Total Tayangan Halaman

Translate

Senin, 14 Februari 2011

10 Sweet Movies Favoritku

Sebenarnya aku sudah memiliki niat menulis ini sejak dua atau tiga tahun lalu tapi karena kemalasan dan ketidakdisiplinanku jadilah aku baru bisa menyelesaikan niatku ini di Valentine kali ini. Dan semua ini semata-mata atas desakan sahabatku, Selvia Lusman yang kerap jengkel menghadapi segala macam alasan yang kukemukakan demi melegalkan kemalasanku. Dan juga demi mewujudkan resolusi yang telah kubuat di awal tahun jadi meski aku kerap masih dibelit kemalasan tapi dengan berusaha mengumpulkan setiap keping semangat akhirnya jadi juga kutulis 10 sweet movies favoritku ini.

Sebelum mulai aku ingin mengutarakan lebih dulu mengapa aku ingin sekali menulis tentang ini. Bukan hanya sekadar mumpung bulan Pebruari yang erat kaitannya dengan Valentine atau hari Kasih Sayang sedunia tapi juga karena cinta memang merupakan bahasa universal yang paling bisa dimengerti di seluruh dunia apa pun bentuk bahasa ibu masing-masing negara.

Cinta merupakan bahasa internasional yang paling bisa dipahami oleh semua lapisan kelompok dan usia. Meski cinta kadang tersandera oleh sifat-sifat lahiriah keserakahan dan keinginan manusia untuk lebih berkuasa dari kelompok manusia lainnya namun jauh di dalam hati orang paling otoriter sekalipun, ia takkan pernah bisa mengingkari sebuah perasaan halus di dalam sanubarinya yang bernama cinta. Sebenarnyalah pula alam raya ini adalah surat cinta terbuka Tuhan dan cinta adalah bentuk ciptaan pertama Tuhan karenanya tak ada salahnya bila cinta terus disebarkan di seluruh dunia sepanjang masa bukan hanya di bulan Pebruari saja. Namun bukan berarti menyebarkan cinta artinya harus menjadi Don Juan. Bagiku sendiri cinta adalah awal dari kehidupan dan karenanya cinta bukanlah sekadar kata tanpa makna. Cinta adalah bentuk pertanggungan jawab setiap makhluk ciptaan sebagai wujud keluhuran karya Sang Pencipta.

Namun cinta yang walaupun terasa manis kerap pula berlumur duka. Tapi bukan berarti cinta itu kejam. Cinta sendiri tak pernah bisa lepas dari suratan takdir. Dan acap kali takdir memainkan perannya begitu rupa untuk membentuk sebuah ikatan bernama cinta. Sepuluh film favoritku ini menggambarkan betapa takdir bisa bekerja sedemikian rupa untuk menciptakan sebuah kisah cinta yang berakhir manis.

1. Serendipity (2001)

 Film ini menggambarkan betapa rumitnya pekerjaan takdir dalam mempersatukan dua insan. Kisah berawal dari pertemuan Jonathan Trager (John Cusack) dengan Sara Thomas (Kate Beckinsale) di suatu malam menjelang hari natal. Saat itu keduanya tengah membeli sarung tangan di Bloomingdale.

Keduanya lalu merasa saling tertarik dan berjalan bersama-sama menyusuri jalanan Manhattan. Kebersamaan mereka berakhir di kedai es krim Serendipity. Saat berpisah barulah mereka menyadari kalau mereka belum saling mengenal nama mereka satu sama lain. Namun keduanya bertemu kembali saat mereka mengambil barang mereka yang ketinggalan di kedai es krim itu. Menyadari bahwa mereka telah dipertemukan oleh takdir, maka Jonathan dan Sara lalu memutuskan pergi bersama-sama hingga akhirnya tiba di Central Park di mana mereka bermain ice skating dan di sinilah Jonathan mengenalkan rasi bintang Cassiopeia* pada Sara.

Sebelum berpisah lagi, kali ini Jonathan meminta nomor telepon Sara tapi angin menerbangkan kertas berisi nama dan alamat Sara sehingga Sara lalu mengusulkan untuk membiarkan hubungan mereka diatur oleh takdir. Sara lalu menuliskan nama dan alamatnya di sampul bagian dalam buku Love In The Time of Cholera** yang dibawanya sedangkan Jonathan menuliskan nama dan alamatnya di selembar uang kertas 5 dolar. Bila mereka memang ditakdirkan untuk bersatu maka mereka akan saling menemukan nama yang telah mereka tulis itu. Keduanya lalu berpisah sambil masing-masing membawa satu helai sarung tangan dari sepasang sarung tangan yang telah mempertemukan mereka di Bloomingdale.

Tapi Jonathan tak ingin berpisah begitu saja dengan Sara. Keduanya lalu memutuskan untuk menaiki lift secara terpisah dan bila memang takdir benar-benar berpihak pada mereka maka mereka akan bertemu kembali di lantai yang sama. Tanpa diketahui masing-masing pihak, baik Jonathan maupun Sara menekan tombol lantai 23 tapi seorang anak kecil yang kemudian masuk ke dalam lift yang dimasuki Jonathan memencet semua tombol di lift sehingga ketika Jonathan akhirnya sampai di lantai 23 ia tak menemui Sara yang telah pergi karena mengira Jonathan menekan tombol lantai yang berbeda.

Kisah mereka berlanjut ke tujuh tahun kemudian. Jonathan masih belum berhasil menemukan buku Love In The Time of Cholera yang ditulisi Sara begitu pula dengan Sara, ia pun belum menemukan lembaran 5 dolar yang ditulisi Jonathan. Sementara keduanya kini telah memiliki pasangan hidup masing-masing. Jonathan sudah bertunangan dengan Halley Buchanan (Bridget Moynahan) dan akan segera melangsungkan pernikahan mereka tapi Jonathan yang belum bisa melupakan Sara bimbang dan ragu untuk melanjutkan pernikahannya. Sementara Sara pun telah memiliki pasangan Lars Hammond (John Corbett), seorang musisi yang juga telah melamar Sara namun seperti Jonathan ternyata Sara pun memiliki perasaan seperti yang dirasakan oleh Jonathan dan masih belum bisa melupakan pertemuan mereka yang singkat itu.

Sehari sebelum pernikahannya, Jonathan ditemani sahabatnya, Dean Kansky (Jeremy Piven) kembali ke Bloomingdale dan mencari keberadaan Sara lewat catatan pembelian sarung tangan di tempat itu tujuh tahun lalu, namun sayangnya Sara sudah pindah dari sana. Sementara di saat yang bersamaan, Sara pun memutuskan untuk mencari Jonathan juga. Dengan ditemani sahabatnya Eve (Molly Shannon), ia kembali ke New York dengan harapan bisa bertemu dengan Jonathan. Secara kebetulan Eve bertabrakan dengan teman lamanya yang ternyata adalah Halley yang memberitahu mereka bahwa ia akan menikah dan bahkan mengundang keduanya untuk menghadiri pernikahannya namun mereka tak mengetahui kalau mempelai prianya adalah Jonathan.

Sara yang putus asa karena tak jua berhasil menemukan jejak Jonathan akhirnya menyerah dan memutuskan untuk mengakhiri usahanya untuk mencari Jonathan tapi takdir ternyata kembali mempermainkannya. Saat mereka minum kopi di Serendipity, Eve menerima kembalian selembar lima dolar dan langsung memasukkannya ke dalam dompet tanpa menyadari di balik lembaran lima dolar itu tercantum sesuatu yang telah ditulisi Jonathan tujuh tahun lalu.

Secara bersamaan saat gladi resik pernikahannya, Halley memberikan pada Jonathan sebuah buku berjudul Love In The Time of Cholera sebagai hadiah pernikahan mereka karena ia beberapa kali melihat Jonathan kerap melihat-lihat buku yang berjudul sama ini tanpa mengetahui bahwa Jonathan sebenarnya hanya mencari coretan yang ditulisi Sara di buku itu. Tanpa disadari Jonathan ternyata buku yang diberikan Halley padanya adalah buku yang sama yang telah ditulisi Sara tujuh tahun yang lalu.

Saat hari pernikahan tiba, Sara yang diundang Halley memutuskan untuk tak menghadiri pernikahan dan memilih pulang ke rumahnya. Ketika ia kembali ke hotel untuk mengambil barang-barangnya ternyata Lars yang menyusulnya ke New York ada di sana. Saat tengah berjalan-jalan di Central Park, Sara kembali melihat rasi bintang Cassiopeia. Menyadari bahwa ia masih belum bisa melupakan Jonathan maka Sara akhirnya memutuskan hubungannya dengan Lars.

Ketika berada di dalam pesawat Sara berniat membayar sewa pinjaman headset tapi ternyata dompetnya tertukar dengan milik Eve. Ketika ia mengeluarkan lembaran lima dolar yang didapat Eve sebagai kembalian saat mereka minum kopi di Serendipity, saat itu barulah Sara menyadari bahwa lembaran itu adalah lembaran lima dolar yang sama yang ditulisi Jonathan tujuh tahun lalu dan saat itu pula barulah ia mengetahui nama lengkap Jonathan. Sara pun langsung memutuskan turun dari pesawat dan mencari Jonathan. Namun setibanya di rumah Jonathan, tetangga Jonathan memberitahunya bahwa hari itu adalah hari pernikahan Jonathan.

Ps: Setiap film drama romantis memang selalu berakhir happy ending tapi bagian akhir film ini merupakan bagian yang paling menarik untukku. Adegan ketika Jonathan berbaring di Central Park dengan beralaskan jaket Sara yang tertinggal namun Jonathan tak menyadari kalau jaket yang dijadikannya sebagai bantal itu adalah milik Sara, wanita yang dicari-carinya selama ini. Juga adegan ketika Jonathan tengah berbaring menatap langit yang terbentang luas di atasnya dan menikmati butiran-butiran salju pertama turun ke bumi dan bersamaan dengan itu sehelai sarung tangan melayang ke atasnya. Secara keseluruhan film ini amat menarik bagiku. Menyimak bagaimana rumitnya takdir bekerja dalam mempersatukan dua orang anak manusia yang tak pernah bisa melupakan perasaan mereka satu sama lain.

 *Rasi bintang di belahan utara yang namanya diambil dari nama seorang ratu dalam mitos Yunani. Rasi bintang ini bisa dilihat dengan jelas pada awal bulan November.

**Love In The Time of Cholera adalah sebuah novel yang ditulis oleh pemenang Nobel, Gabriel Garcia Marquez yang pertama kali diterbitkan dalam bahasa Spanyol pada 1985. Edisi bahasa Inggrisnya diterbitkan pada 1988 diterjemahkan oleh Alfred A. Knopf. Novel ini kemudian diangkat ke layar lebar pada 2007.

2. While You Were Sleeping (1995) 

Lucy Moderatz (Sandra Bullock) adalah seorang petugas di loket pembelian tiket kereta api di Chicago yang diam-diam menyimpan perasaan pada Peter Callaghan (Peter Gallagher), seorang pengusaha sukses yang biasa membeli tiket di tempat tugas Lucy. Suatu hari Peter diserang perampok hingga pingsan dan terjatuh di atas rel kereta api tanpa ada yang melihat kejadian itu kecuali Lucy. Menyadari pria yang diam-diam dicintainya itu tengah berada dalam bahaya, Lucy pun segera menyelamatkan Peter yang sudah terbaring tak sadarkan diri dan membawanya ke rumah sakit. Di sinilah kisah lucu dan romantis ini mengalir manis.

Suatu kali seorang perawat tanpa sengaja mendengar curahan perasaan Lucy yang tengah bicara sendiri dan mengungkapkan impiannya untuk menikahi Peter. "I was going to marry him," khayal Lucy sambil menatap Peter yang tengah terbaring koma. Namun si perawat yang salah mengintepretasikan ucapan Lucy itu mengira Lucy merupakan tunangan Peter dan langsung memberitahukan hal itu kepada keluarga Peter yang menyambut kabar ini dengan gembira. Lucy yang sebatang kara terharu dengan kehangatan keluarga Peter sehingga tak sampai hati mengatakan hal yang sebenarnya.

Namun suatu kali Saul (Warden), ayah baptis Peter akhirnya mengetahui bahwa Lucy ternyata bukanlah tunangan Peter tapi Saul mengatakan pada Lucy agar tak menceritakan yang sebenarnya pada keluarga Peter karena hal itu pastinya akan melukai keluarga besar Callaghan yang sudah kadung jatuh hati pada Lucy yang manis dan ramah ini. Begitu pun Lucy juga sudah telanjur senang dengan kehangatan dan keramahan keluarga besar Callaghan. Bahkan saat natal, Lucy yang tak memiliki sanak keluarga dianggap sebagai bagian dari keluarga Callaghan sehingga ia merasa terharu.

Namun seiring waktu tanpa disadari Lucy malah jatuh cinta pada kakak Peter, Jack (Bill Pullman) yang menjalankan bisnis keluarganya. Ternyata pula perasaan yang sama juga dirasakan oleh Jack namun Jack yang mengira Lucy benar-benar tunangan Peter memilih mengambil jarak sehingga membuat Lucy terluka.

Masalah mulai muncul ketika Peter yang terbaring koma sadar dari tidur panjangnya. Meski awalnya Peter tak mengenal Lucy namun perlahan Peter benar-benar jatuh cinta pada Lucy yang sifatnya hangat dan bisa membaur dengan keluarganya berbeda dengan tunangannya yang sesungguhnya Ally Walker (Ashley Bartlett Bacon) yang angkuh dan hanya bersikap hangat pada kucing peliharaannya saja.

Khayalan Lucy untuk menikah dengan Peter akhirnya benar-benar menjadi kenyataan. Namun selagi ia melangkah menuju altar di mana Peter sudah berdiri di sana didampingi oleh Jack, akhirnya Lucy menyadari bahwa ia tak bisa mengingkari perasaannya terhadap Jack dan ia pun tak tega terus membohongi keluarga Callaghan yang telah bersikap baik padanya sehingga ia mengungkapkan kebenaran yang selama ini disimpannya.

Di depan Jack dan keluarga besar Callaghan, Lucy mengungkapkan bahwa ia sebenarnya bukanlah tunangan Peter dan pria yang dicintainya adalah Jack. Tentu saja pengakuan Lucy ini amat mengejutkan Jack dan keluarganya. Di tengah kekacauan inilah tunangan Peter yang sesungguhnya, Ally Walker datang. Sementara Lucy memilih pergi selagi keluarga Callaghan masih kebingungan dengan keadaan yang terjadi.

Ps: Seperti kebanyakan film komedi romantis tentu saja film ini pun berakhir happy ending untuk Lucy dan Jack Callaghan. Ada beberapa scene yang amat kusuka dari film ini. Pertama adalah adegan lucu ketika suster yang salah tafsir menceritakan pada keluarga besar Callaghan bahwa Lucy adalah tunangan Peter dan menjadi awal dari semua kekacauan.

Yang kedua adalah adegan ketika Peter sadar dari komanya dan ia bisa mengingat dengan jelas semua nama anggota keluarganya. Lucy sendiri berusaha menyembunyikan diri agar tak terlihat Peter namun tak berhasil. Dan ketika pandangan Peter jatuh ke wajah Lucy tentu saja ia tampak heran dan tak mengenal Lucy tapi keluarganya malah mengira Peter menderita amnesia.

Dan adegan ketiga yang menjadi favoritku adalah ketika di akhir film Jack beserta seluruh keluarga besar Callaghan datang ke depan loket penjualan tiket untuk melamar Lucy. Saat Peter bertanya pada Lucy sejak kapan ia jatuh cinta pada Jack, kakaknya, Lucy pun dengan singkat menjawab, "It was while you were sleeping."

3. Lucky 7 (2003)



Film drama romantis yang dirilis stasiun tv ABC ini berkisah mengenai Amy (Kimberly Williams) yang saat berusia 7 tahun, ibunya (Gail O'Grady) menderita kanker dan sebelum meninggal, ia memberikan wejangan terakhir untuk putrinya. Sadar ia takkan bisa mendampingi putrinya tumbuh besar maka ia pun memberitahu Amy tahapan-tahapan kehidupan yang akan dilaluinya: camping trip, kuliah, dan tentu saja urusan cinta. Untuk masalah cinta ibunya memberitahu Amy bahwa mungkin ia akan berkali-kali mengalami putus cinta namun ia meminta Amy tak bersedih karena ia akan menemukan cinta sejatinya pada pria ketujuh. Tentu saja ucapan ibunya ini hanyalah sebagai hiburan demi mempersiapkan Amy agar ia tak terlalu terluka saat patah hati namun tak ada ibunya yang mendampingi dan menghiburnya kelak.

Wejangan ibunya ini terus diingat Amy hingga dewasa. Saat ia sudah besar ia mengalami semuanya tepat seperti yang dikatakan ibunya. Namun masalah mulai muncul ketika ia merasa jatuh cinta pada pria ke-6, Daniel McCardles (Brad Rowe) dan berharap ia adalah cinta sejatinya seperti yang dikatakan ibunya, maka ia pun mulai berusaha mengakali "ramalan" ibunya dengan mengundurkan Damiel menjadi pria ketujuh agar ia bisa menikah dengannya seperti yang dikatakan ibunya. Untuk itu maka ia harus mencari pria ke-6 sebagai ganti Daniel dan pilihannya pun jatuh ke Peter Connor (Patrick Dempsey), pemilik toko bagel yang biasa dikunjungi oleh Amy.

Sementara Peter pun memanfaatkan Amy untuk berpura-pura sebagai kekasihnya ketika ia harus menghadiri pernikahan temannya yang juga merupakan teman dari mantan kekasihnya.

Alih-alih saling memanfaatkan keduanya malah mendapati kalau mereka saling jatuh cinta. Amy yang semula berniat menjadikan Peter hanya sebagai selingan demi membuat Daniel menjadi pria ketujuhnya malah benar-benar jatuh cinta pada Peter. Sedangkan Peter sebenarnya sudah menyukai Amy sejak lama.

Ps: Berhubung aku merupakan salah satu fans Dempsey jadi tentu saja yang pertama kusuka dari film ini adalah Dempsey. Tapi ide cerita film ini pun menurutku amat menarik. Meski ibu Amy sebenarnya tak bermaksud meramal kehidupan cinta yang akan dijalani putrinya dan hanya mengatakan hal itu sebagai kata-kata kosong belaka untuk mengingatkan Amy agar tak terlalu sedih bila patah hati sementara ia sebagai ibunya tak bisa mendampinginya. Namun Amy yang polos justru menganggap serius kata-kata ibunya ini. Siapa sangka ternyata ramalan ibunya yang semula hanyalah sekadar kata- kosong itu benar-benar menjadi kenyataan. Peter meskipn semula berniat dijadikan Amy sebagai pria keenamnya namun ia tak bisa memungkiri kalau Peter sebenarnya adalah sang pria ketujuh seperti kata ibunya adalah cinta sejatinya.

4. Before Sunrise (1995) dan Before Sunset (2004)

Sengaja kurendengkan kedua film ini karena bagiku kedua film ini tak bisa dipisahkan. Bila menilik kisah akhir kedua film ini memang tak berakhir happy ending namun penilaianku untuk menjadikan film ini sebagai salah satu sweet movies favoritku adalah kata-kata Celine (Julie Delpy) di Before Sunset yang mengatakan bahwa justru mereka beruntung tak bertemu seperti yang telah mereka janjikan ketika mereka berpisah di depan pintu kereta di Wina karena bila mereka saat itu bertemu sesuai kesepakatan mereka maka pasti hubungan mereka akan berlanjut mungkin hingga ke pernikahan tapi setelah beberapa tahun menikah mungkin mereka malah akan kecewa satu sama lain dan pada akhirnya malah saling melukai.

Awal kisah bermula dari pertemuan Jesse (Ethan Hawke) dengan Celine (Julie Delpy) saat keduanya berada dalam kereta yang melaju dari Budapest dengan tujuan yang berbeda. Jesse berniat singgah sebentar di Wina sebelum terbang pulang ke negaranya, Amerika Serikat. Sementara Celine naik kereta api itu dengan tujuan kembali ke Paris untuk melanjutkan kuliahnya, setelah mengambil cuti beberapa hari untuk mengunjungi neneknya yang sakit.

Keduanya mulai terlibat percakapan yang semakin akrab setelah mereka merasa terusik dengan pertengkaran sepasang suami istri di dalam kereta api. Atas desakan Jesse akhirnya Celine pun turun di Wina menemani Jesse menyusuri kota yang terkenal sebagai kota sejarah seni kelas dunia dan di masa lalu pernah menjadi kota para musikus dunia kenamaan macam Mozart dan Beethoven. Bahkan di kota ini Mozart kecil yang jenius bertemu Marie Antoinette yang juga masih bocah.

Dalam perjalanan mereka menyusuri kota, keduanya terlibat dalam berbagai macam topik pembicaraan yang membuat keduanya makin terasa dekat. Saat melewati Donaukanal (Danube Canal) mereka bertemu dengan seorang penyair nyentrik yang menawarkan untuk membuatkan puisi bagi mereka sesuai dengan kata yang mereka pilih. Celine memilih kata Milkshake, tak butuh waktu lama si penyair nyentrik ini pun segera menulis dan kemudian membacakan puisi yang dibuatnya dengan menggunakan kata milkshake seperti yang diajukan Celine. Puisi yang diberi judul Delusion Angel ini aslinya ditulis oleh penulis puisi David Jewell.

Sayangnya kebersamaan mereka akhirnya harus berakhir saat pagi menyingsing di mana Jesse harus melanjutkan perjalanan ke Amerika dengan pesawat terbang sementara Celine pun harus kembali ke Paris. Namun di pintu kereta keduanya berjanji bahwa mereka akan bertemu kembali di tempat yang sama enam bulan setelah perpisahan mereka ini.

Namun yang terjadi ternyata mereka baru bertemu kembali sembilan tahun kemudian. Ternyata tepat pada saat yang telah mereka tetapkan setelah perpisahan pertama mereka itu, Celine tak bisa memenuhi janjinya pada Jesse karena neneknya meninggal sedangkan Jesse memang datang seperti kesepakatan mereka namun ia tak berhasil menemui Celine.

Sembilan tahun kemudian Jesse telah menjadi penulis terkenal di Amerika dan ia tengah berkunjung ke Paris untuk mempromosikan novel terbarunya yang ditulisnya berdasarkan kenangannya bersama Celine. Namun saat itu Jesse sudah menikah dan memiliki seorang putra. Sementara Celine sudah lulus dari kuliahnya dan kini bekerja sebagai konsultan lingkungan hidup. Saat tengah melakukan promosi di toko buku di Paris itu, Jesse kembali bertemu dengan Celine yang sengaja datang ke toko buku itu setelah melihat pengumuman mengenai kedatangan Jesse ke toko buku itu. Namun seperti pertemuan mereka yang pertama, kali ini pun mereka hanya memiliki waktu yang singkat untuk bersama-sama karena malamnya Jesse sudah harus terbang kembali ke Amerika Serikat.

Sambil menyusuri kota Paris dengan Celine sebagai pemandunya, keduanya kembali terlibat dalam percakapan yang telah membuat mereka kembali kerkenang ke masa lalu. Seiring dengan pertumbuhan keduanya yang telah lebih dewasa maka topik pembicaraan mereka kali ini pun sudah berkembang hingga ke masalah politik dan perkembangan dunia. Mereka juga membicarakan kehidupan pribadi mereka masing-masing. Jesse menjelaskan bahwa ia sudah menikah dan memiliki sorang putra yang sangat istimewa baginya. Namun Jesse juga mengungkapkan hubungannya dengan istrinya kini sudah tak terlalu harmonis namun ia tetap menghargai istrinya sebagai seorang ibu yang baik dan luar biasa untuk putra tunggal mereka. Sementara Celine pun mengisahkan kisah cintanya pada Jesse.

Dalam percakapan mereka sesekali Jesse sempat menyesalkan mengapa mereka tak bertemu seperti yang telah mereka sepakati pada sembilan tahun lalu sehingga kini mereka memiliki kisah hidup yang berbeda namun Celine dengan nada filosofis malah mengatakan pada Jesse bahwa mungkin saja semua itu adalah yang terbaik untuk mereka.

Ps: Aku sejujurnya lebih suka dengan akhir kisah di Before Sunrise di mana pada bagian akhir film, seiring dengan sinar matahari yang mulai menyinari setiap jengkal tanah, perlahan-lahan gambar beranjak ke tempat-tempat yang sempat mereka kunjungi di sepanjang sore hingga malam hari. Lorong-lorong jalan yang saat malam terlihat ramai oleh orang-orang kini terlihat lengang dan sepi juga kanal di mana mereka bertemu dengan penyair nyentrik yang kini tampak sepi dan tenang. Aku terkesan dengan adegan ini karena mengingatkanku akan arti kehidupan. Setiap gambar dalam momen kehidupan meski pada akhirnya hanya menjadi kenangan namun di balik setiap fragmen bisu itu terurai sebuah kisah mengenai kehidupan.

Selain itu kalimat-kalimat filosofis yang terurai dari kedua tokoh sentral film ini, Jesse dan Celine pun meninggalkan kesan yang amat kuat dari film ini. Berikut adalah kata-kata favoritku dari kedua sekuel film ini.

My favorite words in Before Sunrise:


"I kind see of love as this escape for two people who don't know how to be alone," Jesse.

"You know, I believe if there's any kind of God, it woudn't be in any of us. Not you or me. But just this little space in between. If there's any kind of magic in this world, it must be in the attempt of understanding some one. Sharing something,"
Celine.

My favorite words in Before Sunset:

"(If) We don't suffer, we won't learn a thing,"
Jesse.

"Memories are wonderful thing if you don't have to deal with the past,"
Celine.

"Some memories never finish as long as you're alive,"
Jesse.

5. Just Like Heaven (2005)

Elizabeth Masterson (Reese Witherspoon) adalah seorang dokter muda yang bekerja sangat keras hingga tak memiliki waktu untuk kehidupan pribadinya. Suatu hari ia mengalami kecelakaan mobil ketika tengah menuju ke sebuah kencan buta yang diatur oleh kakak perempuannya.

Tiga bulan setelah kecelakaan mobil yang menimpa Elizabeth, seorang arsitektur bernama David Abbott (Mark Ruffalo) yang tengah berusaha memulihkan kesedihannya akibat kematian istrinya tengah mencari-cari apartemen untuknya namun ia belum juga berhasil menemukan apartemen seperti yang dikehendakinya hinggga saat ia tengah berdiri di tepi jalan, sekonyong-konyong angin menerbangkan sehelai kertas yang ternyata mempromosikan apartemen yang semula merupakan milik Elizabeth ke arah David. Semula David berusaha menyingkirkan kertas yang melayang ke hadapannya itu tanpa melihat isinya tapi angin kembali menerbangkan kertas itu ke arahnya sehingga akhirnya David merengkuh kertas itu dan melihat isinya. Tak dinyana ia langsung tertarik dengan apartemen Elizabeth seperti yang dipromosikan dalam selebaran itu.

Namun suatu hari setelah David sudah resmi menempati apartemen Elizabeth itu mendadak ia dikejutkan oleh kehadiran seorang wanita di dalam kamarnya yang ternyata adalah roh Elizabeth yang rupanya tengah terbaring koma setelah kecelakaan itu. Anehnya roh Elizabeth ini hanya bisa dilihat oleh David. Belakang baru diketahui bahwa ternyata alasan mengapa hanya David yang bisa melihat roh Elizabeth ini karena ternyata David adalah pria yang menjadi pasangan kencan buta Elizabeth yang diatur oleh kakak Elizabeth dan temannya yang rupanya merupakan teman David juga namun sayangnya sebelum sempat bertemu Elizabeth mengalami kecelakaan mobil.

Semula David yang rasionalis tak bisa menerima keberadaan roh Elizabeth ini yang dinilainya mengganggunya namun ketika rumah sakit tempat di mana terdapat tubuh Elizabeth yang terbaring koma menyatakan akan mencabut semua peralatan penunjang mekanik demi membuat Elizabet tetap "terlihat" hidup, maka David pun dengan dibantu seorang paranormal aliran Zen, Darryl (Jon Heder) berusaha menyelamatkan Elizabeth dengan mengembalikan roh Elizabeth ke dalam tubuhnya. Usaha mereka akhirnya berhasil. Namun setelah Elizabeth sadar dari komanya ternyata ia tak bisa mengingat kejadian saat ia koma sehingga ia tak mengenali David dan membuat David terluka.

Setelah Elizabeth sadar kembali maka David pun segera berkemas dan pindah dari apartemen Elizabeth namun ternyata ia masih memiliki kunci apartemen Elizabeth. Suatu hari David datang kembali ke apartemen Elizabeth untuk membuatkan taman di loteng apartemen Elizabeth seperti yang diidamkan Elizabeth dan diungkapkannya pada David saat ia masih koma dan berupa roh yang melayang tanpa jazad. Elizabeth yang heran melihat loteng di atas apartemennya terbuka pun langsung naik ke atas untuk melihat dan ia pun bertemu kembali dengan David namun ia tetap tak bisa mengenali David hingga ketika tangan mereka bersentuhan saat David mengembalikan kunci apartemen Elizabeth, pada saat itulah Elizabeth mengalami kilasan kejadian yang dialaminya bersama David ketika ia masih dalam keadaan koma.

Ps: Adegan ketika David berusaha mengembalikan roh Elizabeth ke dalam tubuhnya yang terbaring koma sampai-sampai ia harus mencuri tubuh Elizabeth yang terbaring kaku dan membuatnya dikejar-kejar pihak keamanan rumah sakit cukup lucu dan menghibur. Tapi tentu saja ide dari cerita inilah yang membuatku tertarik. Kenyataan bahwa Elizabeth yang harus mengalami kecelakaan sebelum sempat bertemu dengan David yang merupakan pasangan kencan butanya hingga saat ia koma, roh-nya justru hanya bisa dilihat oleh David seperti menegaskan bahwa mereka memang telah dipersatukan meski takdir sempat mempermainkan mereka dengan membuat Elizabeth mengalami kecelakaan dan koma sebelum sempat bertemu dengan David. Tapi ternyata takdir justru bekerja dengan cara yang unik untuk mempertemukan keduanya.

6. My Best Friend's Wedding (1997)

Julianne Potler (Julia Roberts) adalah seorang kritikus restoran yang amat disegani. Meski karirnya amat mengesankan namun rupanya kehidupan percintaan Julianne tak sebaik karirnya. Julianne memiliki seorang sahabat, Michael O'Neil (Dermot Mulroney), seorang reporter olahraga. Hubungan persahabatan mereka sudah berlangsung lama dan saat mereka masih kuliah keduanya sempat membuat janji bahwa bila sampai umur 28 tahun salah satu dari keduanya belum menikah dengan orang lain maka mereka berdua akan menikah. Namun menjelang ulang tahun Julianne yang ke-28 ia mendapat kabar dari Michael, sahabatnya itu bahwa ia akan menikah dengan seorang mahasiswi berumur 20 tahun bernama Kimberly Wallace (Cameron Diaz).

Kabar ini bukan hanya mengejutkan Julianne namun juga membuatnya takut kehilangan Michael, sahabatnya yang ternyata diam-diam dicintainya ini. Sebenarnya pula Michael ternyata sempat pula memiliki perasaan khusus terhadap Julianne namun karena sikap Julianne yang terkesan sebagai seorang wanita yang amat mandiri dan kelihatannya tak mempercayai cinta membuat Michael mengira Julianne hanya menganggapnya sebagai sahabat saja dan mengalihkan perasaannya pada mahasiswi cantik yang ditemuinya saat ia meliput sebuah ajang olahraga.

Perasaan Julianne yang takut tersisihkan oleh Michael pun mendorongnya bertindak impulsif dan kekanak-kanakan dengan mencoba membuat Michael membatalkan pernikahannya dengan Kimberly. Bahkan ia pun berusaha membuat Michael cemburu dengan berpura-pura berpacaran dengan George, seorang temannya yang sebenarnya adalah seorang gay. Namun usaha Julianne ternyata tak membuahkan hasil malah membuatnya terlihat sebagai wanita jahat terlebih Kimberly yang polos dan ceria malah amat hangat menyambut Julianne, sahabat Michael yang sering diceritakan oleh calon suaminya ini sebagai seorang wanita yang luar biasa.

George pun kemudian mengusulkan pada Julianne untuk mengatakan perasaannya yang sebenarnya pada Michael. Hal itu pun dilakukan Julianne pada pagi menjelang pernikahan Michael. Namun alih-alih membuat Michael terkesan dengan pernyataan cintanya, Julianne malah harus mengalami penolakan. Michael yang tentu saja terkejut mendengar pernyataan cinta Julianne padanya ternyata tak bisa membalas perasaan Julianne karena ia benar-benar mencintai Kimberly. Namun Julianne yang tak bisa menerima penolakan Michael ini berusaha merebut Michael kembali dengan menciumnya tapi Michael tetap tak bisa membalas perasaan Julianne padanya. Pada saat yang bersamaan adegan itu dilihat oleh Kimberly yang merasa sakit hati dan langsung lari sambil berlinangan air mata. Michael yang melihat kehadiran Kimberly langsung mengejarnya dan berusaha menjelaskan pada Kimberly sementara Julianne pun berlari mengejar Michael.

Ps: Akhir kisah film ini memang tak berakhir happy ending untuk Julianne dan Michael namun setidaknya hubungan persahabatannya dengan Michael untungnya tak rusak oleh perbuatannya. Walau awalnya Julianne telah bersikap kekanak-kanakan dan berusaha memisahkan Michael dengan Kimberly namun setelah ia menyadari kuatnya hubungan antara sahabatnya dengan Kimberly akhirnya hal ini malah menyadarkannya untuk membantu pernikahan sahabatnya. Bahkan sebagai hadiah untuk pernikahan sahabatnya ini, ia meminjamkan lagu kenangannya dengan sahabatnya itu sampai Michael dan Kimberly menemukan lagu mereka sendiri.

Adegan yang paling kuingat dari film ini adalah adegan lucu ketika Kimberly, Michael, dan Julianne saling berkejaran sementara keluarga Kimberly tengah panik setelah salah satu dari saudara kembar Kimberly menempelkan lidahnya ke bunga es hingga akibatnya lidahnya harus terjulur menempel pada besi yang dihiasi bunga es itu. Adegan lainnya yang membuatku terkesan ketika George, teman Julianne yang meski gay namun sangat membantu Julianne dalam petualangannya merebut kembali cintanya menghibur Julianne saat ia tengah sendirian di tengah pesta dan mengajaknya berdansa. Tapi yang sulit dilupakan dari film ini mungkin adegan ketika Kimberly (Cameron Diaz) menjerit kesenangan sambil berlari menyambut kedatangan Julianne yang telah sering didengarnya dari cerita Michael.

7. Leap year (2010)

Kisah film romantis ini berawal dari niat Anna Brady (Amy Adams) yang berencana melakukan perjalanan ke Dublin, Irlandia untuk melamar kekasihnya Jeremy (Adam Scott) pada 29 Pebruari yang bertepatan dengan leap day, suatu tradisi di Irlandia di mana seorang pria yang menerima lamaran pernikahan tepat di hari itu harus menerima lamaran tersebut. Namun rencana Anna ternyata mengalami hambatan. Cuaca buruk malah membuatnya terdampar di Cardiff, Wales.

Meski Anna sudah berusaha memaksa menembus cuaca buruk dengan menyewa perahu boat tapi badai malah melemparkannya hingga terdampar di Dingle Peninsula. Menyadari Anna tak bisa menembus lautan akibat cuaca buruk maka ia pun memaksa untuk mewujudkan rencananya ini lewat jalan darat. Ia pun memaksa pemilik penginapan, Declan O'Callaghan (Matthew Goode) untuk mengantarkannya dengan mobil agar ia bisa tiba di Dublin tepat pada saat leap day. Semula Declan menolak permintaan Anna tapi setelah rumah penginapannya terancam digusur karena kesulitan finansial, maka ia pun setuju mengantarkan Anna dengan bayaran 500 Euro.

Namun di perjalanan keduanya malah terlibat pertikaian. Dan saat mobil Declan mogok di jalan, Anna yang jengkel dengan sikap Declan yang tak simpatik memilih meneruskan perjalanannya dengan berjalan kaki. Sementara Declan pun tak menyukai sifat Anna yang mau menang sendiri. Meski begitu ketika Declan yang belakangan tiba di bar langsung menolong Anna dari sekelompok orang yang berniat menipu dan merampoknya. Tapi Anna yang sudah telanjur tak menyukai Declan tetap belum bisa mengubah pandangannya terhadap Declan.

Hubungan mereka mulai berkembang menjadi lebih baik ketika keduanya ketinggalan kereta karena keduanya tengah berada di dalam kastil. Karena tak ada tempat bermalam, keduanya pun lalu memutuskan menginap di sebuah rumah penginapan namun rumah penginapan itu hanya diperuntukkan bagi pasangan yang sudah menikah sehingga keduanya pun berpura-pura sebagai pengantin baru.

Setelah melalui berbagai macam pengalaman dalam perjalanan mereka akhirnya keduanya tiba juga di Dublin. Sementara itu kebersamaan mereka selama beberapa hari itu tenryata telah menimbulkan perasaan khusus di antara keduanya. Namun Anna ternyata tetap mengingkari perasaannya terhadap Declan dan saat bertemu Jeremy, ia langsung melamarnya tepat seperti rencananya dengan disaksikan Declan yang merasa patah hati dan langsung pergi.

Sekembalinya di Amerika, beberapa saat menjelang pertunangannya dengan Jeremy barulah Anna mengetahui motif Jeremy menerima lamarannya adalah demi meninggalkan kesan baik di depan atasannya dan Anna pun baru menyadari bahwa Jeremy sebenarnya adalah pria egois yang hanya mencintai dirinya sendiri. Seiring dengan munculnya kesadaran itu, Anna pun menyadari bahwa pria yang dicintainya bukanlah Jeremy melainkan Declan.

Setelah menyadari perasaannya, Anna pun langsung memutuskan terbang kembali ke Irlandia, kali ini ia langsung menuju Dingle Peninsula dan melihat bahwa Declan akhirnya berhasil menyelamatkan penginapannya dan bahkan membuat usaha penginapannya itu maju pesat. Namun ketika Anna menyatakan perasaannya pada Declan ternyata pria itu malah pergi meninggalkannya sehingga Anna patah hati. Mengira Declan tak memiliki perasan yang sama seperti yang dirasanya, Anna pun keluar dengan perasaan sedih namun ketika ia melintasi karang-karang di tepi pantai ternyata Declan sudah menunggunya di sana. Ia tersenyum pada Anna dan memanggilnya Mrs. O'Brady-Callaghan, nama yang mereka gunakan sebagai nama mereka saat mereka berpura-pura sebagai pasangan suami istri di rumah penginapan dalam perjalanan mereka menuju Dublin.

Ps: Mengingat sebagian besar film ini merupakan kisah perjalanan Anna dan Declan menyusuri daerah pedesaan di Irlandia menuju Dublin maka sudah tentu keindahan dan ketenangan alam pedesaan yang tergambar di film ini menimbulkan kesan mendalam bagiku. Adegan ketika mobil Declan terhalang gerombolan sapi pun cukup lucu dan menghibur. Juga sikap kikuk Declan dan Anna ketika harus berpura-pura sebagai pengantin baru di rumah penginapan khusus pasangan suami istri itu sangat lucu.

8. Legally Blonde (2001) 

"Don't judge the book by it's cover." Film ini menegaskan arti dari pameo ini. Adalah Elle Woods (Reese Witherspoon) seorang gadis tipe Barbie girl yang kelihatannya hanya tahu cara bersolek, ia sangat mencintai kekasihnya di SMU, Warner Huntington III bahkan berharap bisa menikah dengan kekasihnya ini. Namun ternyata selepas SMU, Warner yang akan melanjutkan studinya ke sekolah hukum Harvard malah memutuskan hubungannya dengan Elle dengan dalih ia ingin mencari kekasih yang lebih cocok secara intelektual dengan dirinya dan bisa mendukung kehidupan sosial dan karir politiknya kelak. Dan menurutnya Elle bukanlah wanita yang tepat untuknya.

Awalnya Elle amat kecewa dan patah hati atas sikap mantan kekasihnya ini. Tapi detik berikutnya, Elle malah berpikir bahwa ia pasti bisa mendapatkan cinta Warner kembali bila ia bisa masuk ke Harvard seperti Warner. Jadilah ia berusaha mati-matian dan belajar keras agar bisa lolos ujian masuk sekolah hukum Harvard. Usaha Elle berhasil. Ia diterima di Harvard. Namun setiba di Harvard ternyata Warner telah memiliki kekasih baru dan bahkan sudah bertunangan dengan Vivian Kensington (Selma Blair).

Elle yang secara penampilan tak terlalu meyakinkan sebagai mahasiswa hukum kerap kali menjadi bulan-bulanan dan bahan tertawaan. Bahkan Vivian pun sempat mengerjai Elle dengan mengundangnya ke pesta kostum dengan maksud mempermalukan Elle. Namun Elle dengan penuh percaya diri tetap terlihat tegar. Bahkan di pesta inilah ia akhirnya sadar bahwa Warner tak pantas mendapatkan cintanya. Kecewa dengan sikap Warner dan Vivian, maka Elle pun bertekad untuk menyerang balik mereka dan menunjukkan bahwa otaknya jauh lebih cemerlang dari yang disangka mereka.

Dengan dukungan dari seorang pengacara muda, Emmett Richmond (Luke Wilson) yang menjadi asisten dosennya, Prof. Callahan (Victor Garber) dalam menangani sebuah kasus pembunuhan yang melibatkan seorang wanita muda, instruktur fitness yang terkenal, Brooke Taylor (Ali Larter) yang diduga telah membunuh suaminya yang tua namun kaya raya. Sebenarnya Brooke memiliki alibi yang kuat yang bisa membebaskannya dari tuduhan itu namun ia tak bisa mengungkapkan alibinya karena bisa mencoreng reputasinya sebagai instruktur fitness. Elle yang memahami kesulitan Brooke ini memperlihatkan integritasnya dengan tak memberitahu siapa pun sesuai permintaan Brooke. Atas sikapnya ini maka Vivian pun berbalik menjadi kagum dan amat menghargai Elle.

Tanpa diduga dengan gemilang Elle berhasil menguak kasus pembunuhan itu dan menyelamatkan Brooke dari tuduhan sehingga Elle mendapatkan apresiasi. Keberhasilan Elle ini pun membuat Warner yang gantian meminta Elle balik padanya namun kali ini Elle yang menolak Warner dan mengatakan padanya bahwa ia tak butuh pria macam Warner untuk mendukung karir barunya.

Namun meski Elle dengan gemilang berhasil memenangkan kasus pertamanya ini sehingga mendapat pujian tapi ternyata Elle tak mendapat apresiasi yang sepantasnya dari dosennya, Prof. Callahan yang justru melakukan pelecehan terhadapnya. Kecewa atas kelakuan profesornya, Elle pun memutuskan untuk pergi dari Harvard dan merasa ia takkan mendapatkan apresiasi yang sepantasnya di tempat ini. Namun seorang profesor wanita dan Emmett Richmond berusaha menahan Elle dan atas prakarsa Emmet malah Professor Callahan yang didepak oleh Brooke sebagai penasihat hukumnya dan sebagai gantinya ia malah memilih Elle dan Emmett.

Ps: Film yang diangkat dari novel dengan judul sama karangan Amanda Brown ini menurutku benar-benar lucu dan menghibur. Dengan gayanya Elle telah memberikan warna baru dalam dunia sekolah hukum yang cenderung diisi wajah-wajah serius dan kaku. Elle yang chic memang terlihat konyol dengan semua atributnya yang berwarna pink sampai-sampai laptop-nya pun berwarna pink dan pennya yang berwarna pink dengan hiasan bulu-bulu malah membuatnya tak terlihat seperti mahasiswa hukum pada umumnya. Tapi hebatnya bagaimanapun kerasnya penghinaan dan pandangan merendahkan dari teman-teman sekelasnya bahkan dosennya pun menyangsikan kemampuannya, tapi Elle bisa memperlihatkan semangat bajanya dan kepercayaan dirinya yang amat kuat. Memang lucu melihat seorang mahasiswa hukum yang bertingkah seperti Barbie girl ala Elle tapi kita memang tak boleh menilai kemampuan orang dari penampilan luarnya saja. Dan Elle telah membuktikannya.

9. The Break Up (2006)

Film dimulai dari pertemuan Gary Grobowski (Vince Vaughn) dan Brooke Meyers (Jennifer Anniston) dalam sebuah pertandingan baseball. Keduanya langsung merasa saling tertarik dan hubungan mereka pun makin dekat. Bahkan keduanya sampai membeli kondominium atas nama berdua. Namun seiring waktu hubungan mereka pun mulai dihiasi pertengkaran-pertengkaran tanpa solusi yang membuat hubungan keduanya berada di ujung tanduk.

Brooke merasa Gary tak pernah bisa bersikap dewasa dan egois. Kerap ia harus kelelahan sendiri mengurus rumah sepulang bekerja sementara Gary tak mau membantunya sama sekali dan lebih memilih menonton pertandingan olahraga di televisi daripada membantu Brooke. Sementara Gary merasa jengkel dengan sikap perfeksionis Brooke. Perbedaan pandangan keduanya ini pun menjadi friksi yang terus menjadi sumber pertengkaran mereka hingga pada puncaknya keduanya pun memutuskan untuk berpisah.

Namun masalahnya selagi kondominiumnya belum terjual, tak ada satu pun dari mereka yang mau mengalah dan keluar dari kondominium itu. Maka keduanya pun memutuskan untuk tetap tinggal bersama meskipun mereka tak lagi memiliki hubungan. Gary yang merasa sudah tak memiliki hubungan dengan Brooke kali ini merasa berhak melakukan apa pun di rumah. Ia bahkan mengundang dua kakak laki-lakinya, Lupus (Cole Hanser) dan Dennis (Vincent D'Onofrio) serta beberapa wanita ke rumahnya dan berpesta liar sehingga membuat Brooke berang dan emosi. Ia pun membalas Gary dan membuat cemburu Gary dengan membawa pria baru yang dikenalkannya sebagai kekasihnya.

Meski keduanya terlibat dalam pertengkaran yang kekanak-kanakan namun keduanya ternyata masih memiliki perasaan satu sama lain. Brooke yang merasa masih mencintai Gary berusaha memperbaiki hubungan mereka dengan memberikan tiket konser pada Gary dan berharap Gary bisa datang ke konser itu untuk memulihkan hubungan mereka namun Gary tak datang sehingga membuat Brooke patah hati dan amat kecewa pada Gary. Ia menangis semalaman hingga membuat Gary bingung.

Di lain pihak Gary pun sebenarnya ingin sekali memperbaiki hubungannya dengan Brooke. Karenanya suatu hari ia merapikan kondominium mereka, hal yang jarang sekali dilakukannya dan menata meja makan sehingga membuat Brooke terkejut namun sayangnya saat itu Brooke sudah memutuskan bahwa ia takkan bisa lagi mencintai Gary. Ia menegaskan untuk benar-benar putus hubungan dengan Gary dan untuk memulihkan perasaannya ia melakukan perjalanan keliling Eropa.

Kondominium mereka akhirnya benar-benar terjual. Dengan ini maka keduanya benar-benar berpisah. Sementara Brooke melakukan perjalanan keliling dunianya, Gary menenggelamkan kesedihannya dengan bekerja lebih keras lagi di perusahaan tour guide yang dibangun olehnya dan kedua kakaknya, Lupus dan Dennis.

Suatu hari takdir mempertemukan mereka kembali. Brooke yang rupanya telah kembali dari perjalanan keliling dunia berpapasan dengan Gary yang baru saja pulang dari berbelanja. Keduanya amat terkejut namun tampak senang karena bisa bertemu kembali. Setelah saling menyapa keduanya dengan canggung berpelukan di antara kerumunan orang yang lalu lalang. Film berakhir dengan Brooke yang melanjutkan langkahnya sementara Gary pun kembali melanjutkan perjalanannya ke rumah barunya yang tak jauh dari tempat pertemuan mereka namun senyum simpul terlihat di wajah keduanya.

Ps: Akhir film ini memang tak jelas apakah Gary dan Brooke kembali bersatu atau tidak. Namun kalaupun tak bersatu kembali setidaknya keduanya tampak bahagia dengan hidup mereka masing-masing. Bagaimanapun di antara milyaran penduduk di bumi ini kemungkinan untuk kembali saling bertemu seperti yang dialami oleh Gary dan Brooke amat kecil dan secara pribadi aku sendiri menganggap mungkin saja keduanya pada akhirnya bisa kembali bersatu terlebih Gary kini telah lebih dewasa sementara Brooke pun pastinya bisa memetik pelajaran dari hubungan mereka sebelumnya dan mungkin saja akhirnya keduanya bisa memahami bahwa sebuah hubungan itu adalah seni dalam memahami kekurangan dan kelebihan pasangan masing-masing.

10. I Want To Marry Ryan Banks (2004)

Film ini pun merupakan salah satu film komedi romantis yang dirilis stasiun TV ABC dan pertama kali ditayangkan pada 18 Januari 2004. Dengan mengambil tema mengenai reality show yang tengah marak saat itu, film ini merangkai sebuah kisah cinta yang berakhir manis.

Ryan Banks (Jason Priestly) adalah seorang aktor terkenal yang belakangan namanya memudar. Salah satu penyebab merosotnya ketenarannya adalah karena sikap Ryan yang playboy dan tak menghargai perasaan kaum wanita. Untuk mengangkat pamornya kembali, manager-nya, Todd Doherty (Bradley Cooper) mengusulkan untuk membuat reality show dengan Ryan sebagai bintang utamanya, tentu saja.

Reality show yang temanya adalah mencari wanita sebagai pasangan hidup Ryan ini sebenarnya dimaksudkan hanya untuk mendongkrak pamor Ryan kembali dan memperlihatkan Ryan sebagai pria yang tak takut untuk berkomitmen terhadap wanita. Nama reality show ini "I Want To Marry Ryan Banks." Jadi dalam reality show ini Ryan akan ditempatkan tinggal bersama 15 orang wanita yang berebut untuk mendapatkan perhatian Ryan agar terpilih sebagai pemenangnya dan mendapatkan hati sang superstar ini. Namun di antara kelima belas wanita ini ada seorang konstestan wanita yang tak tertarik pada Ryan Banks. Dia adalah Charlene Norton (Emma Caulfield) yang kerap dipanggil Charlie.

Keikutsertaan Charlie ke dalam reality show ini sebenarnya adalah atas perbuatan kakaknya yang sangat mengidolakan Ryan Banks namun karena ia sudah menikah jadi ia berharap adiknya yang berhasil mendapatkan cinta dari sang bintang pujaannya. Sementara Charlie sendiri akhirnya bersedia ikut dalam acara tersebut bukan karena ingin memenangkan hati sang superstar melainkan ia lebih tertarik pada hadiah uang yang ditawarkan bila berhasil menjadi pemenangnya.

Menyadari Charlie amat berbeda dengan wanita lainnya, para pemirsa justru lebih menyukai Charlie namun Ryan yang biasanya mampu menaklukkan hati wanita kerap dibuat mati gaya oleh Charlie sehingga dengan bantuan dari manager-nya Todd, ia berhasil menarik perhatian Charlie. Sama sekali Charlie tak menyangka bahwa setiap kata-kata yang keluar dari mulut Ryan sebenarnya merupakan ucapan Todd yang diulang oleh Ryan demi membuat Charlie terkesan. Charlie yang sejak awal sebenarnya sudah lebih menyukai Todd daripada Ryan tak menyadari bahwa sebenarnya ia tengah berbincang-bincang dengan Todd dengan Ryan sebagai perantaranya.

Belakangan ketika Charlie mengetahui bahwa ternyata semua tindakan Ryan yang mengesankannya itu adalah atas prakarsa dan arahan Todd maka Charlie pun merasa kecewa dan sakit hati karena merasa telah dipermainkan. Ia pun memutuskan untuk keluar dari acara itu dan kembali ke rumah kakaknya. Namun tindakan Charie ini bisa dianggap melanggar kontrak yang bisa membuatnya berhadapan dengan masalah hukum sehingga ia akhirnya terpaksa kembali ke acara itu.

Sementara itu Todd yang rupanya sudah jatuh hati dengna Charlie sejak secara kebetulan mereka terlibat dalam percakapan di dapur saat Charlie tak bisa tidur dan ke dapur dengan maksud mencari camilan. Namun karena acara itu dimaksudkan untuk mencari wanita yang pantas bagi Ryan Banks maka Todd menyimpan dalam-dalam perasaannya dan malah membantu Ryan untuk mendapatkan perhatian dari Charlie. Tapi persekongkolanny adengan Ryan itu malah membuat Charlie terluka dan saat Charlie memutuskan keluar dari acara, membuat Todd pun sedih dan patah hati. Ia bahkan memutuskan untuk berhenti sebagai manager Ryan setelah acara reality show itu berakhir.

Ryan yang akhirnya mengetahui perasaan Todd pada Charlie kemudian merencanakan untuk menyatukan manager-nya ini dengan wanita yang dicintainya. Maka acara yang semula ditujukan untuk menemukan pasangan hidup bagi Ryan Banks malah berganti peran ke Todd namun tentu saja rencana Ryan ini sama sekali tak diketahui oleh Todd. Meski Ryan yang sebelumnya digambarkan dengan keegoisan khas seorang superstar namun di akhir kisah tindakan Ryan yang menjadi Cupid bagi manager-nya justru membangkitkan apresiasi penonton hingga akhirnya Ryan pun kembali mendapatkan popularitasnya. Bagi Ryan sendiri tindakannya menyatukan cinta Todd dan Charlie merupakan hadiah dan ungkapan terimakasihnya pada Todd yang telah bekerja sebagai manager-nya.

Ps: Cinta memang bekerja dengan cara yang aneh. Todd yang semula merencanakan acara reality show ini untuk mendongkrak popularitas artis yang dimanajerinya dan sekaligus mencarikan wanita yang dinilai bisa mendongkrak popularitas artisnya tapi yang terjadi justru sebaliknya. Bukan sang bintang yang mendapatkan cinta sebaliknya malah manajernya yang menemukan cintanya. Adegan yang cukup membuatku terkesan ketika Charlie terpana dengan kalimat-kalimat "cerdas" yang diucapkan Ryan padahal sebelumnya ia menganggap Ryan hanyalah sekadar wajah tampan tanpa otak, namun ia tak mengetahui bahwa di balik ucapan cerdas Ryan ternyata ada Todd sebagai sutradaranya yang mengarahkan pembicaraan mereka. Adegan yang juga lucu adalah bagaimana tingkah para wanita yang berusaha merebut perhatian Ryan.

1 komentar:

Grace Receiver mengatakan...

Dari ke-11 film di atas I Want to Marry Ryan Banks yang paling sweet. Paling sarkastis juga soalnya nyindir reality show macam The Bachelor dengan roses ceremony-nya. Hehe...