Total Tayangan Halaman

Translate

Kamis, 08 April 2010

Three Races, Three Winners....

pic taken from here

Entah apakah karena regulasi ataukah kemampuan tim yang sepertinya hampir merata meski ada satu-dua tim yang tampil sangat kompetitif melebihi tim lainnya, namun yang jelas dari tiga balapan yang sudah berlangsung, hasil balapan F1 tahun ini rasanya benar-benar unpredictable, tak seperti tahun-tahun sebelumnya.

Dari tiga balapan yang telah digelar, tiga pebalap berbeda berhasil menjuarai tiga GP yang telah berlangsung tersebut sehingga pertarungan pun jadi makin menegangkan. Meski ada satu-dua tim yang terlihat tangguh dan mestinya mampu tampil mendominasi tapi nyatanya di tiga balapan yang telah digelar ini, tak ada satupun pebalap yang berhasil tampil mendominasi.

Apakah hal ini bisa kembali mengangkat pamor F1 sebagai olahraga yang layak untuk ditonton. Tak tahu juga deh.... Untukku pribadi, asal F1 tak semembosankan di GP Bahrain kemarin, aku selalu merasa F1 memang tontonan yang wajib ditonton.

Bila di GP Bahrain yang menjadi balapan pembuka musim ini, F1 kurang greget dan penampilannya seperti ajang parade mobil balap tanpa ada satu pun aksi yang membuat mata terbelalak. Penampilan yang membosankan itu pun segera mengundang kritikan tapi di GP pembuka musim ini, Ferrari dan Red Bull tampil meyakinkan. Vettel yang berhasil meraih pole position dan tampil mendominasi sepanjang setengah balapan mestinya bisa meraih kemenangan pertamanya untuk musim 2010 ini kalau saja mobilnya tak mengalami masalah. Kemenangan yang sudah di depan matanya pun akhirnya terbang ke Fernando Alonso yang menempel ketat di belakangnya. Vettel pun harus puas finish keempat.

Sementara itu McLaren yang sebenarnya memiliki mobil yang sangat kencang bahkan bisa dibilang McLaren-Mercedes-nya Lewis Hamilton jauh lebih kencang dari Ferrari-nya Felipe Massa tapi toh juara dunia 2008 itu tak mampu menyalip Massa hingga akhir race sehingga Hamilton harus puas menempati podium ketiga. Sedangkan rekan setim Hamilton, sang juara dunia 2009, Jenson Button hanya mampu finish di urutan ke-7 selisih waktu 45.260 detik dari sang juara GP, Fernando Alonso.

Di GP Australia akhirnya Button bisa membalaskan penampilan buruknya di Sakhir, Bahrain. Balapan di sirkuit Albert Park itu juga tak semembosankan seperti di Bahrain. Berkat cuaca yang tak menentu, balapan pun jadi tampil sangat menarik. Fans F1 pun seperti kembali mendapatkan rohnya kembali untuk menyaksikan balapan.

Meski aturan pelarangan pengisian bahan bakar selama lomba masih berlaku, namun bukan berarti perang strategi lenyap dari ajang F1. Kali ini strategi ban sangat menentukan hasil lomba.
 
 Di sesi kualifikasi, Red Bull kembali tampil kencang dan behrasil menempatkan kembali Vettel sebagi pole sitter sementara Mark Webber, sang pebalap tuan rumah yang mendapatkan dukungan penuh dari para penonton yang memadati Albert Park berada di belakang Vettel. Ferrari juga masih tampak menjanjikan dengan keberhasilan Alonso meraih P3 dan Massa di P5. Sementara McLaren yang mendominasi sesi latihan bebas hanya mampu mengantarkan Jenson Button di P4 sedangkan Lewis Hamilton yang paling kencang di sepanjang sesi latihan bebas tak berhasil melewati Q2 dan harus memulai balapan dari grid 11.

Tapi saat balapan berlangsung, hujan mengguyur sirkuit Albert Park. Strategi pemilihan ban yang tepat menjadi kunci sukses bagi pebalap untuk meraih hasil optimal. Jenson Button menjadi pebalap pertama yang masuk pit untuk mengganti bannya. Strategi penggantian ban Button sempat dianggap gambling dan keliru ketika Button sempat melintir usai keluar dari pit tapi tak lama kemudian ban McLaren-Mercedesnya mulai bekerja dan bisa mendapatkan grip. McLaren mulai memperlihatkan strategi mereka untuk sang juara dunia ini merupakan langkah yang tepat. Terlebih ketika Vettel yang berada di depan Button melintir dan kemudian retired sehingga memuluskan langkah Button untuk meraih kemenangan pertamanya pada musim ini.


Sementara itu Ferrari yang tampil mengesankan di Bahrain tak berhasil mengulangi kesuksesan mereka. Bahkan mendekati lap-lap akhir, McLaren-nya Hamilton yang jauh lebih kencang dari Ferrari-nya Alonso hampir saja berhasil menyalip juara dunia dua kali asal Spanyol itu tapi sayangnya Hamilton terlalu bernafsu untuk "mengenyahkan" mantan rekan setimnya itu, akibatnya Hamilton yang malah hampir saja tersingkir. Mobilnya melintir dan menyebabkan Mark Webber yang berambisi menjadi pebalap Australia pertama yang sukses menjuarai GP di negaranya tersebut ikut terpeleset. Hamilton pun harus puas finish di tempat ke-6 di belakang Nico Rosberg.

Sedangkan Webber yang terpaksa masuk pit usai melintir masih bisa menarik nafas lega karena masih bisa meraup dua poin setelah finish di urutan ke-9 tepat di depan Michael Schumacher yang balapannya jadi berantakan setelah di lap pertama sempat bersenggolan denga Alonso sehingga sayapnya patah dan membuatnya terpaksa masuk pit hingga tiga kali. Ferrari sendiri masih bisa tersenyum setelah Felipe Massa berhasil menyelamatkan wajah tim Maranello itu dengan meraih podium ketiga di belakang Jenson Button dan Robert Kubica yang tahun ini tampil membela Renault.

Berkat GP Australia yang tampil menarik, GP Malaysia yang hanya jeda seminggu dari GP Australia pun jadi ditunggu-tunggu terlebih masalah cuaca yang tak bersahabat kembali menggayuti perhelatan di sirkuit Sepang sehingga menjanjikan balapan akan menegangkan dan seru seperti di Albert Park.

Bila saat GP Australia, hujan turun ketika race berlangsung sehingga membuat banyak pebalap berguguran dan hanya 14 pebalap saja yang berhasil finish. Di GP Malaysia hujan malah turun saat sesi qualifying dimulai. Akibatnya dua tim besar seperti Ferrari dan McLaren melakukan kesalahan fatal yang mengakibatkan jagoan-jagoan mereka gagal menembus Q1. Jenson Button yang berhasil meraih kemenangan di GP Australia berkat strategi ban yang cemerlang pun terpaksa terpuruk dengan hanya mampu meraih P17 karena kesalahan tim McLaren dalam membaca cuaca yang mengira hujan akan segera berhenti tapi ternyata makin lebat.

Red Bull yang telah sukses meraih hasil gemilang pada sesi kualifikasi di dua seri sebelumnya kembali mengulangi kesuksesan mereka di Sepang, Malaysia. Kali ini lewat Mark Webber yang berhasil meraih pole diikuti oleh Rosberg yang membela Mercedes GP. Sementara Vettel menjadi yang tercepat ketiga di belakang Rosberg.

Sementara itu, Michael Schumacher yang di dua seri sebelumnya belum berhasil memperlihatkan kemampuannya sebagai juara dunia tujuh kali sempat menampilkan kehebatannya sebagi "The Rain Master" di sesi kualifikasi GP Malaysia. Di Q2, saat hujan turun dengan lebatnya, Schumi menjadi yang terkencang. Di awal Q3 pun Schumi sempat memimpin tapi sayangnya mendekati batas waktu akhir kualifikasi, catatan waktu Schumi hanya mampu membawanya berada di urutan ke-8.

Di race, Schumi pun tak bisa bicara banyak setelah mobilnyamelambat di lap 9 akibat mur di roda kiri belakangnya lepas. Sang juara dunia tujuh kali ini pun terpaksa gagal melanjutkan lomba sementara rekan setimnya yang lebih muda sukses meraih podium pertama untuk tim mereka dengan finish ketiga di belakang duo Red Bull Racing. Padahal kalau saja Schumi tak mengalami masalah dengan mur rodanya, bisa saja The Legend yang satu ini meraih hasil yang jauh lebih memuaskan dari yang berhasil didapatnya. Tapi seperti yang dikatakan oleh Schumi sendiri, itulah balapan. Dan ia mengaku tak marah atas kejadian yang menimpanya dan menganggapnya sebagai bagian dari pertandingan dan bersiap untuk balapan berikutnya.

Sementara itu, Ferrari dan McLaren yang harus memulai start di barisan belakang memang tak bisa berharap banyak untuk meraih podium meski sebenarnya mobil McLaren terutama yang dikemudikan Hamilton terlihat sangat kencang. Bahkan Button dan Hamilton termasuk jajaran pebalap yang terkencang dengan keberhasilan mereka mencatat fastest lap. Namun sayangnya kecepatan mesin Mercedes mereka masih belum berhasil mengantarkan keduanya meraih podium. Lewis harus puas dengan tambahan 8 poin yang bisa diraihnya setelah finish keenam di belakang Adrian Sutil dari tim Force India yang juga menggunakan mesin Mercedes.

Jenson Button yang setelah keluar pit usai mengganti bannya sempat mencatatkan fastest lap harus keteteran di lap-lap akhir race. Mercedes Button harus menghadapi gempuran keras dari duo Ferrari. Button pun terpaksa mengalah ketika Massa menyalipnya dan meraih P7 dari tangannya. Lepas dari Massa, Button masih harus menghadapi serangan dari rekan setim Massa yang ingin mengikuti kesuksesan Massa melewati juara dunia 2009 ini tapi Button tak ingin kecolongan untuk kedua kalinya, sehingga ia berusaha mati-matian menahan serangan Alonso. Mendekati lap terakhir, Alonso hampir berhasil mencuri posisi Button tapi tiba-tiba Ferrarinya mengeluarkan asap putih tebal dan tak lama kemudian Ferrari-nya Alonso meleduk sehingga membuat pebalap kebanggaan Spanyol ini gagal melanjutkan lomba dan tak bisa meraup tambahan poin. Akibatnya posisi Alonso di klasemen pun tergeser oleh rekan setimnya, Felipe Massa yang dengan tambahan 6 poin dengan keberhasilannya finish di tempat ke-7 membawanya menjadi pemimpin klasemen dengan total 69 poin.

Perhentian berikutnya adalah GP China yang akan digelar dua minggu lagi. Cukup waktu bagi setiap tim untuk melakukan perbaikan dari hasil evaluasi mereka di tiga seri yang telah berlangsung. Tapi juga yang tak kalah penting selain kesiapan tim dan para pebalapnya tentunya faktor cuaca dan keberuntungan akan berperan di GP berikutnya nanti.

Dari dalam lubuk hatiku, meski kutahu penampilan tim Mercedes GP tak segemilang Red Bull dan tak sekencang McLaren-Mercedes tapi aku tetap berharap Michael Schumacher bisa kembali memperlihatkan penampilan terbaiknya dan sukses meraih kemenangan kembali seperti di masa-masa lalu. Meskipun sirkuit Shanghai International hasil karya Herman Tilke ini tidak seistimewa Spa Franchorchamps dalam memperlihatkan kemampuan Super Schumi tapi Shanghai pernah memberikan kenangan manis untuk Schumi ketika ia tengah bertarung memperebutkan gelar kedelapannya melawan Alonso yang membela Renault pada 2006. Schumi saat itu berada di urutan kedua di klasemen pebalap. Tapi berkat kemenangan tak terduga Schumi di Shanghai, pebalap Jerman ini pun untuk pertama kalinya di tahun itu berhasil menggeser posisi Alonso sebagai pemimpin klasemen tapi sayangnya seminggu kemudian di Suzuka yang sebenarnya merupakan salah satu sirkuit favorit sekaligus sirkuit keberuntungan Schumi, juara dunia tujuh kali ini malah mengalami nasib apes saat mobilnya melambat usai menjalani pit keduanya sehingga bukan saja Schumi gagal menyelesaikan balapan tapi juga peluangnya untuk meraih gelar kedelapannya pun memudar.

Tiga balapan telah berlangsung dan tiga pebalap berbeda telah meraih kemenangannya di awal musim ini. Who will be the next? Akankah Michael Schumacher berhasil menemukan kembali performa terabiknya dan meraih kemenangan di GP berikutnya? Ya, semoga saja! Siapa tahu, Shanghai kembali bermurah hati pada sang juara dunia tujuh kali ini dan menjadi turning point bagi kebangkitan sang raja. Semoga saja. Kemenangan Schumi di Shanghai 2006 itu memang merupakan kemenangan terakhir Schumi sebelum ia kemudian pensiun usai GP Brazil, semoga Shanghai 2009 bisa menjadi kemenangan awal bagi Schumi yang memulai debutnya kembali ke ajang F1 yang telah membesarkan namanya ini. I miss your victory leap, Schumi. So I hope I can see you again on the top podium with your lovely smile ....

pic taken from here

Sabtu, 03 April 2010

Benazir Bhutto = The Tragic Movie

 pic taken from here

Aku tak ingat sejak kapan aku mulai suka dengan siaran berita, tapi seingatku waktu kecil, ketika channel televisi di Indonesia hanya ada TVRI, lewat siaran dunia dalam berita,  aku suka sekali melihat berita-berita mengenai Benazir Bhutto dan Margareth Thatcher, dua sosok wanita politikus luar biasa saat masa kanak-kanakku. Bedanya, bila Thatcher meski memerlukan perjuangan super keras untuk bisa bertahan dalam dunia patriakh yang digelutinya itu, namun kehidupan politiknya tak setragis dengan apa yang harus dijalani oleh Bhutto yang menurutku hidupnya tak ubahnya seperti sebuah film tragis.

Benazir Bhutto dilahirkan dalam sebuah keluarga politik yang memiliki peranan besar di Pakistan. Dua kali ia berhasil meraih kursi Perdana Menteri Pakistan tapi dua kali pula ia digulingkan dari posisinya tersebut dengan berbagai macam tuduhan korupsi dan pencucian uang yang tak pernah terbukti hingga saat ini.

Politik dan tragedi sepertinya sudah merupakan paket dalam hidup wanita pertama yang berhasil menjadi pemimpin sebuah negara muslim di zaman modern ini. Jauh sebelum Benazir digulingkan dari posisinya sebagai perdana menteri ternyata ayahnya telah lebih dulu mengalaminya bahkan ayahnya mengalami nasib yang sangat tragis. Pemerintah militer Pakistan bukan hanya menggulingkan Zulfikar Ali Bhutto, ayah Benazir dari posisinya sebagai Perdana Menteri tapi ayah Benazir ini pun harus menemui ajalnya di tiang gantungan.

Padahal jika ditilik, keluarga Benazir memiliki peran yang cukup besar bagi Pakistan. Kakeknya dari pihak ayah, Sir Shah Nawaz Bhutto adalah seorang Sindhi dan tokoh penting dalam gerakan kemerdekaan Pakistan. Tapi ternyata hal itu tak cukup untuk membuat jalan Benazir dalam dunia politik menjadi lebih mulus.

Benazir lahir di Karachi, Pakistan pada 21 Juni 1953 sebagai anak sulung Zulfikar Ali Bhutto. Ibu Benazir, Begum Nusrat Bhutto merupakan seorang suku kurdi Iran.

Kemampuan Benazir dalam berorganisasi telah diperlihatkannya sewaktu ia masih sekolah. Pada April 1969 ia diterima di Universitas Harvard. Di sinilah ia pernah terpilih sebagai anggota Phi Beta Kappa. Juni 1973 Benazir lulus dari Harvard dengan gelar dalam ilmu politik. Selepas dari Harvard, Benazir melanjutkan pendidikan magisternya di Oxford pada musim gugur 1973.

Kemampuan Benazir dalam berorganisasi itu sepertinya membuat pemerintah Pakistan bersikap waspada. Terlebih ia sepertinya mewarisi bakat politik ayahnya. Kecemasan pemerintah Pakistan yang juga dipicu karena kematian ayah Benazir usai dilengserkan dari posisinya sebagai perdana menteri  sehingga membuat pihak penguasa khawatir Benazir akan melakukan aksi atas kematian ayahnya tersebut membuat pemerintah militer Pakistan yang berkuasa menempatkan Benazir sebagai tahanan rumah sekembalinya ia ke negaranya usai menamatkan pendidikan universitasnya.

Benazir pun kemudian kembali ke Britania Raya pada 1984 dan di sana ia menjadi pemimpin Partas Rakyat Pakistan (PPP), partai ayahnya tapi ia tak dapat membuat kekuatan politiknya dirasakan di Pakistan. Setelah Jenderal Muhammad Zia-ul-haq wafat, Benazir akhirnya bisa kembali ke negaranya dan meneruskan kegiatan politik ayahnya.

Kekuatan politik Benazir pun bertumbuh makin kuat sehingga dalam pemilu pada 16 November 1988, sebuah pemilu terbuka pertama dalam waktu lebih dari 10 tahun, pada pemilu ini, partai Benazir, PPP berhasil memenangi pemilu dan meraih jumlah kursi terbanyak dalam dewan nasional. Benazir pun diambil sumpah sebagai Perdana Menteri Pakistan yang ke-12 di usianya yang ke-35 tahun dan membuatnya menjadi Perdana Menteri Pakistan termuda sekaligus menjadi wanita pertama yang memimpin negara dengan mayoritas rakyat beragama Islam pasca zaman kolonial.

Namun Benazir tak lama menduduki posisinya sebagai Perdana Menteri. 20 bulan setelah pelantikannya, ia digulingkan oleh Presiden Pakistan saat itu, Ghukan Ishaq Khan yang didukung militer dan secara kontroversial menggunakan amandemen ke-8 untuk membubarkan parlemen dan memaksa diselenggarakan pemilu.

Setelah Benazir dikudeta dan dituduh melakukan korupsi, partai Benazir pun mengalami kekalahan dalam pemilu pada bulan Oktober. Sementara Nawaz Sharif menjadi Perdana Menteri selama 3 tahun berikutnya, Benazir menjadi pemimpin oposisi yang masih sangat disegani oleh lawan-lawan politiknya.

Penggalangan kekuatan Benazir sebagai oposisi memperlihatkan hasilnya pada pemilu yang kembali diselenggarkaan pada Oktober 1993. Dalam pemilu tersebut, partai Benazir, PPP kembali berhasil memenangi pemilu dan mengantarkan Benazir ke kursi Perdana Menteri untuk kedua kalinya. Namun lagi-lagi, Bhutto dilengserkan dari posisinya seperti sebelumnya. 

Pada tahun 1996, pemerintahannya kembali dibubarkan, kali ini oleh Presiden Farooq Leghari yang lagi-lagi menggunakan pertimbangan khusus dalam amandemen ke-8. Bhutto kembali diterpa tuduhan melakukan korupsi tapi semua itu ternyata tak terbukti dan belakangan nama Bhutto pun dibersihkan. Selain itu, Bhutto juga dituduh melakukan pencucian uang negara di bank-bank Swiss dalam sebuah kasus yang masih tetap berada di pengadilan Swiss.

Sementara itu hantaman badai dari lawan-lawan politik Benazir juga menerpa suaminya, Asif Ali Zardari yang harus mendekam dalam penjara selama 8 tahun meski ia tak pernah terbukti bersalah atas semua tuduhan yang dituduhkan padanya. Zardari ditempatkan dalam tahanan tersendiri dan dalam pengakuannya, ia mengatakan bahwa ia mengalami siksaan selama berada dalam penjara. Belakangan bekas Perdana Menteri Pakistan, Nawas Sharif, mengakui keterlibatannya dalam penjegalan terhadap Benazirdan keluarganya itu. Sharif meminta maaf atas keterlibatannya dalam penahanan berkepanjangan terhadap Zardari dan atas kasus-kasus yang diajukan untuk melawan Bhutto.

Zardari sendiri baru dibebaskan pada November 2004 dan dalam sebuah wawancara di TV Pakistan pada 2005, Asif Zardari mengatakan bahwa pihak militer pernah menawarkan akan membebaskannya dan mencabut semua tuduhan terhadap dirinya bila ia setuju untuk meninggalkan politik dan negaranya itu. Tapi tentu saja Zardari menolak tawaran itu.

Selama lebih dari 10 tahun, pasangan suami istri ini, Benazir dan Zardari telah menghadapi sekitar 90 kasus bersama-sama tapi tak satu pun yang terbukti. 8 kasus masih tertunda dan Bhutto sendiri menyatakan bahwa semua kasus yang dituduhkan pada dirinya dan suaminya itu bermuatan politis dan ia siap menghadapi semuanya.

Dalam sebuah berita di harian Inggris, The News pada 25 Juli 2006, terungkap sebuah laporan OJP (Oditur Jenderal Pakistan) yang isinya mengatakan bahwa ternyata penggulingan Benazir pada 1990 oleh Presiden Ghulam Ishaq Khan yang tengah berkuasa saat itu merupakan akibat dari permainan politik.

Dalam laporan tersebut juga terungkap bahwa Khan menyetujui pembayaran sejumlah 28 juta kepada sepasukan penasehat hukum untuk mengajukan 19 tuduhan korupsi terhadap Benazir dan suaminya pada rentang 1990-1992. Laporan OJP itu membuktikan bahwa Benazir telah menjadi korban sebuah balas dendam politik.

Sayangnya perjuangan Benazir akhirnya harus terhenti setelah ia tewas dalam sebuah aksi bom bunuh diri ketika ia tengah melakukan kampanye di Rawalpindi pada 27 Desember 2007 untuk meraih kembali kursi kepemimpinan yang telah dua kali terenggut dari tangannya.

Dalam pernikahannya dengan Zardari, Benazir dikaruniai dua orang anak, Bilawal Bhutto Zardari dari Asifa Bhutto Zardaqi.

Lewat kisah hidup Benazir yang tragis ini sepertinya anggapan bahwa politik itu permainan yang kotor benar adanya.





Awal Kebangkitan Sang Raja..?


Jenson Button akhirnya berhasil meraih kemenangan pertamanya di tahun ini saat gelaran GP Melborne, minggu lalu. Kemenangan yang berhasil kembali diraihnya sejak terakhir kali ia merasakan nikmatnya champagne di podium tertinggi di Turki.

Tapi sedihnya banyak yang menganggap kemenangan JB tersebut hanya keberuntungan belaka. Terlebih setelah Vettel harus retired setelah mobilnya sempat spin di atas sirkuit yang basah terguyur hujan. Vettel yang telah dua kali berturut-turut berhasil meraih pole position di dua race perdana musim balap tahun ini, kembali harus mengalami mimpi buruk. Dua kali ia sukses meraih grid terdepan tapi dua kali pula ia gagal menjuarai balapan padahal ia telah tampil mendominasi sepanjang setengah balapan.

Setelah di Bahrain, Vettel terpaksa melepaskan kemenangannya kepada Alonso karena masalah busi di mobilnya, minggu lalu di Albert Park, Melborne, Vettel lagi-lagi harus melepaskan kemenangan yang mestinya berhasil diraihnya. Tapi sayangnya di lap 23 mobilnya spin dan gagal melanjutkan lomba sehingga Button yang berhasil menyodok ke posisi kedua, di belakangnya, berkat strategi penggantian bannya yang meski gambling dan berisiko tapi terbukti sukses mengantarkannya meraih podium utama dan merebut kemenangan dari tangan Vettel.

Besok di Sepang, Malaysia, perjalanan Button dalam meraih kemenangan kembali sepertinya akan sangat sulit terlebih setelah ia hanya berhasil meraih p17 di sesi qualifying. Sementara rekan setimnya, Lewis Hamilton yang sepanjang tiga sesi latihan bebas menjadi yang terkencang pun besok harus memulai start dari grid 20. Kegagalan duo McLaren menembus Q1 ini ternyata juga dialami oleh duet Ferrari, Fernando Alonso yang berada di posisi ke-19 sementara Felipe Massa ada di P20, tepat di belakang Lewis Hamilton. Hasil lengkap qualifying di sini

Keadaan sirkuit yang basah karena hujan lebat yang turun saat sesi qualifying membuat McLaren melakukan kesalahan dan kesalahan tersebut harus dibayar dengan gagalnya dua andalannya menembus Q1. Tapi hasil buruk di qualifying ini belum berarti harga mati untuk duet McLaren karena keduanya pasti akan bertarung habis-habisan dan menunjukkan performa terbaik mereka untuk bisa merangsek naik ke atas dan meraih poin. Syukur-syukur bisa meraih podium atau kemenangan, mungkin?

 pic taken from here

Sementara itu, Michael Schumacher yang telah turun gunung dan kembali meramaikan pertarungan F1 belum juga berhasil meraih hasil maksimal di dua seri perdana kemunculannya kembali di dunia olahraga yang telah membesarkan namanya ini. Setelah di Bahrain ia hanya berhasil finish di urutan keenam, di Melbourne minggu lalu, sang raja bahkan harus terseok-seok untuk meraih satu poin yang tersisa dengan finish di posisi ke-10.

Di lap pertama, Schumi terpaksa harus masuk pit setelah sayang mobilnya rusak akibat bersinggungan dengan Fernando Alonso. Meski balapannya sulit tapi Schumi seperti pada masa-masa kejayaannya, tetap memperlihatkan kualitasnya sebagai pebalap senior yang telah mengantongi tujuh gelar dunia. Walaupun Mercedes-nya tak sekencang McLaren-Mercedes-nya Button atapun Hamilton, Schumi tetap berjuang sekuat tenaga untuk membawa mobilnya meraih poin. Perjuangannya pun membuahkan hasil. Meski ia hanya berhasil meraup satu poin, tapi Schumi yang telah berpengalaman menyadari bahwa tiap poin sangat berarti untuk menjaga kansnya di perebutan gelar dunia tetap terbuka.

Esok di Sepang, Schumi lagi-lagi gagal mengungguli rekan setimnya yang jauh lebih muda. Di sesi kualifikasi, Schumi hanya mampu meraih P8. Ia berada tepat di belakang mantan rekan setimnya, Rubens Barrichello yang sukses meraih P7. Sementara rekan setim Schumi, Nico Rosberg berhasil menjadi yang terkencang kedua dan akan memulai balapan di grid kedua, di belakang Mark Webber yang sebenarnya berharap bisa menjuarai GP di kandangnya, minggu lalu.

Meski hasil yang diraih Schumi di qualifying GP Malaysia tak terlalu mengesankan tapi Sepang sebenarnya memiliki tempat yang berarti bagi Schumi dan bisa jadi Sepang menjadi titik awal kebangkitan kembali sang raja. Di GP Malaysia 1999, Schumi kembali ke F1 setelah mengambil cuti panjang akibat kecelakaan yang dialaminya di Silverstone yang hampir membuat karir balapnya berakhir. Meski di GP Malaysia 1999 tersebut Schumi tak berhasil meraih kemenangan karena saat itu tugasnya memang membantu rekan setimnya, Eddie Irvine untuk meraih kemenangan, mengingat absennya Schumi membuat peluangnya dalam perebutan gelar pun tertutup dan saat itu rekan setimnya Irvine lah yang memiliki kans lebih besar untuk meraih gelar dunia dan tengah bertarung dengan Mika Hakkinen.

Sebagai pebalap kedua (posisi yang biasanya diemban oleh rekan setimnya), Schumi memainkan peranannya dengan sangat luar biasa. Sepanjang balapan, Schumi menjaga agar Hakkinen tak bisa menjadi ancaman bagi rekan setimnya, Irvine. Walaupun saat itu, Schumi turun sebagai pebalap kedua tapi aksi Schumi merupakan pebalap pertama yang paling cemerlang. Ia berhasil mempermainkan Hakkinen hingga akhir race membuat Hakkinen tampak kelelahan saat berada di podium ketiga sementara Schumi yang berada di podium kedua tersenyum simpul, puas karena berhasil mempermainkan rival beratnya tersebut. Tugas utama Schumi di GP Malaysia itu pun berhasil dilaksanakannya dengan cantik. Ia berhasil mengantarkan rekan setimnya meraih kemenangan meski di akhir musim, Irvine ternyata gagal meraih gelar dunia dari tangan Hakkinen.

Aksi Schumi di GP Malaysia 1999 menjadi awal kebangkitan Schumi yang pada musim 2000 hingga 2004 berhasil meraih gelar dunia untuknya dan untuk timnya, Ferrari. Siapa tahu pula, besok di GP Malaysia, Schumi berhasil menemukan kembali ritme balapnya dan berhasil meraih memperlihatkan aksi cantiknya seperti yang dipertontonkannya di Sepang 1999 terlebih Norbert Haug, pemimpin Mercedes meyakini bahwa sang raja belum benar-benar "habis" (berita lengkapnya) sementara Schumi sendiri masih memiliki kecintaan yang sangat besar terhadap balapan dan itu bisa merupakan modal berharga mengingat Schumi di masa keemasaannya sekalipun tak pernah kehilangan motivasi balapan. Mengenai kesulitannya di dua balapan, Schumi menyatakan bahwa ia telah berusaha sangat keras. Dan ia bukanlah pesulap. Yang terpenting adalah, ia berusaha semaksimal mungkin untuk meraih hasil maksimum yang bisa diperolehnya dan semua itu memerlukan usaha ekstra keras. (berita selengkapnya di sini).

"There are limits to what you can do, and I drove within those. I am not a magician so it is what we are facing – that we might not be as competitive from the beginning of the season. But life is not about wishful thinking – you have to work for it, " ungkap sang juara dunia tujuh kali ini. Dan Schumi telah membuktikan sepanjang karir balapnya, bahwa ia merupakan pebalap dengan etos kerja yang paling tinggi jadi untuk memetik hasil maksimal seperti yang diharapkannya mestinya bukanlah hal yang mustahil bagi pebalap yang memiliki semangat juang yang sangat tinggi ini.



My Inspirative Women....

Bulan April biasanya ditandai dengan perayaan hari Kartini yang jatuh pada tanggal 21 April, tanggal lahir sang pendobrak emansipasi wanita Indonesia yang bahkan tak sempat melihat keberhasilan perjuangannya dalam menegakkan persamaan bagi kaum wanita Indonesia untuk mengenyam pendidikan seperti anak laki-laki.

Aku pribadi benar-benar mensyukuri bisa hidup di jaman di mana wanita bukan lagi merupakan tokoh di belakang layar. Wanita tak lagi hidup terkungkung seperti pameo yang beredar bahwa wanita tugasnya adalah di dapur. Yang terutama, aku bersyukur karena wanita jaman sekarang bisa bebas mengekspresikan dirinya. Bahkan kaum wanita di jaman sekarang bisa dibilang merupakan wanita-wanita super di mana para wanita harus bekerja di samping tetap melakukan pekerjaan rumah tangganya. Bayangkan, di balik anggapan bahwa wanita merupakan kaum yang lemah namun para wanita memiliki kekuatan super untuk bersaing dengan kompetitor pria di kantor mereka masing-masing dan di rumah mereka masih harus disibukkan dengan berbagai tugas rumah yang setumpuk. Jadi pantaslah bila wanita mendapatkan apresiasi yang lebih besar.


Waktu kecil aku sudah terpesona dengan beberapa tokoh wanita yang sangat inspiratif dalam perjalanan hidupku. Aku sendiri tak tahu sejak kapan suka dengan berbagai berita politik tapi sejak kecil aku selalu asyik menyimak berita mengenai Margareth Tatcher, perdana menteri Inggris yang berkuasa pada tahun 1979-1990. Sosok wanita hebat yang meski dalam setiap penampilannya memperlihatkan keanggunan dan kecantikannya sebagai seorang wanita tapi hal itu tak membuatnya ragu untuk bersikap tegas sehingga membuatnya disegani baik oleh lawan-lawannya maupun para pemujanya.

Meski merupakan seorang wanita tapi Margareth Tatcher merupakan perdana menteri Inggris yang memerintah dalam rentang waktu terlama. Bahkan ia merupakan satu-satunya wanita Inggris yang berhasil meraih posisi tinggi di bawah Ratu dalam pemerintahan negeri Britania Raya tersebut.
pic taken from here

Dalam dunia politik yang sebagian besar masih merupakan dominasi para pria, pastinya sulit bagi seorang wanita menembus dunia patriakh tersebut. Dan hanya seorang wanita yang sangat luar biasa pastinya yang bisa berkiprah di dunia tersebut. Bahkan Amerika Serikat yang mentahbiskan dirinya sebagai negara demokratis dan kerap mendengungkan demokrasi di seluruh penjuru dunia masih belum bisa menghargai keberadaan seorang wanita dan belum bisa menerima seorang wanita menjadi seorang pemimpin negara adidaya tersebut. Meski berderet nama-nama tokoh wanita asal negeri paman Sam itu yang pastinya sanggup bila diserahi tugas besar dan agung tersebut.

Kembali ke Margareth Tatcher. Aku pernah membaca, saking lamanya masa kepemimpinan wanita yang dijuluki 'wanita besi' ini, sampai-sampai pernah ada dua orang anak perempuan dan laki-laki asal Inggris yang bertengkar hanya karena si anak laki-laki mengatakan bahwa bila besar nanti ia ingin menjadi seorang perdana menteri. Kontan si anak perempuan langsung menukas bahwa itu tak mungkin karena ia adalah seorang laki-laki. Rupanya si anak perempuan ini berpikir bahwa posisi perdana menteri merupakan jabatan yang hanya diperuntukkan untuk kaum Hawa.


Tokoh wanita berikutnya yang menginspirasiku, sebenarnya baru kuketahui beberapa waktu belakangan ini ketika kisahnya dijadikan film seri dan ditayangkan di sebuah stasiun televisi nasional. Film itu berjudul The Great Queen Seon Deok yang mengambil kisah mengenai seorang anak perempuan yang hidup di gurun tanpa mengetahui bahwa ia sebenarnya merupakan putri raja. Lewat film ini aku jadi menyadari betapa uniknya hidup yang telah dianugrahkan oleh Sang Pencipta ini.

Hidup memang merupakan misteri Ilahi. Dan kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi pada diri kita di masa yang akan datang. Tapi hidup merupakan perjuangan dan tak seharusnya kita hidup tanpa melakukan apapun dan hanya meratapi nasib. Hal itu pula yang membuat seorang tokoh wanita kebanggaan Korea yang tak kalah hebatnya dengan Margareth Tatcher memperjuangkan hidupnya sehingga menjadi seorang tokoh wanita yang luar biasa. Bahkan tokoh wanita itu kemudian menjadi raja wanita pertama di negeri ginseng itu.
pic taken from here

Saat menonton film seri The Great Queen Seon Deok yang ditayangkan Indosiar beberapa waktu yang lalu. Aku sempat tercenung, menyadari betapa uniknya hidup manusia itu dan betapa agungnya Sang Pencipta dalam membuat rangkaian alur kisah hidup setiap tokoh dan betapa pun kita berjalan menghindar ternyata sepanjang perjalanan hidup kita berjalan menuju takdir yang telah ditetapkan oleh Sang Pencipta.

Putri Deok Man, sebenarnya merupakan putri kembar dari raja Shilla, Raja Jinpyeong tapi karena situasi politik yang bisa menyulitkan takhta sang raja maka terpaksa sang raja membuang salah satu putri kembarnya yaitu putri Deok Man dan mempercayakan dayangnya yang telah setia mengikutinya sejak muda untuk merawat dan membesarkan putrinya tersebut. Namun sebelum kelahiran putri kembar ini, telah diramalkan bahwa kelahiran sang putri yang ditandai dengan pecahnya bintang keenam dalam tujuh biduk bintang utama sehingga menjadi delapan bintang. Kehadirannya diramalkan akan membawa perubahan bagi Silla yang saat itu dikuasai oleh seorang wanita bernama Lady Mi Shil.

Ternyata seiring waktu, perjalanan hidup Putri Deok Man yang telah terbuang dari istana itu mulai berjalan menuju takdir yang telah ditetapkan olehnya. Meski dalam perjalanannya menuju takdirnya itu, ia harus menderita dan kehilangan banyak. Bahkan ia harus kehilangan saudara kembarnya, Putri Cheonmyeong yang tewas terbunuh oleh orang-orang Mi Shil yang ingin merebut takhta kerajaan Shilla.

Namun sebenarnya Putri Deok Man beruntung karena hidup di luar istana sehingga ia terbebas dari pengaruh buruk Mi Shil yang selalu memberikan hasutan negatif kepada kembarannya, Putri Cheonmyeong bahwa kelahirannya memberikan nasib sial bagi Shilla. Bahkan Mi Shil meyakinkan Putri Cheonmyeong bahwa karena dirinyalah, tiga orang adik laki-lakinya meninggal sehingga kerajaan Shilla tak memiliki penerus takhta.

Keberadaan Putri Deok Man yang harus menjalani hidupnya di gurun dan tak bisa merasakan kemewahan layaknya seorang putri raja ternyata secara tak langsung telah membentuk pribadinya yang kokoh dan kuat. Bahkan karena ia hidup di pos perdangangan, Putri Deok Man bisa membaca banyak buku yang dibawa oleh para pedagang dari berbagai negara yang singgah di tempatnya untuk melakukan aktifitas perniagaan. Hal ini pulalah yang juga sangat membantu Deok Man tatkala ia berhasil meraih posisinya sebagai seorang putri bahkan menjadi ratu.

Bahkan selain menjadi raja wanita pertama di Korea, Deok Man juga telah melakukan banyak peninggalan bagi kebesaran negeri ginseng tersebut. Pada masanyalah dibangun observatorium pertama di negeri tersebut. Dan pada masanya pula, Deok Man telah meletakkan pondasi yang kuat bagi penyatuan tiga kerajaan di bawah kekuasaan kerajaan Shilla. 

Ada banyak tokoh wanita lainnya yang hidupnya berjalan seiring dengan takdir yang telah digariskan oleh Sang Pencipta Agung. Beberapa tokoh wanita ini meski hidup dan besar dalam lingkungan politik tapi sebenarnya mereka tak berniat terjun dalam dunia politik praktis. Namun perjalanan hidup mereka kemudian menggiring mereka untuk terjun ke dalam dunia politik. Bahkan beberapa dari wanita hebat ini harus mengakhiri hidupnya dengan tragis namun sepanjang perjalanan hidupnya, mereka telah memperlihatkan arti hidup yang sejati.  Hidup yang tak terbelenggu oleh keberadaan mereka. Perjuangan mereka dalam menerobos gender dan menembus dunia yang tak sepenuhnya menerima keberadaan dan perjuangan mereka. Bukan salah mereka bila dilahirkan dalam wujud seorang wanita tapi mereka tak menerima bila kewanitaan mereka menjadi alasan untuk membatasi lingkup dan daya pikir mereka untuk ikut serta mewujudkan dunia yang jauh lebih baik bagi segala lapisan.

Sepanjang sejarah takkan pernah habis sosok-sosok wanita hebat yang berani menerobos segala batasan demi memperjuangkan sebuah dunia yang lebih baik. Meski dunia kerap berlaku tak adil bagi kaum wanita terlebih pada para wanita yang terjun dalam dunia politik seperti yang dilakukan oleh Margareth Tatcher, Indira Gandhi, Benazir Bhutto, Cory Aquino, dan banyak lagi wanita-wanita hebat lainnya yang sukses meraih kepemimpinan tertinggi dalam sebuah pemerintahan. Bagi pemimpin wanita, apapun yang dilakukan oleh mereka selalu saja bagaikan buah simalakama. Bila seorang pemimpin wanita bersikap tegas dan keras maka julukan wanita besi kerap disandangkan kepada si wanita tersebut. Bahkan Madeleine Albright yang pernah menjadi menteri luar negeri Amerika Serikat sampai mendapat julukan kupu-kupu besi. Namun bila para pemimpin wanita ini bersikap terlalu lembek, maka mereka akan mendapatkan komentar-komentar miring yang berhubungan dengan keadaan gendernya.

Emansipasi wanita sepertinya masih merupakan perjuangan panjang tanpa akhir bagi setiap wanita di muka bumi. Terlebih masih banyak wanita yang harus terbelenggu dalam karena kewanitaannya. Bahkan masih banyak juga orang yang beranggapan bahwa anak perempuan tak perlu menimba ilmu tinggi-tinggi sehingga tak jarang keadaan ini justru makin mengecilkan keberadaan seorang wanita yang mestinya memiliki penghargaan yang lebih tinggi dari keluarga terlebih seorang wanita merupakan pendidik yang paling utama bagi anak-anaknya.

Dunia yang bisa menghargai arti keberagaman. Dunia yang bisa menghargai tiap insan sebagai ciptaan terindah Sang Pencipta tanpa ada batasan gender, suku, ras, maupun agama. Jika dunia itu benar-benar telah terwujud maka hidup pastinya benar-benar terasa indah karena hidup sejatinya merupakan anugrah terindah Yang Maha Kuasa....