Total Tayangan Halaman

Translate

Sabtu, 14 Mei 2011

Michael Schumacher Is Still A Fighter

Setelah mengalami akhir pekan yang berat di Istanbul di mana Michael Schumacher memulai balapan dari grid ke-8 sementara rekan setimnya berada di grid ke-3 di belakang duet Red Bull, padahal sebelumnya di sesi latihan bebas ketiga pada hari Sabtu pagi sebelum sesi kualifikasi, Michael Schumacher sempat memberikan harapan segar setelah ia berhasil mencatat waktu tercepat kedua di belakang rekan senegaranya, Sebastian Vettel yang kerap disebut-sebut sebagai pengganti Schumi. Namun sayangnya di sesi kualifikasi Michael gagal mengulang kesuksesannya di babak final latihan bebas itu dan hanya mampu mencatat waktu tercepat ke-8. 

Meski harus start dari grid ke-8 di belakang Petrov, Michael Schumacher yang terkenal memiliki catatan start yang sangat bagus sempat naik satu posisi menyalip Petrov hingga berada di P7, namun sayangnya di lap 2 ia dan Petrov sempat bersinggungan hingga membuat Michael terpaksa masuk pit untuk mengganti front wing mobilnya yang rusak. Michael sendiri setelah balapan dengan besar hati mengakui bahwa insidennya dengan Petrov itu merupakan kesalahannya sendiri.

Sekeluarnya dari pit, Michael kembali ke trek dan posisinya melorot ke urutan 22 namun perlahan Schumi berhasil menembus deretan tengah. Sayangnya meski Michael memiliki kecepatan dan walau ia telah berupaya melakukan berbagai usaha untuk meraih posisi yang lebih baik namun ia terpaksa harus puas hanya finish di urutan ke-12 dan gagal meraup poin sementara rekan setimnya, Nico Rosberg berhasil finish kelima.

Seusai balapan, Michael mengungkapkan kekecewaannya atas hasil yang dicapainya di GP Turki itu kepada media Inggris, BBC. Michael yang sejak kehadirannya kembali di arena F1 belum berhasil memperlihatkan performa gemilangnya seperti ketika ia berada di masa keemasaannya bersama Ferrari mengungkapkan kekecewaannya atas hasil buruk yang diraihnya dan menyatakan bahwa "the big joy" yang diharapkannya saat ia memutuskan kembali ke ajang balap Formula One kini tak lagi bisa dirasakannya."The big joy is not there right now," demikian ungkap sang juara dunia tujuh kali ini kepada BBC.

Pernyataan Michael ini amat kontras dengan ucapannya saat ia mengumumkan keputusannya untuk kembali ke arena F1 pada awal tahun 2010 silam. Kala itu Michael menyatakan keputusannya kembali ke F1 karena ia ingin kembali merasakan "kegembiraan" di F1 yang notabene adalah masa-masa keemasannya di F1. Namun sayangnya setelah setahun lebih ia kembali ke F1 Michael Schumacher belum jua berhasi menemukan "kegembiraan" seperti yang diharapkannya itu. Michael terus menerus didera masalah dan kerap harus berjibaku dengan pebalap-pebalap junior di tim papan tengah macam Kobayashi dan Petrov. 

GP Turki hari Minggu kemarin mungkin merupakan puncak dari kekecewaan Michael atas akumulasi hasil buruk yang diterimanya sejak kehadirannya kembali di F1. Masih di media yang sama, BBC, Michael menyatakan kekecewaannya itu. Ia mengaku telah berupaya keras melakukan banyak aksi namun semua usaha dan upayanya itu nihil. Ada begitu banyak aksi namun semuanya sia-sia. "There was lots of fighting and lots of action, but all for nothing," curhat sang juara dunia tujuh kali ini. "Mostly I was able to go forward but the big joy is not there right now," lanjut Michael yang hingga saat ini secara statistik masih merupakan pebalap tersukses dalam sejarah F1. 

Atas pernyataan Michael ini segera saja banyak pihak yang menilai ucapan Michael ini sebagai pertanda bahwa sang juara dunia tujuh kali ini sudah mulai putus asa dan mungkin sang pemegang rekor kemenangan terbanyak dalam sejarah F1 yakni 91 kali kemenangan GP ini akan mengakhiri kontraknya dengan Mercedes lebih cepat dari yang seharusnya seperti yang diramalkan oleh dua mancan rekan setim Schumacher.

David Coulthard, mantan rekan setim Michael yang di masa silam beberapa kali sempat terlibat dalam pertarungan seru dengan sang juara dunia tujuh kali ini, dalam tulisannya di media Inggris, The Daily Telegraph menyatakan bahwa Michael tidak lagi bisa menikmati F1 dan meski menurutnya Michael masih memiliki kualitas seperti ketika ia berhasil meraih tujuh gelar dunianya namun pebalap Skotlandia itu menganjurkan Michael untuk menyerah. DC, sapaan untuk mantan rekan setim Mika Hakkinen di McLaren-Mercedes ini, menyatakan bahwa apa yang dirasakan Michael saat ini adalah hal yang sama seperti yang dirasakannya menjelang akhir karir F1-nya bersama Red Bull hingga akhirnya ia memutuskan pensiun di awal tahun 2008. "I wasn't as competitive as I felt I should be, I wasn't enjoying the races as much as I used to, and then that's the moment."

Senada dengan DC, mantan rekan setim Schumi yang lain, Johnny Herbert yang sempat menjadi rekan setim Michael di Benetton pada tahun 1994 dan 1995 dalam tulisannya di surat kabar Abu Dhabi, The Nation juga mengungkapkan analisanya yang intinya menganjurkan Schumi untuk menyerah dan mundur dari F1.

Sama seperti pernyataan DC, Herbert yang dalam sejarah karir balapnya di F1 hanya mampu mengoleksi tiga kemenangan saja ini menyatakan bahwa Schumi sebenarnya masih amat fit dan belum kehilangan kemampuannya yang telah mengantarkannya meraih tujuh gelar dunia tapi masanya sudah berakhir. Menurut Herbert, saat ini merupakan era-nya pebalap muda dan standard di F1 kini sudah berbeda dengan di masa kejayaan Michael. "Schumacher has not lost any of his skill - the new generation of young drivers are just better than him. It is a case that the level required to win in F1 has gone up and he is not at that standard anymore," demikian pernyataan Herbert dalam kolomnya di The National.

Mengenai usianya yang telah memasuki 42 tahun yang kerap dianggap merupakan kenala bagi kembalinya performa Schumi seperti di masa kejayaannya, Herbert menampiknya dan menganggap bahwa di usianya yang sudah menginjak 42 tahun, Michael dinilainya masih amat fit dan dianggapnya masih tetap kencang tapi sekarang ini F1 bukan lagi merupakan masanya Schumi.

Herbert juga mengemukakan pandangannya bahwa tujuan Michael kembali ke F1 sebenarnya bukan hanya sekadar untuk membalap tapi ia meyakini Schumi memiliki ambisi untuk meraih gelar dunia lagi dan membawa Mercedes meraih kemenangan tapi sayangnya menurut Herbert ambisi itu gagal dicapai Michael dan karenanya ia mengaku akan terkejut bila Michael memutuskan untuk tetap bertahan.

Pernyataan dua mantan rekan setim Michael ini segera saja mendapat tanggapan dari Sabine Kehm, juru bicara resmi sang juara dunia tujuh kali itu mengungkapkan bahwa seharusnya mereka mengenal Michael jauh lebih baik. Michael memang kecewa dengan hasil balap di Istanbul hari Minggu kemarin tapi aksinya di GP Turki itu sekaligus memperlihatkan bahwa Michael masih merupakan seorang pebalap yang memiliki semangat juang yang tinggi. Michael still the fighter.

Sebagai salah seorang fans berat Michael Schumacher, tentu saja pernyataan Sabine Kehm ini menenangkanku dan mungkin fans Michael di seluruh dunia. Mungkin analisa DC dan Herbert ada benarnya, tapi mereka tentunya tak lupa, betapa buruknya hasil yang diraih Michael di tahun-tahun pertamanya bersama Ferrari tapi nyatanya Michael berhasil membawa Ferrari mengalami masa keemasannya di awal tahun 2000-an silam. 

Jaman memang sudah berubah. Di masanya dulu, Michael merupakan pebalap tangguh berkat berbagai sesi ujicoba yang dilakukannya dan tak ada yang menyangkal etos kerja dan tingkat disiplin Michael. Tapi di masa kini di mana sesi ujicoba konvensional mulai dibatasi demi penghematan biaya sehingga kemajuan teknologi menjadi jawaban untuk pengembangan kinerja tiap tim dan hal ini sepertinya belum bisa dijalani Michael dengan baik. Michael sempat diberitakan mengalami kesulitan dengan simulator, sistem ujicoba jaman teknologi untuk mengakali minimnya sesi ujicoba. 

Ya, di jaman play station ini Michael mungkin memang terlalu tua untuk bisa mengikuti perkembangan jaman dan beradaptasi dengan peranti teknologi yang begitu akrab dengan pebalap-pebalap muda masa kini macam rekan setimnya yang sekarang ini, tapi di setiap masa takkan ada yang bisa menyangkal bahwa setiap usaha dan kerja keras layak mendapatkan imbalan. Aku pribadi yakin Michael yang memiliki semangat juang tinggi takkan menyerah dengan kekurangannya dalam beradaptasi dengan jaman teknologi ini, dan karenanya aku berharap Michael bisa mencatat kemenangan lagi dan kali ini bersama Mercedes.  

Dan Mr. Coulthard, memang benar di empat balapan perdana musim ini penampilan Mr. Schumacher amat buruk tapi sebagai pebalap tentunya Coulthard tak lupa bahwa pertarungan di musim ini masih amat panjang. Masih ada banyak race yang harus ditempuh di musim ini. Aku pribadi berharap Michael tak menyerah karena yang membuatku menjadi salah satu penggemar berat Schumi adalah karena daya juangnya yang tinggi  dan tak pernah mengenal kata menyerah. His great spirit that makes me admire him so much. So, please Michael, don't ever give up. Kalaupun Michael akhirnya harus kembali pensiun mengingat usianya yang tak lagi muda, aku sungguh berharap bisa melihat Michael kembali meraih kemenangan dan melompat di podium tertinggi seperti kebiasaannya selama ini. 

sumber gambar dari f1fanatic

Tidak ada komentar: