Total Tayangan Halaman

Translate

Kamis, 28 Januari 2010

Jenson Button, From A to Z




Alexander adalah nama tengah dari juara dunia 2009 ini. Lengkapnya adalah Jenson Alexander Lyons Button. Ia lahir di Frome, Somerset pada 19 Januari 1980.

pic taken from this site

Brawn. Rasanya memang kurang lengkap jika membicarakan Jenson Button tanpa menyebut Brawn yang telah mengantarkannya meraih gelar juara dunia pertamanya. Hubungan Button-Brawn memang masih seumur jagung dan mungkin tak selekat hubungan Schumi-Brawn yang telah berjalan lebih dari sepuluh tahun. Namun toh Button-Brawn dapat bersinergi sehingga di akhir musim 2009 lalu gelar dunia konstruktor dan pembalap berhasil direaih tim debutan yang keikutsertaannya di F1 sempat terancam pada awal musim 2009 lalu.

Clay Pigeon. Yang ini adalah nama sebuah sirkuit di dekat Yeovil, Somerset, tempat Jenson lahir dan dibesarkan. Di sirkuit inilah pertama kali Jenson Button memperlihatkan skill balapnya. Waktu itu ayahnya mendaftarkan Jenson dalam sebuah lomba gokart dan JB berhasil memenangi balapan pertamanya itu di atas lintasan basah dan dari grid belakang. Persis seperti ketika ia memenangi GP F1 pertamanya di Hungaria pada tahun 2006.

pic taken from this site


David Richards.  Ya, David Richards yang itu. DR adalah orang yang melihat talenta Button yang disia-siakan oleh Flavio Briatore di Renault. Ketika ia mengangkat JB dari lembah kekelaman Renault pada 2003, DR telah menyatakan keyakinannya bahwa JB akan menjadi juara dunia empat tahun ke depan. Keyakinan DR ternyata memang terbukti meski agak meleset sedikit. JB ternyata memang berhasil meraih gelar juara dunianya pada 2009 lalu. Tahun 2004, di tahun kedua JB bersama BAR-Honda, DR berhasil memoles Button kembali menjadi berlian yang menjadi incaran banyak pihak. Sayang hubungan mereka harus berakhir dengan cara yang tak menyenangkan bagi keduanya.

European Super A Championship. Di ajang ini JB pernah menjadi pembalap termuda pada 1997. Karir balap JB sendiri dimulai di ajang karting pada umur 8 tahun dan pada 1991, Jenson menjadi pembalap terbaik British Cadet Kart Championship.

pic taken from this site

Friendly. Jenson terkenal sebagai pribadi yang ramah dan menyenangkan meski ia sempat mengalami masa-masa yang sulit sehingga ia agak sedikit tertutup terhadap pers tapi sebenarnya semua orang tahu bahwa JB adalah orang yang hangat, mudah bergaul dan humoris. Terkadang orang suka salah menilai dan meragukan JB padahal pemuda Inggris ini memiliki semangat membara untuk meraih gelar dunia dan ia cenderung orang yang hanya menyimpan semuanya di dalam hati untuk kemudian dibuktikannya lewat prestasi. Dan itu pula yang diperlihatkan JB di musim 2009 lalu ketika ia akhirnya berhasil meraih gelar dunianya.

Gokart. Seperti para pembalap F1 lainnya, JB pun memulai karir balap single seater-nya di ajang ini. Pada umur 8 tahun, JB mendapatkan gokart 60 cc-nya yang pertama sebagai hadiah natal. Awalnya ia mencoba gokartnya di lapangan parkir sebuah pub dan landasan terbang tapi kemudian setelah ia menaklukkan kedua tempat itu, ayahnya membawanya ke sirkuit dan JB langsung menyukainya. Ketika JB balapan di Parma, Italia, balapan pertama JB di luar negeri, dari 65 pegokart yang ikut ambil bagian, JB berhasil finish di posisi ke-6 tapi dua tahun berikutnya pada 1997, ia berhasil menjadi Juara Eropa, tahun itu sekaligus merupakan tahun terakhirnya di karting. JB sendiri mengaku sangat menyukai karting. Ia mengatakan bahwa ia banyak belajar dari karting, bahkan gaya menyetirnya yang harus didapatnya dari pengalamannya di ajang karting.

pic taken from this site

Hungaroring, Hungaria adalah sirkuit yang telah memecahkan kebuntuan JB. Di tempat inilah JB akhirnya berhasil meraih kemenangan GP pertamanya.

Interlagos, Brazil. Jika Hungaria merupakan tempat yang istimewa bagi JB karena merupakan tempat dimana JB meraih kemenangan pertamanya maka Interlagos, Brazil adalah tempat di mana JB sukses mengunci gelar dunianya pada musim 2009 yang memastikan gelar juara dunia pertamanya.

pic taken from this site

John Button. Yang ini adalah ayah JB yang merupakan pendukung setia JB dan selalu hadir di setiap GP untuk memberi semangat pada putra tercintanya ini. Tapi ternyata John Button bukan hanya sekadar ayah JB semata. John Button ternyata merupakan tokoh rallycross yang terkenal di Inggris.

Kontrak. Masalah yang satu ini sempat membuat citra JB tercoreng. Dan bukan hanya sekali ia terlibat dengan masalah pelik mengenai kontraknya dengan Williams dan BAR yang kemudian kasusnya ini terkenal dengan sebutan BUTTONGATE yang mencapai dua jilid. Di Buttongate jilid pertama sampai-sampai kasusnya harus dibawa ke CRB (Contract Recognition Board) FIA yang mengurusi polemik seputar masalah kontrak, lembaga yang mulai didirikan sehubungan dengan kepindahan Michael Schumacher ke Ferrari dari Benetton yang saat itu sempat kisruh.

pic taken from this site

Le Mans. Yang ini maksudnya adalah film balap yang mengambil setting cerita tentang balapan Le Mans dan film ini merupakan film favorit Jenson Button.

Mygale adalah tim di mana JB bergabung ketika membalap di Formula Ford. Meski Mygale bukanlah mobil terkencang di ajang Formula Ford itu tapi JB sukses menjadi juara Festival Formula Ford 1998 yang merupakan kejuaraan dunia untuk Formula Ford.

National Blind Children's Society. Kalau yang ini adalah nama sebuah yayasan sosial di tanah kelahiran JB di mana ia sempat ikut terlibat dan bahkan pernah menjadi wakil presiden dari yayasan sosial ini.

Oversteer. Awalnya JB sangat benci oversteer, tapi saat di Renault, ia telah belajar banyak dan bisa mulai mengatasi mobilnya, ia pun bisa lebih menerima oversteer. Bahkan di Malaysia 2002, ketika ia hampir meraih podium pertamanya, di mana ia membalap dengan sangat brilian, sampai-sampai Michael Schumacher kesulitan menyalipnya dan baru bisa meng-overtaking-nya di lap terakhir ketika JB didera masalah suspensi yang menyebabkannya keteteran sehingga ia harus puas finish di p4. Tapi aksinya itu ternyata telah mengembalikan kepercayaan diri Button yang sempat hancur setelah dihempaskan oleh Giancarlo Fisichella, rekan setimnya yang lebih berpengalaman di Renault pada 2001. Saat di Sepang itu, mobil JB jauh lebih oversteer dari biasanya dan JB berhasil memperlihatkan bahwa ia telah berhasil mengatasi masalah oversteer yang dibencinya itu dan berhasil memetik hasil memuaskan.

Portier. Apartemen JB terletak di ujung tikungan Portier di sirkuit jalan raya Monaco ini. Jadi kalau JB merasa GP Monaco sedikit membosankan, mungkin dia bisa memarkir mobilnya sebentar di sini dan tidur sebentar di apartemennya tapi untungnya JB tak pernah merasa bosan denganGP Monaco bahkan di musim 2009 lalu, ia berhasil menjuarai GP Monaco dan melakukan victory running lap.


Quick. Halus dan kencang, itulah Jenson Button. Meski JB sempat mengalami masa pasang surut di F1 tapi tak ada yang menyangsikan bahwa JB adalah pembalap yang sangat kencang. JB merupakan pembalap yang cepat secara alamiah, seperti Carlos Reutemann, kata Frank Williams. JB juga terkenal memiliki kontrol yang tinggi terhadap mobilnya. JB bahkan tak menyukai kontrol traksi karena menurutnya kontrol pedal adalah salah satu yang membedakan pembalap hebat dengan yang lainnya.
pic taken from this site

Ryan Phillipe. Aktor tampan yang satu ini adalah aktor favorit JB.

Sake. Entah apakah karena JB lama bersama Honda yanga adalah pabrikan Jepang atau karena kekasihnya, Jessica Michibata yang separuh Jepang, tapi yang jelas, JB mengatakan bahwa sake adalah minuman favoritnya.





Triathlon. Gabungan ketiga jenis olahraga ini merupakan salah satu upaya JB untuk menjaga kebugaran dan melatih tingkat sensitifitasnya yang berpengaruh ketika ia menggeber pacuannya di atas lintasan F1. Hobi triathlon JB ternyata bukan hanya sekadar untuk bermain-main. Ketika mengikuti lomba triathlon di Seven Oaks, Kent, Inggris menjelang GP Spanyol yang lalu, meski tak berhasil meraih juara tapi JB sukses finish ke-16 dari 250 peserta. Instruktur kebugaran JB, Mike Collier yang juga menyukai olahraga ini saja hanya berhasil finish di urutan ke-47.

pic taken from this site

Up and down. Karir Jenson di F1 bisa dibilang seperti roller coaster. Ketika memulai debut F1-nya ia sempat membuat banyak pihak mengingininya. Tapi di tahun berikutnya, karirnya tenggelan untuk kemudian bersinar kembali pada musim berikutnya. Tapi lagi-lagi, karir JB kembali sempat terjun bebas lagi hingga memunculkan banyak pandangan dan persepsi skeptis banyak pihak terhadapnya tapi JB untungnya tak kenal menyerah. Ia terus mengasah dirinya sambil menanti waktu kembali berpihak padanya dan ketika saat itu datang, ia tak pernah menyia-nyiakannya. Semua pengalamannya baik yang buruk ataupun yang mengesankan telah membentuknya menjadi seorang Jenson Button yang dewasa dan kemudian berhasil meraih gelar juara dunianya.
pic taken from this site


Villeneuve. He...he..., ini memang Jacques Villeneuve. Ia adalah rekan setim JB di BAR-Honda. Hubungan keduanya tak pernah baik terlebih setelah Villeneuve "mencuri" pit stop dan poinnya di GP Australia 2003. Waktu itu seharusnya JV masuk pit satu lap sebelumnya tapi karena menurut JV radionya rusak sehingga ia tak mendengar panggilan tim, ia terus melesat mengitari sirkuit satu putaran lagi dan baru masuk pit padahal saat itu adalah giliran JB, otomatis pitstop kedua pembalap Honda ini pun berantakan dan JB yang kemudian harus menanggung rugi atas insiden ini. Tapi JV yang terkenal berlidah tajam makin memperuncing permusuhan di antara mereka dengan meledek JB dan mengatakan bahwa JB tak lebih seperti anggota boy band tapi ternyata di akhir musim "si anggota boy band" ini yang sukses menghempaskan JV dengan perolehan poin akhir 17 sementara JV hanya berhasil mengumpulkan 6 poin secara keseluruhan musim. Akhirnya JV yang terdepak sementara JB menjadi lebih bersinar pada 2004 bersama BAR Honda dan bahkan menjadi penantang serius Schumi musim itu.

  pic taken from this site


pic taken from this site

Williams. Yap, ini memang Sir Frank Williams, orang yang telah berjasa membawa JB ke F1 pada 2000 dan menunjukkan pada dunia bakat seorang pemuda dari Frome, Somerset ini. Semula ketika Sir Frank memanggil JB, awalnya ia diuji untuk menjadi test driver Williams tapi ternyata catatan waktu JB jauh lebih cepat dari Bruno Junqueira, tester Williams yang lebih berpengalaman sehingga Sir Frank pun menawari kursi pembalap reguler pada JB yang tentu saja tak menampiknya. Namun sebenarnya, jauh sebelum Williams menguji JB, ia pernah ditest oleh Prost pada awal Desember 1999 di Barcelona. Saat itu JB tengah berlibur di Mexico ketika Alain Prost meneleponnya. Dan saat ditest, catatan waktu JB ternyata lebih cepat dari Jean Alesi padahal JB mengaku belum mengenal sirkuit Barcelona itu.


X-Factor. Memenangi balapan memang sulit dan menjadi juara dunia pastinya jauh lebih sulit. Banyak hal yang berperan dan turut mempengaruhi seorang pembalap dalam meraih kemenangan apalagi gelar dunia, begitu pula dengan Button. Ia memang seorang pembalap yang sangat berbakat tapi tak mudah bagi Button menjalani masa-masanya di F1. Di awal debutnya bersama Williams, ia tampil cemerlang dan di Renault ia mengalami masa-masa yang sangat sulit. Di BAR-Honda, ia sempat hampir meraih gelar dunia tapi setelah DR pergi, karirnya kembali agak meredup hingga akhirnya di musim 2009, ia tampil luar biasa dan sukses meraih gelar dunia. Apakah itu hanya keberuntungan semata? Mungkin, tapi seperti yang dikatakan Earl Nightingale, "Luck is where preparation meets opportunity."

Yamaha 50 cc adalah hadiah otomotif pertama yang diterima JB. Ia memperoleh Yamaha 20 cc-nya ini sebagai hadiah ultahnya yang ke-7. Ia suka sekali menggeber motor kecilnya ini tapi ia segera merasa bahwa tunggangannya ini kurang kencang sampai kemudian ayahnya membuka katupnya dan ia langsung menggebernya dan ia benar-benar menyukainya. Mungkin inilah pertama kalinya JB mulai jatuh cinta pada dunia otosport?


Zanardi. Tepat sekali, yang ini adalah Alex Zanardi, pembalap Williams yang tempatnya digantikan oleh JB pada tahun 2000. Alex Zanardi sendiri kemudian mengalami kecelakaan ketika membalap di Cart yang menyebabkan kakinya harus diamputasi.



pic taken from this site

Rabu, 27 Januari 2010

Kalimantan (Kota Samarinda)


Ketika pertama kali aku ke Samarinda mengikuti suamiku yang memutuskan kembali ke tanah kelahirannya ini untuk mengadu nasib sekaligus mendampingi ibunya yang sudah tua, aku sungguh tak mengira ternyata Samarinda meski tak sekotor Jakarta, tapi air di sungai Mahakam ternyata tampak tak sebening ketika aku datang ke kota ini untuk sekadar berlibur pada tahun 2000. Waktu itu airnya sangat bening tapi sekarang air di sungai Mahakam tak ubahnya seperti air di sungai-sungai di Jakarta yang dipenuhi sampah-sampah penduduk yang tinggal di sekitar sungai. Bahkan tak sedikit dari penduduk yang masih, sorry, pup di kali sehingga airnya bukan hanya keruh tapi juga mengeluarkan aroma tak sedap yang menurutku tak ada bedanya dengan kali Angke di Jakarta hanya saja bedanya, sungai Mahakam ini jauh lebih besar mengingat setahuku, sungai Mahakam merupakan sungai terbesar kedua dari sungai Musi di Palembang. Belum lagi, hutang-hutan dan gunung-gunung di Samarinda juga ternyata sudah botak akibat penggundulan hutan.

Ketika iparku mengajakku keliling kota Samarinda, aku sampai ngeri melihat gunung-gunung batu bara yang telah botak akibat terus menerus dieksploitasi oleh para pengusaha batu bara lewat tangan para penduduk di kota Samarinda ini. Sedih hatiku melihat kemisikinan telah dieskploitasi begitu rupa, sampai-sampai masyarakat kota ini tak menghiraukan bagaimana hutan dan gunungnya hancur demi menebalkan pundi-pundi para pengusaha batu bara sementara tanah mereka hancur dan mereka tetap hidup dalam kemiskinan. Mengapa bangsa kita sendiri yang justru menghancurkan negerinya sendiri ini?

Ada sebuah daerah namanya Sanga-sanga, waktu itu aku ikut iparku menuju suatu tempat, dalam perjalanan itulah aku melihat gunung-gunung bara banyak yang sudah bolong alias botak. Semuanya benar-benar tak seperti dalam bayanganku yang semula. Aku sendiri tak pernah menyangka akan melihat pemandangan yang seperti ini. Dari orang-orang di sekitar sini kuketahui kadangkala air laut masuk ke sungai Mahakan sehingga air sungainya tercampur dengan air laut yang asin, kemudian kami dihimbau PDAM untuk menampung air sebanyak-banyaknya karena stok air dari PDAM akan terhambat selama 1 minggu. Tapi ada juga segi positifnya dari masuknya air laut ke sungai Mahakam, karena bersamaan dengan itu, udang-udang yang ada di sungai Mahakam akan keluar semua jadi bisa makan udang gratis ....

Berikut hasil jepretanku:


 
Sungai Mahakam tak lagi sejernih sebelumnya


Selasa, 26 Januari 2010

Schumacher: Eighth F1 drivers' title possible

Tak salah memang jika Schumi digelari pembalap F1 tersukses dan sepertinya tak ada satupun yang bisa mengaburkan semangatnya dalam menorehkan catatan-catatan sejarah baru atas namanya. Bahkan meski ia sudah dua tahun turun gunung dari F1 tapi hal itu tak menyurutkannya untuk kembali ke medan pertempuran F1 dan bukannya ia sesumbar saat mengatakan bahwa ambisinya untuk meraih gelar ke-8 bukanlah sesuatu yang mustahil. Tak percaya, baca saja link ini. Jadi jangan pernah meremehkan si macan tua yang satu ini. Go Michael! Go! Go!


pic taken from here

Senin, 25 Januari 2010

Saat India Menggoyang F1

Force India - Mercedes : 13 poin

Pic taken from here

Keberhasilan Giancarlo Fisichella meraih pole position kemudian menjadi juara kedua di GP Belgia bukan hanya membuat Vijay Malay bergoyang tapi juga seluruh kru Force India layak berpesta. Tapi sayangnya, setelah penampilan gemilang Giancarlo di GP Belgia, pembalap Italia itu malah akhirnya diculit Ferrari dari Force India. Meski begitu, pencapaian yang diraih Force India tahun 2009 kemarin tak terlalu buruk. Mereka berhasil membukukan satu kali pole lewat Fisichella di GP Belgia, sementara Adrian Sutil, pembalap mereka yang satu lagi, sukses mencatat fastest lap di GP Italia, membuktikan bahwa mereka sebenarnya memiliki tunggangan yang cukup mumpuni.

Mungkin saja musim 2010 nanti, mereka bisa berbicara lebih banyak di kancah F1 dan siapa tahu akhirnya tim India berhasil meraih gelar dunia dan barangkali saja kesuksesan mereka kemudian menginspirasi sineas Bollywood untuk memfilmkan keberhasilan tim ini ....

20. Giancarlo Fisichella : 8 poin
      Pole                        : GP Belgia

Pic taken from here

Setelah lama malang melintang di F1, akhirnya Fisi berhasil membuat semua mata tertuju padanya ketika ia berhasil meraih pole di GP Belgia dan hampir saja ia berhasil meraih kemenangan di GP tersebut namun sayangnya Kimi Raikkonen berhasil menyalipnya dan mempertahankan posisi di depannya hingga akhir race. Fisi pun harus puas di posisi kedua.

Meski di balapan tersebut Fisi dikalahkan Kimi tapi ternyata aksi gemilangnya itu telah membuat petinggi Ferrari meliriknya dan meminangnya untuk mengganti posisi Luca Badoer, pembalap test mereka yang telah mempermalukan tim kuda jingkrak ini di dua race sebelumnya, menggantikan pembalap reguler mereka, Felipe Massa yang masih cedera.

Membalap untuk tim besar memang merupakan sebuah kebanggaan dan kehormatan terlebih Ferrari merupakan tim kebanggaan Italia, tanah tumpah darah Fisichella, jadi tak heran meski Fisi menyadari bahwa keputusannya itu mungkin saja bukanlah keputusan yang tepat karena bagaimanapun, keadaan Ferrari di musim balap 2009 tidak terlalu baik, sementara tim gurem yang dibelanya, Force India tengah bersinar, dan ia bisa jadi akan tetap terlihat bersinar di tim kecil ini tapi pinangan Ferrari pastinya sangat sulit untuk ditampik. Membalap di tim besar seperti Ferrari bisa jadi merupakan mimpi Fisi dan mungkin saja tawaran Ferrari itu merupakan peristiwa sekali seumur hidup bagi Fisi sehingga ayah dua anak ini akhirnya memutuskan menerima tawaran Ferrari itu.

Ternyata, terbukti penampilan Fisi di Ferrari tak membuatnya terlihat bersinar seperti ketika di GP Belgia bersama Force India. Namun juga jangan dilupakan, ketika Fisi bergabung, tim yang bermarkas di Maranelo, Italia ini telah memutuskan untuk menghentikan pengembangan mobil dan lebih memfokuskan diri pada tunggangan mereka untuk musim 2010. Sementara tahun 2010, Ferrari telah memastikan akan dibela oleh Fernando Alonso dan Felipe Massa yang telah pulih dari cederanya sehingga keberadaan Fisi di Ferrari sepertinya sudah tak dibutuhkan lagi tapi setidaknya Fisi telah berhasil mewujudkan mimpinya untuk membalap bersama tim tim kebanggaan negaranya itu.

21. Adrian Sutil     : 5 poin
      Fastest lap      : GP Italia

Pic taken from here

Sepeninggal Fisichella, otomatis beban tim kini berada di pundak pembalap muda asal Jerman ini dan ternyata Sutil berhasil mengemban tugasnya itu. Di GP Italia, meski ia tak berhasil meraih podium dan hanya mampu finish di tempat keempat tapi ia berhasil mencatat fastest lap. Sebelumnya, di sesi kualifikasi ia berhasil menjadi yang tercepat ketiga dan keberhasilannya itu kembali diulanginya di GP Brazil, sayangnya di race ia mengalami kecelakaan sehingga balapannya harus berakhir tanpa poin.

Yang menarik dari Sutil adalah kemalangannya bila berhadapan dengan Kimi. Bermula di Monaco 2008, kala itu Sutil tengah memburu poin pertamanya dan tengah seru-serunya menggeber mobilnya sementara publik mulai mengelu-elukannya, tak dinyana mimpinya langsung hancur berantakan ketika mobilnya disundul dari belakang oleh mobil merah yang dikendarai sang juara dunia 2007. Saat itu, bukan main jengkelnya Sutil, dan meski Kimi telah meminta maaf tapi juga si juara dunia ini menambahi dengan komentara bahwa tindakan Sutil melempar helm dinilainya terlalu berlebihan. Kimi beranggapan ia juga gagal finish dan tak memperoleh poin tapi toh ia tak bertindak seperti Sutil yang dinilainya lebay (alias over).

Kimi mengatakan bahwa itulah balapan dan kecelakaan seperti itu bisa saja terjadi tanpa bisa dihindari. Tapi Kimi sepertinya lupa bahwa ia membalap untuk tim besar, dengan kemungkinan meraih poin lebih besar. Saat itu musim balap 2008, dan Ferrari juga tak semelempem tahun 2009. Terbukti Felipe Massa kala itu berhasil bersaing ketat dengan Lewis Hamilton dari McLaren dalam memperebutkan gelar dunia. Tapi untuk Sutil keadaannya tak semudah itu. Kejengkelan Sutil mestinya juga dapat dipahami. Ia membalap untuk tim kecil, di mana peluangnya untuk meraih poin tidaklah sebesar Kimi di tim sekelas Ferrari. Bagi Sutil yang membalap untuk tim gurem, pastinya sangat sulit mendapatkan mobil yang berada dalam performa bagus yang meski tak mampu mengantarnya menjadi juara setidaknya bisa memberikan kesempatan baginya meraih poin. Berbeda dengan Kimi yang meski Ferrari keadaannya tak terlalu baik, tapi setidaknya mobilnya masih bisa meraih poin. Dan Kimi tak pernah merasakan berada di tim gurem jadi mungkin ia tak bisa memahami kekecewaan Sutil kala itu.

Tahun 2009 ini, insiden Sutil-Kimi kembali terjadi di GP Jerman. Meski kali ini Sutil bisa lebih menahan emosinya dan tak meluapkan kekecewaannya seperti di Monaco 2008, tapi kejadian itu makin membuat publik tertarik bila Sutil berhadapan dengan Kimi. Di GP Italia, Sutil kembali harus was-was ketika memulai startnya di P3 karena Kimi tengah membayang-bayanginya di tempat keempat. Untungnya kali ini mata Kimi tengah melek jadi ia tak menabrak mobil Sutil, tapi Sutil hanya bisa menghela nafas sedih ketika pembalap Finlandia itu berhasil menyalipnya dan merebut posisinya, ya, setidaknya ia masih bisa finish dengan selamat meski harus berada di tempat ke-4 dan merekakan posisinya daripada ia kehilangan kesempatan meraih poin akibat mobilnya disundul si "jago merah". Tahun 2010 ini Sutil bisa bernafas sedikit lebih lega, karena Kimi telah dipastikan takkan berada dalam grid F1 karena telah menyatakan bahwa ia takkan turun balapan di F1 jika tak ada tim yang mampu memberikan mobil yang mumpuni baginya untuk merebut gelar dunia kembali. Tapi bukan berarti, Sutil kehilangan musuh. Ternyata di penghujung musim, Sutil menemukan musuh baru.

Di GP Brazil, Sutil dan Trulli bahkan menjadi perhatian ketika pertikaian mereka setelah tabrakan keduanya mengakhiri balapan mereka di negeri Samba itu. Trulli terlihat begitu geram dengan Sutil sementara Sutil tampak berusaha menjelaskan keadaannya pada Trulli.

Sepertinya di musim yang akan datang, Sutil bukan hanya harus berjuang untuk meraih poin dan syukur-syukur gelar dunia, tapi terlebih dulu, Sutil harus berjuang agar tak lebih banyak terlibat dalam kecelakaan atau sundul menyundul mobil.

22. Antonio Liuzzi : 0 poin

Pic taken from here

Ex pembalap Torro Rosso yang katanya jago dance dan rajanya pesta ini akhirnya bisa kembali meramaikan jagad F1 setelah Giancarlo Fisichella bergabung dengan Ferrari, sebagai pembalap test Force India, ia pun akhirnya dipercaya menggantikan posisi lowong yang ditinggalkan Fisi.

Tapi seperti ketika ia membalap di Torro Rosso, di tim Force India pun Liuzzi masih belum mampu memperlihatkan bakatnya yang sempat membuat Red Bull tertarik sehingga memasukkan pembalap Italia ini ke dalam daftar pembalap muda binaan mereka.

Namun meski tak tak berhasil meraih satu poin pun, setidaknya Liuzzi berhasil membawa Mercedes Force Indianya dengan selamat dan hanya sekali gagal finish akibat masalah gearbox di GP Italia. Semoga saja di masa-masa mendatang Liuzzi bisa membuktikan bahwa ia bukan hanya pandai di lantai dansa tapi ia juga mampu membuat mobilnya menari indah di sirkuit.