Total Tayangan Halaman

Translate

Sabtu, 04 Juni 2011

Audrey Hepburn = Road to Hollywood


Karier akting Hepburn dimulai dari film pendidikan berjudul Dutch in Seven Lessons yang dilanjutkan dengan drama musikal High Button Shoes dan Sauce Piquante. Sementara peran layar lebar pertama Audrey adalah sebagai resepsionis hotel dalam film Inggris berjudul One Wild Oat. Setelah itu, Audrey mendapat peran kecil dalam beberapa film seperti Young Wives' Tale, Laughter in Paradise, The Lavender Hill Mob, dan Monte Carlo Baby.

Kiprah Audrey berlanjut di dunia layar lebar. Pada tahun 1952 ia bermain sebagai balerina di Secret People. Film ini merupakan peran utama pertamanya di dunia layar lebar. Mengingat Audrey adalah seorang penari balet maka seluruh adegan menari balet dalam film ini tak memerlukan peran pengganti.

Ternyata aksi Audrey di Secret People ini mendapat perhatian dari William Wyler yang akan menyutradarai salah satu film Audrey yang paling sukses, "Roman Holiday". wyler yang terkesan dengan kecantikan alami Audrey merasa kepolosan dan kecantikan Audrey yang alamiah amat sempurna dengan Putri Inggris yang menghabiskan waktu seharian di Roma, peran utama yang akan dimainkan Audrey di Roman Holiday. Di film ini Audrey akan dipasangkan dengan aktor terkenal masa itu, Gregory Peck.

Awalnya produser Roman Holiday ingin memasang Elizabeth Taylor sebagai peran utama, tapi sutradara William Wyler sudah telanjur terkesan dengan hasil screen test Audrey. Saat audisi, kamera dibiarkan terus merekam sementara Audrey menjawab pertanyaan dengan santai tanpa menyadari bahwa ia masih direkam untuk melihat bakatnya. Wyler memuji penampilan Audrey dan berkata, "Ia (Audrey) memiliki semua yang saya cari, mempesona, murni, dan berbakat. Ia juga sangat lucu. Benar-benar menawan hati, dan kami berkata, 'ini dia yang kita cari!'" Peran utama pun jatuh ke tangan Audrey namun sebagai syaratnya nama Gregory Peck harus ditulis besar-besar di atas judul film, sedangkan nama Audrey tertera di bawahnya dengan kalimat, "memperkenalkan Audrey Hepburn."

Namun ternyata penampilan Audrey membuat lawan mainnya, Gregory Peck terkesan hingga akhirnya saat produksi selesai, Peck meminta agar nama Hepburn ditulis sejajar dengan namanya. Peck bahkan mengungkapkan keyakinannya bahwa Audrey akan menyabet Oscar dan ternyata ramalan Peck ini menjadi kenyataan. Audrey meraih piala Oscar pertamanya lewat penampilan apiknya di film Roman Holiday ini. Setelah film Roman Holiday diputar, Audrey mendadak populer hingga menjadi gambar sampul TIME pada tanggal 7 September 1953.

Hubungan Hepburn dan Peck yang dekat selama proses syuting berlangsung pun sempat menjadi bahan gosip. Mereka dikabarkan terlibat hubungan asmara namun keduanya membantah hal ini. Meski begitu, Audrey menyatakan, "Sebenarnya, Anda harus sedikit jatuh cinta pada pria yang menjadi lawan main Anda dan begitu pula sebaliknya. Bila Anda ingin mengekspresikan cinta, Anda harus merasakannya. Tidak ada cara lain lagi. Tapi itu tidak perlu dibawa keluar lokasi."

Film Roman Holiday sendiri meraih kesuksesan dan penampilan Audrey dalam film ini mendapat banyak pujian dari pengamat film. Audrey dinilai berhasil memainkan perannya sebagai Princess Ann, gadis langsing yang imut, cantik, namun sayu. "... in her profound appreciation of newly found, simple pleasures love. Although she bravely smiles her acknowledgement of the end of that affair. She remains a pitifully lonely figure facing a stuffy future." - A. H. Weiler, New York Times, 28 Agustus 1953.

Audrey sendiri mengakui Roman Holiday sebagai film favoritnya karena film ini telah mengantarkannya menjadi bintang terkenal. Bahkan lewat film ini, Audrey diganjar dua penghargaan sekaligus. Ia mendapat penghargaan sebagai aktris terbaik versi Golden Globe dan Academy Award. Enam minggu setelah ia menerima piala Oscar, Hepburn kembali meraih penghargaan. Kali ini dari Tony Award atas perannya dalam drama musical Ondine sehingga menjadikan Audrey Hepburn sebagai salah satu dari ketiga aktris yang menerima piala bergengsi Oscar dan Tony Award di tahun yang sama. Dua aktris lainnya adalah Shirley Booth dan Ellen Burstyn.

Meski Audrey meraih kesuksesan besar di dunia layar lebar namun ia tetap tak bisa meninggalkan teater. Setelah empat bulan pengambilan gambar Roman Holiday, Audrey kembali ke New York dan tampil dalam drama musikalnya yang terkenal, Gigi selama delapan bulan. Pada bulan terakhir, pertunjukan dibawa ke Los Angeles dan San Fransisco. Bahkan saat Paramount mengontrak Audrey untuk membintangi tujuh film, perusahaan film ini harus memberikan Audrey masa istirahat 12 bulan untuk masing-masing film sehingga Audrey bisa tampil di panggung teater.

Setelah Roman Holiday, Audrey tampil bersama Humprey Bogart dan William Holden dalam Sabrina. Di film arahan sutradara Billy Wilder ini Audrey berperan sebagai Sabrina Fairchild, wanita muda yang jatuh cinta pada David Larrabee (William Holden) namun David seorang pria playboy dan tak terlalu mengacuhkan Sabrina hingga akhirnya Sabrina pergi ke Paris, di sana ia mengambil kelas kuliner. Ketika kembali dari Paris, Sabrina telah menjelma menjadi sosok wanita modern yang cantik hingga David awalnya tak mengenalinya dan jatuh cinta pada Sabrina. Namun David kala itu telah bertunangan dengan seorang gadis dari keluarga kaya-raya. Melihat kemungkinan pernikahan David bisa batal yang artinya juga membahayakan kontrak bisnis dengan keluarga calon mempelai David yang kaya-raya ini maka Linus (Humprey Bogart), saudara kandung David segera bertindak. Ia mengalihkan perhatian Sabrina tapi akhirnya Linus jadi benar-benar jatuh cinta pada Sabrina.

Di film Sabrina ini, Audrey terlibat cinta lokasi dengan William Holden, pemeran David Larrabee. Bahkan Hepburn berniat menikah dengan Holden karena ia ingin segera mempunyai anak tapi setelah Audrey mengetahui bahwa Holden sudah divasektomi maka Audrey pun langsung memutuskan hubungan mereka.

Selain cinta lokasi, film Sabrina juga telah mempertemukan Audrey dengan Hubert de Givenchy, perancang busana yang mengurus kostum para pemain di film tersebut. Saat itu Givenchy masih merupakan desainer muda. Ketika Givenchy mendengar ia akan mengurus busana "Miss Hepburn" ia menyangka orang yang dimaksud adalah Katherine Hepburn; karenanya ketika yang datang ternyata Audrey Hepburn, artis pendatang baru maka ia pun kecewa dan mengatakan pada Audrey bahwa ia tak punya banyak waktu untuk mengurus Audrey tapi ia menghadapi Givenchy dengan tenang dan meminta waktu sebentar untuk mengepas beberapa kostum yang akan digunakan untuk Sabrina. Belakangan Givenchy dan Audrey malah berteman dan hubungan persahabatan mereka tetap abadi hingga Audrey meninggal dunia. Bahkan di salah satu film Audrey yang paling sukses, Breakfast at Tiffany's, Audrey bekerjasama dengan Givenchy dalam rancangan kostum yang akan digunakannya di film tersebut.

Karier Audrey di dunia layar lebar makin bersinar. Film-film Audrey Hepburn menjadi jaminan box office dan Audrey sendiri menjadi ikon busana wanita di seluruh dunia. Gaya busana Audrey banyak ditiru oleh wanita di seluruh dunia.

Pada tahun 1959 Audrey bermain sebagai seorang biarawati dalam film The Nun's Story. Peran Audrey sebagai Sister Luke di film ini mendapat apresiasi dan bahkan Films in Review menulis bahwa akting Audrey di film ini telah membungkam orang-orang yang semula meragukan akting Audrey dan menganggapnya selama ini tak lebih dari seorang gadis yang berpenampilan modis. Bahkan akting Audrey sebagai Sister Luke dipuji sebagai salah satu akting terhebat dalam sejarah layar lebar.

Peran Audrey sebagai Holly Golightly dalam Breakfast at Tiffany's (1961) selamanya akan dikenang sebagai simbol sinema Amerika Serikat abad ke-20. Audrey sendiri menyebut perannya di film itu sebagai "the jazziest of my career." Dalam sebuah wawancara Audrey mengakui bahwa ia merupakan seorang yang introvert sehingga berakting menjadi gadis yang ekstrovert seperti perannya sebagai Holly Golightly merupakan salah satu peran yang paling sulit untuknya. Untuk menghayati perannya di film ini kabarnya Audrey sehari-hari berpenampilan seperti perannya di film ini yaitu dengan memberikan aksen pirang pada rambutnya yang cokelat.

Dalam film ini Audrey bekerjasama dengan sahabatnya yang perancang, Givenchy dalam merancang busana untuk film Breakfast at Tiffany's ini. Salah satu gaun yang dikenakan Audrey di film ini, "little black dress" rancangan Givenchy terjual hampir lima juta poundsterling di rumah lelang Christie's pada bulan Desember 2006, harga yang paling tinggi yang dibayarkan untuk sepotong gaun dari sebuah film. Namun lelang ini bertujuan mulia mengingat Audrey di akhir hidupnya amat lekat dengan gerakan sosial UNICEF. Hasil penjualan dari lelang gaunnya ini diberikan kepala sebuah badan amal, City of Joy Aid untuk membantu anak-anak telantar di India. Kepala badan amal itu sampai terharu dan menyatakan ia sampai menangis tak percaya bahwa sepotong gaun yang pernah dikenakan oleh seorang aktris luar biasa telah membantunya hingga bisa membeli batu bata dan semen untuk membangun sekolah bagi anak-anak telantar.

Pada tahun 1964 Audrey terpilih menjadi Eliza Doolitle, peran utama dalam film My Fair Lady. Film ini dinilai banyak pengamat film sebagai film terbaik setelah Gone with The Wind. Pemilihan peran ini menjadi pembicaraan saat itu karena peran ini jatuh ke tangan Hepburn dan bukannya diberikan kepada Julie Andrews yang biasa memainkan peran ini di panggung Broadway tapi tak memiliki pengalaman di film dan keputusan untuk tidak mengkasting Julie Andrews telah ditetapkan sebelum Audrey Hepburn terpilih. Audrey sendiri awalnya menolak peran Eliza Doolitle ini dan meminta Jack Warner memberikan peran ini pada Andrews tapi begitu ia mendengar bahwa Elizabeth Taylor mengincar peran ini, barulah Hepburn menerimanya. Julie Andrews akhirnya mendapat peran utama dalam Mary Poppins yang dirilis di tahun yang sama dengan My Fair Lady.

Awalnya semua lagu di My Fair Lady akan dinyanyikan sendiri oleh Audrey tapi ternyata lagu My Fair Lady diisi oleh penyanyi profesional, Marni Nixon. Begitu mengetahui suaranya tidak akan dipakai, Audrey pun protes dan langsung meninggalkan lokasi syuting. Tapi esoknya, Audrey kembali dan meminta maaf atas kelakuannya. Di luar kekurangan soal dubbing, pengamat film menilai akting Hepburn luar biasa. Gene Ringgold bahkan mengatakan, "Audrey Hepburn luar biasa. Dia adalah Eliza untuk selamanya."

Namun sayangnya My Fair Lady kalah bersaing dengan Mary Poppins yang diperankan oleh Julie Andrews yang berhasil menyabet Oscar dalam film pertamanya ini sementara Audrey Hepburn bahkan tidak masuk nominasi.

to be continued...


Hidup Audrey Hepburn terasa sangat sempurna. Wajah cantik, terkenal, memiliki karier yang amat cemerlang. Kecantikan Hepburn membuatnya dikabarkan memiliki hubungan dengan beberapa pria tampan yang kebanyakan merupakan lawan mainnya. Namun ternyata semua gambaran kesuksesan Audrey ini tak seirama dengan kehidupan cintanya. Dua kali pernikahannya kandas dengan perceraian. Berikutnya adalah kisah kehidupan cinta dan pernikahan Audrey Hepburn.

* Gambar dipinjam dari sini.

Tidak ada komentar: