Total Tayangan Halaman

Translate

Senin, 14 Desember 2009

Hard Season for The World Champion


McLaren - Merceces : 71 poin
Pertarungan habis-habisan dengan Ferrari musim lalu membuat tim yang bermarkas di Woking, Inggris ini agak keteteran dalam pengembangan mobilnya di awal musim ini sehingga Brawn GP sebagai tim debutan dan Red Bull berhasil menarik perhatian. Namun berkat pengembangan yagn dilakukan pada seri-seri berikutnya membuat tim ini mampu mengumpulkan satu poin lebih banyak dari musuh bebuyutan mereka, Ferrari dan menempatkan tim ini di posisi ketiga konstruktor. Bahkan lewat Lewis Hamilton, juara dunia tahun lalu mereka berhasil meraih dua kali kemenangan. Memang pengembangan yang mereka lakukan yang telah memperlihatkan kemajuan di pertengahan musim tak mampu membuat mereka bersaing dalam perebutan gelar tapi setidaknya mesin Mercedes yang dipasang di mobil Brawn Jenson Button dan Rubbens Barrichello telah membuktikan kehebatan mesin pabrikan mobil asal Jerman ini.

5. Lewis Hamilton : 49 poin
Pole : 3 (GP Singapore, Italia, & Abu Dhabi)


Setelah melalui musim yang berat tahun lalu dan lewat drama super tragis di Brazil di mana ia akhirnya berhasil meraih gelar juara dunianya di tahun keduanya di F1, tahun ini Lewis menghadapi musim yang amat sulit.

Akibat perang puputan timnya dengan Ferrari tahun lalu sehingga pengembangan mobil tahun ini agak terlambat membuat kekasih Nicole Scherzinger, salah satu personel Pussycat Dolls ini harus merelakan gelar juara dunianya direbut rekan senegaranya, Jenson Button.

Di GP pembuka, nasib baik masih menaungi Hamilton. Mengawali balapan dari grid belakang setelah terkena penalti diturunkan lima posisi karena mengganti gear box. Namun Lewis berhasil meraih podium ketiga setelah Trulli terkena penalti karena menyalipnya saat safety car. Sayangnya keberuntungan Hamilton di race awal itu tak berlanjut pada race-race berikutnya. Tahun lalu bintangnya demikian bersinar tapi tahun ini sinar rekan setimnya lebih berkilau.

Namun, untungya berkat pengembangan yang dilakukan timnya, Hamilton tak terlalu menanggung malu tahun ini. Meski tak secemerlang seperti dua tahun sebelumnya, tapi tiga kali meraih pole dan dua kemenangannya di GP Hungaria dan Singapore memperlihatkan bahwa juara dunia tahun lalu ini belum kehilangan kemampuannya. Dan ia siap bertarung musim depan untuk merebut kembali mahkotanya yang lepas tahun ini.

6. Heikki Kovalainen : 22 poin

Sesaat sebelum memulai debutnya di F1, pembalap Finlandia ini sempat menjadi buah bibir ketika di ajang ROC berhasil mengalahkan Michael Schumacher dan Sebastian Loeb, dua kampiun yang merajai jagad F1 dan Rally. Tapi begitu Kovalainen memulai debut F1-nya bersama Renault tak ada catatan istimewa yang berhasil ditorehnya yang mampu membuatnya bersinar sesaat ketika mengalahkan dua legenda otomotif di ROC itu. Dan sejak tahun lalu Heikki bergabung bersama McLaren, bertukar tempat dengan Fernando Alonso, pembalap Finlandia ini tak jua mampu memperlihatkan bakat balapnya. Tahun ini pun penampilan Heikki masih jauh dari mengesankan.

Jika Jenson Button di seri-seri awal musim ini menangguk kemenangan beruntun, Heikki Kovalainen malah sukses dirundung duka beruntun dengan gagal finish.

Baik di seri kualifikasi maupun race, ia kalah cepat dibanding rekan setimnya. peroleh poinnya pun hanya mampu menyamai poin yang diperoleh Felipe Massa, pembalap Ferrari yang sejak GP Hungaria harus absen karena cedera.

Meski begitu, tercatat di beberapa race, posisi Heikki jauh lebih baik dibanding rekan setimnya. Di GP China, Heikki boleh sedikit berbangga hati karena berhasil finish di P 5 tepat di depan rekan setimnya. Di GP Jerman, Belgia, dan Italia saat rekan setimnya gagal finish, Heikki berhasil menyelamatkan wajah tim elit ini. Di GP Jerman ia finish di tempat ke 8 sehingga berhak meraih satu poin tersisa sementara di GP Belgia dan Italia ia finish di P 6.

Tidak ada komentar: