Total Tayangan Halaman

Translate

Minggu, 26 Februari 2012

Blaze of Glory


Race 7 : Canada (12 Juni 2011)
Sirkuit Gilles Villenueve di Kanada ini bisa dibilang merupakan salah satu sirkuit keberuntungan Michael Schumacher. Sepanjang sejarah, Michael selalu tampil bagus di sirkuit ini. Dan pada GP Kanada tahun 2011 lalu pun, merupakan salah satu balapan terbaik Michael Schumacher. Meski ia tak berhasil meraih podium tapi dengan kemampuan mobilnya kali ini, finish keempat yang diraihnya merupakan hasil paling maksimal. Terbukti sepanjang musim 2011 ini, posisi finish Michael di Kanada ini merupakan posisi terbaik Mercedes sepanjang musim balap 2011 lalu.

Balapan di Kanada tahun 2011 yang lalu memang layak menjadi salah satu balapan paling menarik dalam sejarah Formula One dimana balapan berlangsung selama empat jam lebih. Selepas start, Vettel, sang pole sitter langsung melesat meninggalkan rival-rivalnya di belakang. Namun baru beberapa lap berlangsung, drama mulai terjadi. Mendung mulai menggayut di langit Montreal, hanya dalam hitungan detik saja, hujan diperkirakan akan turun. Dan ternyata benar. Hujan mulai turun membasahi sirkuit Gilles Villeneuve. Dan insiden demi insiden mulai terjadi yang membuat Safety Car keluar guna memandu balapan. Beberapa kali Safety Car keluar masuk trek. Memasuki pertengahan balapan, hujan turun makin deras. Pandangan para pebalap pun mulai terbatas. Akhirnya pada lap 25 FIA mengeluarkan pengumuman, balapan dihentikan sementara sampai kondisi trek cukup aman.

Detik berganti menjadi menit, hujan turun makin deras hingga tak terasa balapan terhenti selama hampir dua jam. Saat hujan mulai sedikit reda, para pebalap yang masih tersisa kembali ke dalam mobilnya masing-masing. Di sinilah aksi Michael Schumacher kembali memukau dunia. Michael yang memang dikenal sebagai rain master, tak menyia-nyiakan kesempatan langka ini untuk memperlihatkan bakat balapnya yang ternyata masih belum pudar dikikis waktu. Ia membawa W02-nya bagaikan menari di atas sirkuit Gilles Villeneuve yang masih basah oleh hujan.

Michael menjadi pebalap pertama yang mengganti bannya dengan super soft tyre, tindakan gambling yang ternyata sepadan, serangkaian fastest lap ditorehkannya. Michael seolah kembali ke masa-masa keemasaannya dulu. Ia tampil memukau. Semua kritikan pedas yang dilontarkan atas penampilannya selama ini seolah lenyap tenggelam bersama awan mendung di langit Montreal yang perlahan mulai kembali cerah. Di lap 50, Schumacher sudah melesat hingga berada di posisi ke-4. Lap 51, Webber menjadi pebalap pertama di deretan depan yang mengganti bannya dengan ban slick, sementara itu Michael Schumacher tampil kian memukau tatkala ia berhasil menyalip Felipe Massa (Ferrari) dan Kamui Kobayashi (Sauber) yang tengah bertarung memperebutkan posisi ke-2, tapi justru Schumi yang berhasil memenangkan pertarungan dan berada di urutan ke-2, jaraknya dengan Vettel makin dekat. Ketika Safety Car kembali ke trek untuk ke lima kalinya saat balapan hanya tersisa 13 detik lagi, akibat tabrakan antara Heidfeld dan Kobayashi, gap di antara mereka sempat menjadi 3 detik saja.

Michael tengah berjuang meraih podium pertamanya sejak kembalinya ia ke arena Formula One, tapi ternyata hal itu tak mudah. Seiring trek yang mulai mengering, dan ban super softnya yang mulai terkikis, performa W02 Michael perlahan mengendur. Webber dan Button yang semula berada jauh di belakang Michael mulai memperpendek jarak dengannya dan akhirnya mereka berhasil menyalip Schumi yang mau tak mau harus mengakui kalau performa W02 nya masih kalah jauh dibanding tunganggan kedua pebalap tersebut. Michael pun harus puas finish di posisi ke-4 dan harus menunggu kesempatan lainnya untuk kembali berdiri di atas podium seperti di masa-masa lalu.

Walau tak berhasil membendung Webber dan Button untuk mempertahankan podiumnya, tapi aksi Schumi di sini patut diacungi jempol. Meski Webber akhirnya berhasil menyalip Schumi tapi itu tak mudah. Schumi dengan W02-nya yang tak sebanding dengan RB7 Webber mampu membuat pebalap Australia itu kelabakan. Ketika tersisa 6 lap lagi, Webber berhasil menyalip Schumi tapi tindakannya ilegal karena memotong jalur chicane sehingga sesuai peraturan, ia harus mengembalikan posisinya pada Michael. Bahkan Webber pun sampai melakukan kesalahan yang sama terhadap Button hingga akhirnya Button berhasil menyalipnya. Jarak Button pun makin dekat dengan Schumi. Lagi-lagi W02 Michael bukanlah tandingannya McLaren meski tim asuhan Martin Whitmarsh itu menggunakan dapur pacu Mercedes. Saat balapan tersisa 5 lap lagi, Button berhasil menyalip Michael. Posisi Michael pun melorot ke urutan dua, harapan untuk meraih podium pun makin tipis tatkala Webber terus mendesak Schumi hingga akhirnya dengan 3 lap tersisa, Webber sukse menyalip Michael Schumacher untuk meraih posisi ketiga. Michael pun harus puas finish di urutan ke empat dan harus menyimpan kembali harapannya untuk berada di podium yang nyaris direngkuhnya.

Menilik penampilannya di Kanada ini, tak heran bila Michael menyatakan perasaannya tak karuan usai balapan di Kanada ini. Ia meninggalkan balapan dengan satu mata tertawa sementara mata yang lainnya menangis dan ia tak tahu apakah harus bersorak ataukah berduka atas hasilnya di GP Kanada tersebut. Ia hampir berhasil meraih podium, hal yang sudah lama sekali tak dirasakannya, tapi sayangnya ia harus mengakui keunggulan Red Bull dan McLaren milik Button yang sukes meraih kemenangan dari Vettel yang tampil mendominasi di sepanjang balapan, tapi justru di detik-detik terakhir balapan terpaksa mengakui keunggulan Button.

Walaupun gagal meraih podium tapi penampilan Michael Schumacher di Kanada itu bagaikan pelepas dahaga bagi para fansnya yang sudah lama sekali tak melihat aksi memukau juara dunia tujuh kali ini di atas sirkuit. Bahkan Ross Brawn yang sudah bekerja sama dengan Michael sejak tahun pertama karir Michael di F1 bersama Benetton (Michael melakukan debut F1nya bersama Jordan tapi hanya sebulan ia bersama Jordan, Benetton langsung “menculik”-nya dari Jordan). Aksi Michael di Kanada itu pun menerbitkan kembali kenangan Brawn, sang insinyur di balik kesuksesan Michael selama ini.

Tentu saja penampilan gemilang Michael ini bukan saja meredam sejenak kritikan terhadapnya tapi malah memunculkan spekulasi baru, apakah Mercedes akan memperpanjang kontraknya dengan sang superstar F1 ini yang mana kontraknya akan berakhir pada tahun 2012. Ross Brawn, bos tim Mercedes dengan tegas menjawab ya! Menurutnya jika tim bisa memberikan mobil yang lebih baik di tahun berikutnya, ia melihat tak ada alasan mengakhiri kemitraan mereka terlalu dini. Meski ia juga menambahkan bahwa saat ini belum ada pembicaraan lebih lanjut soal kontrak ini. Tapi dari kata-katanya tersirat kemitraan antara Michael dan Mercedes mungkin takkan seumur jagung seperti yang diharapkan para pengkritik Michael Schumacher selama ini.

“We definitely have another year with Michael, and if with next year’s car we can get the results we want, then I see no reason why we shouldn’t go on,” tegas Brawn pada media Jerman, The Bild. “But, at the moment there are no talks,” imbuhnya lagi.

Sementara itu petinggi Mercedes, Norbert Haug pun tak ketinggalan memuji penampilan Michael di Kanada dan mengingatkan betapa cepatnya keadaan di F1 berubah. Padahal beberapa minggu sebelumnya, Michael sempat dicerca habis-habisan setelah penampilan buruknya di Turki, tapi di Kanada Michael mendapat pujian setinggi langit. Tapi semua ini menunjukkan nilai seorang Michael Schumacher.

Haug menyatakan penampilan Michael di Kanada kemarin memang amat mengesankan dan ini membuktikan bila Mercedes bisa memberikan mobil yang tepat maka Michael bukan hal yang mustahil bagi Michael untuk tampil cemerlang.

“This was Michael at his best,” ujar Haug atas penampilan Schumacher di Kanada. “It shows that he can do it, and that if we give the right car he will deliver.”

Hanya berselang tiga hari setelah penampilan memukaunya di Kanada, dalam media Jerman, Bild, Michael terpilih sebagai sosok olahragawan terbaik (Best Sporting Figure) oleh para pembaca yang memilih di antara 50 kandidat olahragawan dari berbagai bidang di antaranya ada Dirk Nowitzki yang minggu sebelumnya menjadi pebasket Jerman Pertama yang berhasil menjuarai NBA, ajang pertandingan basket yang paling terkenal di dunia. Dan dari 56.000 responden, lebih dari 28% memilih Michael Schumacher sebagai figur olahragawan Jerman terbaik mengalahkan Franz Beckenbauer, legenda sepakbola Jerman yang berada di posisi kedua dipilih oleh 13% pembaca diikuti Nowitzki, berada di urutan ketiga dengan 12,4%. Sementara Sebastian Vettel yang digadang-gadang sebagai penerus Schumacher berada di urutan ke-10 dipilih oleh 1,8% responden.

Free Practice 1:
Schumacher          : 3rd (1:16.549)
Rosberg                : 1st (1:15.591)

Free Practice 2:
Schumacher          : 20th (1:19.209)
Rosberg                : 19th (1:18.601)

Michael Schumacher’s Friday Quotes: (Canada GP)
"We covered quite a lot of work today. Obviously we didn't do any times on lower fuel and just concentrated on high fuel due to the red flags shortening our programme this afternoon. That's why we are at the opposite end of the timesheets to this morning, when it looked encouraging for a weekend that we did not enter with the highest expectations. We will now sit and analyse our performance and hope for another encouraging day tomorrow." 

Free Practice 3:
Schumacher          : 7th (1:14.488)
Rosberg                : 3rd (1:13.919)

Qualifying:
Schumacher          : 8th (1:13.864)
Rosberg                : 6th (1:13.814)

Michael Schumacher’s Saturday Quotes: (Canadian GP)
"We can be quite happy with today's qualifying. I had lost drive momentarily after turn four during my last lap but otherwise I had a clean lap. We will have to analyse why that happened, but all went pretty well other than that. We have developed our set-up in the right direction over the weekend, and the long runs looked quite good this morning, so we should be ok in the race." 

Race:
Schumacher          : 4th
Rosberg                : 11th

Michael Schumacher’s Sunday Quotes: (Canadian GP)
"I am leaving this race with one eye laughing and one eye crying, as I am not sure if I should be excited or sad about it. Having been in second place towards the end, I would obviously have loved to finish there and be on the podium again. But even if it did not work out in the very end, we can be happy about the result and the big fight we put in. A good strategy after the red flag made it possible, and I am very happy for our team. I would also like to send a big compliment out to the spectators who stayed with us in those difficult circumstances for so long and even cheered us up. That was impressive, and I am glad that I could play my part in entertaining them."

Tidak ada komentar: