluruh perlengkapan untuk melaksanakan kekuasaan sebelumnya, tidak ada bagian bagi instrumen yang dibutuhkan untuk dimintai keterangan menjadi pengesahan atau untuk melihat aplikasi dalam bentuk uang atau harta b enda lain yang dibayarkan atau dikirimkan menurut syarat-syarat beberapa instrumen.

KEDUA BELAS: A. Saya menunjuk ALEXANDER D. FORGER dan MAURICE TEMPELSMAN sebagai Pelaksana Permintaan Terakhir dan Wasiat saya ini. Jika mereka tidak memenuhi syarat atau berhenti bertindak sebagai Eksekutor, saya memberikan wewenang, namun tidak memerintahkan, yang lainnya, dalam pelaksanaan tunggal dan memiliki kewenangan mutlak, untuk menunjuk sebagai co-eksekutor beberapa individu atau bank atau perusahaan perwalian sebagai eksekutor, dalam pelaksana tunggal dan memiliki kewenangan yang mutlak, sebaiknya dipilih. Setiap perjanjian sebaiknya dibuat oleh panitera yang disediakan pengadilan dalam bentuk tertulis yang diarsipkan.

Jika pada saat dan atas alasan dimana hanya ada satu Eksekutor yang bertindak di bawah ini, Saya memberikan wewenang, namun tidak memerintahkan, Eksekutor untuk menunjuk individu atau bank atau perusahaan perwalian sebagai Eksekutor, dalam pelaksanaan tunggal dan kewenangan mutlak, sebaiknya dipilih sebagai pengganti Eksekutor untuk bertindak pada tempatnya jika ia berhenti. Setiap perjanjian sebaiknya dibuat oleh panitera yang disediakan pengadilan secara tertulis dan diarsipkan dan mungkin dicabut oleh Eksekutor selama hidupnya dan digantikan oleh perjanjian yang kemudian, maka perjanjian terakhir yang digunakan.

B. Apabila penting untuk mewakili tanah milik saya untuk memenuhi syarat dalam yuridiksi dimana Eksekotor dinamai di sini tidak dapat atau mungkin tidak memenuhi kualifikasi, sebaiknya digantikan eksekutor lain dibawah ini, tanpa memberikan keamanan, bertindak sebagai Eksekutor dalam yuridiksi dan sebaiknya memiliki seluruh hak, kekuasaan, hak istimewa, kewenangan dan tugas-tugas yang diberikan atau ditentukan Eksekutor saya melalui ketetapan-ketetapan Wasiat saya ini, atau, jika tidak ada Eksekutor yang dapat atau diharapkan untuk memenuhi kualifikasi sebagai eksekutor dalam yuridiksi yang lain, atau, jika pada saat dan atas alasan dimana tidak ada Eksekutor di kantor pada yuridiksi yang lain, saya menunjuk sebagai Eksekutor disini beberapa orang atau korporasi sebagai calon melalui tindakan para Eksekutor di bawah ini. Pengganti Eksekutor sebaiknya, tidak diberikan pengamanan, yang dimiliki pada yuridiksi lain seluruh hak, kekuasaan, hak istimewa, kewenanangan dan tugas yang diberikan atau ditentukan para Eksekutor saya melalui ketetapan-ketetapan Wasiat saya ini.

C. Saya menunjuk ALEXANDER dan MAURICE TEMPELSMAN Badan Perwalian yang dibuat di bawah Paragraf A Artikel KEDUA Wasiat saya ini. Jika mereka gagal memenuhi kualifikasi atau berhenti bertindak sebagai Badan Perwalian di bawah ini, Saya menunjuk, namun tidak memerintahkan, yang lainnya, dalam pelaksanaan tunggal dan kewenangan yang absolut, untuk menunjuk sebagai wakil Badan Perwalian, beberapa individu atau bank atau perusahaan perwalian sebagai Badan Perwalian, dalam pelaksanaan tungal dan kewenangan yang mutlak, sebaiknya dipilih. Setiap perjanjian sebaiknya dibuat oleh panitera yang disediakan pengadilan dalam bentuk tertulis yang diarsipkan.

Jika pada saat dan atas alasan tidak ada satupun Badan Perwalian yang bertindak yang mana disebut perwalian, saya menunjuk, namun tidak memerintahkan, Badan Perwalian untuk menunjuk individu atau bank atau perusahaan perwalian sebagai Badan Perwalian, dalam pelaksanaan tunggal dan kewenangan absolut, sebaiknya dipilih sebagai pengganti Badan Perwalian untuk bertindak pada tempatnya jika ia berhenti. Setiap perjanjian sebaiknya dibuat oleh panitera yang disediakan pengadilan dalam tulisan yang diarsipkan dan mungkin ditarik kembali oleh Badan Perwalian selama masa hidupnya dan digantikan oleh perjanjian yang kemudian, maka perjanjian terakhir yang digunakan.

D. Saya menunjuk putri saya, CAROLINE B. KENNEDY, putra saya, JOHN F. KENNEDY, JR., ALEXANDER D. FORGER dan MAURICE TEMPELSMAN sebagai Badan Perwalian yang dibuat di bawah Paragraf A Artikel KELIMA Wasiat saya ini dan di dalamnya ditunjuk THE C & J FOUNDATION ditetapkan, namun, jika putri dan/atau putra saya menolak harta benda tanah milik saya yang menjadi bagian perwalian yang dibuat di bawah Paragraf A Artikel KELIMA, putri dan/atau putra saya yang menolak sebaiknya hanya melayani sebagai Administratif Badan Perwalian. Administratif Badan Perwalian 19 hanya berwenang mengambil tindakan yang penting untuk melindungi dan memelihara harta benda perwalian yang diartikan dalam Undang-Undang Dept. Keuangan Pasal S 25.2518-2 (d)(2) dan, berdasarkan hal tersebut, Administratif Perwalian dilarang berpartisipasi dalam pelaksanaan, atau keputusan untuk tidak melaksanakan, kewenangan atau pembayaran-pembayaran, pendistribusian, aplikasi-aplikasi atau pertambahan pendapatan atau dana pokok oleh Badan Perwalian, termasuk pemilihan para ahli waris yang memenuhi syarat menerima tunjangan hidup. Apabila satu atau lebih Badan Perwalian yang ditunjuk di bawah ini gagal memenuhi kualifikasi atau berhenti bertindak sebagai Badan Perwalian yang disebut Yayasan tanpa memiliki calon penggantinya dalam cara yang ditetapkan melalui Paragraf H Artikel ini, saya memerintahkan Badan-Badan Perwalian atau Badan Perwalian melanjutkan dalam kantor untuk pelaksanaan hak tersebut sehingga dapat dipenuhi minimum dua (2) Badan-Badan Perwalian dalam kantor bagi Yayasan pada setiap saat.

E. Saya menunjuk CAROLINE B. KENNEDY dan JOHN F. KENNEDY, JR. atau salah satu dari mereka yang masih hidup sebagai Badan Perwalian atas perwalian yang dibuat di bawah subparagraph B(3) Artikel KELIMA yang ditetapkan Wasiat saya ini, namun, jika putri dan/atau putra saya menolak harta benda Tanah Milik saya yang menjadi bagian perwalian yang dibuat di bawah Paragraf B(3) Artikel KELIMA, putri dan/atau putra saya yang menolak sebaiknya hanya melayani sebagai Administratif Badan Perwalian. Administratif Badan Perwalian hanya berwenang mengambil tindakan yang perlu untuk menjaga dan memelihara harta benda perwalian yang diartikan dalam Undang-Undang Dept. Keuangan pasal 25.2518-2 (d)(2) dan, berdasarkan hal itu, dilarang berpartisipasi dalam pelaksanaan, atau keputusan yang bukan pelaksanaan, kewenangan atas pembayaran-pembayaran, pendistribusian, aplikasi-aplikasi atau penambahan pendapatan atau dana pokok oleh Badan Perwalian. Tambahan lagi, menunjuk sebagai wakil Badan Perwalian atau wakil Badan-Badan Perwalian atas perwalian perorangan atau orang-orang dan/atau bank atau perusahaan perwalian sebagai putra dan putri saya, atau yang masih hidup di antara mereka, sebaiknya setuju atas dan penunjukkan sebagai wakil Badan Perwalian atau wakil Badan-Badan Perwalian melalui tulisan yang diarsipkan yang dibuat oleh panitera yang disediakan pengadilan. Maka tidak penting menunjuk pengganti-pengganti pada tindakan individual sebagai Badan Perwalian atas perwalian yang dibuat di bawah subparagraph B(3) Artikel KELIMA disini jika dan selama saat sebagai bank atau perusahaan perwalian sebaiknya bertindak di bawah ini.

F. Saya menunjuk putri saya, CAROLINE B. KENNEDY, dan putra saya, JOHN F. KENNEDY, JR. sebagai Badan Perwalian atas perwalian yang dibuat di bawah Artikel KEENAM Wasiat saya ini, dan saya menunjuk orang tua setiap individual pada siapa perwalian dibuat untuk memenuhi kualifikasi sebagai wakil Badan Perwalian atas perwalian jika ia peduli untuk melakukan yang telah ditetapkan, namun, jika putri dan/atau putra saya menolak harta benda Tanah Milik saya yang menjadi bagian perwalian yang dibuat di bawah Artikel KEENAM, putri dan/atau putra saya yang menolak sebaiknya hanya melayani sebagai Administratif Badan Perwalian. Administratif Badan Perwalian hanya berwenang mengambil tindakan yang penting untuk menjaga dan memelihara harta benda perwalian sesuai dengan Undang-Undang Dept. Keuangan pasal 25.2518- 2(d)(2) dan, sesuai dengan hal tersebut, maka Administratif Perwalian dilarang mengambil bagian dalam pelaksanaan, atau pengambilan keputusan yang bukan merupakan pelaksanaan, kewenangan atas pembayaran-pembayaran, pendistribusian, aplikasi-aplikasi atau penambahan nilai pendapatan atau dana pokok oleh Badan Perwalian.

G. Eksekutor atau Badan Perwalian boleh mengundurkan diri dari kantor tanpa meninggalkan pengadilan setiap saat dan atas alasan apapun dimana pengunduran diri tersebut dilakukan secara tertulis dan diarsipkan dengan panitera yang disediakan pengadilan.

H. Saya memberikan wewenang dan kuasa pada individual untuk bertindak sebagai Badan Perwalian atas satu atau lebih perwalian yang dibuat di bawah ini untuk menunjuk setiap saat dan dari waktu ke waktu individual atau bank atau perusahaan perwalian (kecuali kalau bank atau perusahaan perwalian yang kemudian bertindak sebagai Badan Perwalian atas beberapa perwalian) untuk bertindak sebagai pengganti Badan Perwalian satu atau lebih perwalian dalam kegiatan dimana orang-orang membuat perjanjian berhenti untuk bertindak sebagai Badan Perwalian atas perwalian atau perwalian-perwalian karena kematiannya atau mengundurkan diri. Jika lebih dari satu Badan Perwalian yang bertindak di bawah ini, dan pada saat atau dari waktu ke waktu ada lowongan di kantor wakil Badan perwalian atau satu atau lebih perwalian yang dibuat di bawah ini berdasarkan pada kematian atau pengunduran diri wakil Badan Perwalian dan tidak ada pengganti Badan Perwalian yang mau dan dapat melayani yang ditunjuk di sini atau melalui wakil Badan Perwalian sebagaimana yang ditetapkan di atas, kemudian saya memberikan wewenang dan kuasa pada individual Badan Perwalian yang tersisa, jika ada, perwalian atau perwalian-perwalian untuk menunjuk individual atau korporasi untuk bertindak sebagai wakil Badan Perwalian atas perwalian atau perwalian-perwalian.

I. Pada kegiatan yang hanya tindakan Badan Pewalian atau Badan-Badan Perwalian atas pewalian yang dibuat di bawah ini dilarang mengambil tindakan-tindakan tertentu yang penting atau pantas, saya menunjuk sebagai wakil Badan Perwalian beberapa individual atau bank atau perusahaan perwalian sebagai yang terpilih, dalam pelaksanaan tunggal dan memiliki kewenangan yang absolut, melalui tindakan Badan Perwalian atau Badan-Badan Perwalian. Setiap perjanjian sebaiknya dibuat dalam tulisan yang diarsipkan dengan panitera yang disediakan pengadilan.

J. Sekalipun demikian ketetapan lain Wasiat saya ini, tidak ada Badan Perwalian yang merupakan ahli waris perwalian yang dibuat di bawah ini atau yang dibawah tugas untuk mendukung ahli waris yang pernah berpartisipasi dalam (i) pelaksanaan, atau keputusan bukan untuk pelaksanaan, kewenangan atas pembayaran-pembayaran, pendistribusian, aplikasi-aplikasi, pertambahan, atau penggunaan pendapatan atau dana pokok oleh Badan-Badan Perwalian, (ii) pelaksanaan kewenangan untuk mengalokasikan tanda-tanda terima atau kelebihan-kelebihan antara dana pokok dan pendapatan, atau (iii) pelaksanaan kekuasaan perjanjian secara umum yang digambarkan dalam bab 2041 atau 2514 Undang-Undang.

K. Kecuali yang ditetapkan oleh hukum, saya memerintahkan para Eksekutor saya tidak mewajibkan untuk mengarsipkan inventaris atau debitur Tanah Milik saya dan tidak ada Eksekutor, Badan Pewalian, atau penerima kekuasaan dalam perwalian yang diwajibkan untuk memberikan surat tanggungan. Jika, meskipun pengarahan sebelumnya, surat tanggungan diwajibkan oleh hukum, undang-undang atau peraturan pengadilan, tidak ada jaminan yang diwajibkan darinya.

L. Saya memberikan wewenang dan kuasa Badan-Badan Perwalian atau Badan Perwalian setiap perwalian yang dibuat di bawah ini untuk mengalihkan aset-aset perwalian ke, dan untuk menjaga dan mengelola aset-aset tersebut dalam yuridiksi di Amerika Serikat dan untuk membukukannya dalam pengadilan yang memiliki yuridiksi atas yang disebut aset-aset.

M. Saya memerintahkan sebagian dan seluruh kekuasaan dan kewenangan yang dianugrahkan oleh hukum dan melalui Wasiat saya ini termasuk pada Badan Perwalian saya, namun tidak melalui pembatasan, hak untuk menunjuk pengganti dan wakil Badan Perwalian, mungkin dilaksanakan oleh Badan-Badan Perwalian dari waktu ke waktu memenuhi kualifikasi dan bertindak di bawah ini.

N. Dimanapun istilah “Para Eksekutor” atau “Eksekutor” dan “Badan-Badan Perwalian” atau “Badan Perwalian” digunakan di dalam Wasiat saya ini, istilah-istilah tersebut dianggap berhubungan dengan tindakan para Eksekutor atau Eksekutor atau Badan-Badan Perwalian atau Badan Perwalian dari waktu ke waktu.

KETIGA BELAS: A. Pembagian dalam Wasiat ini bagi para keturunan per stirpes sebaiknya dipertimbangkan untuk mengharuskan pembagian ke dalam bagian-bagian yang sama rata dengan nilai yang cukup untuk membuat satu bagian bagi setiap anak orang-orang yang masih hidup pada saat pembagian menjadi efektif dan satu bagian bagi setiap anak almarhum yang memiliki satu atau lebih keturunan-keturunan yang masih hidup, tanpa memandang apakah anak orang tersebut masih hidup, dengan dana pokok yang sama yang ditambahkan dalam pembagian pada generasi yang lebih sedikit.

B. Sebagaimana digunakan dalam Wasiat ini, istilah-istilah “anak,” “anak-anak,” “keturunan” dan “keturunan-keturunan” dimaksudkan untuk memasukkan anak-anak adopsi dan keturunan-keturunan yang diadopsi, baik sedarah atau melalui adopsi.

KEEMPAT BELAS: Dalam hubungan dengan ketetapan-ketetapan Bab 315(5) Undang-Undang Perwalian Prosedur Pengadilan New York, dalam laporan meliputi tanah milik saya atau perwalian tanah milik yang dibuat di bawah ini tidak penting proses pada atau membuat partai pada laporan orang-orang di bawah ketidak mampuan (cacat) dimana partai lain pada laporan memiliki kepentingan yang sama sebagai orang-orang di bawah ketidak mampuan (cacat).

KELIMA BELAS: Tidak ada perwalian dibuat di bawah Wasiat saya ini merupakan subyek pada ketetapan-ketetapan bab 11-2.1 (k) Hukum Perwalian dan Kuasa, Tanah Milik New York (“EPTL”), Badan-Badan Perwalian setiap perwalian juga tidak diharuskan untuk membuat alokasi pendapatan dengan menghormati harta milik yang dijaga sebagai bagian perwalian yang dibuat di bawah ini dimana setiap saat merupakan underproductive seperti yang dimaksud dalam bab 11-2.1 (k) (1) EPTL.

DALAM KESAKSIAN DIMANA, SAYA, JACQUELINE K. ONASSIS, pada Wasiat terakhir saya ini ditanda tangani nama saya dan saya materaikan hari ini tanggal 22 Maret, pada tahun Seribu Sembilan Ratus Sembilan Puluh Empat. Jacqueline K. Onassis menanda tangani dan memeteraikannya melalui Testatrix dalam kehadiran kita dan setiap dari kita, dan pada saat yang sama diumumkan, disiarkan dan diketahui oleh Jacqueline K. Onassis menjadi Wasiat terakhirnya, dan setelah itu kita, pada meminta yang disebut Testatrix, dalam kehadiran Jacqueline K. Onassis dan pada kehadiran setiap orang, dibawah ini ditandatangani nama-nama kita sebagai saksi-saksi pada hari ini tanggal 22 Maret 1994.

SELURUH SAKSI YANG MEMPERHATIKAN SEBAIKNYA MEMBACA DENGAN HATI-HATI SEBELUM MENANDATANGANI PERNYATAAN TERTULIS YANG SAH INI – NOTARIS SEBAIKNYA TIDAK MENJADI BAGIAN ATAU SAKSI

NEGARA BAGIAN NEW YORK

WILAYAH NEW YORK

Setiap tandatangan, secara individu dan terpisah menjadi sumpah sebagaimana mestinya, memberikan kesaksian dan mengatakan:

Dalam Wasiat yang ditandatangani pada kehadiran kami dan disaksikan pada akhir daripadanya oleh JACQUELINE K. ONASSIS, di bawah – yang bernama Testatrix, pada tanggal 22 Maret 1994, di 1040 Fifth Avenue di Negara Bagian New York.

Dikatakan Testatrix pada saat pelaksanaan tandatangan dinyatakan instrumen sehingga menjadi Wasiat terakhirnya.

Setiap yang bertandatangan di bawah ini setelah itu diberikan namanya masing-masing sebagai saksi pada akhir yang disebut Wasiat pada permintaan yang disebut Testatrix dan dalam kehadirannya dan disaksikan dan pada kehadiran dan disaksikan setiap orang.

Dikatakan Testatrix, pada waktunya sehingga pelaksanaannya disebut Wasiat, di atas usia 18 tahun dan, dalam masing-masing opini dibawah tandatangan, suara pikiran, ingatan dan pengertian dan tidak di bawah paksaan atau dalam rasa hormat yang tidak berhak untuk membuat wasiat.

Testatrix, dalam masing-masing opini dibawah tandatangan, dapat membaca, menulis dan sebaliknya dalam bahasa Inggris dan tidak menderita cacat penglihatan, pendengaran atau pengucapan atau dari kerusakan atau kelemahan fisik atau mental lainnya dimana dapat berdampak terhadap kapasitasnya dalam membuat wasiat yang sah. Surat Wasiat merupakan pelaksanaan sebagai hal yang tunggal, instrumen yang original dan tidak dilaksanakan dalam kelompok. Setiap yang menandatangani telah mengetahui dengan yang disebut Testatrix pada yang disebut waktu dan membuat surat wasiat ini pada permintaanya. Dalam Wasiat ditunjukkan pada penanda tangan pada waktu surat wasiat ini dibuat, dan diperiksa oleh mereka untuk menandatangani yang disebut Testatrix dan di bawah tanda tangan. Instrumen sebelumnya dilaksanakan oleh Testatrix dan disaksikan oleh setiap yang telah menandatangani perjanjian di bawah pengawasan Georgiana J. Slade, Penasihat hukum.

Secara terpisah disumpah sebelum hari ini tanggal 22 Maret, 1994




Jacqueline Bouvier Kennedy : First Lady

Pameran Museum Virtual Perpustakaan John F. Kennedy

Jacqueline Kennedy : Tahun-Tahun di Gedung Putih Dibuka 15 September

Menampilkan Highlights dari Jacqueline Kennedy : Tahun-Tahun di Gedung Putih
(Pameran dari tanggal 15 September 2001- 28 Februari 2002)

Pameran khusus mengenai Jacqueline Kennedy yang dibuka mendapat sambutan hangat pada musim semi ini dan membuat New York’s Metropolitan Museum of Art gempar atas kembalinya ke John F. Kennedy Library and Museum dimana secara resmi dibuka untuk publik pada hari Sabtu, 15 September.

Jacqueline Kennedy: Tahun-Tahun Di Gedung Putih – Pilihan-Pilihan dari The John F. Kennedy Library and Museum akan ditampilkan di Perpustakaan dan Museum Kennedy hingga tanggal 28 Februari 2002. Pameran khusus yang belum pernah terjadi sebelumnya yang menampilkan pakaian dan aksesoris-aksesoris yang dikenakan oleh Mrs. John F. Kennedy pada kegiatan-kegiatan kenegaraan di Amerika dan menandakan 40 tahun keterlibatannya sebagai first lady Amerika.

Bahan-bahan untuk pameran digambarkan secara hampir ekslusif dari koleksi-koleksi yang ada di Perpustakaan John F. Kennedy. Yang dianggap oleh banyak orang sebagai salah satu kecakapan Jacqueline Kennedy Onassis yang paling terkenal, sebuah tugu peringatan nasional (national memorial) bagi Presiden Kennedy dirancang oleh I.M. Pei dan diresmikan pada Oktober 1979. Bahan-bahan lainnya dalam pameran dipinjam dari Caroline Kennedy.

Di samping kostum-kostum dan barang-barang yang dipajang pada pertunjukan perdana di New York, pameran Perpustakaan Kennedy menawarkan para pengunjung kesempatan untuk mempelajari lebih banyak mengenai kontribusi Mrs. Kennedy yang luar biasa bagi pemerintahan suaminya sebagaimana yang didokumentasikan di pameran permanen Museum Perpustakaan Kennedy pada bagian first lady.

Sementara pameran khusus yang secara spesifik ditujukan pada pengaruh Jacqueline Kennedy terhadap fashion dan style dan menampilkan sekitar 70 kostum-kostum dan aksesoris original yang dikenakannya pada kegiatan-kegiatan kenegaraan, juga menampilkan dokumen-dokumen asli, foto-foto, film dan obyek-obyek yang berhubungan dengan peranan Mrs. Kennedy yang bersejarah dalam restorasi Gedung Putih, kontribusinya terhadap koleksi seni dan perabotan yang bersejarah, dukungannya atas kesenian, kepemimpinannya yang bersejarah dalam pelestarian, dan pekerjaannya sebagai duta besar keliling (traveling ambassador).

“Hasrat ibu saya terhadap sejarah telah membimbing dan menginformasikan pekerjaannya di Gedung Putih,” ujar Caroline Kennedy, Presiden Yayasan Perpustakaan John F. Kennedy. “Beliau ingin membagikan pengetahuannya dan ketertarikannya mengenai masa lalu dengan seluruh rakyat Amerika, khususnya anak-anak. Ia menyadari bahwa bagi seorang anak, sejarah Amerika kerap merupakan peristiwa yang agak kering dan membosankan, dan ia melihat kunjungan ke rumah Presiden sebagai kesempatan untuk menimbulkan rasa tertarik pada setiap anak di dalam diri orang-orang yang membuat negara kita menjadi seperti saat ini.

“Dan juga, beliau merupakan seorang patriot.” Lanjut Kennedy. “Seperti ayah saya, beliau percaya bahwa peradaban Amerika akan kembali pada waktunya. Mereka bersama-sama memeriahkan kesenian dan kesusastraan Amerika, dan membangkitkan kebanggaan rakyat Amerika atas kesenian kita, sebagaimana kehidupan politik kita, merupakan sebuah warisan.

“Bagi saya, dan bagi setiap orang yang mengenal ibu saya, beliau akan selalu menjadi bagian dari kita, dan bagian dari kehidupan kita, dan beliau akan selalu dihormati atas sejarah yang telah dibuatnya,” ujar Kennedy. “Dengan cita rasanya terhadap style, beliau telah memberikan nilai-nilai ini, dan merupakan representasi Presiden Kennedy, dan Amerika, dalam imajinasi yang telah mempesonakan dunia, dan itu masih berlanjut hingga saat ini.

“Dalam semangat tersebut, saya mengajak orang-orang yang mengenang saat itu untuk membawa anak-anaknya bersama anda untuk melihat pameran ini, atau mengunjungi museum lokal atau tempat bersejarah di kota anda. Membicarakan mengenai masa lalu, mengenai sejarah, mengenai apa yang anda ingat,” kata Kennedy. “Karena ini adalah cara yang ibu saya percaya bahwa sejarah dapat kembali hidup pada generasi baru, yang kita pelajari dari masa lalu, mengerti apa yang penting, dan nilai-nilai berharga dari masa lalu itu.”

Pameran khusus kostum-kostum dan aksesori-aksesori original Mrs. Kennedy saat ini ditampilkan di Stephen E. Smith Center di Perpustakaan dan Museum John F. Kennedy. Bagunan dengan tinggi 5000 persegi , yang normalnya digunakan bagi forum-forum publik, makan malam dan kegiatan-kegiatan khusus lainnya seperti upacara penghargaan tahunan Profile in Courage Award, telah diubah menjadi museum pameran selama 6 bulan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan hanya satu kali dan merupakan satu-satunya pameran yang seperti ini.

Tiket dapat dibeli langsung pada harinya di Perpustakaan Kennedy. Pemesanan tiket untuk pameran bisa diperoleh dengan menghubungi NEXT Ticketing di (617) 695-2JFK atau dengan mengunjungi website NEXT Ticketing di www.nextticketing.com/jfk. Tiket untuk pameran khusus, harganya $15 untuk orang dewasa, $13 untuk mahasiswa dan pelajar, dan $8 untuk anak-anak usia 13-17, termasuk karcis masuk ke pameran permanen di museum John F. Kennedy. Penawaran diskon dan kupon tidak berlaku untuk pameran khusus Mrs. Kennedy.

Untuk membantu mengakomodasikan permintaan tiket, Perpustakaan dan Museum Kennedy akan buka sampai jam 21.00 pada hari Senin malam mulai bulan Oktober. Pameran Khusus Jacqueline Kennedy dan pameran permanen JFK Museum hari Selasa-Minggu, pkl. 9.00 – 17.00, dengan tur terakhir untuk pameran pkl. 16.00, dan hari Minggu dari pkl. 9.00 – 21.00, dengan tur terakhir pameran pukul 20.00.

Pameran menampilkan pakaian yang dikenakan oleh Jacqueline Kennedy pada waktu mengikuti kampanye, selama pesta-pesta pelantikan, di Gedung Putih, dan pada kunjungan-kunjungan kenegaraan mengelilingi dunia. Highlight-highlight termasuk potongan-potongan utama dari periode ini, termasuk mantel anak rusa dan topi pillbox yang menghebohkan, yang dikenakan pada upacara pelantikan di tangga gedung Capitol pada 20 Januari 1961; gaun satin gading yang dikenakan pada pesta sebelum pelantikan; baju merah yang dikenakan untuk tur televisi di Gedung Putih pada 14 Februari 1962; gaun sutra candy pink yang dikenakan untuk makan malam kenegaraan Gedung Putih pada 11 Mei 1962 untuk menyambut Andre Malraux, Menteri Kebudayaan Perancis; gaun malam sutra rajutan yang dikenakan untuk 29 April 1962 pada makan malam Gedung Putih menjamu Pemenang Nobel Laureates; dan gaun-gaun malam resmi lainnya di Gedung Putih untuk makan malam kenegaraan, pesta-pesta politik, dan kegiatan-kegiatan kebudayaan.

Juga menampilkan banyak pakaian yang dikenakan oleh Mrs. Kennedy pada kunjungan-kunjungan kenegaraan, termasuk elemen-elemen yang luas dari perjalanan tunggalnya ke India dan Pakistan di tahun 1962, dan kunjungan Kennedy ke Amerika Selatan pada tahun 1961. Kejadian-kejadian sejarah lainnya termasuk gaun manik-manik dimana ia telah mempesonakan pemimpin Soviet, Nikita Khrushchev di Wina pada tahun 1961, dan dari kunjungannya ke Perancis, juga di tahun 1961, gaun dan mantel opera yang dikenakan untuk makan malam kenegaraan dengan Presiden de Gaulle di Istana Versailles. Dari kunjungannya ke Roma, gaun hitam yang dikenakannya untuk penampilannya dengan Paus Yohanes XXIII.

Hamish Bowles, Editor utama majalah Vogue Eropa, membantu sebagai konsultan kreatif untuk pameran ini. Pada perayaan pameran khusus Mrs. Kennedy, Perpustakaan dan Museum Kennedy juga akan menjadi tuan rumah untuk forum-forum seri pendidikan yang berhubungan dengan pekerjaan Mrs. Kennedy di Gedung Putih dan kegiatan pemeliharaan yang bersejarah. Seri-seri tersebut disponsori oleh the Boston Globe dan menampilkan James Abbott, Kurator Seni Dekoratif di Baltimore Museum of Art dan pengarang Designing Camelot: The Kennedy White House Restoration (Gambaran Camelot: Restorasi Gedung Putih Kennedy), pada 24 September; Betty Monkman, Kurator Gedung Putih, dan pengarang The White House: Its Historic Furnishings and First Families (Gedung Putih: Perabotan Bersejarah dan Keluarga-Keluarga Pertama), pada 30 September; dan Hamish Bowles, Kurator Tamu, Jacqueline Kennedy: Tahun-Tahun di Gedung Putih – Pilihan dari Perpustakaan dan Museum John F. Kennedy, dan pengarang “Defining Style: Jacqueline Kennedy’s White House Years” (Gambaran Gaya: Tahun-Tahun Jacqueline Kennedy di Gedung Putih), dari katalog pameran Jacqueline Kennedy: Tahun-Tahun di Gedung Putih – Pilihan-pilihan dari Perpustakaan dan Museum John F. Kennedy, pada 18 November.

Tambahan program-program yang dikonfirmasikan ini, Perpustakaan Kennedy mengembangkan jumlah program-program lain untuk memfokuskan pada komitmen Mrs. Kennedy terhadap seni, termasuk forum dengan Thomas Hoving, mantan Direktur Metropolitan Museum of Art, yang akan mengenang kembali perjalanannya ke Uni Soviet bersama Mrs. Onassis untuk melihat peragaan busana Kostum-Kostum Rusia, katalog yang diedit oleh Jacqueline Kennedy Onassis.

Pada Oktober, Perpustakaan akan menjadi tuan rumah sebuah forum yang didedikasikan untuk para pemimpin wanita yang menjadi “perintis” dalam bidang-bidang kehormatan mereka. Hingga kini, Perpustakaan Kennedy telah menerima komitmen-komitmen dari Geraldine Ferraro dan Wilma Mankiller, mantan Principal Chief of the Cherokee Nation of Oklahoma, dan wanita pertama dalam sejarah modern untuk memimpin suku bangsa mayoritas penduduk asli Amerika. Perpustakaan juga merencanakan konferensi besar pada pameran Mrs. Kennedy pada awal tahun 2002.