Total Tayangan Halaman

Translate

Jumat, 31 Juli 2009

Yeah, Michael Is Back!


pic taken from: www.cartype.com


pic taken from: topnews.in


pic taken from : www.autoracingdaily.com


Bukannya tak bersimpati pada kecelakaan yang menimpa Felipe Massa di qualifying Hungaria Sabtu lalu (yang tayangannya dipotong oleh Global TV padahal aku telah bela-belain melek sampai dini hari hanya demi melihat sesi qualifying ini karena Global tak menyiarkannya secara langsung tapi Global bukannya merespek penghargaan dari para pecinta F1, bukan saja qualifying F1 disiarkan tunda tapi siarannya juga banyak yang dipotong, padahal aku lebih suka acara bincang-bincang bersama Hilbram di akhir sesi qualifying yang dihapus daripada memangkas tayangan sesi qualifying-nya), tapi berkat kecelakaan yang menimpa Massa akhirnya aku bisa kembali menyaksikan aksi Michael Schumacher lagi!

Ketika wacana Michael Schumacher akan menggantikan Massa, kegembiraan di hatiku sudah menyeruak tapi aku tak ingin berharap terlalu banyak, karena tahun lalu ketika rumor Schumi akan kembali balapan, aku sudah bersuka ria tapi ternyata rumor itu hanya tinggal gosip belaka. Apalagi ketika berita Massa sudah siuman dan kondisinya sudah mulai membaik, aku mulai ragu, apakah aku benar-benar akan dapat kembali melihat aksi Schumi yang senantiasa membuat mataku melekat ke layar televisi itu.

Tapi ketika ternyata rumor itu ternyata bukan hanya gosip dan Michael diberitakan telah melakukan uji coba dengan mobil Ferrari tahun lalu, hatiku akhirnya dapat benar-benar dipenuhi kebahagiaan. Akhirnya kerinduanku untuk melihat aksi Michael kembali dapat benar-benar terlaksana. Padahal baru dua tahun setengah sejak aksi luar biasa Michael di Interlagos, Brazil tapi aku merasa rasanya sudah seribu tahun lamanya tak melihat aksi Michael tersebut dan betapa aku lama sekali berharap dapat melihat Michael kembali balapan, entah di balapan motor, DTM, Le Mans, atau apapun lah, yang penting bisa melihat aksi heroik Michael itu lagi.

Pagi tadi, setelah my friend, Selvia Lusman memberitahuku bahwa Michael sudah dipastikan akan membalap menggantikan Massa sampai pembalap Brazil itu pulih, aku kembali seperti orang gila, senyum-senyum sendiri hanya karena membayangkan melihat Michael balapan lagi persis seperti ketika Michael masih berada di grid F1 demi perebutan gelar. Seringkali saat bangun pagi dan membayangkan GP yang akan berlangsung (sampai-sampai aku tak sabar menanti hari Minggu), kerap aku senyum-senyum sendiri terlebih kala terbayang Michael berdiri di podium, melompat kegirangan, seperti kebiasaannya setiap kali berhasil merebut podium tertinggi, menyemprotkan sampanye dan senyum lebarnya yang kuanggap melebihi cerahnya sinar matahari itu terbias di wajah tirusnya.

Hari Minggu kemarin, ketika Selvia, temanku itu bertanya padaku, bila Michael benar-benar akan kembali turun balapan, siapa yang akan kubela, Michael atau Jenson? Aku langsung menjawabnya, karena Michael turun bukan untuk merebut gelar sementara gelar Jenson hampir berada di ujung tanduk, pastinya aku akan terus mendukung Jenson sambil takkan melepaskan pandanganku dari mobil merah yang dikendarai juara dunia tujuh kali itu, tapi bila Jenson sudah mengamankan gelarnya, rasanya aku ingin juga melihat lagi lompatan Michael di podium, meski aku tak tahu apakah Ferrari mampu membayar hutangnya pada Michael di musim 2006 itu, saat Michael kehilangan gelar kedelapannya di musim terakhirnya dan malah tertimpa apes bertubi-tubi di balapan terakhirnya di Brazil meski aksi briliannya tetap diperlihatkannya pada dunia yang menyadari bahwa Michael memang pembalap terbaik sepanjang masa yang layak disandingkan bersama Fangio, Ascari, Senna, dan para kampiun F1.

Namun, pagi tadi aku mulai ragu dengan jawabanku pada temanku itu. Bila Michael hanya diberikan kesempatan pada beberapa race saja sampai Massa pulih, rasanya aku takkan rela melihat Michael sebagai seorang juara dunia tujuh kali harus bersibaku di grid tengah dan keteteran seperti pembalap kemarin sore. Aku ingin melihat Michael balapan karena aku senantiasa merindukan aksi gemilangnya saat melibas tikungan, melewati batas akal sehat manusia manapun, mengibas segenap ragu setiap orang padanya dan memperlihatkan kualitas balapnya yang luar biasa itu. Tapi lebih dari itu semua, aku sungguh-sungguh rindu pada ekspresinya di atas podium setelah mobilnya menjadi yang pertama melewati garis finish saat bendera finish dikibaskan.

Apapun yang terjadi, aku berharap dapat melihat kembali aksi Michael yang telah memukauku sejak aku melihat F1 pertama kali dan membuatku langsung jatuh hati pada juara dunia dari Jerman ini.

Mungkin hasil akhir ideal yang kuharapkan adalah aku bisa melihat beberapa kemenangan Michael tapi di ujung musim Jenson berhasil meraih gelar dunia pertamanya. Semoga saja mimpiku ini bukan mimpi siang bolong yang hanya menjadi bunga tidur saja. Kuharap mimpiku ini benar-benar menjadi sebuah kenyataan manis yang pantas dikenang seumur hidup baik olehku juga oleh seluruh penggemar sejati Schumi dan Jenson.

Berikut kutampilkan beberapa potong gambar yang menampilkan ekspresi dari seorang Michael Schumacher yang telah membuatku jatuh hati pada segenap kemampuannya. Pada seluruh semangat yang diungkapkannya. Ekspresi yang membuat orang-orang yang bekerja untuknya tak menyesal untuk memberikan segenap potensi terbaik mereka untuk seorang pembalap terbaik sepanjang masa ini. Love you, Michael....


pic taken from : www.inforally.cibiul.ro


pic taken from : www.driverside.com


pic taken from : www.telegraph.co.uk


pic taken from : sandio.wordpress.com


pic taken from : www.autoracingdaily.com




1 komentar:

attayaya mengatakan...

michaelllll.........
i lap yu