Total Tayangan Halaman

Translate

Kamis, 23 Februari 2012

High Voltage

Race 4 : Turki (8 Mei 2011)
Awalnya duet Mercedes sempat memperlihatkan performa yang menjanjikan saat sesi latihan bebas hari Jum’at. Tak ayal penampilan ini menghembuskan harapan segar bagi tim pabrikan Jerman ini. Penampilan cemerlang dua pebalap Jerman ini kembali terulang di sesi latihan bebas ketiga pada Sabtu pagi. Michael Schumacher bahkan sempat mencatat waktu tercepat kedua, selisih waktu yang amat tipis dengan Vettel yang masih tampil paling kencang. Tapi sorenya, saat kualifikasi, Michael gagal mengulang kesuksesannya, catatan waktunya hanya mampu menempatkannya di urutan ke-8 sementara rekan setimnya berada di urutan ke-3 di belakang duet Red Bull, Vettel dan Webber. Meski begitu, ini adalah kali pertama pada musim balap 2011 ini Michael Schumacher akhirnya berhasil menembus Q3 setelah di tiga balapan sebelumnya langkahnya selalu terhenti di Q2.

Saat lomba, Michael yang selalu tampil bagus saat start kembali berhasil naik satu posisi dari grid ke-8 menyalip Petrov yang ada di P7. Sayangnya Michael belum bisa berlega hati karena di lap ke-2, Petrov menempel ketat pebalap Jerman ini, tabrakan di antara keduanya pun tak terhindarkan. Michael pun terpaksa masuk pit lebih awal untuk mengganti hidung dan sayap depan mobilnya yang rusak. Posisinya pun melorot ke urutan 22. Dan walaupun Michael telah mengerahkan segenap kemampuan dan upayanya tapi saying, ia akhirnya harus puas hanya mampu finish di urutan ke-12 dan gagal meraup poin sementara rekan setimnya, Rosberg berhasil finish kelima.

Akhir pekan yang mengecewakan bagi Michael Schumacher. Dan ini diakui oleh sang juara dunia ini. Ia dengan besar hati juga mengakui bahwa insidennya dengan Petrov sepenuhnya merupakan kesalahannya. Tentu saja penampilan Schumi ini kembali menuai kritik dari berbagai pihak yang memang sudah sejak awal kehadirannya kembali ke gelanggang F1 rajin menyemburkan kata-kata yang membuat telinga suami Corinna Betsch ini merah padam. Michael sendiri mengaku kecewa dengan balapannya hari itu. Bahkan dalam wawancaranya dengan media Inggris, BBC, Michael mengungkapkan kekecewaannya itu dan menyatakan bahwa ia tak lagi menemukan kegembiraan di F1. “The big joy is not there right now,” demikian ungkap Michael pada BBC.

“There was lots of fighting and lots of action, but all for nothing,” demikian curhatan juara dunia tujuh kali ini pada media Inggris tersebut. “Mostly I was able to go forward but the big joy is not there right now,” keluh pebalap tersukses sepanjang sejarah F1 ini.

Michael Schumacher bagaimanapun juga seorang manusia. Walau ia merupakan pebalap tersukses sepanjang sejarah F1 tapi hasil buruk yang diraihnya sejak setahun setengah terakhir ini tentu saja membuatnya kecewa. Dan hasil di Turki itu bisa jadi merupakan puncak akumulasi kekecewaannya atas hasil yang sama sekali tak diduganya sejak saat ia memutuskan kembali ke kancah balap F1 pada 2010 silam.

Tapi komentar Schumacher itu pun menimbulkan reaksi dari berbagai pihak. Bahkan orang-orang yang bisa dibilang lumayan dekat dengannya karena merupakan rekan setimnya di masa lalu macam Herbert dan Coulthard sampai hati mengeluarkan komentar pedas yang menyuruh juara dunia tujuh kali ini untuk pensiun!

Memang pernyataan Schumi dengan BBC itu bisa memberikan penafsiran bahwa juara dunia tujuh kali ini kemungkinan takkan menyelesaikan kontrak tiga tahunnya bersama BBC. Tapi tentu saja, bagi penggemar Schumacher tak berharap pebalap pujaan mereka ini bersikap pengecut dengan mundur hanya karena kegagalan semacam ini. Karena bagi seorang pejuang tangguh macam Schumacher tak seharusnya takluk semudah itu walau harus menelan ribuan cerca, kritik, dan komentar pedas. Toh sebelum mereguk masa-masa keemasannya bersama Ferrari, Michael Schumacher harus mengalami masa-masa suram terlebih dahulu. Dan tekad baja, optimisme, serta semangat juang seorang Michael Schumacher dalam membalikkan keadaan inilah yang telah memesona jutaan penggemarnya untuk tetap setia mendukung pebalap yang usianya sudah lebih dari empat puluh tahun ini.

DC, Herbert, atau siapapun rival Schumi di masa lalu boleh jadi patah arang dan kehilangan semangat saat penampilan mereka memburuk sehingga mereka berpikir itulah saatnya untuk mundur. Tapi Michael Schumacher adalah sosok yang berbeda! Schumacher sadar betul, kesuksesan tak bisa diraih secara instan. Perlu waktu dan kekonsistenan kerja dalam mewujudkan sukses itu. Jadi meski harus menelan bulat-bulat segala macam kritik pedas dan penghinaan terhadap kinerjanya yang dinilai sudah uzur, namun Michael tetap bertahan menyelesaikan kerjanya bersama Mercedes hingga sekarang. Untungnya pula timnya, Mercedes memberikan dukungan penuh pada pebalap gaek ini. Bahkan petinggi Mercedes, Norbert Haug tak hirau dengan segala kritikan pedas terhadap pebalapnya ini, ia sadar betul bagi seseorang yang amat berbakat seperti Schumacher, hujan kritik takkan lepas darinya terlebih saat ia mengalami kegagalan.

“When success is missing, then criticism is a fact of life. When a seven-time world champion like Michael Schumacher doesn’t achieve success, criticism rains down upon him,” ujar Haug pada Autosport. Mungkin segala macam kritikan pedas ini merupakan wujud penghargaan bagi seorang Michael Schumacher saat ia gagal mewujudkan ekspektasi yang seharusnya.

“I understand why people expect the very highest level of performance from Michael and Mercedes, which is fully in line with our own targets,” lanjut Haug. Walaupun hasil finish Michael di Turki jauh dari mengesankan, tapi petinggi Mercedes ini tetap memuji kinerja Michael terlebih dari data laptime yang dibuat Michael sejak sesi latihan sampai balapan di Turki, Michael amat kencang, sayangnya insiden dengan Petrov di lap kedua itu membuat balapan Michael jadi berantakan. Dan hal inilah, menurut Haug, yang mengecewakan Schumacher hingga juara dunia ini menyatakan tak lagi menemukan kegembiraan di F1. Tapi Haug berjanji Michael Schumacher akan kembali bergembira (have fun) di balapan selanjutnya yang akan berlangsung di Barcelona, Spanyol, mengingat di awal tahun, Schumi sempat tampil memukau dengan mencatat waktu tercepat saat sesi ujicoba di sirkuit Catalunya ini.

“We believe in our team, we believe in our drivers and we are working with calm and focus to achieve our targets,” tegas Haug mendukung pebalapnya. Sama seperti Schumi, ia sadar betul, sukses tak bisa diraih dengan cara instan. Perlu waktu untuk sampai ke arah itu.

“We started 18 month ago in our new configuration, and we’re competing in a very challenging environment. Like every other successful team before us, we need time to learn and develop,” lugas petinggi Mercedes tersebut.

Free Practice 1:
Schumacher          : 3rd (1:40.132)
Rosberg                : 2nd (1:40.072)

Free Practice 2:
Schumacher          : 4th (1:27.063)
Rosberg                : 2nd (1:26.521)

Michael Schumacher’s Friday Quotes:
“We had quite a positive Friday, and it was especially good that we were able to test both wet and dry tyres. I hadn’t really driven the wets so I’m pleased that I finally had some opportunity to use them. Also, my sessions were quite eventful with three spins in Turn 11. All in all, our car confirmed the performance improvement from China, so we can look forward to the rest of the weekend. We still have some questions relating to the set-up but I am confident we will sort them out tomorrow.”

Free Practice 3:
Schumacher          : 2nd (1:26.038)
Rosberg                : 4th (1:26.420)

Qualifying:
Schumacher          : 8th (1:26.646)
Rosberg                : 3rd (1:25.574)

Michael Schumacher’s Saturday Quotes:
“Understandably I am not happy at all with today’s qualifying. It was just strange, it seemed that the more I pushed on my last lap, the more went wrong. I was at the limit of what I had in my hand but the car was just sliding around and therefore I never got into my rhythm. It’s a real shame after this morning’s promising session.”

Race:
Schumacher          : 12th
Rosberg                : 5th

Michael Schumacher’s Sunday Quotes:
“A lot of fighting and action today, and that was probably the positive part of my race. Obviously I am not very happy with my weekend, but I’m responsible myself for the result. The incident with Petrov kind of dictated my race: we were very close and I was surprised that we touched but it was mostly my mistake. After making such an early stop, the way the race played out was given from there. What we can take away from this weekend in Turkey is that we have confirmed our good trend and we still have things to come to help us deliver more of our potential.”

Tidak ada komentar: